JURNAL PEMBELAJARAN TOPIK 3 Mulyadi
JURNAL PEMBELAJARAN TOPIK 3 Mulyadi
JURNAL PEMBELAJARAN TOPIK 3 Mulyadi
Disusun Oleh :
MULYADI
NO UKG. 201698368366
Project-Based Learning (PjBL) adalah salah satu model pembelajaran yang berpusat
pada siswa, di mana siswa belajar melalui eksplorasi mendalam terhadap proyek
nyata atau masalah yang relevan. PjBL bertujuan untuk mengembangkan pemahaman
mendalam, keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan kemampuan problem-solving
melalui penerapan konsep secara langsung dalam proyek-proyek yang mereka
kerjakan.
Berbasis Proyek Nyata: Proyek yang diberikan harus relevan dengan dunia nyata dan
mendorong siswa untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam konteks
praktis. Proyek ini biasanya berkaitan dengan masalah yang kompleks dan memerlukan
penyelesaian kreatif.
Berpusat pada Siswa: Dalam PjBL, siswa menjadi pemegang kendali atas proses belajar mereka.
Guru berperan sebagai fasilitator, sementara siswa berperan sebagai perancang proyek,
peneliti, dan pelaksana.
Proses Inquiry: PjBL mendorong siswa untuk melakukan investigasi yang mendalam tentang
topik proyek. Siswa diajak untuk bertanya, mencari solusi, melakukan penelitian,
mengumpulkan data, dan menganalisis informasi.
Kolaborasi dan Kerjasama: Siswa biasanya bekerja dalam kelompok. Hal ini membantu mereka
mengembangkan keterampilan kolaboratif, berbagi ide, dan bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama.
Pembelajaran Interdisipliner: PjBL sering kali melibatkan berbagai disiplin ilmu,
sehingga siswa bisa mengaitkan konsep dari beberapa bidang studi sekaligus.
Misalnya, proyek bisa mencakup aspek dari matematika, sains, teknologi, dan seni.
Produk atau Hasil yang Dapat Dipresentasikan: Hasil akhir dari PjBL adalah produk
nyata, seperti laporan, prototipe, video, presentasi, atau model yang bisa dinilai dan
dievaluasi. Proses pembuatan produk ini mendorong siswa untuk bekerja dengan
tujuan yang jelas dan nyata.
Penilaian Berbasis Proses dan Hasil: Dalam PjBL, penilaian dilakukan tidak hanya
terhadap hasil akhir proyek, tetapi juga pada proses pembelajaran, keterlibatan siswa,
dan pengembangan keterampilan berpikir kritis serta pemecahan masalah. Penilaian
bisa berupa penilaian diri, penilaian teman sejawat, atau rubrik yang telah ditentukan.
➢ Penentuan Topik atau Masalah: Guru dan siswa menentukan masalah atau
proyek yang relevan dan menantang untuk dijadikan fokus pembelajaran. Proyek
ini harus memancing rasa ingin tahu siswa dan memotivasi mereka untuk belajar
lebih dalam.
➢ Perencanaan Proyek: Siswa bersama guru merencanakan langkah-langkah
pelaksanaan proyek, termasuk pembagian tugas, penentuan jadwal, serta
penyusunan target dan hasil yang diharapkan.
➢ Pelaksanaan Proyek: Siswa melakukan penelitian, berkolaborasi dengan teman
satu tim, dan mulai menyusun produk atau solusi berdasarkan proyek yang telah
direncanakan.
➢ Monitoring dan Bimbingan: Guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan
bimbingan, arahan, dan umpan balik selama proses pengerjaan proyek. Guru juga
memonitor perkembangan proyek melalui diskusi dan refleksi.
➢ Presentasi Hasil: Setelah proyek selesai, siswa mempresentasikan hasilnya di
depan kelas atau khalayak yang lebih luas. Ini melatih kemampuan presentasi dan
komunikasi mereka.
➢ Evaluasi dan Refleksi: Guru mengevaluasi hasil proyek menggunakan rubrik
yang telah ditentukan sebelumnya. Siswa juga diajak untuk merefleksikan
pengalaman belajar mereka, termasuk tantangan yang dihadapi dan solusi yang
ditemukan.
Pengemabang Pembelajaran
Meningkatkan Mandiri
an yang
motivasi siswa
keterampilan mendalam
➢ Waktu yang Lebih Lama: PjBL memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan
metode pembelajaran konvensional karena melibatkan penelitian, kerja kelompok,
dan pembuatan produk.
➢ Kesulitan dalam Penilaian: Penilaian dalam PjBL sering kali lebih kompleks
karena melibatkan penilaian proses, kolaborasi, dan hasil akhir secara bersamaan.
➢ Peran Guru yang Berubah: Guru harus siap menjadi fasilitator yang mendukung
proses pembelajaran siswa, bukan hanya sebagai penyampai informasi.
REFLEKESI
F
Pembelajaran dengan menerapkan PJBL di kelas membuat peserta didik lebih mandiri
dan kreatif. PjBL berafiliasi pada pendekatan pembelajaran yang efektif untuk
mengembangkan keterampilan praktis dan intelektual siswa melalui proyek nyata yang
relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran ini melibatkan kolaborasi,
kreativitas, dan investigasi mendalam, yang mendukung pengembangan keterampilan
berpikir kritis dan problem-solving peserta didik.
Mengapa PJBL penting diterapkan? Menurut saya penting diterapkan di kelas karena
menawarkan berbagai manfaat yang tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa
terhadap materi, tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan yang
dibutuhkan di dunia nyata. PjBL mendorong siswa untuk mengeksplorasi masalah atau
topik secara mendalam dan menerapkan pengetahuan dalam konteks nyata. Dengan
mengerjakan proyek nyata, siswa tidak hanya menghafal konsep, tetapi benar-benar
memahami bagaimana menerapkannya. Hal ini membantu siswa memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang materi. Karena proyek yang dikerjakan
bersifat nyata, relevan, dan menantang, siswa cenderung lebih termotivasi untuk
terlibat aktif dalam pembelajaran. Mereka merasa memiliki tanggung jawab atas proyek
yang mereka kerjakan, yang memicu rasa ingin tahu dan keinginan untuk belajar lebih
banyak.
Apa perubahan yang terjadi? Ya, penerapan Project-Based Learning (PjBL) di kelas dapat
menyebabkan berbagai perubahan positif dalam proses pembelajaran. Setelah
menerapkan PjBL, siswa lebih terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Mereka
tidak hanya mendengarkan dan menerima informasi dari guru, tetapi secara aktif terlibat
dalam perancangan proyek, penelitian, dan penyelesaian masalah. Pembelajaran
menjadi lebih berpusat pada siswa, dengan guru berperan sebagai fasilitator yang
mendukung eksplorasi mereka. Karena proyek yang diberikan dalam PjBL biasanya
relevan dengan kehidupan nyata dan tantangan yang menarik, siswa menjadi lebih
termotivasi untuk belajar. Mereka lebih antusias dalam mengikuti proses belajar karena
merasa bahwa apa yang mereka lakukan bermanfaat dan terkait dengan situasi yang
mereka kenal.