Bioetanoldaribijisorgum JAGROIND13211 Sinta2
Bioetanoldaribijisorgum JAGROIND13211 Sinta2
Bioetanoldaribijisorgum JAGROIND13211 Sinta2
net/publication/377177408
CITATIONS READS
0 13
4 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Yanuar Sigit Pramana on 05 January 2024.
ABSTRACT
Production of carbohydrate-based bioethanol using raw materials derived from starch
requires pre-processing. The pretreatment and hydrolysis process of sorghum grains from various
sorghum varieties has not been extensively studied in the context of fermenting sorghum into
bioethanol. The purpose of the research is to obtain the fermentation conditions so that the
bioethanol yield was optimal and could also produce other useful products. The research employed
an experimental design, and process efficiency was evaluated based on parameters such as Sugar
Consumption Ratio (SCR) and Fermentation Ratio (FR). The concentration of the glucoamylase
enzyme was set at 0.2% relative to the total solid (TS) content. The yeast Saccharomyces cerevisiae
strain Hakken I was used at a concentration of 10% of the fermentation volume. Additional
nutrients included NPK (0,012%) and Urea (0,072 %). The liquefaction process occurred at
temperatures between 80-90°C for one hour, followed by saccharification at temperatures between
55-60°C for two hours. Fermentation was conducted at temperatures ranging from 28-32°C for a
duration of 60 hours. The results revealed that the total sugar content (TS) of the raw materials
ranged from 69% to 73% for several sorghum varieties tested. The Sorghum Numbu variety
exhibited the highest TS value at 72,81%. Furthermore, the highest process efficiency was achieved
with the Numbu sorghum variety, yielding an FR of 86,69% and an SCR of 87,39%.
ABSTRAK
Produksi bioetanol berbasis karbohidratyang menggunakan bahan baku berasal dari pati
memerlukan proses pra pengolahan. Proses pra-pengolahan dan hidrolisis biji sorgum dari berbagai
varietas sorgum belum banyak diteliti dalam konteks fermentasi sorgum menjadi bioetanol.
Kurangnya penelitian ini telah menghambat kemajuan dalam mengoptimalkan produksi bioetanol
karena pengaruh struktur genetik, komposisi kimia, dan sifat fisik biji, yang dapat menghambat
biotransformasi pati. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi fermentasi yang optimal
untuk memaksimalkan hasil bioetanol selain juga untuk menghasilkan produk samping berharga
lainnya. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental, dan efisiensi proses dievaluasi
berdasarkan parameter seperti Rasio Konsumsi Gula (SCR) dan Rasio Fermentasi (FR). Konsentrasi
enzim glucoamylase diatur pada 0,2% relatif terhadap total padatan (TS). Ragam Saccharomyces
cerevisiae strain Hakken I digunakan dengan konsentrasi 10% dari volume fermentasi. Nutrisi
Timbang tepung Biji Sorgum (lolos mesh 20 atau 40) Analisis Hasil Fermentasi
Massa (gr) biji sorgum yang diperlukan agar TS 16%
= (16/TS bahan baku) x Vol Fermentasi (ml) Pengambilan sampel dilakukan
setiap 12 jam, mulai dari 0 sampai 60 jam,
Fill up dengan aquades dalam jar fermentor hingga untuk mengukur Total Sugar (TS) dan
volume yang dikehendaki, adjust pH 5,5 - 8
kadar alkohol.
Panaskan (cooking), pasang termometer.
Masukkan α-amylase (0,1%) dari TS.
Αlpha-amylase (gr) = 0,1/100 x 16/100 x Volume hidrolisis (ml) Proses Perhitungan Sugar Consumption Ratio
Hidrolisis Sugar Consumption Ratio (SCR)
Jaga temperatur pada T=80-90oC selama 60 menit atau rasio konsumsi gula didasari pada
(Liquifikasi)
sifat yeast yang hanya mengkonsumsi gula
sederhana dan tidak mengkonsumsi zat
Turunkan temperatur menjadi T=60oC, masukkan gluko-amylase (0,2%) dari TS.
Gluko-amylase = 0,2/100 x 16/100 x Volume Hidrolisis (ml) pati sebelum terhidrolisis. SCR dihitung
Jaga temperatur pada T=60oC selama 2 jam (Sakarifikasi)
sebagai persentase jumlah glukosa dalam
media yang dikonsumsi oleh yeast dengan
Proses hidrolisis selesai. Ambil Sampel untuk analisa pH, TS dan RS rumus berikut (Anonymous, 1983) :
Turunkan temperatur menjadi T=30oC (room temperature)
𝑇𝑆𝑖 − 𝑇𝑆𝑓
𝑆𝐶𝑅 = 𝑥 100%
Masukkan yeast (Saccharomyces Cerevisiae Hakken I) sebesar 10% dari 𝑇𝑆𝑖
Vol Fermentasi dan nutrisi (NPK=0,12 gr/L; serta Urea=0,72 gr/L)
ambil sampel jam ke-nol
S C R : Sugar Consumption Ratio
TSi : Total Gula awal dalam media
Agitasi dan aerasi selama 2 jam, lalu dihentikan. Tahap fermentasi
TSf : Total Gula akhir dalam media
Fermentasi dilakukan dengan waktu inkubasi 60 jam. Efektivitas pembentukan alkohol oleh
Sampling dilakukan tiap 12 jam untuk analisa kadar
alkohol, TS, RS, jumlah sel, pH, dan acidity yeast disebut dengan Rasio Fermentasi,
dan dihitung menurut rumus (Anonymous,
Distilasi 1983) sebagai berikut:
𝑉𝑖 . 𝐶𝑒𝑡
Bioetanol
𝐹𝑅 = 𝑥 100%
𝑉𝑓 . 𝑇𝑆𝑖 𝑥 (0.6439)
FR : Rasio Fermentasi
Gambar 1. Proses Pembuatan Bietanol Vi : Volume media pada awal
dari Biji Sorgum fermentasi
Vf : Volume media pada akhir
Analisis Data fermentasi
Analisis data dilakukan Cet : Konsentrasi alkohol (%vv)
menggunakan Microsoft Excel dengan TSi : Total Sugar awal (%wv).
parameter uji berupa Sugar Consumption
Ratio dan Fermentation Ratio, kadar Total HASIL DAN PEMBAHASAN
Sugar (TS) menggunakan metode
Modified Somogyi prinsip analisanya Komposisi Total Sugar (TS)
titrimetri, senyawa karbohidrat dipecah Penelitian ini dilakukan pada
menjadi monosakarida dengan proses beberapa varietas sorgum yang
hidrolisis asam klorida (HCl) dan dibudidayakan masyarakat antara lain
temperatur. Reduksi Cu2+ menjadi Cu 1+ kultivar Numbu, Pasar Jum’at (PSJ),
oleh monosakarida. Monosakarida bebas Hermada, Tongkol Jantung, Cibodas, dan
73,5
73
72,5
72
71,5
71
70,5
70
69,5
69
68,5
68
Kuning Putih Merah Coklat Putih Merah
Numbu Pasar Jum’at
\\\
Hermada Tongkol Cibodas Buleleng
(PSJ Jantung
Tabel 2. Data Pengukran Total Sugar, Kadar etanol, Fermentation Ratio dan Sugar
Consumption
Varietas Total Sugar Total Sugar Kadar Fermentation Sugar Consumption
Sorgum (TS) Awal (TS) Akhir Etanol Ratio (FR) Ratio (SCR)
Numbu 16,66% 2,10% 9,3% 86,69% 87,39%
Pasar
Jumat 15,76% 2,10% 8,7% 85,73% 86,68%
(PSJ)
Hermada 14,20% 1,88% 7,8% 85,31% 86,76%
Tongkol
15,21% 2,03% 7,2% 73,52% 86,65%
Jantung
Cibodas 15,94% 1,45% 8,8% 85,74% 90,90%
Buleleng 18,84% 2,03% 8,6% 82,45% 87,47%
Suarni, S. (2017). Peranan Sifat Xiao, M.-Zhao., Sun, Qian., Hong, Si.,
Fisikokimia Sorgum dalam Chen, W.-Jing., Pang, Bo., Du, Z.-
Diversifikasi Pangan dan Industri Yan., Yang, W. Bin., Sun,
serta Prospek Pengembangannya. Zhuohua., & Yuan, T. Q. (2021).
Jurnal Penelitian dan Sweet sorghum for
Pengembangan Pertanian, 35(3), phytoremediation and bioethanol
99. https://doi.org/10.21082/jp3.v3 production. Journal of Leather
5n3.2016.p99-110 Science and Engineering, 2–32.
Subagio, H., & Suryawati. (2013). Sorgum Yusra, S., & Putri, E. (2023). Karakteristik
Inovasi Teknologi dan Fisikokimia Tepung Sorgum
Pengembangan (Sumarno, D. S. (Sorghum bicolor L.) Varietas
Damardjati, M. Syam, & Lokal Merah dengan Fermentasi
Hermanto, Eds.). IAARD Press. Spontan. JURNAL AGROTEKNO-
LOGI, 16(02), 163. https://doi.or
Szambelan, K., Nowak, J., Szwengiel, A., g/10.19184/jagt.v16i02.35046
& Jeleń, H. (2020). Comparison of
sorghum and maize raw distillates: Zadha, H., Raharjo W. (2013). ISolasi
Factors affecting ethanol efficiency Dekstrin dari Pati Sorgum dengan
and volatile by-product profile. Proses Hidrolisa Parsial.
Journal of Cereal Science, 91, Menggunakan Enzim α-Amilase.
102863. https://doi.org/10.1016/j.j Jurnal Teknologi Kimia dan
cs.2019.102863 Industri 2(2), 116 -121.