Article 213
Article 213
Article 213
DOI: 10.31291/jlka.v19.i2.935
Diterima: 15 September 2021; Direvisi: 15 Desember 2021;
Diterbitkan: 31 Desember 2021
ABSTRACT
This article discusses the contents of the manuscript entitled Kutika Ugi'
Sakke Rupa (KUSR) or Bunga Rampai Kutika Bugis. KUSR explains the
method of calculating the good and bad times of the Bugis people. KUSR
has a superior value to similar kutika scripts that only contain one or two
methods. KUSR collects several methods of calculating time which mostly
accepts literature from the Islamic world in the Middle East and North
Africa, such as the works of Sheikh Aḥmad bin Muḥammad Ramaḍān al-
Makki and Abu al-'Abbās Aḥmad bin ‘Alī al-Būnī. In addition, Ibn 'Arabī
thought also played an important role in the construction of the KUSR text
through the explanation of wahdāt al-wujūd understanding and remem-
brance related to the elements of Islamic Sufism. In this regard, this article
analyzes the relationship between the influence of Islamic Sufism and the
Kutika method of calculation, especially in the 19th century. Therefore, a
philological approach related to the study of texts and the history of
manuscripts to understand the background of Islamic influence is an
important thing to do in this study. This aims to reveal the form of Islamic
influence contained in the KUSR text and its relation to the development of
Islam in South Sulawesi. Thus, Islamic discourses, especially Sufism, can
be seen as an influential factor in the transmission of science and astro-
nomy in the 19th century Bugis society.
ABSTRAK
Artikel ini mendiskusikan isi naskah yang berjudul Kutika Ugi’ Sakke
Rupa (KUSR) atau Bunga Rampai Kutika Bugis. KUSR menjelaskan
metode perhitungan waktu baik dan buruk masyarakat Bugis. KUSR
memiliki nilai ungul daripada naskah kutika serupa yang hanya memuat
satu atau dua metode. KUSR menghimpun beberapa metode hitungan
waktu yang banyak meresepsi literatur-literatur yang berasal dari dunia
Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara, seperti karya-karya Syekh
Ahmad bin Muhammad Ramadhân al-Makki dan Abu al-‘Abbas Ahmad
bin Ali al-Būnī. Selain itu, Ibnu ‘Arabī juga memegang peranan penting
dalam konstruksi teks KUSR melalui penjelasan paham wahdāt al-wujūd
dan zikir-zikir yang berkaitan dengan unsur-unsur sufisme Islam.
Sehubungan dengan hal tersebut, artikel ini menganalisis kaitan antara
pengaruh sufisme Islam dan metode hitungan Kutika, khususnya pada abad
ke-19. Oleh sebab itu, pendekatan Filologi terkait kajian teks dan sejarah
naskah untuk memahami latar belakang pengaruh Islam menjadi hal yang
penting dilakukan dalam studi ini. Hal ini bertujuan untuk mengungkap
bentuk pengaruh Islam yang terdapat dalam naskah KUSR dan kaitannya
dengan perkembangan Islam di Sulawesi Selatan. Dengan demikian,
wacana-wacana keislaman terutama tasawuf dapat dilihat sebagai faktor
yang berpengaruh terhadap transmisi ilmu sains dan falak masyarakat
Bugis abad ke-19.
Kata kunci: Kutika, Bugis, Sains, Sufisme.
PENDAHULUAN
Islam sudah masuk ke tanah Sulawesi sejak era Raja Gowa
X (1546—1565) dengan memberi izin kepada pedagang-peda-
gang Melayu untuk menetap di Mangalekana (Somba Opu)
melalui suratnya kepada Nakhoda Bonang. 1 Namun, menurut
keterangan Noorduyn2, belum ada orang Bugis-Makassar yang
masuk Islam pada saat itu. Islam resmi menjadi agama kerajaan
dan dianut oleh seluruh rakyat Gowa pada 9 November 1607
1
Mattulada, Menyusuri Jejak Kehadiran Makassar Dalam Sejarah
(Yogyakarta: Ombak, 2011), 44.
2
J Noorduyn, Een Boeginees Geschriftje over Arung Singkang” Dalam
Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde (Leiden: KITLV & Royal
Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies, 1953), 88.
482 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
3
Mattulada, Menyusuri Jejak Kehadiran Makassar Dalam Sejarah, 46.
4
Kata ‘lontara’’ merupakan turunan dari kata ‘lontar’ yang berasal
dari Jawa. Lontara’ merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
transmisi ilmu pengetahuan masyarakat Bugis. Lihat Koolhof “The ‘La
Galigo’; A Bugis Encyclopedia and Its Growth,” Bijdragen Tot de Taal-,
Land- En Volkenkunde 155, no. 3 (1999): 362.
5
Roger Tol, “Bugis Kitab Literature. the Phase-out of a Manuscript
Tradition,” Journal of Islamic Manuscripts 6, no. 1 (January 1, 2015): 362,
https://doi.org/10.1163/1878464X-00601005.
6
Tol, 70.
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 483
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
7
Mattulada, Latoa, Satu Lukisan Analitis Terhadap Antropologi Politik
Orang Bugis (Ujung Pandang: Hasanuddin University Press, 1995), 18–19.
Matthes, B.F. 1868. Makassarsche en Boeginesche Kotika’s.
8
484 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 485
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
14
Hadarah Rajab, “Implementasi Nilai-Nilai Sufisme Tarekat Naqsa-
bandiyah Di Sulawesi Selatan,” Ulumuna: Jurnal Studi Keislaman XIV
(2010): 341–68.
15
Ridhwan, “Development of Tasawuf in South Sulawesi,” QIJIS
(Qudus International Journal of Islamic Studies) 5 (2017): 29–46.
486 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
16
Achmad Ubaedillah, “The Rise of The Khalwatiyah Samman Sufi
Order in South Sulawesi: Encountering The Local, Escaping The Global,”
Studia Islamika 24 (2017): 213–43.
17
Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah Dan Kepulauan Nusantara
Abad XVII Dan XVIII Akar Pembaruan Islam Indonesia, 208.
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 487
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
18
B F Matthes, Makassarsche En Boeginesche Kotika’s (Leiden
University Libraries: Sutherland, 1868), 15.
488 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
19
Andi Palloge Nabba, Sejarah Kerajaan Tanah Bone (Makassar:
Yayasan al-Mu’allim Sulawesi Selatan, 2006), 49.
20
Fachruddin Ambo Enre, Ritumpanna Wélenrénngé, Sebuah Episoda
Sastra Bugis Klasik Galigo (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999), 32.
21
P J Zoetmulder, Kalangwan, Sastra Jawa Kuno Selayang Pandang
(Jakarta: Djambatan, 1985), 14.
22
B.M.Z. Shaharir, “Kosmologi Malayonesia Yang Terungkap Dalam
Bahasa Melayu,” Jurnal Peradaban 9 (2016): 16.
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 489
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
23
Mukhlis Paeni, Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara; Sulawesi
Selatan (Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia, 2003), ix.
24
Christian Pelras, Manusia Bugis (Jakarta-Paris: Nalar bekerjasama
dengan Forum, Ecole Francaise d’Extreme-Orient (EFEO), 2006), 4.
490 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
25
Anthony Reid, “Pluralisme Dan Kemajuan Makassar Abad Ke-17,”
in Kuasa Dan Usaha Di Masyarakat Sulawesi Selatan (Makassar: Ininnawa,
2019), 79.
26
Muchlis Hadrawi, Assikalaibineng, Kitab Persetubuhan Bugis
(Makassar: Ininnawa, 2017), 190.
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 491
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
Waktu baik dan buruk dalam satu hari dibagi menjadi lima,
yakni Elé (pagi), Abbuéng (dhuha), Tangngasso (tengah hari),
Loro (Zuhur), dan Assara’ (Asar). Waktu mallise adalah hari
berisi yang artinya sangat baik. Waktu pollebola adalah hari
netral dan masih memiliki kualitas baik. Waktu lobbang adalah
kosong yang berarti hari buruk. Waktu maddara adalah berdarah
yang berarti hari buruk. Waktu uju’ adalah jasad yang berarti
hari buruk.
Tabel 2.
Tabel Kutika Pakkita Esso
Esso Elé Abbuéng Tangngasso Loro Asara’
Juma’ Lobbang Uju Maddara pollebola Malise
Sattu Lobbang pollebola Malise uju Maddara
Aha’ Malise pollebola Uju lobbang Maddara
Sineng Malise pollebola Uju maddara Lobbang
Salasa lobbang Uju Pollebola malise Maddara
Araba Malise pollebola Uju lobbang Maddara
Kamisi Lobbang Uju Maddara pollebola Malise
Sumber: Hadrawi (2017, 190).
492 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
Tabel 3.
Kutika Lima
Mangolo Mangolo u[n]rai
Mangolo alau Manolo
maniyang alau Mangolo u[n]rai maniyang baca
manorang baca manurengi
baca dowa maniyang baca dowa
dowa baca dowa
Innā Allāha wa dowa Naṣrun min
Qulhuwallāhu Innā a’ṭaynāka
malāikatihī ya Qunud Allāhi wa fatḥun
aḥad al-kauthar
salu ‘ala nabī qarīb
Seweni Duwa[m]peni Tellu[m]peni Pata[m]peni Lima[m]peni
Iyéle Masuwara Kala Siri Barhama Bese’nu
Tengessotira Bese’nu Masuwara Kala Siri Berhama
Tengesso Berhama Bese’nu Masuwara Kala Siri
Loroi Siri Barhama Bese’nu Masuwara Kala
Asarai Kala Siri Barhama Bese’nu Masuwara
Raja Sajata Laki-laki Parampuang Ana’na
Sumber: Rahmatia.30
27
Hadrawi, 192.
28
Andi Muhammad Akhmar, Islamisasi Bugis: Kajian Sastra Atas La
Galigo Versi Bottina I La Déwata Sibawa I Wé Attaweq (Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, 2018), 2.
29
Akhmar, 506.
30
Ayu W Rahmatia, ‘Kutika Suku Bugis Di Kalimantan Timur: Kajian
Filologi Dan Gagasan Ekofenomenologi’, 2020, p. 80.
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 493
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
494 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
Arab pada bagian pias atas dan angka Romawi pada bagian
bawah menggunakan pensil. Teks ditulis dari kiri ke kanan dan
cara penulisan recto-verso. Eksordium teks KUSR berupa surat
yang ditulis menggunakan huruf Jawi dan Bugis.
Ilustrasi berupa gambar-gambar berbentuk simbol dan lam-
bang. Tinta yang digunakan untuk menulis teks berwarna hitam
(gambar 1). Terdapat pula rubrikasi dalam naskah ini pada
penulisan kompas menggunakan huruf hijaiyah (gambar 2). Pada
bagian akhir teks, yakni halaman 137 dan 138, terdapat kolofon
yang menyatakan waktu selesainya teks ini ditulis, yaitu pada
hari Rabu, 11 Jumadil Akhir 1311 H atau 20 Desember 1893 M
dan menyatakan bahwa naskah ini selesai dibuat atas pesanan
Haji Mahmud (gambar 3).
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 495
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
496 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 497
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
33
Paeni, Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara; Sulawesi Selatan,
xix.
34
Cho Tae Young, Aksara Serang Dan Perkembangan Tamaddun
Islam Di Sulawesi Selatan (Yogyakarta: Ombak Press, 2012), 131.
498 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 499
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
500 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 501
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
38
Matthes, Makassarsche En Boeginesche Kotika’s, 7.
39
Hadrawi, Assikalaibineng, Kitab Persetubuhan Bugis, 190.
40
Syekh Muhammad ‘Arsyad al-Banjari merupakan ulama asal
Kalimantan yang menerima tarekat Sammaniyah dari Ibn Abdul Karim al-
Samani. Ia dianggap sebagai ulama yang paling bertanggung jawab atas
tersebarnya tarekat Sammaniyah di Kalimantan (Azra, 2018, 330). Ia juga
menjadi tokoh penting dalam dalam reformasi administrasi keadilan di
Kesultanan Banjar dengan menjadikan hukum Islam sebagai acuan dalam
pengadilan kriminal. Selain itu, ia juga memperkenalkan jabatan mufti
sebagai orang yang mengeluarkan fatwa terkait masalah keagamaan dan
sosial (Zamzami 1974, 10—11).
502 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
41
Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah Dan Kepulauan Nusantara
Abad XVII Dan XVIII Akar Pembaruan Islam Indonesia, 321.
42
Matthes, Makassarsche En Boeginesche Kotika’s, 7.
43
Hadrawi, Assikalaibineng, Kitab Persetubuhan Bugis, 190.
44
Kathryn Gay Anderson, “The Open Door: Early Modern Wajorese
Statecraft and Diaspora” (2003), 140–41.
45
Noorduyn, Een Boeginees Geschriftje over Arung Singkang” Dalam
Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde, 144–52.
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 503
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
46
Andi Ima Kesuma I.C, Politik Ranjang Bugis Makassar (Makassar:
Universitas Negeri Makassar, 2010), 15.
47
Mansyur, “Diaspora Suku Bugis Di Wilayah Tanah Bumbu,
Karesidenan Borneo Bagian Selatan Dan Timur Tahun 1842—1942” (2012),
101.
48
Assegaf, Sejarah Kerajaan Sadurangas Atau Kesultanan Pasir
(Tanah Grogot: Pemerintah Daerah Tingkat II Pasir, 1992), 123–36.
49
Anderson, “The Open Door: Early Modern Wajorese Statecraft and
Diaspora,” 155.
504 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
50
Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah Dan Kepulauan Nusantara
Abad XVII Dan XVIII Akar Pembaruan Islam Indonesia, 208.
51
Noah D. Gardiner, “Esotericism in a Manuscript Culture: Ahmad Al-
Buni and His Readers Through the Mamluk Period” (University of Michigan,
2014), 71.
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 505
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
52
Ia merupakan pendiri Tarekat Sammaniyah. Tarekat ini merupakan
gabungan dari berbagai metode dan bacaan-bacaan dari tarekat lain, yaitu
506 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 507
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
508 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
Inilah pasal doanya para wali yang menjaga bumi yang disebut
Rijalul Gaib, dibaca jika akan menghadapnya/ Bismillāhirrah-
mannirrahīm assallāmu’alaikum yā Rijalul Gaibi, assallamuā-
laikum yā arwaḥil muqaddasatiya a’inūnī bigauṡati illahi wa
anẓurni naẓaratillah wan ṣuruni binaṣratillah yā nuqbā yā najbā
yā abdālu yā awtādu yā atqiyā’ yā gauṡu yā quṭbu a’inūni fill
aṣril lażi qaṣadta biḥurmati muhammadin ṣalallāhu alaihi
wasallama syaiṡu lillāhi alfātiha/ Kemudian melakukan Rijalul
Gaib jika ingin bepergian dengan membaca surah Fatiha satu
kali sebagai nyawanya nabi Muhammad saw./ Diniatkan untuk
memanggil (tawasul), kemudian melangkah tujuh kali kemudian
kamu memberi salam kepada nyawanya Rijalul Gaib/ Jika sudah
menghadap, maka berkemaslah untuk pergi/ di mana posisi
Rijalul Gaib, disanalah kamu berdoa dan jangan sampai kamu
berlawanan arah (membelakanginya)/ Jika setelah kamu
melangkahkan kaki, lalu lihatlah (arah) Rijalul Gaib dengan
menengok ke belakang, itu pula yang kamu lewati/ Selamat atas
keberkahan syekh kita di Belawa.
(KUSR: 36)
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 509
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
510 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 511
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
53
Hishām al-Kāmil Hāmid Mūsā, Fatḥ Al-‘Allām Bi Sharḥ Manzūmati
‘Aqīdati Al-‘Awwām (Cairo: Dār el-Manār, 2013), 11.
54
Informasi ini dapat dibaca juga dalam Amien Nurhakim. 2020.
Mengenal Kitab Aqidatul Awam, Syair Ringkas Ilmu Tauhid.
https://www.nu.or.id/post/read/119180/mengenal-kitab-aqidatul-awam-
-syair-ringkas-ilmu-tauhid. Diakses pada 16 Maret 2021.
55
Abdul Amir Al-Mu’min, At-Turats Al-Falaky ‘Inda a’-Arab Wa Al
Muslimin Wa Atsaruhu Fi Ilm Al-Falak Al-Hadits (Aleppo: Universitas
Aleppo, 1991), 18.
512 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
keadaan benda langit dari segi bentuk, kadar, kualitas, posisi, dan
geraknya.56
Sistem perhitungan kutika pada abad ke-19 lebih banyak
dipengaruhi oleh ilmu sains Islam. Salah satunya adalah pemi-
kiran-pemikiran Ibn ‘Arabi. Melalui realitas esensial heliosen-
trisisme dalam bangunan dalam kosmologinya, Ibn ‘Arabi
menetapkan matahari yang dibandingkan dengan Qutb (Kutub)
dan Qalb al-alam (inti dunia).57 Hal ini sejalan dengan penjelasan
Kutub Mudāwī al-Kulūm tentang rahasia pergerakan orbit yang
berhubungan dengan ma’rifah sifat Allah Swt dan keberadaan al-
Abdal (para pejaga kutub) dalam kitab Al-Futūḥāt Al-
Makkiyah. 58 Konsep al-Abdal disebutkan dalam teks KUSR
sebagai Rijāl al-Gaib.
56
Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar, Filologi Astronomi (Purwokerto:
UMP Press, 2017), 11.
57
Titus Burckhardt, Mystical Astrology According to Ibn ‘Arabi
(Louisville: Fons Vitae., 2001), 21.
58
Muhyiddin Ibn al-‘Arabi, Al-Futuhat Al-Makkiyah Jilid II, ed. Harun
Nur Rosyid (Yogyakarta: Darul Futuhat, 2018), 377.
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 513
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
59
Wawancara dengan Muhammad Rauf, 22 Januari 2020.
60
Thomas Gibson, Narasi Islam Dan Otoritas Di Asia Tenggara Abad
Ke-16 Hingga Abad Ke-21 (Makassar: Ininnawa, 2012), 69.
61
Hamid Abu, Syekh Yusuf: Seorang Ulama, Sufi, Dan Pejuang
(Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 1994), 360–63.
514 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
zikir simbol, seperti ‘huwa’, ‘ah’, dan ‘a’ dalam dunia tarekat
sangat diperlukan.62
Simbolisme dalam dunia tasawuf adalah sesuatu yang
penting, karena alam semesta berbicara kepada mereka dalam
bahasa simbol, dan segala sesuatu juga memiliki signifikansi
simbolik disamping nilai eksternalnya.63 Zikir simbol Huwa dan
Ah menyiratkan dzikir dari tarekat tertentu. Menurut Nurhatta
(2011: 88) zikir Huwa adalah ciri tarekat Qadiriyah dan zikir Ah
adalah ciri tarekat Khalwatiyah. Kedua zikir simbol ini juga
terdapat dalam teks KUSR, yakni pada halaman 66 yang
berbunyi “mupowadasi weka tellu laillahailallāhu muḥammada-
rrasulullāhi 3 Allāhu 3 huwa huwa 3” (kemudian kamu ucapkan
ini sebanyak tiga kali laillahailallāhu muḥammadarrasulullāhi,
Allāhu sebanyak tiga kali, dan huwa huwa sebanyak tiga kali)
dan zikir Ah Ah Ah terdapat dalam tabel halaman 99 dalam
menjelaskan kualitas waktu Putika Pukulu’ Jangé.
Zikir simbolik dapat ditemukan pula pada teks KUSR
halaman 109 dalam menuliskan jimat dengan aksara Arab ١١١
(a, i, u). Dalam mistik Bugis, bacaan ini dikenal dengan istilah
sadda telué (suara yang tiga) (Akhmar, 2018: 474). Sadda telué
disebut juga syahada’ simula-mulanna lino atau syahadat pada
saat pertama kali bumi diciptakan. Dalam mistik Bugis suara
tersebut dipahami sebagai suara yang tidak terucapkan oleh lidah
dan tak dihembus oleh angin atau tennaleppa’ lila, tennairi’
anging. Vokal /a/, /i/, dan /u/ adalah suara yang diucapkan oleh
bayi saat pertama kali keluar dari rahim ibunya.64
Penggunaan vokal Sadda telué adalah simbol yang
menunjukkan relasi antara Tuhan melalui vokal /a/, diri melalui
62
Nurhata, “Naskah Muhammad Samman: Suntingan Teks Dan
Analisis Tema” (Universitas Indonesia, 2011), 8.
63
Seyyed Hossein Nasr, Tiga Madzhab Utama Filsafat Islam (Jakarta:
Ircisod, 2006), 177.
64
Haji Abdurrahman Ambodalle, Ada Tongeng-Tongengngé Ripannes-
sana Pappéjeppué Ri Puang Mappancajié (Pare-Pare: Percetakan Khaeriyah,
1955), 27.
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 515
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
vokal /i/, dan Muhammad melalui vokal /u/.65 Dalam konteks ini,
mistik dipahami sebagai suatu kepercayaan bahwa manusia dapat
berkomunikasi, bahkan bersatu dengan Tuhan melalui batin
dalam sebuah meditasi (Simuh, 1995: 195). Hal ini tampak sama
dengan paham wahdat al-wujud Ibn ‘Arabi. Penganut wujudiyah
terkemuka yang menjadi salah satu mata rantai utama jaringan
ulama di Nusantara adalah Nur al-Din al-Raniri. Melalui al-
Raniri yang membaiat Syekh Yusuf al-Maqassari saat berada di
Aceh, 66 paham wujudiyah masuk ke Sulawesi Selatan seiring
dengan perkembangan tarekat Khalwatiyah di wilayah tersebut.
Oleh sebab itu, Tarekat Khalwatiyah Sammaniyah merupakan
tarekat yang memiliki pengikut terbanyak di Sulawesi Selatan.
PENUTUP
Kutika Ugi’ Sakke Rupa (KUSR) sebagai salah satu teks
keagamaan yang memuat berbagai informasi-informasi berharga
terkait jejak-jejak pengamalan ajaran tasawuf masyarakat
Sulawesi Selatan abad ke-19. Pengetahuan alam (sains) lokal
mengenai ilmu hitung kutika berkaitan erat dengan paham
sufisme yang terealisasi melalui ajaran-ajaran tasawuf seperti
wahdat al-wujud dan zikir-zikir tarekat yang menjadi bukti
bahwa literatur tasawuf memiliki posisi tersendiri bagi masyara-
kat Sulawesi Selatan pada masa itu.
Di sisi lain, ilmu hitung Putika Pukulu’ Jangé menjadi
bukti lain bahwa sistem peredaran matahari terhadap bulan
dalam realitas esensial heliosentrisisme Ibn Arabi diadopsi ke
dalam metode hitung orang Bugis dengan caranya sendiri. teks
KUSR ini merupakan teks profan yang pernah hidup di tengah
masyarakat pada masanya. Naskah KUSR juga dimaknai sebagai
upaya masyarakat Sulawesi Selatan dalam membangun memori
kolektifnya secara integratif. Hal ini tampak pada teks KUSR
yang melandasi transmisi pengetahuan ilmu falak dengan ilmu
tasawuf sebagai sebuah kesatuan yang tak terpisahkan.
65
Akhmar, Islamisasi Bugis: Kajian Sastra Atas La Galigo Versi
Bottina I La Déwata Sibawa I Wé Attaweq, 475.
66
Gibson, Narasi Islam Dan Otoritas Di Asia Tenggara Abad Ke-16
Hingga Abad Ke-21, 70.
516 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abu, Hamid. Syekh Yusuf: Seorang Ulama, Sufi, Dan Pejuang. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 1994.
Achadiati, Ikram. Pengantar Penelitian Filologi. Jakarta: Manassa,
2019.
Akhmar, Andi Muhammad. Islamisasi Bugis: Kajian Sastra Atas La
Galigo Versi Bottina I La Déwata Sibawa I Wé Attaweq. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2018.
Al-Mu’min, Abdul Amir. At-Turats Al-Falaky ‘Inda a’-Arab Wa Al
Muslimin Wa Atsaruhu Fi Ilm Al-Falak Al-Hadits. Aleppo:
Universitas Aleppo, 1991.
Ambodalle, Haji Abdurrahman. Ada Tongeng-Tongengngé Ripannes-
sana Pappéjeppué Ri Puang Mappancajié. Pare-Pare: Percetak-
an Khaeriyah, 1955.
Anderson, Kathryn Gay. “The Open Door: Early Modern Wajorese
Statecraft and Diaspora,” 2003.
Assegaf. Sejarah Kerajaan Sadurangas Atau Kesultanan Pasir. Tanah
Grogot: Pemerintah Daerah Tingkat II Pasir, 1992.
Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah Dan Kepulauan
Nusantara Abad XVII Dan XVIII Akar Pembaruan Islam
Indonesia. Depok: Prenadamedia Group, 2018.
Burckhardt, Titus. Mystical Astrology According to Ibn ‘Arabi.
Louisville: Fons Vitae., 2001.
Butar-Butar, Arwin Juli Rakhmadi. Filologi Astronomi. Purwokerto:
UMP Press, 2017.
Enre, Fachruddin Ambo. Ritumpanna Wélenrénngé, Sebuah Episoda
Sastra Bugis Klasik Galigo. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
1999.
Gibson, Thomas. Narasi Islam Dan Otoritas Di Asia Tenggara Abad
Ke-16 Hingga Abad Ke-21. Makassar: Ininnawa, 2012.
Hadrawi, Muchlis. Assikalaibineng, Kitab Persetubuhan Bugis.
Makassar: Ininnawa, 2017.
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 517
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
518 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur
PEMIKIRAN SAINS-SUFISTIK ORANG BUGIS DALAM NASKAH
KUTIKA UGI’ SAKKE RUPA — Rahmatia dan Abdullah Maulani
Jurnal
Gunawan, Fahmi. “Good and Teribble Days Symbols in Pananrang
Manuscript: A Cultural Linguistics Approach.” In Proceedings
2nd International Seminar on Linguistics (ISOL II), 94–101.
Padang: Universitas Andalas, 2015.
Kathryn, Robinson, and Mukhlis PaEni. “Living Through Histories:
Culture, History and Social Life in South Sulawesi.” Journal of
Southest Asian Studies 32, no. 03 (1998): 469–72.
Koolhof, Sirtjo. “The ‘La Galigo’; A Bugis Encyclopedia and Its
Growth.” Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde 155,
no. 3 (1999): 362–87.
Noorduyn, J. Een Boeginees Geschriftje over Arung Singkang” Dalam
Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde. Leiden: KITLV
& Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean
Studies, 1953.
Rajab, Hadarah. “Implementasi Nilai-Nilai Sufisme Tarekat
Naqsabandiyah Di Sulawesi Selatan.” Ulumuna: Jurnal Studi
Keislaman XIV (2010): 341–68.
Ridhwan. “Development of Tasawuf in South Sulawesi.” QIJIS
(Qudus International Journal of Islamic Studies) 5 (2017): 29–
46.
Shaharir, B.M.Z. “Kosmologi Malayonesia Yang Terungkap Dalam
Bahasa Melayu.” Jurnal Peradaban 9 (2016): 11–31.
———. “Rolled up Bugis Stories: Marriage Advice and The Tale of
The Parakeet.” Review of Indonesian and Malaysian Affairs 43,
no. 1 (2009): 189–208.
Tol, Roger. “Bugis Kitab Literature. the Phase-out of a Manuscript
Tradition.” Journal of Islamic Manuscripts 6, no. 1 (January 1,
2015): 66–90. https://doi.org/10.1163/1878464X-00601005.
Ubaedillah, Achmad. “The Rise of The Khalwatiyah Samman Sufi
https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur | 519
Jurnal Lektur Keagamaan, Vol. 19, No. 2, 2021: 481 - 520
520 | https://jlka.kemenag.go.id/index.php/lektur