5054 13732 1 PB
5054 13732 1 PB
5054 13732 1 PB
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine the KBIH strategy in improving
prime service in the form of customer needs or practical pilgrims as well as
the needs of customers or pilgrims emotionally and the process of providing
services in KBIH Maqdis in terms of improving excellent service for
prospective pilgrims. The method used in this study is descriptive method
using a qualitative approach. The research steps are taken by: determining
the location of research, collecting data using observation techniques,
interviews, literature studies, and documentation then analyzing data by
means of data reduction then data classification and drawing conclusions.
From the results of the study it can be concluded that the KBIH Maqdis
strategy in improving excellent service is quite good because this can be seen
from the practical needs given by KBIH Maqdis to prospective pilgrims. The
KBIH Maqdis party provides good service in terms of its service, supervisor,
management and chairman. Because the effort to provide good service is
expected that pilgrims feel satisfied so that they can tell others about the
quality of services provided by KBIH Maqdis to worshipers. The process of
implementing service delivery can also look good, that is seen from the
provision of excellent service in KBIH Maqdis, Bandung.
Keywords:Strategy; KBIH; Excellent service.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui strategi KBIH dalam
meningkatkan pelayanan prima berupa kebutuhan pelanggan atau jamaah
secara praktis maupun kebutuhan para pelanggan atau jamaah secara
emosional dan proses dari pemberian pelayanan yang ada di KBIH Maqdis
dalam hal meningkatkan pelayanan prima terhadap calon jamaah.Metode
PENDAHULUAN
Haji merupakan salah satu dari lima pondasi agama islam, merupakan rukun
kelima yang merupakan perwujudan taat seorang hamba kepada Allah yang
paling agung. Mengingat dalam praktik antara ibadah haji dan umroh adalah
sama. Baik dalam syarat maupun rukunnya, kecuali ada tiga yang beda yaitu
mengenai waktu, wukuf di Arafah dan melontar jumroh.
Kewajiban untuk berhaji minimal sekali dalam seumur hidup,
dibebankan hanya kepada seorang muslim yang mampu dalam arti luas yaitu
mampu secara jasmani dan rohani. Selain itu, “mampu” berarti juga mampu
secara finansial, dalam artian memiliki dana yang diperlukan untuk
menjalankan ibadah haji yang dilaksanakan ditempat jauh. Sebab hal tersebut
ibadah haji bisa dikatakan ibadah yang unik (unique). Tidak semata-mata
bentuk ritualnya itu sendiri tetapi seperti dapat disarikan dari Encyclopedia
van Nederlandsch Indie, pelaksanaan ibadah haji ini melibatkan unsur-unsur
lain diluar aspek ritual agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik,
sehingga sseorang akan pulang dengan predikat haji mabrur.
Haji pada hakikatnya merupakan sarana dan media bagi umat islam
untuk melaksanakan ibadah ke Baitullah dan tanah suci karena setiap
tahunnya sebagian kaum muslimin dari seluruh dunia datang untuk
menunaikan ibadah haji. Beberapa amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu.
Haji diwajibkan atas orang-orang yang mampu yang dilaksanakan sekali
para petugas kloter (TPHI, TPIHI, dan TKHI) baik dalam persiapan
keberangkatan (manasik), dalam perjalanan, maupun selama di Arab Saudi.
Kemudian KBIH menjadi sangat strategis dan menjadi jembatan antara calon
jamaah haji dengan pemerintah.
Terkait dengan kompleksitas permasalahan-permasalahan yang muncul
dalam menyelenggarakan ibadah haji setiap tahunnya, menuntut kembali
tatanan penyelenggaraan ibadah agar efektif dan efisien. Terlebih mengenai
pelayanan yang selalu menjadi tranding topik penyelenggaraan ibadah haji.
Mengingat hal tersebut, banyak pihak atau lembaga yang berusaha membantu
para calon jamaah haji dalam memberikan pelayanan yang optimal,
begitupula dengan lembaga dakwah KBIH Maqdis yang terletak di Kota
Bandung.
Untuk mencapai tujuannya setiap KBIH mengarahkan kegiatannya
untuk menghasilkan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada
jamaah, sehingga dengan mempertahankan pelayanan menjadi investasi
jangka panjang dengan melalui pelayanan yang baik, maka setiap KBIH
menciptakan dan membina jamaah. Begitu juga dengan KBIH Maqdis dalam
memberikan kepuasan kepada jamaahnya adalah dengan memberikan
pelayanan yang terbaik yang sangat berpengaruh terhadap citra lembaga atau
perusahaan. Sehingga ranting sebuah lembaga yang memiliki cara ditentukan
oleh kepuasan pelanggan atau jamaah terhadap pelayanannya.
Dengan melihat nomena-nomena yang terjadi harus menjadi catatan
bagi setiap lembaga dan perusahaan khususnya KBIH dalam memberikan
pelayanan terhadap jamaah haji. Tidak hanya mempertahankan saja namun
bagaimana sebuah lembaga KBIH mampu mengembangkan dan
meningkatkan pelayanan terbaik bagi jamaahnya. Sehingga diperlukan
perencanaan yang matang dalam pelayanan yang akan diberikan kepada
jamaah.
Dari pemaparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
pada KBIH Maqdis sebagai penyelenggara kelompok bimbingan ibadah haji
yang berdiri sejak 2001 yang terakreditasi A. KBIH Maqdis memiliki citra
yang baik di masyarakat terbukti sampai sekarang signifikan dalam
memberangkatkan jamaahnya. Pertumbuhan jamaah pada angkatan I
mendapat respon yang baik dari calon jamaah sehingga KBIH Maqdis
memberangkatkan jamaah haji. Pertumbuhan jamaah angkatan 11 dan
angkatan 12 KBIH Maqdis memberangkatkan 91 orang jamaah haji secara
konsisten.
Manasik haji gratis yang diselenggarakan KBIH Maqdis merupakan
salah satu pelayanan prima yang ditawarkan kepada para calon jamaah.
Respon masyarakat terhadap KBIH Maqdis ini sangat baik, serta manasik haji
78 Anida (Aktualisasi Nuansa Ilmu Dakwah) 17(1) (2017) 75-94
Strategi Kelompok Bimbingan Ibadah haji (KBIH) Maqdis Dalam Meningkatkan Pelayanan Prima Terhadap Calon
Jamaah Haji Tahun 2017
yang diselenggarakan selalu banyak diikuti oleh para calon jamaah haji dari
berbagai kalangan. Adapun pelayanan lainnya yang menjadi program
unggulan dari KBIH Maqdis yaitu tahsin interaktif selama manasik.
Pelayanan pra dan pasca haji sangat diperhatikan oleh KBIH Maqdis.
Pembimbing ibadah haji yang diikutsertakan merupakan pembimbing haji
yang profesional. Selain pelayanan ibadah haji yang mendapat perhatian,
jamaah pun mendapat ziarah tambahan di Makkah dan Madinah. Adapun
pasca haji selalu diadakan reunian dan silaturahmi setiap tahunnya. Bahkan
tidak hanya itu KBIH Maqdis mempunyai program khusus bagi alumni haji
dengan adanya kelompok majelis ta’lim alumni.
Manasik haji, diantaranya: (a) Teori manasik haji dan umroh yang dilengkapi
dengan bimbingan Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak. Maksudnya yaitu supaya
dengan adanya manasik haji dengan dilengkapi bimbingan Aqidah, Syariah,
dan Akhlak agar para calon jamaah lebih bisa memahami teori manasik;(b)
Memberikan pencerahan serta bentuk konstribusi yang jelas agar manasik
berjalan sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah dengan selalu meperhatikan
konsep islam sebagai agama yang washatiiyyah dan i’tidal yang berkaitan
dengan kewajiban dan rukun-rukun ibadah haji; (c) Praktik manasik haji
untuk mempersiapkan melaksanakan ibadah di tanah suci sesuai dengan
tuntunan Rasulullah SAW.
Kedua, Bimbingan (Plus) Al-Qur’an, diantaranya: (a) Tahsin Al-Qur’an
(perbaikan bacaan Al-Qur’an). Jadi selama manasik KBIH Maqdis ini
melakukan kegiatan tahsin Al-Qur’an agar para jamaah tidak hanya teori
tentang manasik saja yang mereka pahami tapi jamaah juga bisa melakukan
perbaikan bacaan Al-Qur’annya pada saat manasik dilaksanakan. Jadi ini bisa
dibilang sebagai daya tarik KBIH untuk menarik perhatian calon jamaah
untuk bisa bergabung dengan Lembaga KBIH Maqdis ini. (b) Tafsir/
Tadabbur Ayat Al-Qur’an; (c) Tausiyah di Penginapan; (d) Muhasabah di
Mina.
“Pembinaan bimbingan manasik hajiKBIH Maqdis dilengkapi dengan
bimbingan Aqidah, Syariah, dan Akhlak agar para calon jamaah lebih
bisa memahami teori manasik. Serta jamaah haji melaksanakan
kegiatan membaca Al-Qur’an agar lebih mendalami dan perbaikan
bacaan Al-Qur’an pada saat manasik” (Wawancara dengan Ibu Hj. Erna
Supartina pada hari Senin, 21 Mei 2018).
Jadi KBIH Maqdis menurut penulis sangat memperhatikan calon
jamaahnya. semata-mata melaksanakan ibadah haji ini bukan perihal tamasya
atau bermain-main tetapi mendekatkan diri kepada Allah serta dijauhkan dari
jerumusan maksiat. Wajib bagi jamaah haji untuk melaksanakan yang Allah
wajibkan. Sudah selayaknya KBIH Maqdis memberikan arahan, nasehat, dan
bantuan kepada calon jamaah haji agar bisa melaksanakan ibadah haji yang
mabrur.
Antusias Jamaah Haji dalam Mengikuti Kegiatan
“Jamaah haji KBIH Maqdis sangat antusias saat ada kegiatan yang
dilaksanakan KBIH karena pihak KBIH berpesan kepada semua jamaah
agar senantiasa mengikuti kegiatan yang dilaksanakan dengan baik
sehingga jamaah bisa memahami rukun haji dengan baik dan akhirnya
menjalankan ibadah dengan baik serta mabrur. Antusias terbilang bagus
Praktik Lapangan 2
Total Pertemuan 13
PENUTUP
Berdasarkan hasil dari penelitian yang diperoleh penulis mengenai
strategidalam meningkatkan pelayanan prima kepada calon jamaah haji,
maka akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa: Pertama,Konsep dalam
upaya meningkatkan pelayanan prima terhadap calon jamaah haji maka
KBIH Maqdis sangat memperhatikan dalam memberikan pelayanan kepada
jamaah. Para karyawan KBIH Maqdis bertanggungjawab dalam
memperhatikan jamaah dalam pelaksanaan agar dapat berjalan dengan aman,
tertib, dan nyaman. Kemampuan para karyawan KBIH Maqdis juga sudah
teruji dengan baik contohnya pembimbing ibadah haji yang sudah teruji dan
berkualitas.
Kedua, implementasi KBIH Maqdis melakukan pelayanan terhadap
calon jamaah haji dari mulai persiapan sampai kepulangan haji. KBIH
Maqdis melaksanakan bimbingan manasik berupa ceramah dan diskusi,
94 Anida (Aktualisasi Nuansa Ilmu Dakwah) 17(1) (2017) 75-94
Strategi Kelompok Bimbingan Ibadah haji (KBIH) Maqdis Dalam Meningkatkan Pelayanan Prima Terhadap Calon
Jamaah Haji Tahun 2017
selama di Tanah Suci yang dilaksanakan di pondokan maupun di Masjid
dalam program pemantapan mengenai materi manasik haji dan masalah-
masalah lain seputar haji. selain itu juga dikaji masalah-masalah keagamaan
menyangkut masalah aqidah, syariah, muamalah dan akhlak. dengan program
tersebut diharapkan para jamaah dapat memiliki kemantapan dalam
melaksanakan ibadah haji dan diharapkan mencapai haji yang mabrur. Ketua
KBIH memberikan pelatihan dan pendidikan secara berkala terhadap
karyawannya dan selalu memantau perkembangan dari pembimbing haji
KBIH Maqdis dengan memperhatikan sertifikasi haji bagi pembimbingnya
Ketiga, evaluasi strategi pelayanan yang dilakukan oleh KBIH Maqdis
sudah termasuk kepada excellent service karena dapat memuaskan semua
pelanggannya. KBIH Maqdis ini memperoleh kepuasan tersendiri dari hasil
pelayanan yang membuat para pelanggan atau calon jamaah haji itu
merasakan kenyamanan, tanggung jawab, profesionalitas, dan pertumbuhan
kepercayaan terhadap pelanggan.
Pelayanan yang diberikan oleh KBIH Maqdis ini sudah mengarah
kepada yang namanya pelayanan prima. hal ini dapat terlihat dari
terselenggaranya program yang dilaksanakan. walaupun demikian penulis
memberikan saran kepada KBIH Maqdis yang sekiranya dapat digunakan
sebagai bahan perbandingan dan pertimbangan dalam memberikan pelayanan
kepada calon jamaah haji, yaitu dari segi manajemen pelayanan prima lebih
komprehensif karena penulis merasa belum sempurna dan masih banyak
kekurangan dalam proses penelitian ini. selain itu lebih di tingkatkan lagi
pelayanan program di tanah suci dan di tanah air, misalnya membuat program
bimbingan manasik kubro yakni simulasi haji secara keseluruhan yang di
design sedemikian rupa menyerupai kegiatan ibadah haji yang sesungguhnya.
Perlu diketahui juga bahwa setiap lembaga butuh untuk memahami
pelangannya terutama kebutuhan, keinginan pelanggan secara personal agar
para pelanggan merasakan kepuasan atas pelayanan yang diberikan oleh
KBIH. KBIH Maqdis juga selain memiliki KBIH juga memiliki Pesantren
Tahfidz Qur’an sehingga masih terbuka lahan bagi peneliti selanjutnya.Saran
tambahan untuk peneliti selanjutnya, semoga menjadi bahan rujukan dalam
penelitiannya, supaya penelitian selanjutnya lebih sempurna lagi dari
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kusnawan, A. (2010). Perencanaan Pendidikan Tinggi Islam. dalam Ilmu
Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies. 5(15) 902
Andrews. Kenneth. r. (1985). Konsep Strategi Perusahaan. Surabaya:
Erlangga.
Anida (Aktualisasi Nuansa Ilmu Dakwah) 17(1) (2017) 75-94 95
Nuning Octaviani