Kelas Xi

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 20

YAYASAN DWIJA PRAJA

SMK DWIJA PRAJA


Jalan Sriwijaya No. 9 Tlp/fax: (0285) 426992 Kota Pekalongan
Web: http://smkdwijaprajapekalongan.sch.id/ Email: dwijapraja_smk@yahoo.com
LEMBAR SOAL UTAMA
PENILAIAN TENGAH SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2024/2025

Mata Pelajaran : Konsentrasi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan


Tingkat : XI (Sebelas)
Bidang Keahlian : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Hari/Tanggal : Kamis / 26 September 2024
Waktu : 08.50 s.d 09.50 WIB

PETUNJUK UMUM
1. Kerjakan dengan tepat pada LJPTS
2. Laporkan kepada pengawas ujian apabila terdapat lembar soal dan LJPTS yang kurang jelas,
rusak, atau tidak lengkap
3. Tidak diijinkan menggunakan kalkulator, HP, atau alat bantu lainnya
4. “ SELAMAT MENGERJAKAN’ DAN “SEMOGA SUKSES MENYERTAI ANDA”

1. Analisis bagaimana perubahan suhu dan tekanan di ruang bakar mesin memengaruhi
efisiensi konversi energi pada mesin kendaraan bermotor. Bagaimana hal ini dapat
dioptimalkan untuk meningkatkan performa mesin?
2. Tinjau sistem transmisi kendaraan bermotor dalam hal efisiensi konversi energi. Jelaskan
bagaimana desain dan jenis transmisi (manual, otomatis, atau CVT) mempengaruhi
kehilangan energi selama proses penggerakan kendaraan.
3. Analisis dampak penggunaan bahan bakar alternatif (misalnya, biofuel atau gas alam)
terhadap proses konversi energi dalam kendaraan bermotor. Bagaimana perbedaan bahan
bakar ini memengaruhi efisiensi dan emisi kendaraan?
4. Jelaskan bagaimana gesekan dalam komponen mekanis kendaraan (seperti piston, poros
engkol, dan roda gigi) berkontribusi pada kehilangan energi. Bagaimana strategi pelumasan
dan material yang digunakan dapat mengurangi kehilangan energi ini?
5. Analisis sistem regenerasi energi pada kendaraan hybrid atau listrik (misalnya, regenerasi
rem). Bagaimana sistem ini membantu mengoptimalkan konversi energi dan mengurangi
konsumsi bahan bakar atau listrik?
6. Jelaskan fungsi utama katup pada mesin kendaraan bermotor dan mengapa penyetelan katup
secara berkala sangat penting untuk kinerja mesin.
7. Mengapa penting untuk memastikan mesin berada pada top kompresi silinder 1 saat
melakukan penyetelan katup? Bagaimana cara menentukan bahwa silinder 1 berada di posisi
top kompresi sebelum penyetelan dilakukan?
8. Pada penyetelan katup mesin 4 silinder, jelaskan perbedaan antara penyetelan katup pada
posisi top kompresi silinder 1 dan top kompresi silinder 4. Bagaimana cara teknisi
memastikan bahwa penyetelan katup dilakukan pada urutan yang benar?
9. Sebutkan langkah-langkah penyetelan katup pada mesin 4 silinder yang dimulai dari posisi
top kompresi silinder 1 hingga silinder 4. Mengapa urutan penyetelan ini penting untuk
kinerja mesin secara keseluruhan?
10. Apa dampaknya jika penyetelan katup dilakukan pada posisi yang salah, misalnya
penyetelan dilakukan saat mesin berada di top kompresi silinder 4 padahal harus disetel pada
silinder 1? Jelaskan bagaimana hal ini memengaruhi pembukaan dan penutupan katup serta
kinerja mesin.
11. Analisis perbedaan kontrol dan responsivitas antara transmisi manual dan otomatis dalam
kondisi jalan yang menanjak. Mengapa pengemudi dengan transmisi manual sering kali
merasa lebih memiliki kendali saat menghadapi tanjakan dibandingkan pengemudi dengan
transmisi otomatis?
12. Bagaimana sistem transmisi otomatis dapat memilih gigi yang tepat secara otomatis?
Analisis bagaimana teknologi seperti torque converter dan sistem elektronik pada transmisi
otomatis memengaruhi performa kendaraan dibandingkan dengan transmisi manual yang
dikendalikan secara mekanis oleh pengemudi.
13. Dalam konteks perlombaan atau balapan, transmisi manual sering kali dipilih oleh
pengemudi. Analisis alasan mengapa transmisi manual memberikan keunggulan dalam hal
akselerasi dan kontrol dibandingkan transmisi otomatis pada situasi tersebut.
14. Analisis dampak penggunaan transmisi otomatis pada efisiensi bahan bakar dalam perjalanan
jauh. Bandingkan dengan transmisi manual, dan jelaskan bagaimana pengemudi dengan
transmisi manual dapat mengoptimalkan efisiensi bahan bakar dibandingkan transmisi
otomatis yang mengandalkan sistem pemilihan gigi otomatis.
15. Pada beberapa situasi, seperti kondisi lalu lintas yang padat, transmisi otomatis sering kali
dianggap lebih nyaman dibandingkan transmisi manual. Analisis keuntungan ergonomis dan
psikologis yang didapatkan pengemudi dari transmisi otomatis dalam situasi ini, serta apakah
ada kompromi dalam hal kinerja kendaraan.
16. Sebuah kendaraan mengalami masalah di mana lampu rem tidak menyala saat pedal rem
diinjak, tetapi semua lampu lain berfungsi dengan baik. Analisis penyebab potensial dari
masalah ini dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya.
17. Klakson pada sebuah mobil tidak berfungsi saat tombol ditekan, namun lampu-lampu lain
seperti lampu utama dan lampu tanda belok masih berfungsi normal. Analisis kemungkinan
penyebab kegagalan klakson dan metode troubleshooting yang bisa digunakan untuk
memperbaiki masalah tersebut.
18. Lampu tanda belok sebelah kanan pada kendaraan berkedip lebih cepat dari biasanya,
sementara lampu sebelah kiri berfungsi normal. Jelaskan kemungkinan penyebab dari
masalah ini dan analisis langkah-langkah yang harus diambil untuk menemukan dan
memperbaiki masalah tersebut.
19. Lampu utama kendaraan kadang mati tiba-tiba meskipun bohlam masih dalam kondisi baik.
Analisis apa yang bisa menjadi penyebab gangguan tersebut dan jelaskan bagaimana cara
melakukan troubleshooting untuk memastikan komponen mana yang mengalami masalah.
20. Setelah penggantian sekring, lampu utama dan lampu rem pada kendaraan tidak menyala,
tetapi lampu tanda belok dan klakson berfungsi dengan baik. Analisis kemungkinan
kerusakan yang terjadi, baik pada sistem kelistrikan atau komponen lain, dan jelaskan cara
mengatasinya.
JAWABAN KELAS XI
1. Pengaruh suhu dan tekanan di ruang bakar pada efisiensi konversi energi:
Suhu dan tekanan di ruang bakar sangat memengaruhi efisiensi termal mesin. Semakin tinggi
suhu dan tekanan di ruang bakar, semakin besar energi yang dilepaskan oleh bahan bakar
selama pembakaran. Namun, jika suhu terlalu tinggi, mesin bisa mengalami knocking
(pembakaran dini), yang mengurangi efisiensi dan merusak komponen mesin. Untuk
mengoptimalkan performa, pabrikan biasanya mengatur rasio kompresi dan menggunakan
sistem pendinginan serta teknologi turbocharger atau supercharger untuk meningkatkan
efisiensi tanpa menyebabkan overheating.
2. Efisiensi konversi energi pada sistem transmisi:
Pada transmisi manual, pengemudi memiliki kontrol penuh atas perpindahan gigi, yang dapat
meningkatkan efisiensi jika perpindahan dilakukan pada waktu yang tepat. Namun, transmisi
otomatis (khususnya CVT) sering lebih efisien dalam mempertahankan mesin pada putaran
optimal, sehingga mengurangi kehilangan energi. CVT (Continuously Variable
Transmission) memungkinkan mesin beroperasi pada efisiensi puncak dengan mulus,
sementara transmisi otomatis biasa mungkin mengalami sedikit kehilangan energi saat
perpindahan gigi karena jeda waktu antara perubahan.
3. Penggunaan bahan bakar alternatif dan dampaknya terhadap konversi energi:
Bahan bakar alternatif seperti biofuel atau gas alam sering memiliki kandungan energi yang
berbeda dibandingkan bensin atau diesel konvensional. Misalnya, biofuel dapat memiliki
angka oktan yang lebih tinggi, yang membantu meningkatkan efisiensi pembakaran. Namun,
kandungan energi per liter biofuel lebih rendah dibandingkan bensin, sehingga perlu lebih
banyak bahan bakar untuk menghasilkan energi yang sama. Gas alam, di sisi lain, memiliki
pembakaran yang lebih bersih dan menghasilkan lebih sedikit emisi, tetapi biasanya
memerlukan mesin yang dimodifikasi untuk mempertahankan efisiensi pembakaran yang
tinggi.
4. Pengaruh gesekan pada kehilangan energi:
Gesekan pada komponen mekanis seperti piston, poros engkol, dan roda gigi menyebabkan
kehilangan energi dalam bentuk panas. Gesekan ini mengurangi efisiensi total mesin, karena
sebagian energi dari pembakaran diubah menjadi panas yang tidak bermanfaat. Untuk
mengurangi gesekan, penggunaan pelumas dengan viskositas yang tepat dan material tahan
aus seperti aluminium atau baja tahan karat sangat penting. Teknologi pelumas modern yang
mengandung aditif khusus membantu mengurangi gesekan dan menjaga komponen agar
tetap bekerja pada suhu yang optimal.
5. Sistem regenerasi energi pada kendaraan hybrid dan listrik:
Sistem regenerasi energi, terutama pada rem regeneratif, bekerja dengan mengubah energi
kinetik kendaraan menjadi energi listrik selama pengereman, yang kemudian disimpan di
baterai. Hal ini meningkatkan efisiensi energi secara keseluruhan, karena sebagian energi
yang biasanya hilang sebagai panas selama pengereman dapat dimanfaatkan kembali.
Dengan cara ini, sistem regenerasi mengurangi konsumsi bahan bakar atau listrik dan
meningkatkan jarak tempuh kendaraan, terutama di lingkungan perkotaan yang
membutuhkan banyak pengereman.
6. Fungsi utama katup pada mesin kendaraan bermotor dan pentingnya penyetelan katup secara
berkala:
a. Fungsi katup adalah mengontrol masuknya campuran udara-bahan bakar ke dalam ruang
bakar (katup masuk) dan melepaskan gas buang setelah pembakaran (katup buang).
Katup yang berfungsi baik memastikan aliran udara-bahan bakar yang tepat dan efisiensi
pembakaran.
b. Penyetelan katup secara berkala penting karena celah katup dapat berubah akibat aus atau
ekspansi termal. Jika katup tidak disetel dengan benar, hal ini dapat menyebabkan
masalah seperti kebocoran kompresi, kehilangan tenaga, dan efisiensi bahan bakar yang
buruk. Penyetelan katup juga mencegah kerusakan komponen mesin akibat
ketidaksejajaran atau celah yang tidak tepat.
7. Pentingnya memastikan mesin berada pada top kompresi silinder 1 saat penyetelan katup dan
cara menentukannya:
a. Mesin harus berada di top kompresi silinder 1 karena ini adalah posisi di mana katup
pada silinder tersebut tertutup sepenuhnya dan piston berada di titik tertinggi (TDC).
Pada posisi ini, tekanan di ruang bakar maksimum, dan tidak ada beban pada katup, yang
memungkinkan penyetelan celah katup dengan akurat.
b. Untuk menentukan silinder 1 berada di posisi top kompresi, teknisi dapat:
1) Memutar poros engkol searah jarum jam hingga tanda TDC (Top Dead Center) pada
pulley poros engkol sejajar dengan penanda.
2) Memastikan rotor distributor mengarah ke terminal pengapian silinder 1.
3) Mengamati bahwa kedua katup silinder 1 (katup masuk dan buang) berada dalam
posisi tertutup (celah bebas).
8. Perbedaan penyetelan katup pada posisi top kompresi silinder 1 dan top kompresi silinder 4:
a. Pada top kompresi silinder 1, katup silinder 1 berada dalam posisi tertutup dan siap untuk
disetel. Pada mesin 4 silinder, silinder 4 berada pada posisi top overlap (katup masuk
mulai membuka dan katup buang mulai menutup), sehingga tidak dapat disetel.
b. Sebaliknya, pada top kompresi silinder 4, katup silinder 4 berada di posisi tertutup dan
dapat disetel, sementara silinder 1 berada di posisi overlap.
c. Cara teknisi memastikan urutan yang benar adalah dengan mengikuti urutan penyalaan
mesin, yaitu 1-3-4-2 (untuk sebagian besar mesin 4 silinder), dan menyetel katup
berdasarkan urutan tersebut.
9. Langkah-langkah penyetelan katup pada mesin 4 silinder dimulai dari top kompresi silinder
1 hingga silinder 4:
a. Langkah 1: Pastikan silinder 1 berada di posisi top kompresi (TDC) dengan memutar
poros engkol hingga tanda TDC sejajar dengan penanda.
b. Langkah 2: Setel celah katup masuk dan katup buang pada silinder 1.
c. Langkah 3: Putar poros engkol 180 derajat (seperempat putaran) hingga silinder 3 berada
di posisi top kompresi. Setel katup silinder 3.
d. Langkah 4: Putar poros engkol 180 derajat lagi hingga silinder 4 berada di posisi top
kompresi. Setel katup silinder 4.
e. Langkah 5: Putar poros engkol 180 derajat lagi hingga silinder 2 berada di posisi top
kompresi. Setel katup silinder 2.
f. Urutan ini penting karena jika tidak dilakukan dengan benar, katup dapat disetel pada
posisi yang salah (saat katup terbuka atau dalam posisi overlap), yang menyebabkan
penyetelan yang tidak akurat dan berpotensi merusak mesin.
10. Dampak penyetelan katup pada posisi yang salah (misalnya, top kompresi silinder 4 saat
harus di silinder 1):
Jika penyetelan katup dilakukan pada posisi yang salah, seperti menyetel katup pada top
kompresi silinder 4 saat seharusnya di silinder 1, katup tidak akan berada dalam posisi
tertutup sepenuhnya. Ini dapat menyebabkan:
a. Celah katup yang salah, yang bisa terlalu besar atau terlalu kecil.
b. Katup tidak menutup sempurna, yang menyebabkan kebocoran kompresi, kehilangan
tenaga, atau bahkan kerusakan pada katup dan kepala silinder.
c. Penurunan efisiensi mesin, termasuk konsumsi bahan bakar yang buruk, pembakaran
tidak sempurna, dan peningkatan emisi.
11. Perbedaan kontrol dan responsivitas antara transmisi manual dan otomatis pada jalan
menanjak:
a. Pada transmisi manual, pengemudi memiliki kontrol penuh terhadap pemilihan gigi,
sehingga bisa memilih gigi rendah secara manual untuk memberikan lebih banyak torsi
saat menanjak. Hal ini memberikan rasa kontrol lebih besar karena pengemudi dapat
menyesuaikan gigi secara langsung sesuai kebutuhan medan.
b. Pada transmisi otomatis, pemilihan gigi bergantung pada sistem elektronik yang mungkin
tidak selalu memilih gigi paling sesuai dalam kondisi tertentu, seperti tanjakan curam.
Hal ini dapat mengurangi responsivitas dibandingkan transmisi manual.
12. Cara transmisi otomatis memilih gigi yang tepat dan pengaruh teknologi terhadap performa:
a. Torque converter pada transmisi otomatis memungkinkan perpindahan tenaga dari mesin
ke transmisi tanpa memerlukan kopling seperti pada transmisi manual. Sistem elektronik
mengontrol pemilihan gigi berdasarkan kecepatan kendaraan, beban, dan kondisi jalan,
yang membuat perpindahan gigi lebih halus dan otomatis.
b. Meskipun transmisi otomatis mengurangi beban kerja pengemudi, performanya mungkin
tidak seagresif transmisi manual karena keterlambatan perpindahan gigi pada beberapa
kondisi, terutama dalam akselerasi cepat.
13. Keunggulan transmisi manual dalam balapan:
a. Transmisi manual memungkinkan pengemudi untuk mengendalikan setiap perpindahan
gigi secara presisi, yang sangat penting dalam situasi balapan. Pengemudi dapat
mengatur waktu perpindahan gigi secara tepat untuk mempertahankan kecepatan dan
akselerasi yang optimal.
b. Sementara transmisi otomatis bergantung pada algoritma untuk memutuskan kapan gigi
harus diganti, pengemudi manual dapat merespons situasi dengan lebih cepat dan agresif,
memberi mereka keuntungan dalam hal akselerasi dan kontrol kendaraan.
14. Pengaruh transmisi otomatis pada efisiensi bahan bakar dan perbandingan dengan transmisi
manual:
a. Transmisi otomatis modern biasanya dirancang untuk memilih gigi yang paling efisien
dalam berbagai kondisi, yang sering kali meningkatkan efisiensi bahan bakar dalam
perjalanan panjang atau di jalan raya.
b. Pengemudi transmisi manual, jika terampil, dapat mengoptimalkan efisiensi bahan bakar
dengan memilih gigi yang sesuai berdasarkan putaran mesin dan kondisi jalan. Namun,
pengemudi yang kurang berpengalaman mungkin menggunakan gigi yang tidak efisien,
mengurangi efisiensi bahan bakar.
15. Keuntungan ergonomis transmisi otomatis dalam kondisi lalu lintas padat:
a. Dalam kondisi lalu lintas yang padat, transmisi otomatis memberikan kenyamanan lebih
besar karena pengemudi tidak perlu terus-menerus menekan kopling dan mengganti gigi
seperti pada transmisi manual. Hal ini mengurangi kelelahan fisik dan stres psikologis.
b. Namun, kenyamanan ini mungkin mengorbankan kontrol penuh atas kendaraan, terutama
pada situasi yang membutuhkan respons cepat. Dalam kondisi darurat atau manuver yang
lebih teknis, transmisi manual bisa lebih unggul karena pengemudi bisa langsung
menyesuaikan gigi sesuai kebutuhan.
16. Masalah lampu rem tidak menyala saat pedal rem diinjak:
a. Kemungkinan penyebab:
1) Sakelar lampu rem rusak: Sakelar ini terletak di dekat pedal rem dan bisa jadi tidak
berfungsi.
2) Bohlam lampu rem putus: Periksa bohlam lampu rem untuk memastikan apakah
masih berfungsi.
3) Sambungan kabel terputus atau rusak: Kabel yang menghubungkan sakelar lampu
rem ke bohlam mungkin mengalami masalah.
4) Fuse atau sekring putus: Sekring yang mengontrol lampu rem bisa saja putus.
b. Langkah-langkah perbaikan:
1) Periksa bohlam lampu rem dan ganti jika perlu.
2) Periksa dan uji sakelar lampu rem. Ganti jika tidak berfungsi.
3) Periksa sambungan kabel dari sakelar ke bohlam dan pastikan tidak ada kabel yang
terputus.
4) Periksa sekring dan ganti jika putus.
17. Klakson tidak berfungsi saat tombol ditekan:
a. Kemungkinan penyebab:
1) Klakson itu sendiri rusak: Klakson bisa jadi tidak berfungsi jika mengalami
kerusakan internal.
2) Sakelar klakson rusak: Sakelar pada stir mungkin tidak berfungsi dengan baik.
3) Masalah pada kabel atau sambungan: Kabel dari sakelar ke klakson bisa mengalami
masalah.
4) Sekring klakson putus: Sekring yang mengontrol klakson mungkin putus.
b. Langkah-langkah perbaikan:
1) Periksa klakson dengan menghubungkannya langsung ke sumber listrik untuk
memastikan fungsinya.
2) Periksa sakelar klakson dengan menggunakan multimeter.
3) Periksa kabel dan sambungan dari sakelar ke klakson.
4) Periksa dan ganti sekring jika putus.
18. Lampu tanda belok sebelah kanan berkedip lebih cepat dari biasanya:
a. Kemungkinan penyebab:
1) Bohlam lampu tanda belok kanan putus atau tidak berfungsi: Bohlam yang rusak
dapat menyebabkan kecepatan kedipan berubah.
2) Sakelar indikator atau relay tanda belok rusak: Relay yang tidak berfungsi dengan
baik dapat menyebabkan kedipan yang tidak normal.
3) Bohlam indikator sisi kiri yang putus atau tidak berfungsi: Kadang-kadang, masalah
pada lampu kiri juga dapat memengaruhi kedipan lampu kanan.
b. Langkah-langkah perbaikan:
1) Periksa bohlam lampu tanda belok kanan dan ganti jika perlu.
2) Periksa sakelar indikator dan relay tanda belok untuk memastikan mereka berfungsi
dengan baik.
3) Periksa bohlam indikator sisi kiri dan ganti jika perlu.
19. Lampu utama mati tiba-tiba meskipun bohlam masih baik:
a. Kemungkinan penyebab:
1) Kabel atau sambungan longgar atau rusak: Sambungan kabel yang tidak baik dapat
menyebabkan lampu utama mati.
2) Sakelar lampu utama rusak: Sakelar yang mengontrol lampu utama bisa jadi
bermasalah.
3) Regulator tegangan atau alternator bermasalah: Komponen ini dapat mempengaruhi
pasokan daya ke lampu utama.
b. Langkah-langkah perbaikan:
1) Periksa sambungan kabel pada lampu utama untuk memastikan tidak ada yang
longgar atau rusak.
2) Uji sakelar lampu utama dan ganti jika tidak berfungsi dengan baik.
3) Periksa regulator tegangan dan alternator untuk memastikan mereka berfungsi
dengan baik.
20. Setelah penggantian sekring, lampu utama dan lampu rem tidak menyala, tetapi lampu tanda
belok dan klakson berfungsi dengan baik:
a. Kemungkinan penyebab:
1) Sambungan atau kabel yang putus: Kabel yang terputus atau rusak pada sistem lampu
utama dan rem.
2) Sakelar lampu utama atau sakelar lampu rem rusak: Sakelar ini mungkin mengalami
kerusakan.
3) Masalah pada fuse box: Fuse box yang tidak terpasang dengan benar atau mengalami
kerusakan.
b. Langkah-langkah perbaikan:
1) Periksa sambungan kabel dan pastikan semuanya terhubung dengan baik.
2) Uji dan ganti sakelar lampu utama dan sakelar lampu rem jika diperlukan.
3) Periksa fuse box untuk memastikan tidak ada masalah dengan pemasangan atau
kerusakan.
YAYASAN DWIJA PRAJA
SMK DWIJA PRAJA
Jalan Sriwijaya No. 9 Tlp/fax: (0285) 426992 Kota Pekalongan
Web: http://smkdwijaprajapekalongan.sch.id/ Email: dwijapraja_smk@yahoo.com
LEMBAR SOAL SUSULAN
PENILAIAN TENGAH SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2024/2025

Mata Pelajaran : Konsentrasi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan


Tingkat : XI (Sebelas)
Bidang Keahlian : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Hari/Tanggal : Selasa / Oktober 2024
Waktu : 07.00 s.d 12.00 WIB

PETUNJUK UMUM
1. Kerjakan dengan tepat pada LJPTS
2. Laporkan kepada pengawas ujian apabila terdapat lembar soal dan LJPTS yang kurang jelas,
rusak, atau tidak lengkap
3. Tidak diijinkan menggunakan kalkulator, HP, atau alat bantu lainnya
4. “ SELAMAT MENGERJAKAN’ DAN “SEMOGA SUKSES MENYERTAI ANDA”

1. Analisis perbedaan kontrol dan responsivitas antara transmisi manual dan otomatis dalam
kondisi jalan yang menanjak. Mengapa pengemudi dengan transmisi manual sering kali
merasa lebih memiliki kendali saat menghadapi tanjakan dibandingkan pengemudi dengan
transmisi otomatis?
2. Bagaimana sistem transmisi otomatis dapat memilih gigi yang tepat secara otomatis?
Analisis bagaimana teknologi seperti torque converter dan sistem elektronik pada transmisi
otomatis memengaruhi performa kendaraan dibandingkan dengan transmisi manual yang
dikendalikan secara mekanis oleh pengemudi.
3. Dalam konteks perlombaan atau balapan, transmisi manual sering kali dipilih oleh
pengemudi. Analisis alasan mengapa transmisi manual memberikan keunggulan dalam hal
akselerasi dan kontrol dibandingkan transmisi otomatis pada situasi tersebut.
4. Analisis dampak penggunaan transmisi otomatis pada efisiensi bahan bakar dalam perjalanan
jauh. Bandingkan dengan transmisi manual, dan jelaskan bagaimana pengemudi dengan
transmisi manual dapat mengoptimalkan efisiensi bahan bakar dibandingkan transmisi
otomatis yang mengandalkan sistem pemilihan gigi otomatis.
5. Pada beberapa situasi, seperti kondisi lalu lintas yang padat, transmisi otomatis sering kali
dianggap lebih nyaman dibandingkan transmisi manual. Analisis keuntungan ergonomis dan
psikologis yang didapatkan pengemudi dari transmisi otomatis dalam situasi ini, serta apakah
ada kompromi dalam hal kinerja kendaraan.
6. Sebuah kendaraan mengalami masalah di mana lampu rem tidak menyala saat pedal rem
diinjak, tetapi semua lampu lain berfungsi dengan baik. Analisis penyebab potensial dari
masalah ini dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperbaikinya.
7. Klakson pada sebuah mobil tidak berfungsi saat tombol ditekan, namun lampu-lampu lain
seperti lampu utama dan lampu tanda belok masih berfungsi normal. Analisis kemungkinan
penyebab kegagalan klakson dan metode troubleshooting yang bisa digunakan untuk
memperbaiki masalah tersebut.
8. Lampu tanda belok sebelah kanan pada kendaraan berkedip lebih cepat dari biasanya,
sementara lampu sebelah kiri berfungsi normal. Jelaskan kemungkinan penyebab dari
masalah ini dan analisis langkah-langkah yang harus diambil untuk menemukan dan
memperbaiki masalah tersebut.
9. Lampu utama kendaraan kadang mati tiba-tiba meskipun bohlam masih dalam kondisi baik.
Analisis apa yang bisa menjadi penyebab gangguan tersebut dan jelaskan bagaimana cara
melakukan troubleshooting untuk memastikan komponen mana yang mengalami masalah.
10. Setelah penggantian sekring, lampu utama dan lampu rem pada kendaraan tidak menyala,
tetapi lampu tanda belok dan klakson berfungsi dengan baik. Analisis kemungkinan
kerusakan yang terjadi, baik pada sistem kelistrikan atau komponen lain, dan jelaskan cara
mengatasinya.
11. Analisis bagaimana perubahan suhu dan tekanan di ruang bakar mesin memengaruhi
efisiensi konversi energi pada mesin kendaraan bermotor. Bagaimana hal ini dapat
dioptimalkan untuk meningkatkan performa mesin?
12. Tinjau sistem transmisi kendaraan bermotor dalam hal efisiensi konversi energi. Jelaskan
bagaimana desain dan jenis transmisi (manual, otomatis, atau CVT) mempengaruhi
kehilangan energi selama proses penggerakan kendaraan.
13. Analisis dampak penggunaan bahan bakar alternatif (misalnya, biofuel atau gas alam)
terhadap proses konversi energi dalam kendaraan bermotor. Bagaimana perbedaan bahan
bakar ini memengaruhi efisiensi dan emisi kendaraan?
14. Jelaskan bagaimana gesekan dalam komponen mekanis kendaraan (seperti piston, poros
engkol, dan roda gigi) berkontribusi pada kehilangan energi. Bagaimana strategi pelumasan
dan material yang digunakan dapat mengurangi kehilangan energi ini?
15. Analisis sistem regenerasi energi pada kendaraan hybrid atau listrik (misalnya, regenerasi
rem). Bagaimana sistem ini membantu mengoptimalkan konversi energi dan mengurangi
konsumsi bahan bakar atau listrik?
16. Jelaskan fungsi utama katup pada mesin kendaraan bermotor dan mengapa penyetelan katup
secara berkala sangat penting untuk kinerja mesin.
17. Mengapa penting untuk memastikan mesin berada pada top kompresi silinder 1 saat
melakukan penyetelan katup? Bagaimana cara menentukan bahwa silinder 1 berada di posisi
top kompresi sebelum penyetelan dilakukan?
18. Pada penyetelan katup mesin 4 silinder, jelaskan perbedaan antara penyetelan katup pada
posisi top kompresi silinder 1 dan top kompresi silinder 4. Bagaimana cara teknisi
memastikan bahwa penyetelan katup dilakukan pada urutan yang benar?
19. Sebutkan langkah-langkah penyetelan katup pada mesin 4 silinder yang dimulai dari posisi
top kompresi silinder 1 hingga silinder 4. Mengapa urutan penyetelan ini penting untuk
kinerja mesin secara keseluruhan?
20. Apa dampaknya jika penyetelan katup dilakukan pada posisi yang salah, misalnya
penyetelan dilakukan saat mesin berada di top kompresi silinder 4 padahal harus disetel pada
silinder 1? Jelaskan bagaimana hal ini memengaruhi pembukaan dan penutupan katup serta
kinerja mesin.
JAWABAN KELAS XI
1. Perbedaan kontrol dan responsivitas antara transmisi manual dan otomatis pada jalan
menanjak:
a. Pada transmisi manual, pengemudi memiliki kontrol penuh terhadap pemilihan gigi,
sehingga bisa memilih gigi rendah secara manual untuk memberikan lebih banyak torsi
saat menanjak. Hal ini memberikan rasa kontrol lebih besar karena pengemudi dapat
menyesuaikan gigi secara langsung sesuai kebutuhan medan.
b. Pada transmisi otomatis, pemilihan gigi bergantung pada sistem elektronik yang mungkin
tidak selalu memilih gigi paling sesuai dalam kondisi tertentu, seperti tanjakan curam.
Hal ini dapat mengurangi responsivitas dibandingkan transmisi manual.
2. Cara transmisi otomatis memilih gigi yang tepat dan pengaruh teknologi terhadap performa:
a. Torque converter pada transmisi otomatis memungkinkan perpindahan tenaga dari mesin
ke transmisi tanpa memerlukan kopling seperti pada transmisi manual. Sistem elektronik
mengontrol pemilihan gigi berdasarkan kecepatan kendaraan, beban, dan kondisi jalan,
yang membuat perpindahan gigi lebih halus dan otomatis.
b. Meskipun transmisi otomatis mengurangi beban kerja pengemudi, performanya mungkin
tidak seagresif transmisi manual karena keterlambatan perpindahan gigi pada beberapa
kondisi, terutama dalam akselerasi cepat.
3. Keunggulan transmisi manual dalam balapan:
a. Transmisi manual memungkinkan pengemudi untuk mengendalikan setiap perpindahan
gigi secara presisi, yang sangat penting dalam situasi balapan. Pengemudi dapat
mengatur waktu perpindahan gigi secara tepat untuk mempertahankan kecepatan dan
akselerasi yang optimal.
b. Sementara transmisi otomatis bergantung pada algoritma untuk memutuskan kapan gigi
harus diganti, pengemudi manual dapat merespons situasi dengan lebih cepat dan agresif,
memberi mereka keuntungan dalam hal akselerasi dan kontrol kendaraan.
4. Pengaruh transmisi otomatis pada efisiensi bahan bakar dan perbandingan dengan transmisi
manual:
a. Transmisi otomatis modern biasanya dirancang untuk memilih gigi yang paling efisien
dalam berbagai kondisi, yang sering kali meningkatkan efisiensi bahan bakar dalam
perjalanan panjang atau di jalan raya.
b. Pengemudi transmisi manual, jika terampil, dapat mengoptimalkan efisiensi bahan bakar
dengan memilih gigi yang sesuai berdasarkan putaran mesin dan kondisi jalan. Namun,
pengemudi yang kurang berpengalaman mungkin menggunakan gigi yang tidak efisien,
mengurangi efisiensi bahan bakar.
5. Keuntungan ergonomis transmisi otomatis dalam kondisi lalu lintas padat:
a. Dalam kondisi lalu lintas yang padat, transmisi otomatis memberikan kenyamanan lebih
besar karena pengemudi tidak perlu terus-menerus menekan kopling dan mengganti gigi
seperti pada transmisi manual. Hal ini mengurangi kelelahan fisik dan stres psikologis.
b. Namun, kenyamanan ini mungkin mengorbankan kontrol penuh atas kendaraan, terutama
pada situasi yang membutuhkan respons cepat. Dalam kondisi darurat atau manuver yang
lebih teknis, transmisi manual bisa lebih unggul karena pengemudi bisa langsung
menyesuaikan gigi sesuai kebutuhan.
6. Masalah lampu rem tidak menyala saat pedal rem diinjak:
a. Kemungkinan penyebab:
1) Sakelar lampu rem rusak: Sakelar ini terletak di dekat pedal rem dan bisa jadi tidak
berfungsi.
2) Bohlam lampu rem putus: Periksa bohlam lampu rem untuk memastikan apakah
masih berfungsi.
3) Sambungan kabel terputus atau rusak: Kabel yang menghubungkan sakelar lampu
rem ke bohlam mungkin mengalami masalah.
4) Fuse atau sekring putus: Sekring yang mengontrol lampu rem bisa saja putus.
b. Langkah-langkah perbaikan:
5) Periksa bohlam lampu rem dan ganti jika perlu.
6) Periksa dan uji sakelar lampu rem. Ganti jika tidak berfungsi.
7) Periksa sambungan kabel dari sakelar ke bohlam dan pastikan tidak ada kabel yang
terputus.
8) Periksa sekring dan ganti jika putus.
7. Klakson tidak berfungsi saat tombol ditekan:
a. Kemungkinan penyebab:
1) Klakson itu sendiri rusak: Klakson bisa jadi tidak berfungsi jika mengalami
kerusakan internal.
2) Sakelar klakson rusak: Sakelar pada stir mungkin tidak berfungsi dengan baik.
3) Masalah pada kabel atau sambungan: Kabel dari sakelar ke klakson bisa mengalami
masalah.
4) Sekring klakson putus: Sekring yang mengontrol klakson mungkin putus.
b. Langkah-langkah perbaikan:
1) Periksa klakson dengan menghubungkannya langsung ke sumber listrik untuk
memastikan fungsinya.
2) Periksa sakelar klakson dengan menggunakan multimeter.
3) Periksa kabel dan sambungan dari sakelar ke klakson.
4) Periksa dan ganti sekring jika putus.
8. Lampu tanda belok sebelah kanan berkedip lebih cepat dari biasanya:
a. Kemungkinan penyebab:
1) Bohlam lampu tanda belok kanan putus atau tidak berfungsi: Bohlam yang rusak
dapat menyebabkan kecepatan kedipan berubah.
2) Sakelar indikator atau relay tanda belok rusak: Relay yang tidak berfungsi dengan
baik dapat menyebabkan kedipan yang tidak normal.
3) Bohlam indikator sisi kiri yang putus atau tidak berfungsi: Kadang-kadang, masalah
pada lampu kiri juga dapat memengaruhi kedipan lampu kanan.
b. Langkah-langkah perbaikan:
1) Periksa bohlam lampu tanda belok kanan dan ganti jika perlu.
2) Periksa sakelar indikator dan relay tanda belok untuk memastikan mereka berfungsi
dengan baik.
3) Periksa bohlam indikator sisi kiri dan ganti jika perlu.
9. Lampu utama mati tiba-tiba meskipun bohlam masih baik:
a. Kemungkinan penyebab:
1) Kabel atau sambungan longgar atau rusak: Sambungan kabel yang tidak baik dapat
menyebabkan lampu utama mati.
2) Sakelar lampu utama rusak: Sakelar yang mengontrol lampu utama bisa jadi
bermasalah.
3) Regulator tegangan atau alternator bermasalah: Komponen ini dapat mempengaruhi
pasokan daya ke lampu utama.
b. Langkah-langkah perbaikan:
1) Periksa sambungan kabel pada lampu utama untuk memastikan tidak ada yang
longgar atau rusak.
2) Uji sakelar lampu utama dan ganti jika tidak berfungsi dengan baik.
3) Periksa regulator tegangan dan alternator untuk memastikan mereka berfungsi
dengan baik.
10. Setelah penggantian sekring, lampu utama dan lampu rem tidak menyala, tetapi lampu tanda
belok dan klakson berfungsi dengan baik:
a. Kemungkinan penyebab:
1) Sambungan atau kabel yang putus: Kabel yang terputus atau rusak pada sistem lampu
utama dan rem.
2) Sakelar lampu utama atau sakelar lampu rem rusak: Sakelar ini mungkin mengalami
kerusakan.
3) Masalah pada fuse box: Fuse box yang tidak terpasang dengan benar atau mengalami
kerusakan.
b. Langkah-langkah perbaikan:
1) Periksa sambungan kabel dan pastikan semuanya terhubung dengan baik.
2) Uji dan ganti sakelar lampu utama dan sakelar lampu rem jika diperlukan.
3) Periksa fuse box untuk memastikan tidak ada masalah dengan pemasangan atau
kerusakan.
11. Pengaruh suhu dan tekanan di ruang bakar pada efisiensi konversi energi:
Suhu dan tekanan di ruang bakar sangat memengaruhi efisiensi termal mesin. Semakin tinggi
suhu dan tekanan di ruang bakar, semakin besar energi yang dilepaskan oleh bahan bakar
selama pembakaran. Namun, jika suhu terlalu tinggi, mesin bisa mengalami knocking
(pembakaran dini), yang mengurangi efisiensi dan merusak komponen mesin. Untuk
mengoptimalkan performa, pabrikan biasanya mengatur rasio kompresi dan menggunakan
sistem pendinginan serta teknologi turbocharger atau supercharger untuk meningkatkan
efisiensi tanpa menyebabkan overheating.
12. Efisiensi konversi energi pada sistem transmisi:
Pada transmisi manual, pengemudi memiliki kontrol penuh atas perpindahan gigi, yang dapat
meningkatkan efisiensi jika perpindahan dilakukan pada waktu yang tepat. Namun, transmisi
otomatis (khususnya CVT) sering lebih efisien dalam mempertahankan mesin pada putaran
optimal, sehingga mengurangi kehilangan energi. CVT (Continuously Variable
Transmission) memungkinkan mesin beroperasi pada efisiensi puncak dengan mulus,
sementara transmisi otomatis biasa mungkin mengalami sedikit kehilangan energi saat
perpindahan gigi karena jeda waktu antara perubahan.
13. Penggunaan bahan bakar alternatif dan dampaknya terhadap konversi energi:
Bahan bakar alternatif seperti biofuel atau gas alam sering memiliki kandungan energi yang
berbeda dibandingkan bensin atau diesel konvensional. Misalnya, biofuel dapat memiliki
angka oktan yang lebih tinggi, yang membantu meningkatkan efisiensi pembakaran. Namun,
kandungan energi per liter biofuel lebih rendah dibandingkan bensin, sehingga perlu lebih
banyak bahan bakar untuk menghasilkan energi yang sama. Gas alam, di sisi lain, memiliki
pembakaran yang lebih bersih dan menghasilkan lebih sedikit emisi, tetapi biasanya
memerlukan mesin yang dimodifikasi untuk mempertahankan efisiensi pembakaran yang
tinggi.
14. Pengaruh gesekan pada kehilangan energi:
Gesekan pada komponen mekanis seperti piston, poros engkol, dan roda gigi menyebabkan
kehilangan energi dalam bentuk panas. Gesekan ini mengurangi efisiensi total mesin, karena
sebagian energi dari pembakaran diubah menjadi panas yang tidak bermanfaat. Untuk
mengurangi gesekan, penggunaan pelumas dengan viskositas yang tepat dan material tahan
aus seperti aluminium atau baja tahan karat sangat penting. Teknologi pelumas modern yang
mengandung aditif khusus membantu mengurangi gesekan dan menjaga komponen agar
tetap bekerja pada suhu yang optimal.
15. Sistem regenerasi energi pada kendaraan hybrid dan listrik:
Sistem regenerasi energi, terutama pada rem regeneratif, bekerja dengan mengubah energi
kinetik kendaraan menjadi energi listrik selama pengereman, yang kemudian disimpan di
baterai. Hal ini meningkatkan efisiensi energi secara keseluruhan, karena sebagian energi
yang biasanya hilang sebagai panas selama pengereman dapat dimanfaatkan kembali.
Dengan cara ini, sistem regenerasi mengurangi konsumsi bahan bakar atau listrik dan
meningkatkan jarak tempuh kendaraan, terutama di lingkungan perkotaan yang
membutuhkan banyak pengereman.
16. Fungsi utama katup pada mesin kendaraan bermotor dan pentingnya penyetelan katup secara
berkala:
a. Fungsi katup adalah mengontrol masuknya campuran udara-bahan bakar ke dalam ruang
bakar (katup masuk) dan melepaskan gas buang setelah pembakaran (katup buang).
Katup yang berfungsi baik memastikan aliran udara-bahan bakar yang tepat dan efisiensi
pembakaran.
b. Penyetelan katup secara berkala penting karena celah katup dapat berubah akibat aus atau
ekspansi termal. Jika katup tidak disetel dengan benar, hal ini dapat menyebabkan
masalah seperti kebocoran kompresi, kehilangan tenaga, dan efisiensi bahan bakar yang
buruk. Penyetelan katup juga mencegah kerusakan komponen mesin akibat
ketidaksejajaran atau celah yang tidak tepat.
17. Pentingnya memastikan mesin berada pada top kompresi silinder 1 saat penyetelan katup dan
cara menentukannya:
a. Mesin harus berada di top kompresi silinder 1 karena ini adalah posisi di mana katup
pada silinder tersebut tertutup sepenuhnya dan piston berada di titik tertinggi (TDC).
Pada posisi ini, tekanan di ruang bakar maksimum, dan tidak ada beban pada katup, yang
memungkinkan penyetelan celah katup dengan akurat.
b. Untuk menentukan silinder 1 berada di posisi top kompresi, teknisi dapat:
1) Memutar poros engkol searah jarum jam hingga tanda TDC (Top Dead Center) pada
pulley poros engkol sejajar dengan penanda.
2) Memastikan rotor distributor mengarah ke terminal pengapian silinder 1.
3) Mengamati bahwa kedua katup silinder 1 (katup masuk dan buang) berada dalam
posisi tertutup (celah bebas).
18. Perbedaan penyetelan katup pada posisi top kompresi silinder 1 dan top kompresi silinder 4:
a. Pada top kompresi silinder 1, katup silinder 1 berada dalam posisi tertutup dan siap untuk
disetel. Pada mesin 4 silinder, silinder 4 berada pada posisi top overlap (katup masuk
mulai membuka dan katup buang mulai menutup), sehingga tidak dapat disetel.
b. Sebaliknya, pada top kompresi silinder 4, katup silinder 4 berada di posisi tertutup dan
dapat disetel, sementara silinder 1 berada di posisi overlap.
c. Cara teknisi memastikan urutan yang benar adalah dengan mengikuti urutan penyalaan
mesin, yaitu 1-3-4-2 (untuk sebagian besar mesin 4 silinder), dan menyetel katup
berdasarkan urutan tersebut.
19. Langkah-langkah penyetelan katup pada mesin 4 silinder dimulai dari top kompresi silinder
1 hingga silinder 4:
a. Langkah 1: Pastikan silinder 1 berada di posisi top kompresi (TDC) dengan memutar
poros engkol hingga tanda TDC sejajar dengan penanda.
b. Langkah 2: Setel celah katup masuk dan katup buang pada silinder 1.
c. Langkah 3: Putar poros engkol 180 derajat (seperempat putaran) hingga silinder 3 berada
di posisi top kompresi. Setel katup silinder 3.
d. Langkah 4: Putar poros engkol 180 derajat lagi hingga silinder 4 berada di posisi top
kompresi. Setel katup silinder 4.
e. Langkah 5: Putar poros engkol 180 derajat lagi hingga silinder 2 berada di posisi top
kompresi. Setel katup silinder 2.
f. Urutan ini penting karena jika tidak dilakukan dengan benar, katup dapat disetel pada
posisi yang salah (saat katup terbuka atau dalam posisi overlap), yang menyebabkan
penyetelan yang tidak akurat dan berpotensi merusak mesin.
20. Dampak penyetelan katup pada posisi yang salah (misalnya, top kompresi silinder 4 saat
harus di silinder 1):
Jika penyetelan katup dilakukan pada posisi yang salah, seperti menyetel katup pada top
kompresi silinder 4 saat seharusnya di silinder 1, katup tidak akan berada dalam posisi
tertutup sepenuhnya. Ini dapat menyebabkan:
a. Celah katup yang salah, yang bisa terlalu besar atau terlalu kecil.
b. Katup tidak menutup sempurna, yang menyebabkan kebocoran kompresi, kehilangan
tenaga, atau bahkan kerusakan pada katup dan kepala silinder.
c. Penurunan efisiensi mesin, termasuk konsumsi bahan bakar yang buruk, pembakaran
tidak sempurna, dan peningkatan emisi.
YAYASAN DWIJA PRAJA
SMK DWIJA PRAJA
Jalan Sriwijaya No. 9 Tlp/fax: (0285) 426992 Kota Pekalongan
Web: http://smkdwijaprajapekalongan.sch.id/ Email: dwijapraja_smk@yahoo.com
LEMBAR SOAL UTAMA
PENILAIAN TENGAH SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2024/2025

Mata Pelajaran : Dasar-dasar Teknik Otomotif


Tingkat : XI (Sebelas)
Bidang Keahlian : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Hari/Tanggal : Jumat / 27 September 2024
Waktu : 07.30 s.d 08.30 WIB

PETUNJUK UMUM
1. Kerjakan dengan tepat pada LJPTS
2. Laporkan kepada pengawas ujian apabila terdapat lembar soal dan LJPTS yang kurang jelas,
rusak, atau tidak lengkap
3. Tidak diijinkan menggunakan kalkulator, HP, atau alat bantu lainnya
4. “ SELAMAT MENGERJAKAN’ DAN “SEMOGA SUKSES MENYERTAI ANDA”

1. Jelaskan fungsi dan penggunaan dari kunci pas dalam perawatan dan perbaikan kendaraan
bermotor.
2. Apa perbedaan antara kunci inggris dan kunci pas tetap? Berikan contoh penggunaannya
dalam pekerjaan otomotif.
3. Jelaskan kegunaan dan cara penggunaan tang grip dalam pekerjaan otomotif. Berikan contoh
situasi di mana tang grip diperlukan.
4. Apa yang harus diperhatikan saat memilih alat tangan otomotif untuk memastikan alat
tersebut berkualitas dan sesuai kebutuhan?
5. Jelaskan cara penggunaan jangka sorong untuk mengukur diameter luar sebuah komponen
mesin. Sertakan langkah-langkahnya.
6. Apa perbedaan antara pengukuran dengan jangka sorong dalam satuan milimeter dan inci?
Berikan contoh penggunaannya dalam konteks otomotif.
7. Jelaskan langkah-langkah yang harus diambil untuk membaca hasil pengukuran pada jangka
sorong dengan benar.
8. Jelaskan perbedaan antara skala utama dan skala nonius pada jangka sorong dan bagaimana
keduanya digunakan untuk pengukuran.
9. Berapa hasil pembacaan jangka sorong di bawah ini:

10. Berapa hasil pembacaan jangka sorong di bawah ini:


11. Jelaskan fungsi dan penggunaan micrometer sekrup dalam pengukuran ketebalan komponen
otomotif.
12. Bagaimana cara menggunakan micrometer untuk mengukur diameter sebuah batang logam?
Jelaskan langkah-langkahnya.
13. Jelaskan perbedaan antara micrometer luar dan micrometer dalam serta contoh
penggunaannya dalam pekerjaan mekanik.
14. Berapa hasil pembacaan micrometer di bawah ini:

15. Berapa hasil pembacaan micrometer di bawah ini

16. Jelaskan fungsi dan komponen utama dari multimeter analog, serta bagaimana alat ini
digunakan untuk mengukur tegangan listrik dalam sistem otomotif.
17. Bagaimana cara mengatur skala pengukuran pada multimeter analog untuk mendapatkan
hasil pengukuran yang akurat? Berikan langkah-langkahnya secara rinci.
18. Jelaskan perbedaan antara pengukuran tegangan, arus, dan resistansi menggunakan
multimeter analog. Apa yang harus diperhatikan dalam setiap pengukuran tersebut?
19. Sebutkan kelebihan dan kekurangan penggunaan multimeter analog dibandingkan
multimeter digital dalam pekerjaan perbaikan dan diagnosis kelistrikan kendaraan.
20. Berapa hasil pembacaan tahanan dengan multimeter di bawah ini jika selektor diarahkan
pada skala X10?
Kunci jawaban kelas X
1. Kunci pas digunakan untuk mengencangkan dan mengendurkan baut/mur dengan ukuran
tertentu. Fungsinya penting dalam perawatan kendaraan bermotor untuk memastikan
komponen terpasang dengan baik.
2. Kunci inggris dapat disesuaikan dengan berbagai ukuran mur/baut, sedangkan kunci pas
tetap memiliki ukuran yang tidak bisa diubah. Contoh: Kunci inggris digunakan saat tidak
ada ukuran kunci pas tetap yang sesuai.
3. Tang grip digunakan untuk mencengkeram benda dengan kuat, berguna saat memutar atau
menahan objek. Contoh: Digunakan saat melepas mur yang sudah aus atau sulit dijangkau.
4. Pastikan alat terbuat dari material berkualitas, nyaman digunakan, sesuai ukuran pekerjaan,
dan memiliki sertifikasi keselamatan.
5. Cara menggunakan jangka sorong:
a. Buka rahang jangka sorong.
b. Tempatkan komponen di antara rahang.
c. Tutup rahang hingga menyentuh komponen.
d. Baca hasil pengukuran pada skala.
6. Pengukuran dalam milimeter lebih detail dan umum di Indonesia, sedangkan inci sering
digunakan di Amerika. Contoh: Mengukur diameter poros roda dalam milimeter di bengkel
Indonesia.
7. Langkah membaca jangka sorong:
a. Baca skala utama di titik nol nonius.
b. Tambahkan hasil nonius dengan skala utama untuk mendapatkan hasil pengukuran
lengkap.
8. Skala utama menunjukkan ukuran dalam milimeter atau inci. Skala nonius memberikan
pembacaan lebih presisi, melengkapi skala utama untuk hasil akurat hingga pecahan
milimeter/inci.
9. 3,17 mm
10. 11,7 mm
11. Micrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan atau diameter komponen dengan
presisi tinggi, seperti piston, poros, dan komponen kecil pada mesin otomotif. Alat ini
memberikan pengukuran hingga 0,01 mm.
12. Langkah-langkah menggunakan micrometer:
a. Buka rahang micrometer dengan memutar skala.
b. Tempatkan batang logam di antara rahang.
c. Tutup rahang hingga menyentuh permukaan batang.
d. Baca hasil pengukuran dari skala utama dan skala nonius untuk mendapatkan nilai
presisi.
13. Micrometer luar digunakan untuk mengukur diameter atau ketebalan komponen luar, seperti
poros atau pelat. Micrometer dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam, seperti
lubang atau silinder. Contoh penggunaan: Micrometer luar mengukur diameter poros,
sedangkan micrometer dalam mengukur diameter lubang silinder.
14. 3,57 mm
15. 4,30 mm
16. Fungsi multimeter analog adalah untuk mengukur tegangan, arus, dan resistansi. Komponen
utamanya meliputi jarum penunjuk, skala pengukuran, tombol selektor, dan probe. Untuk
mengukur tegangan, atur selektor ke posisi voltase (DC/AC) dan hubungkan probe ke
sumber listrik pada kendaraan.
17. Langkah mengatur skala pengukuran:
a. Putar tombol selektor ke pengukuran yang sesuai (tegangan, arus, atau resistansi).
b. Pilih rentang pengukuran yang lebih besar dari perkiraan nilai untuk menghindari
kerusakan alat.
c. Setelah membaca hasil, sesuaikan ke skala yang lebih kecil untuk hasil lebih akurat jika
perlu.
18. Tegangan diukur dengan menghubungkan multimeter ke titik-titik sirkuit. Arus diukur
dengan memutus sirkuit dan menyambungkan multimeter di antaranya. Resistansi diukur
pada komponen yang tidak teraliri listrik. Pastikan memilih skala yang tepat dan melakukan
pengukuran pada kondisi sistem yang sesuai.
19. Kelebihan multimeter analog: lebih tahan lama, tidak memerlukan baterai untuk pengukuran
tegangan/arustegangan/arusrendah, dan memberikan respons langsung. Kekurangan: kurang
akurat pada pembacaan rendah, lebih sulit dibaca dibandingkan multimeter digital, dan lebih
rentan terhadap kesalahan pembacaan akibat jarum yang bergerak.
20. 240 ohm
YAYASAN DWIJA PRAJA
SMK DWIJA PRAJA
Jalan Sriwijaya No. 9 Tlp/fax: (0285) 426992 Kota Pekalongan
Web: http://smkdwijaprajapekalongan.sch.id/ Email: dwijapraja_smk@yahoo.com
LEMBAR SOAL SUSULAN
PENILAIAN TENGAH SEMESTER GASAL
TAHUN PELAJARAN 2024/2025

Mata Pelajaran : Dasar-dasar Teknik Otomotif


Tingkat : XI (Sebelas)
Bidang Keahlian : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Hari/Tanggal : Selasa / 1 Oktober 2024
Waktu : 07.00 s.d 12.00 WIB

PETUNJUK UMUM
1. Kerjakan dengan tepat pada LJPTS
2. Laporkan kepada pengawas ujian apabila terdapat lembar soal dan LJPTS yang kurang jelas,
rusak, atau tidak lengkap
3. Tidak diijinkan menggunakan kalkulator, HP, atau alat bantu lainnya
4. “ SELAMAT MENGERJAKAN’ DAN “SEMOGA SUKSES MENYERTAI ANDA”

1. Jelaskan fungsi dan penggunaan micrometer sekrup dalam pengukuran ketebalan komponen
otomotif.
2. Bagaimana cara menggunakan micrometer untuk mengukur diameter sebuah batang logam?
Jelaskan langkah-langkahnya.
3. Jelaskan perbedaan antara micrometer luar dan micrometer dalam serta contoh
penggunaannya dalam pekerjaan mekanik.
4. Berapa hasil pembacaan micrometer di bawah ini:

5. Berapa hasil pembacaan micrometer di bawah ini

6. Jelaskan fungsi dan komponen utama dari multimeter analog, serta bagaimana alat ini
digunakan untuk mengukur tegangan listrik dalam sistem otomotif.
7. Bagaimana cara mengatur skala pengukuran pada multimeter analog untuk mendapatkan
hasil pengukuran yang akurat? Berikan langkah-langkahnya secara rinci.
8. Jelaskan perbedaan antara pengukuran tegangan, arus, dan resistansi menggunakan
multimeter analog. Apa yang harus diperhatikan dalam setiap pengukuran tersebut?
9. Sebutkan kelebihan dan kekurangan penggunaan multimeter analog dibandingkan
multimeter digital dalam pekerjaan perbaikan dan diagnosis kelistrikan kendaraan.
10. Berapa hasil pembacaan tahanan dengan multimeter di bawah ini jika selektor diarahkan
pada skala X10?

11. Jelaskan fungsi dan penggunaan dari kunci pas dalam perawatan dan perbaikan kendaraan
bermotor.
12. Apa perbedaan antara kunci inggris dan kunci pas tetap? Berikan contoh penggunaannya
dalam pekerjaan otomotif.
13. Jelaskan kegunaan dan cara penggunaan tang grip dalam pekerjaan otomotif. Berikan contoh
situasi di mana tang grip diperlukan.
14. Apa yang harus diperhatikan saat memilih alat tangan otomotif untuk memastikan alat
tersebut berkualitas dan sesuai kebutuhan?
15. Jelaskan cara penggunaan jangka sorong untuk mengukur diameter luar sebuah komponen
mesin. Sertakan langkah-langkahnya.
16. Apa perbedaan antara pengukuran dengan jangka sorong dalam satuan milimeter dan inci?
Berikan contoh penggunaannya dalam konteks otomotif.
17. Jelaskan langkah-langkah yang harus diambil untuk membaca hasil pengukuran pada jangka
sorong dengan benar.
18. Jelaskan perbedaan antara skala utama dan skala nonius pada jangka sorong dan bagaimana
keduanya digunakan untuk pengukuran.
19. Berapa hasil pembacaan jangka sorong di bawah ini:

20. Berapa hasil pembacaan jangka sorong di bawah ini:


Kunci jawaban kelas X
1. Micrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan atau diameter komponen dengan
presisi tinggi, seperti piston, poros, dan komponen kecil pada mesin otomotif. Alat ini
memberikan pengukuran hingga 0,01 mm.
2. Langkah-langkah menggunakan micrometer:
a. Buka rahang micrometer dengan memutar skala.
b. Tempatkan batang logam di antara rahang.
c. Tutup rahang hingga menyentuh permukaan batang.
d. Baca hasil pengukuran dari skala utama dan skala nonius untuk mendapatkan nilai
presisi.
3. Micrometer luar digunakan untuk mengukur diameter atau ketebalan komponen luar, seperti
poros atau pelat. Micrometer dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam, seperti
lubang atau silinder. Contoh penggunaan: Micrometer luar mengukur diameter poros,
sedangkan micrometer dalam mengukur diameter lubang silinder.
4. 3,57 mm
5. 4,30 mm
6. Fungsi multimeter analog adalah untuk mengukur tegangan, arus, dan resistansi. Komponen
utamanya meliputi jarum penunjuk, skala pengukuran, tombol selektor, dan probe. Untuk
mengukur tegangan, atur selektor ke posisi voltase (DC/AC) dan hubungkan probe ke
sumber listrik pada kendaraan.
7. Langkah mengatur skala pengukuran:
a. Putar tombol selektor ke pengukuran yang sesuai (tegangan, arus, atau resistansi).
b. Pilih rentang pengukuran yang lebih besar dari perkiraan nilai untuk menghindari
kerusakan alat.
c. Setelah membaca hasil, sesuaikan ke skala yang lebih kecil untuk hasil lebih akurat jika
perlu.
8. Tegangan diukur dengan menghubungkan multimeter ke titik-titik sirkuit. Arus diukur
dengan memutus sirkuit dan menyambungkan multimeter di antaranya. Resistansi diukur
pada komponen yang tidak teraliri listrik. Pastikan memilih skala yang tepat dan melakukan
pengukuran pada kondisi sistem yang sesuai.
9. Kelebihan multimeter analog: lebih tahan lama, tidak memerlukan baterai untuk pengukuran
tegangan/arustegangan/arusrendah, dan memberikan respons langsung. Kekurangan: kurang
akurat pada pembacaan rendah, lebih sulit dibaca dibandingkan multimeter digital, dan lebih
rentan terhadap kesalahan pembacaan akibat jarum yang bergerak.
10. 240 ohm
11. Kunci pas digunakan untuk mengencangkan dan mengendurkan baut/mur dengan ukuran
tertentu. Fungsinya penting dalam perawatan kendaraan bermotor untuk memastikan
komponen terpasang dengan baik.
12. Kunci inggris dapat disesuaikan dengan berbagai ukuran mur/baut, sedangkan kunci pas
tetap memiliki ukuran yang tidak bisa diubah. Contoh: Kunci inggris digunakan saat tidak
ada ukuran kunci pas tetap yang sesuai.
13. Tang grip digunakan untuk mencengkeram benda dengan kuat, berguna saat memutar atau
menahan objek. Contoh: Digunakan saat melepas mur yang sudah aus atau sulit dijangkau.
14. Pastikan alat terbuat dari material berkualitas, nyaman digunakan, sesuai ukuran pekerjaan,
dan memiliki sertifikasi keselamatan.
15. Cara menggunakan jangka sorong:
a. Buka rahang jangka sorong.
b. Tempatkan komponen di antara rahang.
c. Tutup rahang hingga menyentuh komponen.
d. Baca hasil pengukuran pada skala.
16. Pengukuran dalam milimeter lebih detail dan umum di Indonesia, sedangkan inci sering
digunakan di Amerika. Contoh: Mengukur diameter poros roda dalam milimeter di bengkel
Indonesia.
17. Langkah membaca jangka sorong:
a. Baca skala utama di titik nol nonius.
b. Tambahkan hasil nonius dengan skala utama untuk mendapatkan hasil pengukuran
lengkap.
18. Skala utama menunjukkan ukuran dalam milimeter atau inci. Skala nonius memberikan
pembacaan lebih presisi, melengkapi skala utama untuk hasil akurat hingga pecahan
milimeter/inci.
19. 3,17 mm
20. 11,7 mm

You might also like