Laporan PKL Puskesmas Ngesrep Semarang
Laporan PKL Puskesmas Ngesrep Semarang
Laporan PKL Puskesmas Ngesrep Semarang
Disusun oleh :
SEMARANG
2023
i
Lembar Pengesahan
Disusun oleh :
Oleh
Mengetahui,
Kaprodi Diploma Tiga Farmasi
Politeknik Katolik Mangunwijaya
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Praktik Kerja Lapangan (PKL) serta menyusun laporan berdasarkan hasil kegiatan
Mangunwijaya. Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan doa dan dukungan
dari keluarga, rekan, relasi, dan teman-teman yang ikut berpastisipasi di dalam
kegiatan ini. Dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini tidak terlepas
3. apt. Siti Rochajati, S.Farm., MH selaku Apoteker Ahli Madya dan Pembimbing
6. apt. Monica Kristiani., M.Sc selaku Ketua Program Studi Diploma Tiga
iii
7. Maria Mita Susanti, S.Si., M.Kes selaku Pembimbing Akademik Praktik Kerja
8. Semua kakak – kakak (Vira, Wahyu, Wiwin, Indah, Hanafi, Ikrar, Rizki)
9. Semua staff dan karyawan di Puskesmas Ngesrep yang belum bisa disebutkan
satu – persatu.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka
apabila ada kritik dan saran akan sangat membantu demi kesempurnaan laporan
ini.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Lapangan.........................................................10
2. Permintaan .............................................................................................. 14
3. Penerimaan .............................................................................................. 15
v
4. Penyimpanan ........................................................................................... 15
5. Pendistribusian ........................................................................................ 16
7. Pengendalian ........................................................................................... 18
8. Administrasi ............................................................................................ 18
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Puskesmas
defined.
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan dari instansi pendidikan
yang akan dihadapi di kemudian hari. Melalui kegiatan ini mahasiswa dapat
ide-ide yang bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan mengenai dunia kerja. Teori
merupakan ilmu dasar untuk melaksanakan PKL. Kegiatan PKL di puskesmas dapat
melatih mahasiswa dan mahasiswi menjadi tenaga kerja yang berkualitas sehingga dapat
menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas harus mendukung tiga fungsi pokok Puskesmas yaitu sebagai
dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan
10
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Peningkatan mutu Pelayanan
produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien (patient
mengikuti pendidikan pada dunia kerja sesuai dengan kondisi sebenarnya di tempat
kerja.
Ngesrep.
1. Bagi Mahasiswa
Menjadi tolak ukur pencapaian kinerja program studi khususnya dalam evaluasi
pencapaian pembelajaran dan evaluasi kesesuaian kurikulum yang telah disusun oleh
program studi dengan kebutuhan masyarakat (stakeholder). Selain itu, juga untuk
11
3. Bagi Lahan PKL
menentukan kebijakan atau melakukan evaluasi berdasarkan hasil kajian atau analisis
selama PKL.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud untuk mendapatkan
hasil yang pasti dan dapat meningkatkan mutu kehidupan pasien.Sediaan farmasi yang
dimaksud yaitu obat, bahan obat, obat tradisional, dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP).
Obat merupakan paduan bahan yag digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki
12
Pakai (BMHP) adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan sekali pakai yang
3. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam
dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan yang
Pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) yaitu dimulai dari
pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi. Tujuan dari tahapan tersebut
yaitu untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan sediaan farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan
dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan. Kepala ruang farmasi memiliki tugas
dan wewenang penting untuk menjamin terlaksananya pengelolaan sediaan farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai yang baik. Tahapan pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan
1. Perencanaan Kebutuhan
13
Perencaaan merupakan proses kegiatan seleksi sediaan farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah dalam rangka pemenuhan kebutuhan
a. Menghitung perkiraan jenis dan jumlah Sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis
Puskesmas pada setiap periode dilakukan oleh ruang farmasi di Puskesmas. Proses
periode sebelumnya, data mutasi Sediaan farmasi dan rencana pengembangan. Proses
seleksi sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai harus mengacu pada
Formularium Puskesmas dengan standar dari Formularium Nasional dan Daftar Obat
Esensial Nasional (DOEN). Proses seleksi harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada
di Puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, perawat, serta pengelola program yang
yang telah dibuat kemudian dikirimkan kepada Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota akan
2. Permintaan
14
Tujuan permintaan yaitu memenuhi kebutuhan sediaan farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai di Puskesmas dan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
3. Penerimaan
Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan mandiri sesuai
dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuan dari penerimaan yaitu agar produk
yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh
pemeliharaan dan penggunaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan bukti
Bahan Medis Habis Pakai yang diserahkan mencakup jumlah kemasan, jenis dan
jumlah sediaan farmasi, bentuk sediaan yang sesuai dengan dokumen LPLPO,
ditandatangani oleh Tenaga Kefarmasian, dan diketahui oleh Kepala Puskesmas. Bila
tidak memenuhi syarat, maka Tenaga Kefarmasian dapat mengajukan keberatan. Masa
kadaluarsa minimal dari sediaan farmasi yang diterima disesuaikan dengan periode
4. Penyimpanan
diterima agar aman, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap
terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Tujuan dari penyimpanan yaitu
15
agar mutu sediaan farmasi yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai
Hal – hal yang perlu dipertimbangkan di dalam penyimpanan sediaan farmasi yaitu :
perundang-undangan; dan
5. Pendistribusian
dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan
sub unit/satelit farmasi puskesmas dan jaringannya. Tujuan dari pendistribusian yaitu
untuk memenuhi kebutuhan sediaan farmasi sub unit pelayanan kesehatan yang ada di
wilayah kerja puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat. Kegiatan
b. Puskesmas Pembantu;
c. Puskesmas Keliling;
d. Posyandu; dan
e. Polindes.
16
Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan lain – lain) dilakukan
dengan cara pemberian obat sesuai resep yang diterima (floor stock), pemberian obat
per sekali minum (dispensing dosis unit) atau kombinasi, sedangkan pendistribusian ke
jaringan puskesmas dilakukan dengan cara penyerahan obat sesuai dengan kebutuhan
(floor stock).
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai harus
berdasarkan perintah oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) disebut
dengan mandatory recall. Penarikan berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin
edar disebut dengan voluntary recall dan tetap memberikan laporan kepada Kepala
BPOM. Penarikan Bahan Medis Habid Pakai dilakukan terhadap prouk yang izin
Pemusnahan dilakukan apabila sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
apabila :
b. telah kadaluwarsa;
Tahapan pemusnahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai terdiri dari:
a. membuat daftar Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang akan
dimusnahkan;
17
b. menyiapkan Berita Acara Pemusnahan;
e. melakukan pemusnahan disesuaikan dengan jenis dan bentuk sediaan serta peraturan
yang berlaku.
7. Pengendalian
diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak
a. Pengendalian persediaan;
b. Pengendalian Penggunaan;
8. Administrasi
rangkaian kegiatan dalam pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
a. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai telah
dilakukan;
Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk :
18
a. mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan sediaan
farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sehingga dapat menjaga kualitas maupun
pemerataan pelayanan;
Habis Pakai;
Setiap kegiatan pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, harus
ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. SPO tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat
(Permenkes, 2020).
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien berkaitan dengan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
3. Meningkatkan kerjasama dengan profesi kesehatan lain dan kepatuhan pasien yang
19
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun
c. Tanggal resep.
b. Duplikasi pengobatan.
d. Kontra indikasi.
e. Efek adiktif.
20
2. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada
dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. Tujuan pelaksanaan
a. Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen secara pro aktif dan
pasif.
b. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga kesehatan melalui telepon, surat
c. Membuat buletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding dan lain-lain.
d. Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan rawat inap, serta
masyarakat.
kesehatan lainnya terkait dengan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.
b. Tempat.
21
c. Tenaga.
d. Perlengkapan.
(Permenkes, 2020).
orang tenaga Apoteker sebagai penanggungjawab, dan dapat dibantu oleh Tenaga Teknis
rasio kunjungan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan serta memperhatikan
Tenaga kefarmasian harus memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik untuk
dapat dilakukan penilaian kinerja tenaga kefarmasian yang disampaikan kepada yang
bersangkutan dan didokumentasikan secara rahasia. Hasil penilaian kinerja ini akan
Pendidikan dan pelatihan adalah salah suatu proses atau upaya peningkatan
22
pelaksanaan program pendidikan, pelatihan serta penelitian dan pengembangan bagi
Tujuan Umum:
strategi Puskesmas.
b. Terfasilitasinya program pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga kefarmasian dan
Tujuan Khusus:
c. Terfasilitasinya studi banding, praktik dan magang bagi calon tenaga kefarmasian
d. Tersedianya data Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konseling tentang obat dan
23
a. Setiap tenaga kefarmasian di puskesmas mempunyai kesempatan yang sama untuk
c. Staf baru mengikuti orientasi untuk mengetahui tugas, fungsi, wewenang dan
tanggung jawabnya.
tenaga kefarmasian.
f. Memberikan kesempatan bagi institusi lain untuk melakukan praktik, magang, dan
semua pihak dalam rangka optimalisasi dan pengembangan fungsi ruang farmasi
puskesmas.
Ruang penerimaan resep meliputi tempat penerimaan resep, 1 (satu) set meja dan
kursi, serta 1 (satu) set komputer, jika memungkinkan. Ruang penerimaan resep
ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien.
Ruang pelayanan resep dan peracikan atau produksi sediaan secara terbatas meliputi
rak Obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan. Di ruang peracikan disediakan peralatan
24
peracikan, timbangan obat, air minum (air mineral) untuk pengencer, sendok obat,
bahan pengemas obat, lemari pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep,
etiket dan label obat, buku catatan pelayanan resep, buku-buku referensi/standar sesuai
kebutuhan, serta alat tulis secukupnya. Ruang ini diatur agar mendapatkan cahaya dan
sirkulasi udara yang cukup. Jika memungkinkan disediakan pendingin ruangan (air
penyerahan dan pengeluaran Obat. Ruang penyerahan Obat dapat digabungkan dengan
4. Ruang Konseling
Ruang konseling meliputi satu set meja dan kursi konseling, lemari buku, buku-
buku referensi sesuai kebutuhan, leaflet, poster, alat bantu konseling, buku catatan
pasien (lampiran), dan lemari arsip (filling cabinet), serta 1 (satu) set komputer, jika
memungkinkan.
kelembaban, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas.
Selain itu juga memungkinkan masuknya cahaya yang cukup. Ruang penyimpanan
yang baik perlu dilengkapi dengan rak/lemari Obat, pallet, pendingin ruangan (AC),
6. Ruang Arsip
25
Ruang arsip dibutuhkan untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan
pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai dan pelayanan kefarmasian dalam
jangka waktu tertentu. Ruang arsip memerlukan ruangan khusus yang memadai dan
aman untuk memelihara dan menyimpan dokumen dalam rangka untuk menjamin
penyimpanan sesuai hukum, aturan, persyaratan, dan teknik manajemen yang baik.
Istilah ‘ruang’ di sini tidak harus diartikan sebagai wujud ‘ruangan’ secara fisik, namun
lebih kepada fungsi yang dilakukan. Bila memungkinkan, setiap fungsi tersebut
disediakan ruangan secara tersendiri. Jika tidak, maka dapat digabungkan lebih dari 1
(satu) fungsi, namun harus terdapat pemisahan yang jelas antar fungs (Permenkes,
2020).
26