Jefs, JOURNAL NOVITA KLAUDIA

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

ANALISIS STRUKTURAL SEMIOTIK DALAM NOVEL

“MELTED” KARYA MAYANG AENI

JURNAL SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Sastra

oleh

NOVITA KLAUDIA

16091101008

Jurusan Sastra Indonesia

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS ILMU BUDAYA
MANADO
2021
ABSTRAK
Penelitian ini membahas unsur intrinsik dan makna simbol dalam novel “Melted”.
Tujuan penelitian ini mengidentifikasi, mengklasifikasi dan menganalisis unsur intrinsik
semiotik. Sumber data dari novel “Melted” proses penyediaan data menggunakan metode
deskriptif analisis. Data dianalisis menggunakan teknik content analysis (analisis isi) berdasarkan
teori Ratna.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa novel “Melted” memiliki alur gabungan berakhir
dengan bahagia. Tokoh dalam novel ini terdapat dua tokoh utama dan beberapa tokoh pendukung.
Terdapat beberapa latar tempat yeng terjadi dalam novel ini salah satunya adalah di sekolah Bakti
Siswa, latar waktu yang terjadi yaitu pagi, siang, sore dan malam hari. Unsur-unsur tersebut
saling berkaitan satu sama lain yang dihubungkan oleh tema. Tema utama pada novel ini adalah
“Cinta” sedangkan tema pendukungknya adalah ”Persahabatan”. Penelitian ini merupakan
penelitian struktural semiotik yang diatasi pada simbol sehingga diperoleh beberapa makna
simbol diantaranya seperti es yang sangat sulit untuk dicairkan disimbolkan dengan Ice Prince.

Kata Kunci: Analisis Struktural Semiotik Novel “Melted”

ABSTRACT
This study discusses the intrinsic elements and the meaning of symbols in the novel
"Melted". The purpose of this study is to identify, classify and analyze the intrinsic elements of
semiotics. The source of data from the novel "Melted" is the process of providing data using
descriptive analysis methods. Data were analyzed using content analysis techniques (content
analysis) based on Ratna's theory.
The results of this study indicate that the novel "Melted" has a combined plot with a happy
ending. There are two main characters in this novel and several supporting characters. There are
several settings that occur in this novel, one of which is at the Bakti Siswa school, the time settings
that occur are morning, afternoon, evening and night. The elements that are related to each other in
the theme. The main theme in this novel is "Love" while the supporting theme is "Friendship". This
research is a structural semiotic research that is addressed in symbols so that several meanings such
as ice are obtained which are very difficult to symbolize with the Ice Prince.

Keywords: Structural Analysis of Semiotic Novel “Melted”

2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa mempunyai peran yang sangat penting bagi manusia, baik itu
komunikasi lisan maupun tulisan. Manusia sebagai makhluk individu sekaligus
makhluk sosial dalam memenuhi hasratnya membutuhkan komunikasi agar dapat
menyampaikan apa yang dirasakan dan dipikirkan sehingga dapat dipahami oleh
orang lain. Tanpa bahasa hubungan dalam bermasyarakat tidak akan berjalan
dengan lancar.
Sejalan dengan asumsi itu, Abdul Chaer dan Leoni Agustina (2004:1) juga
mendefinisikan bahasa sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat
arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Bahasa merupakan sebuah
sistem, yang artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola
secara tetap dan dapat dikaidahkan. Setiap lambang dari bahasa itu mengandung
makna atau konsep. Jadi apabila seseorang berbicara dengan orang lain, tersebut
akan mengerti tentang konsep atau makna yang disampaikan orang yang berbicara,
karena dalam dialog tersebut mengunakan bahasa.
Bahasa merupakan sistem semiotik, sistem tanda. Setiap tanda sebagai
unsur bahasa punya arti tertentu yang secara konvensi disepakati oleh masyarakat.
Menurut Teeuw (1984:96) bahasa tanpa pegertian bukan bahasa. Bahasa dan sastra
termasuk dalam semiotik karena mengandung lambang-lambang (Luxembrug, 1992
: 44-47). Sastra merupakan sistem tanda sehingga dengan mempelajari bahasanya
dapat ditemukan lambang-lambang.
Semiotika merupakan salah satu kajian sastra yang membahas makna tanda.
Pada pemahaman kajian sastra semiotika, semua karya sastra memiliki makna
tanda sebagai pembangun karya, dan tanda dipahami melalui kajian semiotika.
Dengan demikian pembaca dan penikmat sastra mampu menemukan makna yang
diungkapkan pengarang. Serangkaian kajian sastra berfungsi dalam
mengembangkan ilmu sastra dan karya sastra melalui ragam kajian, salah satunya
semiotikan yang dapat pula berfungsi sebagai acuan dalam proses penelitian karya
ilmiah berupa novel.
Sebuah novel disamping memiliki unsur struktur pembangunnya, novel
memiliki unsur semiotik yaitu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan dan
kovensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti dan
makna. Novel adalah sebuah karangan prosa yang panjang mengandung rancangan
cerita kehidupan seseorang dengan orang yang disekelilingnya dengan menonjolkan
watak dan sifat setiap pelaku. Adapun pengkategorian novel sebagai novel serius
atau novel popular, dan bukan menjadi hal yang baru dalam dunia sastra. Selain
dipengaruhi oleh hal subjektif yang muncul dari pengamat, juga banyak faktor dari
luar yang menentuakan. Misalnya, sebuah novel yang diterbitkan oleh penerbit
yang biasa menerbitkan karya sastra yang telah mapan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian semiotik sastra dengan
menggunakan salah satu teori sastra yaitu pendekatan semiotik. Pendekatan
semiotik merupakan teori karya sastra yang merupakan struktur tanda-tanda yang
bermakna. Dalam penelitian ini peneliti mengambil dua rumusan untuk dijadikan
masalah yang pertama membahas unsur intrinsik dan yang kedua membahas simbol
3
semiotik yang ada dalam novel. Disini peneliti lebih fokus mengambil simbol
semiotik karena keterbatasan waktu dan kurangnya referensi/buku untuk dijadikan
acuan sehingga peneliti hanya mengambil salah satu sistem tanda yang ada dalam
semiotika.
Ketertarikan penulis mengangkat judul ini karena novel Mayang Aeni ini
merupakan adaptasi dari novel online (wattpad), yang telah dibaca lebih dari 1,4
juta kali. Oleh karena itu, munculah rasa penasaran penulis untuk mengkaji novel
“Melted” karya Mayang Aeni ini. Membaca novel “Melted” ini seakan-akan kita
tidak sedang membacaa novel melaikan sebuah penceritaan yang banyak ditemui di
kalangan anak muda pada saat ini. Mayang Aeni menceritakan sebuah kisah
seorang gadis yang bernama Cherry yang telah melakukan berbagai usaha demi
menaklukkan hati Nico, sang Ice Price. Mulai dari memberikan bekal makanan,
jadi pemandu sorak dadakan disetiap kegiatan eskul Nico, sampai berusaha menarik
perhatian cowok itu lewat media sosial. Sementara hati Nico masih sulit dicairkan,
ada Dika, sahabat yang selalu mewarnai hari-hari Chery. Bad boy eksis itu dia-
diam berusaha merebut hati Cherry. Kisah ini jadi semakin rumit karena Dika juga
sahabat baik Nico.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah unsur intrinsik dan
makna simbol apa saja yang ada dalam novel “Melted”?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi dan
menganalisis unsur intrinsik semiotik.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan manfaat yang bersifat teoritis maupun
praktis.
1. Secara Teoretis
Menambah ilmu pengetahuan tentang struktural-semiotik dan juga
dapat menjadi referensi penelitian struktural-semiotik pada masa yang
akan datang.
2. Secara Praktis
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa khususnya
dalam bidang sastra mengenai novel “Melted.
E. Tinjauan Pustaka
Ada beberapa penelitian tentang struktural semiotik oleh penelitian
sebelumnya yaitu:
1. Titen Harumiyati (2013). Analisis Struktural-Semiotik Novel Grafis
Persepolis Karya Marjane Satrapi 2013.
2. Annisa Citra Pertiwi (2019). Analisis Struktural-Semiotik Roman Elle
Et Lui Karya Marclevy 2019.
3. Yuli Ekowati (2018). Analisis Struktural-Semiotik Roman Ni D’Eva Ni
D’Adam Karya Amelia Nothomb 2018.
4. Sri Suwarni (2016). Analisis Struktural-Semiotik Roman Les Ombers du
Yali Karya Suat Derwish 2016.
5. Riski Riyaandani (2018). Analisis Struktural-Semiotik Roman Parce
Que Je T’Alme Karya Guillamue Musso 2018.
4
6. Ali Hadisuryo (2017). Analisis Struktural-Semiotik Roman Anchise
Karya Maryline Desbiolles 2017.
7. Dra. Roselyn Nainggolan, M.Pd. (2013). Analisis Semiotik pada Novel
“Pulang” Karya Toha Mochtar 2013.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, belum ada yang meneliti
tentang “Analisis Struktural Semiotik dalam Novel “Melted” Karya Mayang Aeni”.
F. Landasan Teori
Nurgiyantoro (2010:23) memberikan deskripsinya mengenai unsur intrinsik.
Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya itu sendiri.
Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra,
unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra.
Unsur yang dimaksud untuk menyebut sebagian saja, misalnya peristiwa, cerita,
plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa,
dan lain-lain.
Ratna (2010:97) mengatakan bahwa semiotik berarti studi sistematis yang
mengenai produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara kerjanya, apa
manfaatnya terhadap kehidupan manusia. Semiotik bertujuan untuk mengetahui
makna-makna yang terkandung dalam sebuah tanda atau menafsirkan makna
tersebut sehingga diketahui bagaimana seseorang menyampaikan pesan kepada
komunikan atau penerima pesan (dalam hal ini dapat berupa tanda-tanda ataupun
simbol-simbol) bahkan pada nilai-nilai ideologis tertentu serta konsep kultural
yang menjadi rana pemikiran masyarakat di mana simbol tersebut diciptakan.
Semi (2012:109) mengatakan bahwa semiotik merupakan ilmu yang
mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi. Apabila kajian sastra sudah
dikaitkan dengan masalah ekspresi dan manusianya, bahasa, isyarat, gaya dan lain
sebagainya, hal ini berarti bahwa kajian semiotik menyangkut aspek ekstrinsik dan
intrinsik sebuah karya sastra.
Memahami karya sastra dengan pendekatan semiotik juga dapat dilakukan
dengan menempuh 4 langkah, seperti yang diungkapkan oleh Wardoyo (2004)
sebagai ancangan semiotik, antara lain; Langkah 1) yaitu mencari signifier utama
yang dapat merepresentasikan seluruh inti karya sastra. Dapat pula mencari apa
yang bisa dianggap sebagai penanda utama yang dapat mempresentasikan ini
seluruh karya sastra. Langkah 2) yaitu membuat analisis sintagmatig atau
paradigmatik untuk mencari detail pendukung signifier utama. Dalam melakukan
analisa paradigmatik dapat ditetapkan sebuah oposisi biner yang seirama dengan
signifier utama. Langkah 3) yaitu untuk mendukung lebih lanjut signifier utama
dapat ditetapkan dalam langkah pertama yang dilengkapi dengan analisa
sintagmatik. Selain itu fungsi analisa sintagmatik adalah mencari kaitan antara
sekian banyak paradigmatik yang muncul dalam karya sastra. Langkah 4) yaitu
melakukan analisis sintagmatik.
Peirce (dalam Berger, 2010:16) mengemukakan tentang semiotik bahwa ia
menggunakan istilah ikon untuk kesamaannya, indeks untuk hubungan kasualnya
dan simbol untuk asosiasi konvensionalnya.
Dari teori-teori yang telah diuraikan di atas, dalam proses kerja analisis
peneliti memanfaatkan teori yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro untuk
menganalisis unsur intrinsik, sedangkan untuk simbol semiotik menggunakan teori
dari Peirce.
5
G. Metode Penelitian
Metode merupakan cara yang harus dilaksanakan atau diterapkan dalam
penelitian. Sedangkan teknik adalah cara melaksanakan atau menerapkan metode
yang digunakan seorang peneliti (Sudaryanto, 2015:9). Dalam peneltian ini, peneliti
menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi ( Sugiyono 2016:15).
Penelitian dalam novel “Melted” dilakukan dengan beberapa tahapan yang
akan dilakukan oleh peneliti. Adapun tahapan yang dimaksud seperti di bawah ini.
1. Tahapan Penyediaan Data
Dalam tahapan ini, peneliti memilih novel “Melted” yang akan dijadikan
sumber data penelitian dan kemudian membacanya secara berulang-ulang. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Sesuai
dengan namanya “deskriptif”, maka data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan
gambaran yang dapat ditampilkan sebagai kutipan (Ratna, 2013:33). Metode
deskriptif analisis yaitu metode yang menggunakan cara mendeskripsikan fakta-
fakta (data dari novel) yang kemudian disusul dengan analisis.
2. Tahap Analisis Data
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan teknik content analysis (analisis
isi) yakni teknik yang diarakhkan pada materi atau teks (Ratna, 2012;8-49). Pada
tahapan ini peneliti pertama menganalisis alur, penokohan, latar, tema dan
keterkaitan hubungan antarunsur menggunakan teori struktural . Dilanjutkan dengan
analisis simbol menggunakan teori semiotik. Setelah dilakukan kedua analisis
tersebut tmaka terakhir ditarik kesimpulan.
3. Tahap Penyajian Hasil Analisis
Tahap ketiga ini adalah tahap akhir dari penelitian ini, yaitu penyajian hasil
analisis data dalam bentuk wujud laporan tertulis dari hasil kerja analisis data
secara keseluruhan berdasarkan rumusan masalah.
II. IDENTIFIKASI, KLASIFIKASI DAN ANALISIS DATA
2.1 IDENTIFIKASI DATA
Berikut adalah hasil identifikasi unsur interinsik dan makna simbol yang
terdapat dalam novel “Melted”:
A. Tema
1. Tema Utama
Tema utama yang penulis dapatkan dalam novel “Melted” adalah “Cinta”
2. Tema Pendukung
Tema pendukung yang penulis dapatkan dalam novel “Melted” adalah
“Persahabatan”.
B. Plot/Alur
1. Alur Maju
2. Alur Mundur
C. Tokoh/Penokohan
6
1. Tokoh Utama
Cherrylia Putrid an Nico Anugrah.
2. Tokoh Pendukung
Mahardika reza, Arifin, Natania Adi Wijaya, Virgo, Ardiana, Kania, Ricky,
mbok Ning, bi’Saroh, Bahri, tante Diana dan om Bram.
3. Terdapat 13 makna simbol yang berkaitan dengan struktural dalam tokoh
dan penokohan.
D. Latar
1. Latar Tempat
Lapangan, sekolahan, halte, kantin, tempat bimbel, toko buku, kelas, rumah
Nico, bioskop, warung Pop Ice, KFC, pasar festival, kamar Arif, Marina
Bay Sands, Singapura, The Ritz Carlton, McDonald, gunung dan pasar.
2. Latar waktu
Pagi, siang, sore dan malam hari.
E. Sudut Pandang
Sudut pandang yang penulis dapatkan dalam novel “Melted” ini adalah
sudut pandang orang ketiga.
F. Amanat
Pesan yang terkandung yang penulis dapatkan dalm novel “Melted” ini
adalah jangan mudah menyerah dan putus asa ketika kita ingin mendapatkan
sesuatu, kita harus tetap berusaha dan bersabar karena tidak aka nada usaha yang
menghianati hasil.
2.2 KLASIFIKASI DATA
Setelah proses identifikasi, penulis kemudian mengklasifikasi unsur tersebut
untuk menjadi data analisis dalam skripsi ini. Berikut ini merupakan klasifikasi
unsur-unsur intrinsik dan makna simbol dalam novel “Melted”.
A. Tema
1. Tema Utama
“Cherry teringat perasaan yang ia rasakan kini, tidak lain dan tidak bukan
adalah perasaan yang dulu pernah ia rasakan waktu kelas VIII. Jatuh cinta
? Masa sih ? dia suka cowok tanpa ekspresi ini ? lihat saja tatapannya yang
datar.” (Dt 8 )
2. Tema Pendukung
“Tidak jelas kenapa hatinya tidak bisa ikhlas dengan fakta kalau Cherry
menyukai sahabatnya sendiri.”(Dt 181)

B. Plot/Alur
1. Alur Maju
“Cherry mengedipkan matanya takjub. Bukannya kesal ia diomeli Nico, dia
malah takjub. Selama mengenal Nico, inilah kali pertama cowok itu
berbicara lebih dari satu kalmiat kepadanya.” (Dt 58)
2. Alur Mundur
“Dua bulan sudah berlalu sejak Cherry resmi menjadi murid SMA Bakti
Siswa, begitu pula dengan peristiwa penguntitan Cherry pada Nico tempo
hari. Sejak saat itu, Cherry benar-benar menjadi stalker handal dan fan
dari seorang Nico Anugrah.” (Dt 25)
C. Tokoh dan Penokohan
7
“Gue udah sarapan. Mending lo ambil lagi makanan yang lo taru di meja
gue. Nyampah.” (Dt 28)
- Makana simbol yang berkaitan dengan struktural :
Pentolan sekolah (Dt 3), ilfil (Dt 21), Fun Girl (Dt 26), Stalker (Dt 27),
bernyali besar dan urat malunya agak tipis (Dt 30), murid veteran (Dt 33),
sembilan nyawa (Dt 35), Player atau Playboy (Dt 39), kendaraan
umum/ojek (Dt 43), paruh baya (Dt 44), agresif (Dt 51), Ice Prince (Dt 111)
dan meleleh (Dt 146).
D. Latar
1. Latar Tempat
“Lo ngapain disini bawa-bawa ember? Tanay Dika bingung karena
kehadiran Cherry di halaman belakan sekolah yang sepi.” (Dt 58)
2. Latar Waktu
“Tadi pagi, hanya ada lima orang murid yang turun dari bus yang sama
dengaannya.” (Dt 11)
E. Sudut Pandang
“Cherry dan anggota kelompok MOS-nya yang berjumlah lima orang, kini
sedang mengerubungi seorang senior cewek yang juga pengurus OSIS.” (Dt 1)
F. Amanat
“Nah, itu! Kalau emang Nico suka sama Cherry, yaudah ceritanya kelar. Berusaha
merebut dia kayak yang selama ini gue lakuin? Gila kali Nico sahabat gue.” (Dt 20)
2.3 ANALISIS DATA
Setelah melakukan identifikasi dan klasifikasi dilakukan, penulis kemudian
menganalisis data-data secara struktural kemudian dilanjutkan pengkajian secara
semiotik.
A. Tema
Tema adalah pokok pikiran dalam sebuah cerita yang disampaikan
pengarang melaui jalan cerita. Cerita cerita tidak hanya berisi peristiwa yang
disusun, tetapi juga mengandung makna yang dimaksud.
1. Tema Utama
Tema utama adalah makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan
dasar umum karya ilmiah (Nurgiyantoro 2015:133). Tema utama yang penulis
dapatkan dalam novel “Melted” ini adalah “Cinta” bukti tema cinta ditunjukan oleh
sosok Cherry dan Nico yang mulai merasakan jatuh cinta, seperti kutipan berikut:
“Cherry teringat perasaan yang ia rasakan kini, tidak lain dan tidak bukan
adalah perasaan yang dulu pernah ia rasakan waktu kelas VIII. Jatuh cinta
? Masa sih ? dia suka cowok tanpa ekspresi ini ? lihat saja tatapannya yang
datar.” (Dt 8 )
Penulis mendapatkan tema “Cinta”, karena di dalam novel “Melted” ini
menceritakan atau menggambarkan tentang cinta dari setiap tokoh yang ada di
dalam novel ini masing-masing memiliki cinta, entah cinta terhadap kakak, ibu,
ayah, teman atau sahabat dan juga pacar.
2. Tema Pendukung
Tema pendukung adalah adalah bersifat mempertegas ekssistensi makna
utama atau tema mayor (Nurgiyantoro 2015:134).
Selain tema utama yang ada dalam cerita, ada juga tema pendukung utama
yang mendorong terjadinya tema utama. Tema pendukung lainnya yang penulis
dapat adalah “Persahabatan” seperti dalam kutipan berikut:
8
“Tidak jelas kenapa hatinya tidak bisa ikhlas dengan fakta kalau Cherry
menyukai sahabatnya sendiri.”(Dt 181)
B. Plot/Alur
Plot atau alur adalah sebuah struktur rangkaian kejadian-kejadian dalam
sebuah cerita. Dengan demikian, plot merupakan perpaduan unsur-unsur yang
membangun cerita sehingga menjadi kerangka utama.
Plot atau alur yang penulis dapatkan dalam novel ini adalah alur gabungan
(alur maju dan alur mundur).
1. Alur Maju
Alur maju adalah rangkaaian peristiwa yang diceritakan mulai awal sampai
akhir cerita (Nurgiyantoro 2010:32). Alur maju yang penulis dapatkan dalam novel
“Melted” ini adalah:
“Cherry mengedipkan matanya takjub. Bukannya kesal ia diomeli Nico, dia
malah takjub. Selama mengenal Nico, inilah kali pertama cowok itu
berbicara lebih dari satu kalmiat kepadanya.” (Dt 58)
2. Alur Mundur
Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang dijelaskan secara mundur
(Nurgiyantoro 2010:237). Alur mundur yang penulis dapatkan dalam novel
“Melted” ini adalah:
“Dua bulan sudah berlalu sejak Cherry resmi menjadi murid SMA Bakti
Siswa, begitu pula dengan peristiwa penguntitan Cherry pada Nico tempo
hari. Sejak saat itu, Cherry benar-benar menjadi stalker handal dan fan
dari seorang Nico Anugrah.” (Dt 25)
C. Tokoh dan Penokohan
Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi
sehingga peristiwa itu mampu menjalin cerita, atau tokoh ialah pelaku dalam
karya sastra. Tanpa tokoh alur tidak akan sampai pada bagian akhir cerita.
Menurut Nurgiyantoto (2015:248) penokohan adalah pelukisan gambaran yang
jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
Dalam novel “Melted” ini terdapat beberapa tokoh. Dua pemeran utama dan
beberapa pemeran lainnya.
Tokoh utama di sini ada sosok Nico Anugrah atau sering disapa dengan
Nico. Nico adalah anak dari tante Diana dan om Bram. Yang cerita diawal
adalah sosok yang di incar oleh Cherry. Dalam novel ini Nico merupakan tokoh
utama yang mendapat julukan Ice Prince. Nico digambarkan sebagai cowok
yang tidak tersentuh. Dia selalu membatasi diri karena alasan tertentu. Hanya
dengan Arif dan Dika dua sahabatnya itu Nico mau membuka hati. Seperti pada
kutipan berikut:
“Gue udah sarapan. Mending lo ambil lagi makanan yang lo taru di meja
gue. Nyampah.” (Dt 28)
D. Latar
Latar adalah sebuah pengambaran tentang tempat atau waktu yang terjadi
dalam sebuah cerita, ketika membuat sebuah cerita kita harus memiliki latar
didalamnya. Latar disebut juga sebagai setting atau temapt terjadinya cerita,
bisa dalam kurung waktu tertentu.
Nurgiyantoro (2015:302) mengatakan unsur-unsur setting dibedakan
menjadi dua unsur pokok yaitu, setting tempat dan setting waktu.
9
1. Latar Tempat
Latar tempat adalah latar yang merupakan lokasi tempat terjadinya peristiwa
dalam cerita, baik nama kota, jalan, maupun rumah. Latar tempat menunjuk pada
lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Penggunaan
latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah mencerminkan, atau paling tidak,
tidak bertentangan dengan sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan
Nurgiyantoro (2015:304).
Ini adalah bukti latar tempat sekolahan:
”Lo ngapain disini bawa-bawa ember? tanya Dika bingung karena
kehadiran Cherry di halaman belakang sekolah yang sepi.” (Dt 58)
2. Latar Waktu
Latar waktu dalam karya sastra dapat menjadi dominan fungsional jika
digarap secara teliti, terutama jika digabungkan dengan waktu sejarah
(Nurgiyantoro 2015:318-319). Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan”
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra. Masalah
“kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada
kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah.
Ini adalah latar waktu pagi hari:
“Tadi pagi, hanya ada lima orang murid yang turun dari bus yang sama
dengaannya.” (Dt 11)
E. Sudut Pandang
Nurgiyantoro (2015:338) sudut pandang adalah posisi atau sudut mana yang
menguntungkan untuk menyampaikan kepada pembaca terhadap peristiwa dan
cerita yang diamati dan dikisahkan. Sudut pandang menunjuk pada cara sebuah
kisah dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan
pengarang sebagai sarana untuk menyajikan cerita dalam sebuah karya sastra
kepada pembaca.
Sudut pandang dalam novel “Melted” yang penulis dapat adalah sudut
pandang orang ketiga. Seperti dalam kutipan berikut:
“Cherry dan anggota kelompok MOS-nya yang berjumlah lima orang, kini
sedang mengerubungi seorang senior cewek yang juga pengurus OSIS.”
(Dt 1)
Sudut pandang yang penulis dapat dalam novel “Melted” ini adalah sudut
pandang orang ketiga. Karena dimana penulis meletakkan tokoh utama sebagai
orang dengan kata ganti orang ketiga, yakni “ia” atau “nama tokoh”. Dalam sudut
pandang orang ketiga, penulis seolah-olah berada di luar cerita yang mengisahkan
cerita tokoh utama kepada pembacanya.
F. Amanat
Amanat merupakan pesan atau hikmah yang dapat diambil dari sebuah cerita
untuk dijadikan sebagai cermin maupun panduan hidup.
Pesan yang terkandung yang penulis dapatkan dalam novel “Melted” ini
adalah jangan mudah menyerah dan putus asa ketika kita ingin mendapatkan
sesuatu, kita harus tetap berusaha dan bersabar karena tidak akan ada usaha yang
menhianati hasil. Seperti dalam kutipan berikut:
“Nah, itu! Kalau emang Nico suka sama Cherry, yaudah ceritanya
kelar. Berusaha merebut dia kayak yang selama ini gue lakuin? Gila
kali Nico sahabat gue.” (Dt 20)
10
G. Analisis Makna Simbol dalam Novel “Melted” Kaitannya dengan
Struktural.
Simbol adalah tanda berdasarkan konvensi, peraturan atau perjanjian yang
disepakati bersama. Simbol adalah kata, tanda ataupun isyarat dalam mewakili
sesuatu misalnya arti, kualitas, objek abstraksi dan gagasan.
Simbol yang penulis dapatkan dalam novel “Melted” ini adalah pentolan
sekolah, ilfil, Fun Girl, Stalker, bernyali besar dan urat malunya agak tipis, murid
veteran, sembilan nyawa, Player atau Playboy, kendaraan umum/ojek, paruh baya,
agresif, Ice Prince dan meleleh.
A. Pentolan Sekolah
Pentolan sekolah adalah simbol yang mengacu pada tokoh pendukung yaitu
Natania Adi Wijaya atau sering disebut dengan Tania yang merupakan anak dari
seorang penyumbang dana di sekolah mereka. Tania dikenal dengan sikapnya yang
galak dan suka menindas orang-orang lemah dengan bantuan cowok-cowok
pelindung disampingnya. Kata pentolan sekolah terdapat pada (Dt 3)
B. Simbol Ilfil
Ilfil sendiri memiliki arti rasa tidak suka terhadap hal yang didengar atau
dilihatnya. Simbol ini mengacu pada tokoh utama Cherry karena sifatnya yang
mungkin membuat sebagian orang akan merasa ilfil dengan Cherry. Beda halnya
dengan Dika, bukannya merasa jengkel dengan kalimat yang dilontarkan Cherry,
Dika malah merasa sebaliknya bahkan Dika berpikir kalau Cherry adalah cewek
yang unik. Kata ilfil terdapat pada (Dt 21)
C. Fun Girl
Fun Girl disini adalah simbol mengacu pada tokoh utama Cherry. Fun Girl
merupakan sebutan untuk penggemar perempuan yang mengidolakan artis
kesayangannya. Cherry merupakan seorang Fun Girl dari Boyband asal Korea. Dia
berusaha semampunya untuk bisa membeli album dari idolanya tersebut dengan
menggunakan uang hasil tabungannya sendiri. Kata Fun Girl terdapat pada (Dt 26)
D. Stalker
Stalker adalah simbol yang mengacu pada tokoh utama Cherry. Cherry adalah
seorang Stalker yang andal. Dia sudah mencari informasi tentang Nico sehingga tak
ada satupun informasi tentang Nico yang terlewati. Tetapi, Stalker yang dilakukan
Cherry terhitung masih wajar sehingga Nico tidak terganggu dengan penguntitan
Cherry. Bahkan ketika Cherry absen dari pandangannya, Nico merasakan seperti
kehilangan sesuatu. Kata Stalker terdapat pada (Dt 27)
E. Bernyali Besar dan Urat Malunya Agak Tipis
Bernyali besar dan urat malunya agak tipis adalah simbol yang mengacu pada
tokoh utama Cherry yang terus berusaha mengejar cinta Nico. Meski selalu
mendapatkan penolakan dari Nico, Cherry tetap gigih dan tidak pernah menyerah
untuk mendapatkan hati Nico yang cukup dingin itu. Kata bernyali besar dan urat
malunya agak tipis terdapat pada (Dt 30)
F. Murid Veteran
Murid veteran adalah simbol yang mengacu pada toko Bahri dan teman-
temannya yang merupakan Cowok-cowok badung alias peremannya sekolah Bakti
Siswa. Murid veteran adalah murid yang tinggal kelas. Dimana kebanyakan siswa
yang tinggal kelas adalah mereka yang nakal dan suka membuat kerusuhan di
sekolah. Kata murid veteran terdapat pada (Dt 33)
11
G. Sembilan Nyawa
Sembilan nyawa adalah simbol yang mengacu pada tokoh pendukung Dika.
Tokoh Dika dijuluki memiliki sembilan nyawa karena dia berani menjawab Tania.
Dika adalah satu-satunya cowok yang berani mempermainkan Tania. Seperti yang
diketahui dalam novel Tania adalah seorang pentolan sekolah yang selalu
dilindungi oleh murid-murid veteran di sekolah Bakti Siswa yang terkenal dengan
kebadungan mereka. Kata sembilan nyawa terdapat pada (Dt 35)
H. Player atau Playboy
Player atau Playboy adalah simbol yang mengacu pada tokoh pendukung Dika.
Karena dia sering mempermainkan murid-murid perempuan yang ada di
sekolahannya. Dika ini juga terkenal memiliki daya tarik yang cukup memikat.
Oleh karena itu Dika merasa bahwa dia mudah mendapatkan gadis-gadis dengan
mudah. Itu pula yang membuatnya terbuai dan tidak bisa menetap pada satu
perempuan saja. Kata Player atau Playboy terdapat pada (Dt 39)
I. Kendaraan Umum/Ojek
Kendaraan umum/ojek adalah simbol yang mengacu pada tokoh utama Nico,
meskipun terkenal dengan sifatnya yang sangat dingin dan agak sulit untuk
dicairkan Nico adalah seseorang yang rendah hati dan tidak sombong. Mengingat
dia memiliki kendaraan pribadi berupa dua mobil dan satu motor sport yang
menandakan dia memiliki kelas sosial yang tinggi. Tetapi, Nico lebih memilih
menggunakan kendaraan umum sebagai alat transportasi yang ia kenakan sehari-
hari untuk pergi ke sekolah. Kata kendaraan umum/ojek terdapat pada (Dt 43)
J. Paruh Baya
Paruh baya adalah kondisi dimana seseorang yang sudah lanjut usia atau
berumur 40 tahun keatas. Simbol ini mengacu pada tokoh pendukung yang bernama
mbok’ Ning. Mbok Ning ini adalah seseorang yang sudah merawat Nico sejak kecil
hingga Nico dewasa dikarenakan kedua orang tuanya yang merupakan pasangan
suami istri pengusaha dan pembisnis yang mengaharuskan keduanya lebih banyak
menghabiskan waktu diluar rumah. Kata paruh baya terdapat pada (Dt 44)
K. Agresif
Agresif adalah simbol yang mengacu pada tokoh utama Cherry. Nico
menganggap Cherry adalah cewek yang sangat agresif karena kelakuan Cherry
yang sangat terang-terangan memperlihatkan perasaanya kepada Nico. Meskipun
Nico selalu menolaknya mentah-mentah. Nico sendiri sudah lelah menolak,
sekarang dia hanya bersikap tak acuh dan menganggap cewek itu tidak ada. Kata
agresif terdapat pada (Dt 51)
L. Ice Prince
Ice Prince adalah simbol yang mengacu pada tokoh utama Nico cowok yang
memiliki tubuh jangkung berwajah oriental yang sangat minim ekspresi itu. Nico
ini terkenal memiliki kepribadian layaknya seperti es yang sangat dingin dan sulit
untuk dicairkan. Kata Ice Prince mengacu pada (Dt 111)
M. Meleleh
Meleleh adalah simbol yang mengacu pada sang tokoh utama Nico yang
dijuluki sebagai Ice Prince karena memang sifatnya yang terkenal sangat dingin,
cukup cuek dan pendiam layaknya pangeran es. Tetapi setelah bertemu dengan
sosok Cherry cewek yang cukup agresif dan memiliki urat malu yang terbilang
cukup tipis yang berusaha mendapatkan hatinya, lama-kelamaan sifatnya yang
12
sedingin es itu mulai meleleh bersamaan dengan perasaannya kepada Cherry.
Kata meleleh terdapat pada (Dt 146)
III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Keimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa unsur-unsur intrinsik yang ada pada novel ini menggunakan
alur campuran, yaitu alur maju dan alur mundur. Terdapat dua tokoh utama dan
beberapa tokoh pendukung. Unsur-unsur yang membangun cerita novel saling
berkaitan dalam membangun cerita dan diikat oleh tema utama yaitu tentang
“Cinta”, selain tema utama dalam cerita juga terdapat tema pendukung yaitu
“Persahabatan”. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan struktural
semiotika yang dibatasi pada simbol sehingga diperoleh, antara lain adanya
benda-benda tertentu yang bermakna simbolik seperti es yang agak sulit dicairkan
disimbolkan dengan Ice Prince.
3.2 Saran
Penulis berharap melalui hasil penelitian ini, selanjutnya aka nada peneliti-
peneliti lain yang tertarik untuk melanjutkan penelitian di bidang semiotika sastra.
Terutama bagi mahasiswa Jurusan Bahasa guna menambah wawasan atau kajian
mengenai unsur intrinsik dan simbol semiotik.
KEPUSTAKAAN

Asriningsari, Ambarani dan Nazia Maharani Umaya. 2010. Semiotika Teori dan Aplikasi
Pada Karya Sastra. Semarang: IKIP PGRI Press.
Berger, Athur Asa. 2010. Pengantar Semiotika: Tanda-Tanda dalam Kebudayaan
Kontemporer. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Ekowati, Yuli. 2018. Analisis Stuktural-Semiotik Roman Ni’Deva Ni D’Adam Karya
Amelia Nothob. Skripsi Universitas Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id/ diakses pada 11
Maret 2020.
Hdisuryo, Ali. 2017.Analisis Struktural-semiotik Roman Anchise Karya Maryline
Desbiolles. Skripsi Universitas Negri Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id/ diakses pada 12
Maret 2020.
Hrumiyati, Titen.2013.Analisis Struktural-semiotik Novel Grafis Persepolis Karya Marjane
Satrapi. Skripsi Universitas Negri Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id/ diakses pada 10
Maret 2020.
Niaggolan, Roselyn. 2013. Analisis Semiotik pada Novel Pulang Karya Toha Mochtar.
Skripsi Universitas HKBP Nommensem Pemantagsiantar. victoryasaragih.blogspot.com
diakses pada 25 Agustus 2020.
Nurgiantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Pertiwi, Annisa Citra. 2019. Analisis Struktural-semiotik Roman Elle Et Lui Karya
Marclevy. Skripsi Universitas Negri Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id/ diakses pada 25
Agustus 2020.
Ratna, Ny. K. 2010. Teori, Metode dan Teknik Penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
13
Ratna, Ny. K. 2013. Teori, Metode dan Teknik Penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Riyaandani, Riski. 2018. Analisis Stuktural-Semiotik Roman Parce Que Je T’aime Karya
Guillmue Musso. Skripsi Universitas Negri Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id/diakses
pada 12 Maret2020.
Semi, M. A. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: CV Angkasa.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Suwarni, Sri. 2016. Analisis Stuktural-Semiotik Roman Les Ombers du Yali Karya Suat
Dewish. Skripsi Universitas Negri Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id/ diakses pada 12
Maret 2020.

14

You might also like