PTK PPL 1 - ELIN FIX - Compressed

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 66

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(PTK)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK PADA MATERI ASMAUL HUSNA KELAS IV DI
SDN 4 PAMINGGIR TAHUN PELAJARAN 2024

Disusun oleh :
ELIN MARLINA,S.Pd.I
GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI

JL.CIMANUK NO.231, KELURAHAN PAMINGGIR


KECAMATAN GARUT KOTA
KABUPATEN GARUT
PROVINSI JAWA BARAT
2024

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan Syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan kemampuan
kepada penulis dalam menyelesaikan Profosal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
dengan judul PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI
ASMAUL HUSNA KELAS IV DI SDN 4 PAMINGGIR TAHUN PELAJARAN
2024.
PTK ini disusun sebagai salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran khususnya di kelas IV sdn 4 PAMINGGIR, serta memberikan kontribusi
positif bagi kemajuan pendidikan.
Penyusunan PTK ini merupakan bagian dari komitmen penulis sebagai pendidik untuk
terus memperbaiki dan mengembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif. Melalui
penelitian ini, kami berharap dapat mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ada
dalam proses belajar mengajar dan dan menemukan solusi yang tepat guna meningkatkan
hasil belajar siswa.
Dalam penyusunan PTK ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan penelitian ini di masa mendatang.

Akhir kata, semoga PTK ini dapat memberikan manfaat dan menjadi referensi bagi
peningkatan kualitas pendidikan, khususnya dalam konteks pembelajaran khususnya
Pelajaran PAI&BP di Sekolah dasar. Terima kasih.

Garut, September 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………………….. 2
B. Pembatasan Rumusan Masalah………………………………………… 3
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………….. 3
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………… 4

BAB II KERANGKA TEORI


A. Landasan Teori
1. Model PBL ………………………………………………………… 5
2. Pengertian Hasil Belajar……………………………………………. 7
B. Penelitian Terdahulu …………………………………………………… 7
C. Kerangka Pemikiran 10
D. Hipotesis Penelitian 11

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ……………………………………………………….. 12
B. Setting Penelitian 12
C. Variabel Penelitian …………………………………………………… 13
D. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ……………………….. 13
E. Teknik Analisis ……………………………………………………… 14
F. Prosedur Penelitian ………………………………………... 14

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian ………………………………………… 16
B. Hasil Penelitian ………………………………………… 19

iii
BAB IV
Kesimpulan dan saran……………………………………………………………36

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Observasi Guru
Lampiran 2 Instrumen Observasi Siswa
Lampiran 3 Instrumen Responden Siswa
Lampiran 4 Modul Ajar Lengkap LKPD

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum
dalam lembaga pendidikan supaya peserta didik dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Namun, pembelajaran saat ini masih didominasi oleh metode ceramah,
metode yang paling banyak digunakan karena biaya murah dan mudah
dilakukan.Kemungkinan lainnya adalah guru merasa mudah dalam mengajar,
tidak repot dengan media dan tidak perlu dipusingkan dengan model-model
pembelajaran yang telah dirancang oleh para pemikir pendidikan. Model
pembelajaran berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan
cara pengajar dalam merencanakan serta melaksanakan aktivitas pembelajaran
(Octavia, 2020).Dalam proses pembelajaran dengan metode ceramah yang terlalu
lama penggunaannya sudah tidak relevan lagi saat ini. Peserta didik kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir serta kurangnya kesiapan
peserta didik pada saat pembelajaran. Kecenderungan murid saat ini sudah
mengarah ke dunia digital dan guru harus memahami itu dengan menyesuaikan
diri dalam penggunaan digital dan teknologi. Kenyataan ini berlaku untuk semua
mata pelajaran terutama untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam.Pendidikan Agama
Islam yang merupakan bagian dari materi pendidikan yang diajarkan di dalam
suatu lembaga pendidikan, memberikan suatu harapan kepada peserta didik untuk
dapat “beragama yang baik” dan mampu mengamalkan segala sesuatu yang telah
diajarkan dalam mata pelajaran tersebut (Wahidi,2019).Untuk tercapainya
pembelajaran yang diinginkan, guru selaku tenaga pendidik harus menguasai
berbagai metode dan model yang digunakan, salah satunya adalah model
pembelajaranPBL (Problem Based Learning).
Model pembelajaran Problem Based Learning(PBL) adalah model
pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mengenal cara belajar dan
bekerjasama dan kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah diduni
nyata (Vebrianto, dkk., 2021).Dalam PBL, peserta didikdiberikan masalah yang
harus mereka selesaikan dengan menggali pengetahuan yang mereka miliki dan
mencari solusi secara mandiri. PBL mempromosikan pemahaman yang lebih
mendalam, keterampilan berpikir kritis, serta penerapan pengetahuan dalam
konteks yang nyata.Oleh karena itu peserta didik dituntut untuk aktif dalam kegiatan
belajar mengajar. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dapat berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik. Interaksi pembelajaran di kelas juga merupakan
wujud pembiasaan akhlak peserta didik. Disamping itu, kemampuan guru dalam
memilih metode yang tepat juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
proses pembelajaran. Guru harus mampu memilih metode yang tepat, sehingga
peserta didik merasa senang untuk mengikuti pembelajaran.Metode mengajar cara-
cara menyajikan bahan pelajaran kepada siswa untuk tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan (Hasanah, 2022).

2
Dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dalam
pengajaran Asmaul Husna, diharapkan peserta didikakan memiliki pemahaman
yang lebih mendalam, keterampilan berpikir kritis yang kuat, dan kemampuan
untuk menerapkan konsep-konsep Asmaul Husnadalam kehidupan sehari-hari
mereka. Selain itu, metode ini juga dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar
peserta didik, sehingga mereka dapat lebih merasa terhubung dengan materi
Pendidikan Agama Islam yang sangat penting ini.Berdasarkan hasil observasi
dengan melakukan pembelajaran singkat kepada peserta didik kelas IV SDN 4
Paminggir, peserta didik merasa model PBL sangat menarik digunakan dalam
pembelajaran karena saat ini model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang
menarik, guru hanya menggunakan motode konvensional sehingga mengakibatkan
kurangya hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik yang berimbas
kepada hasil belajar peserta didik. Namun observasi yang dilakukan hanya
pembelajaran singkat sehingga belum diketahui apakah berhasil untuk diterapkan
pada pembelajaran penuh. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, perlu
dilakukan penelitian untuk mengetahui penerapan model pembelajaran problem
based learning dalam meningkatkan hasil belajar pada materi asmaul husnadi SDN
4 Paminggir dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan penerapan model problem based learning (PBL)


untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Asmaul Husna di
kelas IV di SDN 4 Paminggir?
2. Bagaimana hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model Problem
Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
materi Asmaul Husna di kelass IV SDN 4 Paminggir ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan model problem based learning
(PBL) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Asmaul
Husna di kelas IV di SDN 4 Paminggir?
2. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dalam menerapkan model
Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada materi Asmaul Husna di kelass IV SDN 4 Paminggir ?

3
D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan kontribusi yang bermanfaat dalam dunia Pendidikan, khususnya
metode problem based learning (PBL) dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan bahan pertimbangan penelitian
penelitian dimasa yang akan datang.

4
BAB II
KERANGKA TEORI

A. Landasan Teori

1. Model problem Based Learning (PBL)


Problem Based Learning (PBL) merupakan proses pembelajaran dalam
suatu lingkungan pekerjaan yang diawali dari masalah-masalah yang ditemukan.
Metode ini menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru. Metode ini dalam kegiatan pembelajaran juga
berfokus pada keaktifan peserta didik. Peserta didik tidak lagi seperti pada metode
pembelajaran konvensional diberikan materi belajar secara satu arah
(Muhson,2009:173). Menurut Dutch, PBL sebagai metode instruksional yang
menantang siswa untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata agar bekerja sama
dalam kelompok, masalah ini diguakan untuk mengingatkan rasa keingintahuan serta
kemampuan analitis dan inisiatif atas materi pelajaran (Amir, 2009:21).
Problem Based Learning (PBL)adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu kontek bagi
peserta didik untuk belajar tentang cara berfikir kritisdan ketrampilan pemecahan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuandan konsep yang essensial dari
materi pelajaran (Enny Puspita: 2010). Pengertian Problem Based Learning
(PBL)menurut Prof. Howard Barrows dan Kelson, adalah kurikulum dan proses
pembelajaran. Dalam kurikulumnya dirancang masalah-masalah yang menuntut
peserta didik mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim(Taufik AmirM.:2010).Adapun menurut Sudarno
dan Saiful Bachri pengertian Problem Based Learning (PBL)adalah model
pembelajaran yang mendukung pemikiran tingkat tinggi dalam situasi yang
beroreintasi masalah.
Menurut Erna Tutik Yustiani (2011: 8) Problem Based Learning
(PBL)adalah salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada penyelesaian
masalah (problem solving) dan dikembangkan dengan memanfaatkan teori-teori
dari John Dewey. Menurut Arends Problemdengan Problem Based Learning (PBL)
yaitu merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan derajat berfikir ketingkat lebih tinggi dan berorientasi pada masalah.
Dari beberapa teori tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Problem Based
Learning (PBL)mempunyai pengertian membantu peserta didik untuk
mengembangkan ketrampilan berfikir danketrampilan mengatasi masalah, mempelajari
peran-peran orang dewasa dan menjadikanpelajar yang manfaat.

5
a. Kelebihan Problem Based Learning (PBL)
1) Pengembangan keterampilan berpikir kritis
PBL mendorong siswa untuk berpikir kritis dengan menghadapi masalah yang
kompleks dan tidak terstruktur. Ini membantu siswa mengembangkan keterampilan
analisis, evaluasi, dan sintesis informasi yang penting untuk pemecahan masalah yang
efektif.
2) Penerapan Pengetahuan dalam Konteks Nyata
Dengan menggunakan masalah nyata sebagai titik awal, PBL memungkinkan
siswa untuk melihat relevansi dan aplikasi praktis dari pengetahuan yang mereka
pelajari. Ini membantu siswa menghubungkan teori dengan praktik dan memahami
bagaimana pengetahuan dapat diterapkan di dunia nyata.
3) Peningkatan Motivasi dan Keterlibatan Siswa
PBL seringkali meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa karena mereka
terlibat langsung dalam proses pemecahan masalah yang menarik dan relevan. Ini
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap hasil belajar mereka.
4) Pengembangan Keterampilan Kolaboratif
PBL mempromosikan kerja sama dan kolaborasi di antara siswa, yang
membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial, komunikasi, dan kerja tim.
Ini juga memperkaya pemahaman materi melalui diskusi dan pertukaran ide.
5) Fleksibilitas dalam Pembelajaran
Model ini memungkinkan penyesuaian dengan berbagai topik dan konteks
pembelajaran, memberikan fleksibilitas bagi pengajar untuk mengintegrasikan
berbagai disiplin ilmu dan metodologi dalam proses pembelajaran. Persiapan
menghadapi tes/ujian.

b. Kekurangan Problem Based Learning (PBL)


1) Memerlukan Waktu dan Sumber Daya
PBL seringkali memerlukan waktu dan sumber daya yang lebih banyak
dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional. Persiapan dan
pelaksanaan masalah yang kompleks bisa menjadi tantangan bagi pengajar dan
siswa.
2) Kesulitan Dalam Menilai Hasil Belajar
Menilai hasil belajar siswa dalam PBL bisa menjadi sulit karena penilaian
seringkali melibatkan aspek-aspek yang subjektif seperti keterampilan
kolaboratif dan proses pemecahan masalah
3) Variasi dalam Kemampuan Siswa
Siswa dengan latar belakang akademik dan keterampilan yang berbeda
mungkin menghadapi tantangan yang berbeda dalam PBL. Ini dapat
menyebabkan ketidakseimbangan dalam kontribusi dan hasil akhir kelompok.

6
4) Kemungkinan Keterlibatan Tidak Merata
Dalam kelompok PBL, ada kemungkinan bahwa beberapa siswa mungkin tidak
berpartisipasi secara aktif, sementara yang lain mengambil alih tugas yang
lebih besar. Ini dapat mempengaruhi dinamika kelompok dan hasil belajar.
5) Keterbatasan dalam Penguasaan Materi
PBL mungkin memerlukan waktu tambahan untuk menguasai materi yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Siswa mungkin kesulitan jika
mereka tidak memiliki pengetahuan dasar yang cukup atau jika masalah yang
diberikan terlalu kompleks.

B. Pengertian Hasil belajar


Menurut Bloom (dalam Sudjana, 2012: 53) membagi tiga ranah hasil belajar yaitu:
a. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban
atau reaksi penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c. Ranah Psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak,
terdapat 6 aspek, yaitu: gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, ketrampilan
membedakan secara visual, ketrampilan dibidang fisik, ketrampilan komplek dan
komunikasi.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu :
a. Faktor dari dalam diri siswa, meliputi kemampuan yang dimilikinya
seperti motivasi belajar, sosial ekonomi, fisik dan psikis.
b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan
terutama kualitas pengajaran.

Hasil belajar yang dicapai menurut Sudjana, melalui proses belajar mengajar yang
optimal ditunjukan dengan ciri - ciri sebagai berikut:
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik
pada diri siswa. Sehingga peserta didik tidak mengeluh dengan prestasi rendah dan
ia akan terus berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya
mempertahankannya apa yang telah dicapai.
2. Bertambahnya keyakinan serta kemampuan dirinya, yang artinya ia mengetahui

7
kemampuan diri dan percaya bahwa ia memiliki potensi yang tidak kalah dari orang
lain jika ia berusaha sebagaimana mestinya.
3. Hasil pembelajaran yang telah dicapai bermakna bagi dirinya, lama diingat,
membentuk perilaku, memiliki manfaat untuk mempelajari aspek lain, kemauan
serta kemampuan untuk belajar sendiri dan menambah kreativitasnya.
4. Hasil pembelajaran yang diperoleh peserta didik secara menyeluruh, yaitu
mencakup ranah kognitif, pengetahuan dan wawasan, ranah sikap juga ranah
psikomotorik, keterampilan dan prilaku.
5. Kemampuan peserta didik dalam mengontrol serta menilai dan mengendalikan diri
dalam menilai hasil yang telah dicapainya maupun menilai serta mengendalikan
proses dan usaha belajarnya.
Oleh karena itu, guru diharapkan bisa mencapai hasil belajar, Sesudah
melaksanakan proses belajar mengajar yang optimal sesuai dengan ciri tersebut

3. Materi Pelajaran Asmaulhusna


Asmaulhusna adalah nama-nama Allah yang bagus dan indah.
Untuk mengetahui asmaulhusna dilakukan dengan cara membacanya dengan
benar. Memahami maknanya kemudian menghafalnya. Kita juga
diperintahkan untuk berdoa dengan asmaulhusna. QS. Al-Araf ayat 180 dalil
tentang asmaulhusna
Artinya: “Dan Allah memiliki Asma'ul-Husna (nama-nama yang
terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya Asma'ul-
Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-
nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan.” ( Q.S. Al-Araf ayat 180)

a. Al-Malik arinya Maha Raja.


Penguasa atas semua makhluk-Nya. Allah SWT sendiri yang
mengatur segala urusan makhluk, karena hanya Allah swt yang mahakaya
dan pemberi rezeki. Dia yang mengausai dan mengatur kehidupan dan
kamatian semua makhluk. Allah swt memiliki kewenangan mutlak untuk
mengatur dan memutuskan kepentingan seluruh makhluk tanpa butuh
bantuan, tanpa bisa dihalangi, dan tanpa butuh pendukung.
b. Al-aziz artinya Mahamulia.
Al-Aziz adalah nama yang mencerminkan kemulian dan kebesaran
zat-Nya. Allah swt mempunyai kedudukan yang mahatinggi. Dia pemilik
Tunggal segala kemuliaan dan Dia yang memberikan kemuliaan kepada

8
siapa saja yang dihendak. Dengan kehendak-Nya seseorang dapat menjadi
mulai dengan kehenda-Nya pula seseorang dapat menjadi hina. Kita harus
menjaga kemulian dan kehormatan dengan cara mentaati perintah-Nya dan
menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Maka sungguh benar bahwa Allah
swt adalah al-aziz, Tuhan yang maha mulia yang tidak membutuhkan
sesuatupun dari makhluk-Nya mampu menggapai ketinggian zat-Nya.
Tanda keperkasaan dan keagungan Allah swt pada setiap makhluk terlihat
dalam rezeki yang diberikan-Nya, ilmu dan juga pada setiap Rahmat-Nya.
c. Al-Quddus artinya Mahasuci.
Al-quddus memiliki arti bahwa Allah swt adalah zat yang
tersucikan dari segala macam kekurangan. Allah swt adalah satu-satunya
sembahan bagi semua makhluk. Al-quddus juga menunjukkan bahwa
Allah swt mahasuci dari keserupaan makhluk dengan-Nya dan mahasuci
dari adanya sesuatu yang menyerupai-Nya. Allah SWT terbebas dari
segala kekurangan dan cela. Dia berhak atas segala sifat kesempurnaan.
d. As-Salam artinya Maha Sejahtera.
As-Salam berarti Allah swt mahasejahtera dan Maha
menyelamatkan. Makna yang terkandung dalam asmaulhusna ini adalah
Dia selamat dari segala aib maupun kekurangan karena kesempurnaan zat,
sifat dan perbuatan-Nya. Allah swt pemberi keselamatan pada hamba-
hamba-Nya. As salam juga mencerminkan sebuah kasih sayang dan
kedamaian Allah swt adalah Tuhan yang selalu mengayomi serta
memberikan rasa damai bagi hamba-Nya. As-salam juga mencerminkan
sebuah kasih sayang dan kedamaian. Allah swt adalah Tuhan yang selalu
mengayomi serta memberikan rasa damai bagi hamba-Nya. Kedamian
adalah symbol kebahagian seluruh umat manusia. Nama as-salam
mengajarkan kita untuk selalu menyebarkan kedamaian dan menghindari
pertengkaran. Kedamaian berarti padamnya api permusuhan yang disertai
dengan tertanamnya kecintaan dan kasih sayang. Islam sangat
menganjurkan terciptanya kedamaian. Oleh karena itu salam dijadikan
sebagai tanda penghormatan bagi sesame mukmin di dunia. Di akhirat
kelak, mereka akan mendapatkan salam penghormatan dari Allah swt.

9
e. Al-Mu’min artinya Maha Memelihara Keamanan.
Al-mu’min mengandung arti bahwa Allah swt adalah Tuhan yang
memberi rasa aman pada seluruh makhluknya. Dialah yang mengayomi
dan menyediakan segala fasilitas bagi hamba-hamba-Nya, sehingga
mereka dapat hidup tentram. Karena Allah bersifat 18 demikian, maka
kitapun harus berusaha untuk menciptakan keamanan bagi setiap orang
disekeliling kita seperti keluarga, tetangga, dan teman.

C. Penelitian Terdahulu
a. Penelitian Ega Sasrie Pusba (2016) yang berjudul Pengaruh Penggunaan
Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Prestasi Beelajar IPA Siswa
Kelas IV SD Negeri 1 Sukarame Tahun Ajaran 2015-2016. Hasil dari
penelitian tersebut: “terdapat pengaruh positif penggunaan model Problem
Based Learning (PBL) terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD
Negeri 1 Sukarame Tahun Ajaran 2015-2016”.
b. Penelitian Diana Khalida (2015) yang berjudul Pengaruh Penggunaan Model
Pembelajaran Problem Based Learnng Terhadap Motivasi Belajar Sejarah
Siswa di Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 2 Jepara. Sehingga dari hasil
penelitian tersebut adalah adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran
Problem Based Learning terhadap motivasi belajar siswa di Madrasah Aliyah
Negeri 2 Jepara. Karena model problem based learning sebagai salah satu
model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk dapat meningkatkan
keterampilan berfikir kritis. Sehingga mampu merangsang motivasi siswa
dalam pembelajaran sejarah.
c. Penelitian Raudhatul Hanifa (2017) yang berjudul Pengaruh Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar peserta
didik Pada Materi Stoikiometri di MAN 1 Pidie. Hasil dari penelitian tersebut
adalah “adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) terhadap hasil pembelajaran pada materi stoikiometri di
MAN 1 Pidie”.
d. Penelitian Munawir(2023) yang berjudul Penggunaan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Asmaul Husna Kelas VII.Idi SMPN Buana Pemaca”.

10
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir adalah suatu dasar pemikiran yang mencangkup penggabungan
antara terori, fakta, observasi, serta kajian Pustaka, yang nantinya dijadikam
landasan dalam melakukan menuis karya tulis ilmiah. Karena menjadi dasar,
kerangka berpikir ini dibuat Ketika akan memaparkan konsep-konsep dari
penelitian. Secara umum, Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri atas beberapa siklus
atau pengulangan dari siklus. Setiap siklus teridiri dari empat lagkah. Yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan (3) pengamatan/obervasi dan (4) refleksi. Keempat
tahapan tersebut merupakan unsur yang membentuk sebuah siklus yaitu satu putaran
kegiatan beruntun. Sehingga bentuk Penelitian Tindakan Kelas tidak pernah
merupakan kagiatan tungal, tetapi berupa rangaian yang akan ke,bali ke bentuk asal.

E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan sementara atau dugaan yang dirumuskan
berdasarkan teori atau observasi awal yang dapat diuji melalui penelitian. Hipotesis
bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih dan
memberikan prediksi yang dapat dibuktikan atau dibantah melalui pengumpulan
dan analisis data. Dalam penelitian ilmiah, hipotesis membantu menentukan fokus
penelitian dan menetapkan dasar untuk eksperimen atau studi lebih lanjut. Berikut
adalah pernyataan sementara dari penelitian tindakan kelas :

• H0: Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran


Pendidikan Agama Islam (PAI) materi Asmaul Husna di kelas 4 SDN 4
Paminggir tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hasil
belajar siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional.
• H1: Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) materi Asmaul Husna di kelas 4 SDN 4
Paminggir menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar
siswa dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional

11
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.


Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersamaan (Suharsimi, 2014 : 3)
Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif
oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap
tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktek
pembelajaran tersebut dilakukan dan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif

B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 4 Paminggir dengan Alamat Jl. Cimanuk
no 231 Keluirahan Paminggir Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut. Pada
siswa kelas IV, semester I.

1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2024/2025 semeseter I yaitu
dimulai pada bulan Juli 2024. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada
kalender pendidikan akademik di sekolah.
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa SDN
4 Paminggir kelas IV tahun pelajaran 2024/2025 dengan karakteristik :
a. Komposisi siswa : 20 Siswa (10 Laki-Laki, 10 Perempuan)
b. Kemampuan Akademis : Heterogen
c. Hasil Belajar : Rendah
Objek penelitian adalah hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran
PendidikanAgama Islam dam Budi pekerti menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning.

3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan melalui tigas siklus untuk


12
melihat hasil belajar siswa pada mata Pelajaran Pendidikan agama islam pada
materi teladan mulia asmaulhusna.

C. Variabel Penelitian
A. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Suatu penelitian dibutuhkan objek yang akan diteliti untuk mencapai
tujuan dari penelitian. Data-data dari objek yang diteliti merupakan data
yang dibutuhkan oleh peneliti untuk proses penganalisaan data. Objek yang
akan diteliti masih berupa populasi yang dipilih oleh peneliti. Menurut
Sugiyono (2013: 117) “populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu dan
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulan”.
Populasi yang digunakan oleh penulis adalah peserta didik SDN 4
Paminggir tahun ajaran 2024/2005
2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas 4 SDN 4 Paminggir
dengan jumlah siswa sebanyak 20, yang terdiri dari 10 siswa laki – laki dan
10 siswa perempuan.

D. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data meliputi:
a. Tes Tertulis Tes tertulis ini berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (postest).
Untuk memperoleh data mengenai hasil belajar peserta didik dalam
penguasaan materi yang sudah di sampaikan melalui penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning.
b. Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan untuk memotret seberapa
jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. (Kunandar, 2010:143). Lembar
observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk
melihat aktivitas peserta didik dan lembar observasi kegiatan guru ketika
proses pembelajaran disesuaikan dengan sintaks model problem based
learning.
c. Dokumentasi Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data dari

13
seluruh dokumen yang ada selama kegiatan penelitian yaitu berupa foto
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning.

E. Teknik Analisis Data


Data-data yang diperoleh nantinya akan diolah dan dianalisis secara
deskriptif kualitatif yaitu: Data yang didapatkan berasal dari tes hasil belajar
siswa untuk mencari nilai rata-rata siswa pada setiap siklus dan untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan yang terjadi pada nilai hasil belajar siswa.
Analisis data dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul, lalu
membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan
yaitu 75 (sesuai KKM yang berlaku di SDN 4 Paminggir).
a. Ketuntasan hasil belajar
a =𝑏 X 100%

Keterangan :
a = Ketuntasan
b = Jumlah peserta didik tuntas
c = Jumlah seluruh peserta didik
Nilai rata-rata kelas
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
X = ∑𝑛 𝑌

∑y = Jumlah nilai seluruh


peserta didik n = Jumlah seluruh
peserta didik

F. Prosedur Penelitian
Secara garis besar prosedur penelitian tindakan kelas mencakup empat
taraf : Perencanaan ( planning ), Tindakan ( acting, pengamatan (Observing), dan
refleksi ( reflecting ). Penelitian Tindakan Kelas ini dipilih dengan menggunakan
model spiral dari Kemmis dan Taggart yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto dalam
bukunya “Penelitian Tindakan Kelas” yang terdiri dari beberapa siklus tindakan
dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil tindakan-
tindakan pada siklussebelumnya. Dalam setiap siklusnya terdiri dari empat elemen

14
penting, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dalam
penelitian tindakan kelas peneliti menggunakan tahapan siklus, yaitu siklus 1, siklus
II dan siklus III

15
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian


Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dengan
kepala sekolah dan staf pengajar (guru) di SDN 4 Paminggir
Kabupaten Garut, diperoleh data antara lain :

1. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SDN 4 Paminggir
Alamat : Jl. Cimanuk no. 231
Kelurahan : Paminggir
Kecamatan : Garut Kota
Kabupaten : Garut
Provinsi : Jawa Barat
Email : sdn4Paminggir@gmail.com
Status : Negeri

2. Visi, Misi dan Tujuan SDN 4 Paminggir


Setiap lembaga pendidkan, termasuk SDN 4 Paminggir pasti memiliki
visi dan misi yang menggambarkan tujuan dan target yang ingin dicapai
dalam pelaksanaan proses pendidikan di lembaga pendidikan tersebut.
Adapun visi dan misi serta tujuan SDN 4 Paminggir adalah sebagai
berikut :
a. Visi
“Terwujudnya Peserta didik yang berakhlak mulia, Berkarakter,
Berprestasi dan Berwawasan Global”.

51

16
8

b. Misi :
1) Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Membiasakan Berperilaku jujur, Disiplin, Bertanggung jawab serta
mengembangkan Kreativitas dan Gotong royong
3) Meningkatkan Keunggulan prestasi sekolah baik akademik maupun non
akademik
4) Mempunyai kemampuan mengantisipasi, mengenali, mengatasi masalah, dan
mengikuti perkembangan IPTEK.
c. Tujuan :
1) Sekolah mampu mewujudkan kegiatan dalam bidang keagamaan, kepribadian dan
kepedulian
2) Sekolah mampu menghasilkan prestasi dibidang akademik dan non akademik
3) Sekolah mampu menghasilkan pendidik dan tenaga kependidikan yang
professional.
4) Sekolah mampu menerapkan manajemen partisipasif dengan melibatkan
seluruh warga sehingga menjadi tim yang solid.
5) Sekolahh mampu mengembangkan kegiatan yang dapat membiasakan
kedisiplinan diri dan berkarakter
6) Sekolah mampu membudayakan budaya tertib , disiplin, santun dalam ucapan,
sopan dalam perilaku terhadaap sesama berdasarkan iman dan takwa
7) Sekolah mampu menjadikan siswa memodifikasi dan menghasilkan karya
inovatif dan kreatif

3. Data Tenaga Pendidik SDN 4 Paminggir


Adapun data tenaga pendidik SDN 4 Paminggir adalah sebagai berikut :

No Nama Guru Jabatan Guru Status


Kepegawaian
1. DEUIS RATANSANTI, S.Pd,SD Kepala Sekolah PNS

2. YANTI SURYATININGSIH, S.Pd Guru Kelas PNS

3. IDA FARIDA IBRAHIM, S.Pd.I Guru PAI PNS

4. HJ. NINA KURNIASIH, S.Pd Guru Kelas PNS

5. YANI MULYANI ,S.Pd Guru Kelas PNS

17
8
6. AJIS ROHMAN Penjaga PNS

7. LITA RARASWATI, S.Pd Guru Kelas PPPK

8. ELIN MARLINA, S.Pd.I Guru PAI PPPK

9. HERLINA, S.Pd Guru Kelas PPPPK

10. GINA RISTA AGUSTINA, S.Pd Guru Kelas Honorer

11. LIA FAUZIAH, S.Pd Guru Kelas PPPK

12. KRISTANTY SUGIHARTI, S.Pd Guru Kelas PPPK

13. GILANG AHMAD Guru PJOK Honorer

14. GAOS, S.Pd Guru Kelas PPPK

15. ENJANG Penjaga Honorer

4. Tata tertib di SDN 4 paminggir


a. Hari efektif sekolah : 6 hari (senin-sabtu)
b. Memakai seragam sekolah sesuai jadwal
1) Senin : Seragam putih – putih, Blazer
2) Selasa : Seragam putih merah, Blazer
3) Rabu : Batik
4) Kamis :Kebaya (perempuan) & Pangsi (laki-laki)
4) Jumat : Olahraga
5) Sabtu : Pramuka
c. Peserta didik hadir tepat waktu sebelum bel tanda masuk (pukul 07.00)
d. Selama kegiatan proses pembelajaran berlangsung, peserta didik harus
berada di lingkungan sekolah.
e. Peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran wajib mentaati
peraturan kelas.

18
8

B. Hasil Penelitian
1. Definisi Awal Sebelum Siklus
Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus
pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas.Namun
sebelum peneliti menguraikan hasil penelitian mulai darisiklus 1 sampai dengan
siklus III, peneliti menguraikan sedikit gambaran hasil observasi prasiklus yang
menunjukan bahwa hasil pembelajaran siswa pada materi asmaulhusna hanya
berkisar 30% yang terdiri dari 6 siswa yang yang tuntas dan 70% yang terdiri
dari 20 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran pada materi asmaulhusna.
Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum mampu memahami
dan mengaitkan makna Asmaul Husna dengan kehidupan sehari-hari. Selain
itu, melalui observasi yang dilakukan, terlihat bahwa siswa cenderung pasif
dalam mengikuti pembelajaran. Beberapa faktor penyebab rendahnya hasil
belajar antara lain:

a. Minimnya Keterlibatan Siswa: Pembelajaran yang masih bersifat teacher-


centered membuat siswa kurang aktif berpartisipasi.
b. Kesulitan Memahami Makna Asmaul Husna: Siswa kesulitan dalam
menghafal dan memahami makna dari masing-masing nama Asmaul Husna,
serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Rendahnya Motivasi Belajar: Observasi menunjukkan bahwa beberapa
siswa kurang termotivasi untuk mempelajari materi ini, terutama karena
metode pembelajaran yang monoton (hanya ceramah dan hafalan).

Adapun upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar


siswa adalah dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL).
Dengan diterapkannya model Problem Based Learning (PBL) diharapkan dapat
lebih meningkatkan hasil belajar siswa pada materi asmaulhusna. Dalam
penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam satu prasiklus dan tiga siklus
sebagaimana pemaparan sebagai berikut ini. Adapun hasil uji kompetensi siswa
pra siklus dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

19
8

Hasil Uji Kompetensi Siswa Pra Siklus

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1. Aini Nuraeny A 60 Belum Tuntas

2. Aldy Daffa Putra 55 Belum Tuntas

3. Annisa nur Khalifah 45 Belum Tuntas

4. Arkaan Muh. Rajib 50 Belum Tuntas

5. Ayla Khoerunnisa 62 Belum Tuntas

6. Dirgham Muh Raif 65 Belum Tuntas

7. Frisya Syakira 68 Belum Tuntas

8. Intan Nur adinda 65 Belum Tuntas

9. Khayla Ramadhani 70 Belum Tuntas

10. M. Rafasya kiano 76 Tuntas

11. Maha ghania G 75 Tuntas

12. Miquela Nazaretha 65 Belum Tuntas

13. Moch Fathan A 77 Tuntas

14. Mohammad Ervan R 53 Belum Tuntas

15. Muhammad alfarizki 52 Belum Tuntas

16. Mumtaz Adelia 54 Belum Tuntas

17. Raissa Ainun 77 Tuntas

18. Raivan 65 Belum Tuntas

19. Ratu Nietriza 75 Tuntas

20. Selvia Savitri 76 Tuntas

Dari tabel perolehan nilai hasil belajar siswa pada materi asmaulhusna
pada waktu prasiklus nilai rata-rata hasil belajar siswa hanya mencapai 64,25
Hal ini menunjukkan belum ada peningkatan.

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

No Ketuntasan Frekuensi Presentase


1. Tuntas 6 30%
2. Tidak Tuntas 14 70%
Jumlah 20 100%

20
8

Dari tabel 2 di atas dapat disimpulkan dengan menerapkan metode ceramah


pada waktu pra siklus belum menunjukkan adanya peningkatan karena siswa yang
mendapatkan nilai ketuntasan belajar hanya 6 orang ( 30%) sedangkan siswa yang
belum tuntas 14 siswa atau ( 70%) jadi secara klasikal siswa belum tuntas dalam
belajar.

C. Deskripsi Tindakan
1. Siklus 1
Pada Siklus 1, model Problem Based Learning (PBL) mulai
diterapkan dalam pembelajaran Asmaul Husna di kelas 4 SD. Siklus ini
dilakukan dengan tujuan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran, terutama dalam memecahkan masalah sehari-hari yang terkait
dengan penerapan Asmaul Husna.
Siklus 1 dilaksanakan pada 10 September 2024. Pada kegiatan
sikluas 1 guru Menyusun kegiatan sebagai berikut :
a. Perencanaan (Planning):
Tahap ini mencakup penyusunan skenario masalah dan strategi
untuk memaksimalkan efektivitas penerapan PBL.
1) Identifikasi Masalah: Guru menyiapkan skenario masalah yang
relevan dengan kehidupan siswa, seperti "Bagaimana sifat As-
Salam (Maha Pemberi Keselamatan) bisa diterapkan dalam menjaga
keselamatan teman di lingkungan sekolah?"
2) Pembagian Kelompok: Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok
kecil (4-5 siswa per kelompok). Kelompok ini ditujukan untuk
meningkatkan interaksi, komunikasi, dan kerjasama antar siswa.
3) Instrumen Penilaian: Guru menyiapkan instrumen penilaian untuk
mengukur kognitif (pemahaman materi Asmaul Husna), afektif
(sikap selama diskusi), dan psikomotorik (keterampilan berbicara
dan menyampaikan pendapat).
b. Pelaksanaan (Acting):

21
8

Tahap pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang


telah dibuat, dengan beberapa langkah berikut:

1) Pengantar Masalah: Guru membuka pembelajaran dengan


menyampaikan masalah yang harus diselesaikan oleh siswa dalam
kelompok, yaitu cara menerapkan sifat Asmaul Husna seperti As-
Salam dalam kehidupan nyata di sekolah.
2) Diskusi Kelompok: Siswa berdiskusi di dalam kelompok masing-
masing. Mereka didorong untuk menemukan solusi dari masalah
yang diberikan. Guru memberikan bimbingan bila diperlukan untuk
memfasilitasi diskusi yang lebih dalam.
3) Presentasi Kelompok: Setelah diskusi, setiap kelompok diberi
kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan
kelas. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memperjelas
konsep yang disampaikan.
c. Pengamatan (Observing):
Selama proses pembelajaran, peneliti dan guru melakukan
pengamatan terhadap partisipasi siswa dalam diskusi kelompok,
kemampuan menyampaikan ide, serta pemahaman mereka terhadap materi
Asmaul Husna.
1) Partisipasi Siswa: Beberapa kelompok terlihat aktif dalam
berdiskusi, namun ada beberapa siswa yang pasif dan kurang
terlibat dalam proses belajar.
2) Kemampuan Berpikir Kritis: Sebagian siswa masih mengalami
kesulitan dalam menghubungkan konsep Asmaul Husna dengan
masalah nyata yang diberikan.
3) Interaksi Kelompok: Terdapat variasi dalam cara kelompok
berinteraksi. Beberapa kelompok mampu berkolaborasi dengan
baik, sementara kelompok lainnya memerlukan bimbingan
tambahan dari guru.
d. Refleksi (Reflecting):

22
8

Setelah pelaksanaan Siklus 1, dilakukan refleksi untuk


mengidentifikasi masalah dan peluang perbaikan yang perlu diterapkan
pada Siklus 2.
1) Kendala:
• Banyak siswa yang masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan, yaitu 75.
• Masih ada siswa yang pasif selama diskusi, hanya mengikuti
alur tanpa berkontribusi secara aktif.
• Guru tidak dapat berbuat banyak ketika dihadapkan dengan
kesulitannya sendiri dan apalagi mengatasi kesulitan siswa pada
saat memenuhi tuntutan pembelajaran
• Siswa pun demikian, tampak paling bingung ketika harus
berusaha mengikuti tuntutan pembelajaran.
• Berdasarkan hasil tes belum tampak adanya peningkatan
kemampuan yang signifikan pada masing-masing siswa.
2) Peluang Perbaikan:
• Diskusi perlu difasilitasi dengan instruksi yang lebih jelas agar
siswa dapat lebih fokus dalam memecahkan masalah.
• Guru perlu memberikan lebih banyak contoh penerapan Asmaul
Husna dalam kehidupan sehari-hari untuk memperkuat
pemahaman siswa.
• Guru harus berusaha lebih memahami lagi tentang pengelolaan
KBM berdasarkan tuntutan metode Problem Based Learning.
• Guru harus memotivasi siswa agar timbul semangat untuk
belajar lebih baik, tentunya dengan cara memberikan reward
(penghargaan) dan hukuman yang setimpal.
• Sebelum melaksanakan tindakan siklus II, guru dan siswa harus
bermusyawarah untuk saling memahamkan tugas masing-
masing, agar perilaku yang diharapkan dapat terjadi.

23
8

e. Hasil siklus 1

Adapun Hasil Uji Kompetensi siklus I dapat dilihat dari tabel


dibawah ini :

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1. Ainun Nuraeny 70 Belum Tuntas

2. Aldi Dhaffa 70 Belum Tuntas

3. Annisa Nur Khalifah 75 Tuntas

4. Arkaan Muh. Rajib 70 Belum Tuntas

5. Ayla Chaerunnisa 73 Belum Tuntas

6. Dirgham Muh Raziq 76 Tuntas

7. Frisya Syakira 68 Belum Tuntas

8. Intan Nuraida 70 Belum Tuntas

9. Khayla 76 Tuntas

10. Maha Ghania 76 Tuntas

11. Miquella Nazarathea 78 Tuntas

12. Moch Fathan 69 Belum Tuntas

13. Moch Ervan 80 Tuntas

14. Muh Alfarizki 60 Belum Tuntas

15. Mumtaz Adelia 65 Belum Tuntas

16. Raisha Choerunisa 70 Belum Tuntas

17. Raivan 80 Tuntas

18. Reivan 70 Belum Tuntas

19. Ratu Nietriza 79 Tuntas

20. Selvia 80 Tuntas

Setelah penerapan PBL pada Siklus 1, siswa diberikan tes untuk


mengevaluasi peningkatan pemahaman mereka terhadap Asmaul Husna.
Meskipun terjadi peningkatan pemahaman dibandingkan dengan pra-siklus,
hasilnya masih belum memenuhi target yang diharapkan, yaitu KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal).

24
8

• Jumlah siswa yang mencapai KKM: 9 siswa (45%)

• Jumlah siswa yang belum mencapai KKM: 11 siswa (55%)

• Rata-rata nilai kelas: 72,75

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1

No Ketuntasan Frekuensi Presentase


1. Tuntas 9 45%
2. Tidak Tuntas 11 55%
Jumlah 20 100%
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa nilai ketuntasan
hasil belajar siswa menunjukkan adanya peningkatan setelah diterapkan model
Problem Based Learning. Sebelum perbaikan prasiklus siswa yang tuntas
hanya 3 orang ( 11,43%) dan meningkatkan kembali nilai menjadi 9 orang (
45,72%) dan yang belum tuntas ada 11 orang ( 54,28%), dan secara klasikal
telah mengalami peningkatkan sedikit lebih baik dari pada prasiklus.

2. Siklus 2
Pada Siklus 2, guru melakukan berbagai perbaikan berdasarkan hasil
refleksi dari Siklus 1. Fokus perbaikan pada siklus ini adalah meningkatkan
kualitas diskusi kelompok dan partisipasi aktif siswa.
a. Perencanaan (Planning):
Perbaikan dalam perencanaan pembelajaran Siklus 2 mencakup:
1) Panduan Diskusi yang Lebih Jelas: Guru menyusun instruksi yang
lebih detail dan terstruktur untuk membantu kelompok dalam
memecahkan masalah yang diberikan.
2) Lembar Kerja: Guru menyiapkan lembar kerja kelompok yang lebih
terarah, membantu siswa mengikuti alur diskusi dengan lebih baik.
3) Skenario Masalah Baru: Guru menyiapkan masalah yang lebih
relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, misalnya, "Bagaimana
sifat Al-Quddus (Maha Suci) dapat diterapkan dalam menjaga
kebersihan diri dan lingkungan sekolah?"

25
8

b. Pelaksanaan (Acting):
Tahap pelaksanaan pada Siklus 2 dilakukan dengan beberapa
langkah berikut:
1) Pembukaan Pembelajaran: Guru menyajikan masalah baru yang
lebih menantang bagi siswa. Setiap kelompok diberi waktu untuk
berdiskusi dan menemukan solusi.
2) Diskusi yang Lebih Terstruktur: Dengan bantuan lembar kerja, siswa
dapat mengikuti alur diskusi dengan lebih mudah. Guru juga
memberikan bimbingan lebih intens untuk memancing siswa berpikir
kritis.
3) Presentasi dan Tanya Jawab: Setelah diskusi, masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka, dan guru
memfasilitasi sesi tanya jawab untuk memperdalam pemahaman
siswa.
c. Pengamatan (Observing):
Pengamatan dilakukan untuk menilai perubahan yang terjadi setelah
perbaikan pada Siklus 2.
1) Peningkatan Partisipasi: Terlihat peningkatan partisipasi dari siswa
yang sebelumnya pasif. Lebih banyak siswa yang mulai terlibat
dalam diskusi dan memberikan ide.
2) Keterampilan Berpikir Kritis: Siswa mulai menunjukkan
kemampuan untuk menghubungkan sifat Asmaul Husna dengan
situasi nyata, meskipun masih ada beberapa yang mengalami
kesulitan.
3) Kualitas Interaksi: Kerjasama antaranggota kelompok juga
meningkat, dengan lebih banyak siswa yang berperan aktif dalam
diskusi.
d. Refleksi (Reflecting):
Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas pembelajaran
pada Siklus 2 dan menentukan langkah perbaikan yang perlu diterapkan di
Siklus 3.

26
8

1) Kendala:
• Sebagian siswa masih mengalami kesulitan untuk
mengaplikasikan sifat-sifat Asmaul Husna dalam situasi nyata di
kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa penjelasan
selama pembelajaran belum sepenuhnya dipahami oleh siswa.
• Waktu yang diberikan untuk diskusi kelompok masih kurang
memadai bagi beberapa siswa untuk mengeksplorasi masalah
dengan lebih mendalam. Banyak siswa yang merasa terburu-
buru untuk menyelesaikan diskusi sehingga kualitas solusi yang
dihasilkan masih kurang optimal.
• Terdapat kelompok yang didominasi oleh beberapa siswa yang
lebih aktif, sedangkan siswa yang lebih pendiam cenderung
pasif dan kurang berpartisipasi. Ini mengakibatkan tidak
meratanya distribusi pemahaman di antara anggota kelompok.
• Siswa masih kesulitan untuk menghubungkan beberapa sifat
Asmaul Husna dengan peristiwa atau situasi konkret di
kehidupan mereka. Mereka sering terjebak dalam pemahaman
teoretis tanpa bisa menerapkannya secara praktis.
2) Peluang Perbaikan:
• Guru dapat memberikan lebih banyak contoh konkret dan situasi
nyata yang berkaitan dengan sifat Asmaul Husna. Contohnya,
guru bisa memberikan studi kasus atau video yang
menggambarkan penerapan sifat-sifat seperti Al-Quddus atau
As-Salam dalam keseharian siswa di rumah atau sekolah.
• Pada Siklus 3, waktu diskusi bisa diperpanjang untuk
memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk
mengeksplorasi masalah secara mendalam. Guru juga bisa
membagi diskusi menjadi beberapa tahapan agar lebih
terstruktur.
• Untuk mendorong partisipasi merata, setiap anggota kelompok
bisa diberikan peran spesifik (misalnya: pencatat, penyaji,

27
8

penilai, dan pengawas waktu). Ini diharapkan dapat mendorong


siswa yang cenderung pasif untuk lebih terlibat dalam proses
diskusi.
• Guru perlu memberikan bimbingan lebih intensif dalam
membantu siswa mengaitkan sifat Asmaul Husna dengan
peristiwa di kehidupan sehari-hari. Misalnya, dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan atau skenario
tambahan yang mendorong siswa berpikir lebih kritis.
e. Hasil Siklus 2

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1. Ainun Nuraeni 78 Tuntas

2. Aldi Dhaffa Putra 80 Tuntas

3. Annisa nur khalifah 82 Tuntas

4. Arkaan Muh Rajib 78 Tuntas

5. Ayla Choerunnisa 74 Belum Tuntas

6. Dirgham Muh Raziq 80 Tuntas

7. Frisya Syakira 73 Belum Tuntas

8. Intan Nuranida 78 Tuntas

9. Kayla Ramadhani 83 Tuntas

10. M. Rafasya Kiano 85 Tuntas

11. Maha Ghania 82 Tuntas

12. Miquela Nazaretha 73 Belum Tuntas

13. Moch Fathan Azzamy 85 Tuntas

14. Moch Ervan R 72 Belum Tuntas

15. Muh Alfarizki 71 Belum Tuntas

16. Mumtaz Adelia 74 Belum Tuntas

17. Raisha Ainun 85 Tuntas

18. Raivan 72 Belum Tuntas

19. Ratu Nietriza 82 Tuntas

20. Selvia Savitri 82 Tuntas

28
8

• Jumlah siswa yang mencapai KKM: 13 siswa (65%)


• Jumlah siswa yang belum mencapai KKM: 7 siswa (35%)
• Rata-rata nilai kelas: 78,5

Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1

No Ketuntasan Frekuensi Presentase


1. Tuntas 13 65%
2. Tidak Tuntas 7 35%
Dari tabel di atas maka dapat dilihat setelah diterapkan model problem
based learning pada materi teladan lima asmaulhusna dengan persentase
ketuntasan 65% dengan jumlah 13 orang siswa yang tuntas, dan yang tidak
tuntas hanya 7 orang dengan persentase 35% dan nilai tersebut dapat
dikategorikan sedang, dan secara klasikal telah mengalami peningkatan yang
lebih baik dari pada pra siklus dan siklus I.

3. Siklus 3
Pada Siklus 3, perbaikan-perbaikan yang diterapkan berdasarkan
refleksi Siklus 2 bertujuan untuk lebih memaksimalkan keterlibatan aktif
siswa dalam pembelajaran serta meningkatkan pemahaman mereka
terhadap penerapan Asmaul Husna.
a. Perencanaan (Planning):
Langkah-langkah perencanaan pada Siklus 3 meliputi:
1) Penambahan Contoh Kasus: Guru menyiapkan lebih banyak
contoh penerapan Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari yang
mudah dipahami siswa, seperti bagaimana sifat Al-Malik (Maha
Penguasa) dapat diterapkan dalam sikap disiplin di sekolah.
2) Pengembangan Diskusi: Guru merancang diskusi yang lebih
interaktif dengan menambahkan sesi brainstorming untuk
memperkaya ide yang dihasilkan siswa.
b. Pelaksanaan (Acting):

29
8

Pelaksanaan pada Siklus 3 lebih difokuskan pada:


1) Diskusi Interaktif: Guru mendorong lebih banyak interaksi antar
siswa dalam kelompok dan memberikan panduan yang lebih
intensif untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa.
2) Penguatan Contoh Kasus: Guru memberikan contoh konkret
bagaimana sifat Asmaul Husna dapat diterapkan di kehidupan
sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah.
c. Pengamatan (Observing):
Pengamatan selama pelaksanaan Siklus 3 menunjukkan peningkatan
yang signifikan dalam beberapa aspek:
1) Partisipasi yang Lebih Aktif: Siswa yang pada siklus sebelumnya
masih pasif mulai menunjukkan keterlibatan aktif dalam diskusi.
2) Peningkatan Pemahaman: Pemahaman siswa terhadap materi
Asmaul Husna mulai menunjukkan hasil yang lebih baik, ditandai
dengan kemampuan mereka memberikan contoh penerapan sifat
Asmaul Husna dalam kehidupan sehari-hari.
d. Refleksi (Reflecting):
Pada tahap refleksi Siklus 3, guru dan peneliti kembali mengevaluasi
hasil penerapan PBL, dengan fokus untuk memperbaiki kendala-kendala
yang masih tersisa dan mengidentifikasi peluang lebih lanjut.
1) Kendala :
• Meskipun hasil belajar sudah meningkat, masih ada beberapa
siswa yang belum mencapai KKM. Ini menunjukkan bahwa
mereka mungkin memerlukan pendekatan yang lebih individual
dalam proses pembelajaran.
• Beberapa siswa menunjukkan kesulitan dalam mengorganisasi
pemikiran mereka saat diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusi. Mereka cenderung kesulitan menyusun argumen atau
penjelasan yang terstruktur dengan baik, meskipun sudah
memahami konsep dasar

30
8

• Masih ada kelompok yang terlihat kurang fokus pada inti


masalah yang diberikan. Mereka cenderung melebar dalam
diskusi, sehingga solusi yang mereka tawarkan tidak
sepenuhnya relevan dengan masalah yang sedang dibahas.
• Beberapa siswa tampaknya belum sepenuhnya dapat
menerapkan nilai-nilai Asmaul Husna seperti Al-Malik dan As-
Salam secara mandiri di luar lingkungan pembelajaran. Mereka
masih memerlukan arahan atau pengingat dari guru untuk
melakukannya.
2) Peluang Perbaikan :
• Pada Siklus berikutnya, guru dapat mengidentifikasi siswa-
siswa yang belum mencapai KKM dan memberikan perhatian
lebih melalui sesi bimbingan tambahan. Guru bisa menggunakan
metode remedial untuk siswa-siswa yang masih memerlukan
bantuan dalam memahami materi.
• Untuk membantu siswa menyusun argumen yang lebih baik,
guru bisa menyediakan panduan presentasi sederhana yang dapat
membantu siswa mengorganisasikan pemikiran mereka sebelum
berbicara. Sesi latihan presentasi sebelum penyampaian resmi
juga bisa dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa.
• Guru bisa memberikan instruksi yang lebih spesifik untuk
memastikan bahwa diskusi kelompok tetap pada jalur yang
benar. Misalnya, dengan memberikan panduan langkah-langkah
dalam memecahkan masalah atau dengan memberikan
checkpoint di tengah diskusi untuk mengevaluasi kemajuan
kelompok.
• Guru bisa membuat program pembiasaan yang lebih terstruktur
untuk menanamkan sifat-sifat Asmaul Husna dalam kehidupan
sehari-hari siswa, baik di rumah maupun di sekolah. Program ini
bisa melibatkan pengingat harian atau tugas praktis yang

31
8

mengharuskan siswa menerapkan sifat Asmaul Husna di luar


kelas.
• Untuk lebih memperkuat penerapan nilai-nilai Asmaul Husna
seperti Al-Aziz (Maha Mulia) dan As-Salam (Maha Pemberi
Keselamatan), guru dapat mengadakan aktivitas kelompok yang
bersifat lebih sosial, seperti kerja sama membersihkan kelas atau
lingkungan sekolah. Aktivitas ini dapat menekankan pentingnya
kerjasama, tanggung jawab, dan empati terhadap sesama.
e. Hasil Siklus 3:

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1. Ainun Nuraeny 85 Tuntas

2. Aldi Dhafaa 83 Tuntas

3. Annisa Nur khalipfah 85 Tuntas

4. Arkaan Muh Razib 81 Tuntas

5. Ayla Choerunnisa 76 Tuntas

6. Dirgham muh Raziq 86 Tuntas

7. Frisya Syakira 78 Tuntas

8. Intan Nuranida 85 Tuntas

9. Khayla Ramadhani 87 Tuntas

10. M. Rafasya alkiano 85 Tuntas

11. Maha Ghania 85 Tuntas

12. Miquella Nazaretha 76 Tuntas

13. Moch Fathan 88 Tuntas

14. Moch Ervan 79 Tuntas

15. Muh Alfarizki 72 Belum Tuntas

16. Mumtaz Adelia 74 Belum Tuntas

17. Raisha Ainun 87 Tuntas

18. Raivan 80 Tuntas

19. Ratu N 85 Tuntas

20. Selvia Safitri 85 Tuntas

32
8

• Jumlah siswa yang mencapai KKM: 18 siswa (90%)


• Jumlah siswa yang belum mencapai KKM: 2 siswa (10%)
• Rata-rata nilai kelas: 82,2
Presentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 3

No Ketuntasan Frekuensi Presentase


1. Tuntas 18 90%
2. Tidak Tuntas 2 10%
Jumlah 20 100%
Dari tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa nilai hasil belajar siswa
menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik setelah diterapkan model
problem based learning , pada pra siklus nilai ketuntasan hanya 6 orang siswa (
30%), dan meningkat 9 orang siswa (45%) pada siklus I, dan pada siklus II
meningkat 13 orang siswa 65%, dan meningkat lagi pada siklus III 18 orang siswa
(90%), jadi pada siklus III hampir semua siswa tuntas dalam pembelajaran.

D. Pembahasan
Penggunaan model Problem Based Learning pada materi asmaulhusna
dilaksanakan pada pembelajaran dalam setiap siklus, yaitu: siklus I, siklus 2, dan
siklus 3. Dalam pembelajaran materi asmaulhusna dengan model Problem Based
Learning mengantarkan peserta didik semakin baik hasil belajarnya karena mudah,
tidak menyulitkan, menyenangkan dan tidak membosankan peserta didik, sehingga
mereka dapat merespon materi pembelajaran dengan baik dan dapat memenuhi
tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dari pra siklus, siklus I sampai
siklus III terdapat peningkatan nilai hasil belajar siswa pada materi asmaulhusna
siswa kelas IV SDN 2 Mekarbakti. Kondisi awal sebelum perbaikan rata-rata
mencapai 64,2 Siklus I rata-rata meningkat mencapai 72,7 Lalu siklus II meningkat
lagi mencapai 78,5. Dan siklus III meningkat lagi mencapai 82,2 dari skor KKM
75, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Rekapitulasi perolehan Nilai rata-rata pada prasiklus,siklus I sampai siklus III

33
8

No Siklus Nilai Rata-Rata


1. Pra Siklus 64,2
2. Siklus 1 72,7
3. Siklus 2 78,5
4. Siklus 3 82,2

Untuk lebih jelasnya maka data tersebut diatas dapat dilihat dalam grafik
sebagai berikut:

Rekapitulasi Perolehan NIlai Rata-Rata Pada Pra siklus, Siklus I


Sampai Siklus III

Hasil Belajar
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Jadi berdasarkan data tersebut maka dapat dikatakan bahwa proses


pembelajaran sudah memperoleh nilai rata-rata yang sangat baik bahkan
melalui hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa penerapan model
Problem Based Learning juga memiliki dampak yang positif dalam
meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan pada prasiklus siswa yang tuntas
30%, siklus 1 jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 9 siswa (45%),
sedangkan pada siklus 2 jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 13 siswa
(65,71%), dan pada siklus 3 jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 18
siswa (90%).
Untuk lebih jelas peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus
tindakan dapat dilihat pada grafik berikut ini :

34
Ketuntusan Hasil Belajar Siswa
20

15

10

0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Tuntas Tidak Tuntas

Hal ini menunjukkan bahwa dari siklus 1 sampai dengan siklus 3 ketuntasan dalam belajar
selalu meningkat. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model
Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dengan materi asmaulhusna.
Maka dengan demikian terjawablah rumusan masalah bahwa model pembelajaran Problem
Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
materi asmaulhusna di kelas IV SDN 4 Paminggir
Jadi peningkatan nilai anak juga sangat dipengaruhi banyaknya tindakan perbaikan yang
dilakukan oleh guru, semakin banyak tindakan perbaikan oleh guru pada kegiatan mengajar
maupun kegiatan siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

35
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian Tindakan kelas Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui
Penerapan Model Problem Based Learning Dalam Pelajaran Pai Materi Asmaul Husna Di Kelas
4 Sdn 4 Paminggir Tahun Pelajaran 2024. Dapat ditarik keseimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan model problem based learning, mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dikarenakan
mudah, tidak menyulitkan, menyenangkan tidak membosankan peserta didik, sehingga mereka
dapat merespon materi pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2. Sebelum menerapkan model problem based learning atau prasiklus nilai rata-rata sisiwa hanya
mencapai 64,2. Namun setelah penerapan model problem based learning dalam materi
asmaulhusna dan artinya hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 4 Paminggir mengalami
peningkatan. Pada siklus I dengan rata-rata nilai 72,7 dan akan diperbaiki lagi pada siklus 2.
3. Melalui penerapan metode make a matchaaa, pada siklus I dapat diketahun tingkat ketercapaian
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada prasiklus siswa yang tuntas hanya sebanyak 6 orang
(30% %), kemudian diperbaiki di siklus I jumlah siwa yang tuntas meningkat sebanyak 9 siswa
(45 %), kemudian meningkat lagi pada siklus II dengan siswa yang tuntas belajar sebanyak 13
siswa (65%), dan pada siklus III mengalami peningkatan lagi dengan jumlah siiswa yang tuntas
belajar sebanyak 18 siswa (90%).

B. Saran

Mengacu pada hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan oleh
Agar proses pembelajaran seperti ini dapat terus berlangsung dan hasil belajar
peserta didik dapat terus meningkat, maka pihak sekolah dan pendidik perlu melakukan:

1. Pendidik selalu membantu dan memotivasi peserta didik untuk terbiasa membuat variasi dan
inovasi dalam pembelajaran, agar paserta didik tidak bosan dalam pembelajaran, dan timbul rasa
senang serta percaya diri, juga tidak malu dan takut dalam berinteraksi dengan sesama peserta didik.
2. Pendidik harus memiliki sikap keterbukaan, kesediaan menerima kritik dan saran terhadap
kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran.
3. Pihak sekolah agar mendukung para pendidik untuk mengembangkan macam macam model
pembelajaran dalam proses pembelajaran agar selalu ada peningkatan kualitas pembelajaran baik
dalam proses maupun hasil belajar peserta didik.

36
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Depdiknas. 2003.UU RI
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas

Sudjana, Nana. 2012. Tujuan Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Suyatno, 2009. Pembelajaran Berbasis Masalah. Surakarta: Tiga Serangkai

Anwar, A. (2022). Efektivitas PBL dalam Meningkatkan Hasil Belajar


PAI. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 9(3).

Dewi, R., & Astuti, E. (2022). Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar Kognitif pada Pembelajaran
Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 10(1).

Haryanto, H., & Nurhadi, D. (2022). Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan
Pemecahan Masalah Siswa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 9(1).

37
PEDOMAN OBSERVASI GURU

Nama Sekolah :……………………

Nama Guru :……………………

Mata Pelajaran :……………………

Kelas/ Semester :……………………

Hari/Tanggal :……………………

YA / ADA Tidak
Ada
No. Uraian Kegiatan Baik Kurang Nilai Ket.

Baik

1 Persiapan

a. Silabus

b. Program/Rencana Pembelajaran

Semester

c. Buku nilai (memuat nilai ulangan harian,

ujian, dan tugas)

2 KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. PENDAHULUAN

a. Pretest

b. Motivasi siswa

c. Menyampaikan topik dan tujuan

pembelajaran

B. KEGIATAN INTI

a. Penyiapan Materi Pelajaran

b. Penyiapan Media

38
c. Penyajian materi

C. PENUTUP

a. Post test

b. Membuat simpulan

c.Refleksi

Jumlah

Rata-rata

Kesimpulan :.........................................

Saran :.........................................

Pengamat

.........................................

39
PEDOMAN OBSERVASI SISWA

Hari/Tanggal : ……………………

Kelas : ……………………

Materi : …………………….

Nama Guru : ……………………..

NO. ASPEK PENGAMATAN KOMENTAR KET.

1 Memperhatikan penjelasan dari guru

Mempelajari buku siswa dengan sungguh-


2
sungguh

3 Melakukan kegiatan sesuai buku siswa

4 Mencatat hasil kegiatan sesuai buku siswa

5 Diskusi kelompok tentang hasil kegiatan

6 Menyusun hasil kegiatan

7 Mempresentasikan hasil kegiatan kelompok

8 Menghargai gagasan teman

9 Menyampaikan gagasan pada kelompok

10 Mengambil keputusan/kesimpulan kelompok

11 Memberi tanggapan pada kelompok lain

12 Bertanggung jawab dan disiplin kerja

13 Mencatat hasil kesimpulan

Pengamat,

……………….
40
LEMBAR RESPONDEN SISWA

Nama siswa : ……………………..

Kelas : ……………………..

Hari/Tanggal : ……………………..

NO URAIAN YA TIDAK KET.

1 Apakah anda merasa senang dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran ini ?

2 Apakah anda merasa senang dengan materi pelajaran yang


disampaikan?

3 Apakah anda merasa senang dengan menggunakan LKPD ?

4 Apakah anda merasa senang dengan suasana pembelajaran di kelas


ini?

5 Apakah anda merasa senang dengan cara penyampaian materi oleh


guru?

6 Apakah anda merasa sulit ketika mengikuti pembelajaran ini?

7 Apakah pembelajaran ini bermanfaat untuk anda?

8 Apakah pembelajaran ini baru untuk anda?

9 Apakah anda menginginkan pokok bahasan yang lain

menggunakan model pembelajaran PBL?

JUMLAH

41
Responden

……………….

42
Modul Ajar Format Lengkap (Metode PBL)
Modul Ajar PAI & Budi Pekerti

Informasi Umum
Nama Penyusun : Elin Marlina,S.Pd.I
Institutsi : SDN 4 PAMINGGIR
Tahun Penyusunan : 2024/2025
Jenjang Sekolah : SD
Kelas : 4 (Empat
Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit (1 Pertemuan)
Kompetensi Awal : 1. Peserta didik dapat mengenal nama nama Alloh Swt
2. Peserta didik dapat menulis alquran

Profil Pelajar Pancasila:


Profil Pelajar pancasila yang ingin dicapai adalah mengembangkan siswa yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta dapat berdoa sebelum dan sesudah belajar.
Mereka juga diajarkan untuk menjadi orang yang beragam secara global, tidak membeda-
bedakan teman ketika membentuk kelompok, dan menjadi individu yang mandiri, sadar
diri, dan tidak bergantung pada teman-temannya. Selain itu, profil ini juga mencakup
kemampuan bekerja sama dengan saling membantu bekerja sama dalam kelompok,
kemampuan berpikir kritis terhadap permasalahan yang berkaitan dengan topik materi,
dan kemampuan mengubah hal-hal baru dengan memunculkan ide-ide yang berkaitan
dengan materi. masalah.

Profil Pelajar Panccasila Rahmatan Lil Alamin yang ingin dicapai adalah menghasilkan lulusan
yang menjunjung tinggi nilai-nilai cinta kasih, perdamaian dan toleransi antar umat
beragama. Mereka diajarkan untuk memahami dan menerapkan ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari, serta mampu berdialog dan berinteraksi dengan hormat terhadap
pemeluk agama yang berbeda. Selain itu, profil tersebut juga mencakup kemampuan
menjaga kerukunan antar umat beragama dan mengedepankan toleransi dalam berbagai
aspek kehidupan.

Sarana prasana :
1. Ruang Kelas
2. Alat dan Bahan :
a. Asmaulhusna dan Artinya (youtube atau dokumen pribadi) yang dilagukan
b. Matching Card (Kartu Pasangan) untuk pembelajaran make a match

43
c. Laptop

d. Speaker
e. Video Asmaul Husna

3. Materi dan Sumber Bahan Ajar :


a. Buku Pendidikan Agama Islam Kurikulum Merdeka Kelas 4 Kemendikbud RI
tahun 2021
b. Ensiklopedia Asmaulhusna
c. Belajar Akhlak dengan 99 Asmaulhusna

Target Peserta Didik : Peserta didik reguler (bukan berkebutuhan khusus)


Model Pembelajaran : Cooperative Learning

Kompetensi Inti
A. Tujuan Pembelajaran
1.1. Peserta didik dapat menyebutkan dan Menjelaskan makna dari beberapa Asmaul husna
1.2 Peserta didik dapat menggunakan Asmaul Husna dalam doa dan praktik ibadah mereka.
1.3. Membiasakan sikap suka menahan diri, mandiri, cinta kebersihan, menjaga lisan dan hidup
tertib.

B. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran


3.1.1 Menguraikan asmaul Husna dengan jelas dan benar
3.1.2 Menyimpulkan arti asmaul Husna al malik, al-aziz, al-quddus, as-salam dan al-
mu’min
3.2.1 M en g g u n a k a n Asmaulhusna dalam doa dan praktik ibadah mereka.
3.2.2 Mengintegrasi makna asmaul husna dalam ibadah seperti shalat, dzikir.
3.3.1 Menunjukkan kemampuan menahan diri dalam berbagai situasi sehari hari contohnya
menghindari sifat negative ( tidak sombong)

Pemahaman Bermakna
1. Alloh memiliki nama nama baik dan indah seperti al malik, al-aziz, al-quddus, as-
salam dan al-mu’min
2. Setiap muslim berupaya berprilaku pada kebaikan sesuai dengan teladan asmaul
husna

C. Pertanyaan Pemantik
 Apakah kalian sudah menghafal Asmaulhusna? Jika hafal, bagaimana
perasaanmu? Apabila belum hafal, apa yang akan kalian lakukan?
 Pernahkah kalian mengalami peristiwa seperti gambar tersebut? Bagaimana
pengalaman kalian saat dicurangi oleh teman waktu bermain?
D. Kegiatan Pembelajaran
Sintaks Deskripsi Aloka

44
/Langkah PBL Kebutuhan Guru Kegiatan si
Siswa waktu
Pendahuluan
 Guru memberikan salam dan berdo’a  Peserta didik 20
sebelum belajar. menjawab menit
 Guru bersama peserta didik membaca Al- salam dan
Quran terlebih dahulu (surah-surah berdoa
pendek) sebelum
 Guru mengondisikan kelas kemudian memulai
menyapa peserta didik untuk menanyakan pembelajara
kabar, mengecek kehadiran dan kesiapan n
peserta didik.  Peserta didik
Apersepsi membaca
 Guru melakukan apersepsi dengan tanya surah
jawab berkaitan dengan materi yang akan pendek
dipelajari, seperti “Apa itu asmaulhusna?”, bersama
ada berapa jumlah asmaulhusna?” sama
 Guru memberikan pertanyaan pemantik
terkait materi pelajaran, “mengapa kita
harus mengenal asmaulhusna?”  Peserta didik
Pemberian Acuan menjawab
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kehadiran
dan menjelaskan kegiatan yang akan dan
dilakukan serta hal-hal yang akan dinilai menjawab
dari peserta didik selama proses kesiapan
pembelajaran. untuk
Motivasi belajar
 Guru memberikan motivasi kepada peserta
didik tentang pentingnya mempelajari
asmaulhusna.

 Peserta didik
menjawab
pertanyaan
dari guru

 Peserta
didik
menjawab
pertanyaan

45
dari guru

 Peserta didik
menyimak
tujuan
pembelajara
n dan
mekanisme
pelaksanaan
pembelajara
n

 Peserta didik
menyimak
motivasi
yang
sampaikan
oleh guru
Kegiatan inti
Mengorganisasi  Guru menayangkan video pembelajaran  Peserta 100
peserta didik mengenai Asmaul Husna didik menit
pada https://youtu.be/75keg0kFB9E?si=LWddChJfyj menyimak
pembelajaran USAm0E video

 Guru menyampaikan materi dan tanya


jawab dengan peserta didik  Peserta
 Pesertadidik membentuk 5 kelompok (bisa didik tanya
berubah sesuai kondisi). jawab
 Peserta didik dalam kelompok diberi materi terkait
yang berbeda yakni, satu anak mendapat materi
materi satu Asmaulhusna dan penjelasan
artinya.
 Kelompok dari anggota yang berbeda yang  Peserta
telah mempelajari materi berkumpul dalam didik
membuat 5

46
satu kelompok baru (tim ahli) untuk kelompok
mendiskusikan materi mereka. yang sudah
 Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, dipilih oleh
peserta didik kembali ke kelompok asal guru
dengan cara bergantian mengajari teman
satu kelompok mengenai materi yang telah  Peserta
dikuasai dan anggota lainnya didik
mendengarkan. menyimak
Mengorganisasi  Guru mengevaluasi proses pembelajaran dan
kan peserta didik serta memberikan penjelasan ulang mengerjaka
pada masalah mengenai materi Asmaulhusna agar tidak n materi
terjadi kesalahan konsep.
 Peserta didik menyanyikan lagu terkait
Asmulhusna melalui internet atau dokumen
guru pada rubrik Ayo Bernyanyi.
 Peserta didik mengerjakan LKPD yang
terdiri dari tugas mandiri dan kelompok
 Peserta didik
berdiskusi
dengan
kelompokny
a untk
mendiskusik
an materi
mereka

 Peserta didik
bergantian
menjari
teman
sekelompok
mengenai
materi yang
telah
dikuasai dan
anggota
lainyya
mendengark
an

47
 Peserta didik
menyimak
evaluasi dari
penjelasan
materi oleh
guru

 Peserta didik
menyanyika
n lagu
Asmaul
Husna
bersama-
sama.

 Peserta didik
mengerjakan
LKPD yang
terdiri tugas
mandiri dan
kelompok

Kegiatan Penutup
20
 Guru dan peserta didik menyimpulkan tentang  Peserta didik menit
Asmaulhusna dan artinya. bersama
 Mengagendakan pekerjaan rumah. guru
Mengagendakan materi yang harus dipelajari menyimpulk
pada pertemuan berikutnya yaitu tentang an asmaul
berakhlak dengan Asmaulhusna
Menganalisis husna secara
 Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan
dan bersama
membaca hamdalah kemudian mengucapkan
mengevaluasi salam. sama

48
proses
pemecahan  Peserta didik
masalah menyimak
penjelasan
guru tentang
yang harus
dipelajari
pada
pertemuan
berikutnya

 Peserta didik
membaca
hamdalah
dan
menjawab
salam

E. Asesmen
Jenis Asesmen Bentuk Asesmen
No
 Pertanyaan pemantik sebelum pembelajaran
1. Di Diagnostik dimulai.
 Tanya jawab sebagai tindak lanjut.
 Penilaian proses
 observasi
 Presentasi
2. Formatif
 pameran hasil karya seni
 keterampilan dan pengetahuan mengenal dan
memahami Asmaulhusna
3. S Sumatif Tertulis (isian kolom dan uraian)
F. Pengayaan dan Remidial
1. Kegiatan pengayaan: Peserta didik yang mempunyai daya tangkap dan daya kerjanya
melebihi peserta didik lain, maka guru memberikan kegiatan pengayaan yang lebih
menantang untuk memperkuat daya serapnya terhadap materi yang sudah dipelajari.
2. Kegiatan remedial: Peserta didik yang hasil belajarnya belum mencapai target guru
melakukan pengulangan materi dengan pendekatan yang lebih individual dan
memberikan tugas individual tambahan untuk memperbaiki hasil belajar peserta
didik yang bersangkutan.

49
G. Glosarium
 Asmaulhusna : nama-nama yang baik yang dimiliki Allah Swt. yang terdapat di
dalam Al-Qur’an, jumlahnya 99 nama.
 Kaligrafi : seni lukis indah dengan pena.
 Mandiri : dalam keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang
lain.

H. Daftar Pustaka
 Faozan, Ahmad dan Jamaluddin. (2021). Buku Panduan Guru Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti untuk SD Kelas 1V. Jakarta: Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
 Faozan, Ahmad dan Jamaluddin. (2021). Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
untuk SD Kelas 1V. Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi.

Mengetahui Garut, ...Juli 2024


Kelapa sekolah Guru PAI

DEUIS RATNASANTI, SPd,SD ELIN MARLINA,S.Pd.I

50
Lembar Kerja Peserta Didik

Materi Asmaul Husna : al- Mālik (Maharaja), al-Azīz (Maha Perkasa), al- Quddūs (Maha Suci),
As- Salām (Maha Pemberi Keselamatan) dan al-Mu’min (Maha Pemberi Rasa Aman).

Nama :
Kelas :

A. Jawablah dengan jujur dan berilah tanda (v) pada kolom berikut !
Uraian selalu Kadang Tidak
kadang pernah
Sudahkah kalian mengenal
Asmaulhusna
Apakah kalian sudah hafal
Asmaulhusna
Apakah kalian sudah meneladani
sikap suka menahan diri, mandiri, cinta
kebersihan, menjaga lisan, dan hidup tertib
Apakah kamu menyukai kegiatan
pembelajaran hari ini

B. Isilah kolom sebelah kanan dengan Asmaulhusna yang sesuai dengan pernyataan
pada kolom sebelah kiri !
Pernyataan Asmaul Husna
Allah Swt. adalah Zat yang
tersucikan dari segala macam
kekurangan
Allah Swt. adalah Tuhan yang
selalu mengayomi serta
memberikan rasa damai

51
Allah Swt adalah penguasa atas
semua makhluk-Nya.
Allah Swt. adalah Tuhan yang
memberi rasa aman pada seluruh
makhluk-Nya.
Allah Swt. pemilik tunggal segala
kemuliaan.

C. Silahkan kalian Tuliskan contoh perilaku terpuji (di kolom sebelah kanan) dan yang
mencerminkan teladan Asmaulhusna (di kolom kiri) !
Asmaul husna Contoh perilaku terpuji
Al-Quddus
As-Salam
Al-Malik
Al-Aziz

D. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat !

1. Perhatikan 4 profesi berikut ini!


a. Guru
b. Petugas kebersihan
c. Polisi
d. Petani
Tentukan profesi di atas yang meneladani Asmaulhusna Al-Quddus beserta alasan!
2. Jelaskan arti dari Asmaulhusna As-Salam!
52
3. Damar terpilih menjadi ketua kemarin. Dia ingin melaksanakan tugasnya dengan baik.
Jelaskan 2 hal harus dilakukan oleh Damar sebagai ketua kelas untuk meneladani
Asmaulhusna Al-Mu’min?
4. Bacalah dengan cermat pernyataan berikut!
Andi selalu bersikap santun kepada temannya. Ia menjaga lisannya. Tidak berkata kotor.
Perkatannya selalu menyenangkan. Apakah Andi meneladani Asmaulhusna Al-Aziz?
Kemukakan alasanmu!
5. Perhatikan kalimat ajakan berikut yang mencerminkan Asmaulhusna As-Salam!
“Mari sebarkan hidup damai di negeri kita!”

Buatlah kalimat ajakan yang juga mencerminkan teladan Asmaulhusna As-Salam!

E. Lembar kerja membuat cerita


Coba amati gambar berikut ini.

53
Isi Cerita
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
...............................
F. Buatlah seni lukis Kalighrafi Asmaul Husna : al- Mālik, al-Azīz, al- Quddūs,
As- Salām dan al-Mu’min.

Aktivitas Kelompok

Bahan:

 Kertas gambar.
 Crayon, pensil warna atau cat air.Pigura dari bahan bekas.
Cara mengerjakan:

 Kelompok terdiri dari 2-4 anak.


 Setiap kelompok membuat karya kaligrafi Asmaulhusna dan artinya dengan
menggunakan alat pewarna yang disepakati dalamkelompok.
 Hasil karya dipamerkan di depan kelas atau pameran sekolah

54
Lampiran Lampiran :
1. Materi

55
56
57
58
59
60
61
2. Contoh Media pembelajaran
3. Lembar Kerja Kelompok
4. Rubrik dan Penilaian Kerja kelompok
5. Lembar tes tertulis
6. Lembar Pengamatan sikap
7. Materi Pengayaan

Kepala Sekolah Guru PAI&Budi Pekerti

Deuis Ratnasanti,S.Pd,SD Elin Marlina, S.Pd.I


Nip : 197108232000122003 Nip : 198303122021212007

62
63

You might also like