Demam Tifoid: Dr. Dr. Shahrul Rahman, SP - PD, FINASIM
Demam Tifoid: Dr. Dr. Shahrul Rahman, SP - PD, FINASIM
Demam Tifoid: Dr. Dr. Shahrul Rahman, SP - PD, FINASIM
Sinonim
Enteric fever
Salmonella typhii
Salmonella paratyphi A,
B dan C
Facultative anaerobic/aerobic
Gram (-) bacteria
Rods shape
SALMONELLA
Epidemiologi (1)
Penderita 3 % carier
Endemis di Indonesia sporadis
Di Indonesia jarang menjadi epidemi
Penyakit menular dpt mewabah
Dlm 1 rumah kasus jarang > 1
Wajib dilaporkan
Sumber penularan sulit ditentukan
Epidemiologi (2)
Sumber penularan
Air minum / makanan
Tangan :
Tinja sendiri
Urine
Dahak
muntah
Epidemiologi (3)
Distribusi :
Worldwide
12 - 30 th 70-80 %
Stool
Vomit
Indirect Urine Direct
Infection Infection
> 90 % < 10 %
Infected
Healthy
Water
subject
Food
Typhoid
fever
Incubation Period : 1 3 weeks
depends on :
Reseptor vili
S. Typhi
Membiak dalam fagosit mononuklear
jaringan limfoid
Darah (bakteremia I)
Granulomatosa
Membiak dlm RES
Villi, cripte kelenjar,
Darah (bakteremia II) lam. propria, kl. limfe
Usus
Pathogenesis :
Salmonella
Fagosom
Lisosom
Fusi fagosom-lisosom
Substansi bakterisidal
Kuman mati
Patologi
Ileum distal
Nodul tifoid
hipoksia
Perdarahan,
Minggu II Nekrose
perforasi
Minggu III ulkus
Payers patches :
endotoksin
makrofag
Bradikardi relatif
Hepatomegali
Splenomegali
Meteorismus
Anorexia
Nausea
Vomiting
Reaksi widal
Reaksi aglutinasi Ag-Ab
Mencari aglutinin dalam serum
Aglutinin O tubuh kuman : 6 bl (+)
Aglutinin H flagella kuman : 1-2 th (+)
- Coagglutination
- Latex agglutination
- ELISA
- CIEP
Perawatan
Diet
Medikamentosa
Cairan & elektrolit
Penatalaksanan perawatan
Suspek d. tifoid
Tirah baring absolut : dulu
Isolasi
Observasi
Pengobatan
Kesadaran posisi dubah-ubah
Bab & bak diperhatikan
Mobilisasi bertahap (RSCM)
Hari ke 2 apireksi duduk waktu makan
Hari ke 7 apireksi mulai berdiri
Hari ke 10 apireksi jalan
Hari ke 13-15 apireksi pulang
Penatalaksanan perawatan
Suspek d. tifoid
Mobilisasi bertahap (RSWS-makassar)
Hari ke 3 apireksi duduk
Hari ke 7 apireksi jalan
Hari perawatan ? 7 3 3 3 5
Mobilisasi Baring Duduk Jalan
MRS APIREKSIA
Hari perawatan ? 3 4 3
Mobilisasi Baring Duduk Jalan
Diet Nasi
Penatalaksanan perawatan
Hari perawatan ? 3 4
Mobilisasi Baring Duduk/Jalan
Diet Nasi
Penatalaksanan diet
diet konvensional bubur saring
Maksud bubur saring :
Memudahkan pencernaan/absorbsi
beban kerja usus
Makan kurang merangsang : perdarahan &
perforasi
Netralisasi asam lambung
Syarat bubur saring
Mudah dicerna, porsi kecil, seringkali
Protein cukup
Tidak merangsang
Memenuhi kebutuhan normal
Penatalaksanan diet
Makanan padat
Melancarkan defekasi bulk forming
Supaya BB cepat naik
Disiapkan : mudah,murah,singkat
Resistance to :
Chloramphenicol
Amoxycillin
Cotrimoxazole
Relapse
1. INTESTINAL
Perdarahan usus
Perforasi usus
Ileus paralitik
2. EKSTRAINTESTINAL
Kardiovaskular
Hematologi
Paru
Ginjal
Neuropsikiatri >>>
Komplikasi
Kardiovaskular
o Miokarditis 1-5%, paling sering pada anak-
anak
o Klinis: takikardia, protodiastolic gallop, desah
sistolik apikal, edema perifer
o EKG: perubahan segmen ST dan gel. T, QT
memanjang dan low QRS voltage
o Bisa menimbukan abses miokarditis, jika
ruptur tamponade jantung
Trombi mural
Emboli sistemik dan pulmonal
Aneurisma
Perikarditis
Lekositosis
empiema
1. Hepatomegali
2. Ikterus
3. Kelainan lab (Bilirubin > 30,6umol/l, SGOT/SGPT
meningkat, indeks waktu protrombin menurun)
4. Kelainan histopatologi
:3 atau lebih gejala : Hepatitis tifosa
Pohan dkk (Jakarta): 4,8% kasus,
Suling dkk (Manado) 6,2%
Nelwan RHH; Pankreatitis tifosa
Kolesistitis akut
Kolesistitis kronik
Komplikasi Renal
Pielonefritis
Sistitis
Orkhitis
Paling sering
Insiden berbeda-beda tiap negara
Khosla ; 36,7%
1 Delirium 140
i) Tanpa konvulsi 80
ii) Dengan konvulsi 60
2 Semicoma/coma 84
3 Parkinsonian rigidity/Transient Parkinsonism 84
4 Acute Brain Syndrome 24
5 Generelasid Myoclonus 12
6 Meningismus 28
7 Skizoprenia katatonia 6
8 Maniak akut 4
9 Pseudo Bulbar Palsy 2
10 Polyneuropathy 2
11 Hypomania 2
12 Encephalomyelitis 1
Komplikasi lainnya :
depresi
tuli
transverse myelitis
gangguan ekstrapyramidal
Hiperkalsemia
ulserasi dekubitus
Parotitis
Alopesia
Furunkulosis
Abortus
DEMAM TIFOID BERAT
ANTIBIOTIKA
PERAWATAN YANG BAIK
NUTRISI
PENCEGAHAN KOMPLIKASI
KORTIKOSTEROID ?
ANTIBIOTIKA
Kloramfenikol (500 mg / 6 jam selama 14
hari) dapat menurunkan angka kematian dari
10-15% menjadi 1-4% resisten, tidak
efektif terhadap karier, aplastik anemi
Amoxysillin 1 gr/8 jam selama 14 hari
Ampicillin
Cotrimoxazole
Tiamfenikol
Fluorokuinolon paling efektif, waktu
singkat, pilihan pertama, angka stool
carriage lebih rendah
Azithromycine