Thalassemia is a hereditary blood disorder characterized by abnormal hemoglobin production which results in red blood cell destruction. There are two main types - thalassemia major, where patients require lifelong blood transfusions, and thalassemia minor which is generally asymptomatic. Symptoms of thalassemia include anemia, fatigue, pale skin and bone abnormalities. Diagnosis involves blood tests showing low hemoglobin and red blood cell abnormalities. Treatment focuses on blood transfusions, iron chelation therapy and in severe cases, bone marrow transplantation. Prevention involves genetic screening and counseling for families with a history of the disorder.
Thalassemia is a hereditary blood disorder characterized by abnormal hemoglobin production which results in red blood cell destruction. There are two main types - thalassemia major, where patients require lifelong blood transfusions, and thalassemia minor which is generally asymptomatic. Symptoms of thalassemia include anemia, fatigue, pale skin and bone abnormalities. Diagnosis involves blood tests showing low hemoglobin and red blood cell abnormalities. Treatment focuses on blood transfusions, iron chelation therapy and in severe cases, bone marrow transplantation. Prevention involves genetic screening and counseling for families with a history of the disorder.
Thalassemia is a hereditary blood disorder characterized by abnormal hemoglobin production which results in red blood cell destruction. There are two main types - thalassemia major, where patients require lifelong blood transfusions, and thalassemia minor which is generally asymptomatic. Symptoms of thalassemia include anemia, fatigue, pale skin and bone abnormalities. Diagnosis involves blood tests showing low hemoglobin and red blood cell abnormalities. Treatment focuses on blood transfusions, iron chelation therapy and in severe cases, bone marrow transplantation. Prevention involves genetic screening and counseling for families with a history of the disorder.
Thalassemia is a hereditary blood disorder characterized by abnormal hemoglobin production which results in red blood cell destruction. There are two main types - thalassemia major, where patients require lifelong blood transfusions, and thalassemia minor which is generally asymptomatic. Symptoms of thalassemia include anemia, fatigue, pale skin and bone abnormalities. Diagnosis involves blood tests showing low hemoglobin and red blood cell abnormalities. Treatment focuses on blood transfusions, iron chelation therapy and in severe cases, bone marrow transplantation. Prevention involves genetic screening and counseling for families with a history of the disorder.
Download as PPTX, PDF, TXT or read online from Scribd
Download as pptx, pdf, or txt
You are on page 1of 18
THALASSEMIA
(PENYAKIT TALASEMIA)
DISUSUN OLEH : LUDFI HINDIANDIKA (14334007)
PRAYOGO PANGESTU (14334013)
MUHAMMAD AL FAJRI (14334033)
halasemia adalah sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk hemoglobin (komponen darah).
Thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang ditandai
dengan kondisi sel darah merah mudah rusak atau umurnya lebih pendek dari sel darah normal (120 hari).Akibatnya penderita thalasemia akan mengalami gejala anemia diantaranya pusing, muka pucat, badan sering lemas, sukar tidur, nafsu makan hilang, dan infeksi berulang. Patofisiologi : • Kerusakan sel darah merah pada penderita thalasemia mengakibatkan zat besi akan tertinggal di dalam tubuh. Pada manusia normal, zat besi yang tertinggal dalam tubuh digunakan untuk membentuk sel darah merah baru.
• Pada penderita thalasemia, zat besi yang ditinggalkan sel darah
merah yang rusak itu menumpuk dalam organ tubuh seperti jantung dan hati (lever). Jumlah zat besi yang menumpuk dalam tubuh atau iron overload ini akan mengganggu fungsi organ tubuh.Penumpukan zat besi terjadi karena penderita thalasemia memperoleh suplai darah merah dari transfusi darah. Penumpukan zat besi ini, bila tidak dikeluarkan, akan sangat membahayakan karena dapat merusak jantung, hati, dan organ tubuh lainnya, yang pada akhirnya bisa berujung pada kematian. Secara klinis, terdapat 2 (dua) jenis thalasemia yaitu Thalasemia Mayor, karena sifat sifat gen dominan. Thalasemia mayor merupakan penyakit yang ditandai dengan kurangnya kadar hemoglobin dalam darah. Akibatnya, penderita kekurangan darah merah yang bisa menyebabkan anemia. Dampak lebih lanjut, sel-sel darah merahnya jadi cepat rusak dan umurnya pun sangat pendek, hingga yang bersangkutan memerlukan transfusi darah untuk memperpanjang hidupnya. Penderita thalasemia mayor akan tampak normal saat lahir,namun di usia 3-18 bulan akan mulai terlihat adanya gejala anemia. Selain itu, juga bisa muncul gejala lain seperti jantung berdetak lebih kencang dan facies cooley. • Faies cooley adalah ciri khas thalasemia mayor, yakni batang hidung masuk ke dalam dan tulang pipi menonjol akibat sumsum tulang yang bekerja terlalu keras untuk mengatasi kekurangan hemoglobin. Penderita thalasemia mayor akan tampak memerlukan perhatian lebih khusus. Pada umumnya, penderita thalasemia mayor harus menjalani transfusi darah dan pengobatan seumur hidup. Tanpa perawatan yang baik, hidup penderita thalasemia mayor hanya dapat bertahan sekitar 1-8 bulan Thalasemia Minor, individu hanya membawa gen penyakit thalasemia, namun individu hidup normal, tanda-tanda penyakit thalasemia tidak muncul. Walau thalasemia minor tak bermasalah, namun bila ia menikah dengan thalasemia minor juga akan terjadi masalah. Gejala talasemia minor antara lain seperti anak menjadi anemia, lemas, loyo dan sering mengalami pendarahan. Thalasemia minor sudah ada sejak lahir dan akan tetap ada di sepanjang hidup penderitanya, tapi tidak memerlukan transfusi darah di sepanjang hidupnya PATOFISIOLOGI GEJALA KLINIS THALASEMIA Gejala talasemia seperti talasemia minor juga disebabkan oleh penurunan fungsional hemoglobin dalam menyuplai atau membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh yang digunakan untuk oksidasi sel. Sehingga oksigenasi ke jaringan berkurang. Selain sebagai pembawa oksigen, hemoglobin juga sebagai pigmen merah eritrosit sehingga apabila terjadi penurunan kadar hemoglobin ke jaringan maka jaringan tersebut menjadi pucat. Penurunan fungsional hemoglobin tersebut dapat disebabkan oleh adanya kelainan pembentukan hemoglobin, penurunan besi sebagai pengikat oksigen dalam hemoglobin. PENYEBAB THALASEMIA
1. Gangguan genetik
Orangtua memiliki sifat carier (heterozygote) penyakit
thalasemia sehingga klien memiliki gen resesif homozygote.
2. Kelainan struktur hemoglobin
- Kelainan struktur globin di dalam fraksi hemoglobin. Sebagai
contoh, Hb A (adult, yang normal), berbeda dengan Hb S (Hb dengan gangguan thalasemia) dimana, valin di Hb A digantikan oeh asam glutamate di Hb S. 3. Produksi satu atau lebih dari satu jenis rantai polipeptida terganggu Defesiensi produksi satu atau lebih dari satu jenis rantai a dan b.
4. Terjadi kerusakan sel darah merah (eritrosit) sehingga umur eritrosit
pendek (kurang dari 100 hari) Struktur morfologi sel sabit (thalasemia) jauh lebih rentan untuk rapuh bila dibandingkan sel darah merah biasa. Hal ini dikarenakan berulangnya pembentukan sel sabit yang kemudian kembali ke bentuk normal sehingga menyebabkan sel menjadi rapuh dan lisis.
5. Deoksigenasi (penurunan tekanan O2)
Eritrosit yang mengandung Hb S melewati sirkulasi lebih lambat apabila dibandingkan dengan eritrosit normal. Hal ini menyebabkan deoksigenasi (penurunan tekanan O2) lebih lambat yang akhirnya menyebabkan peningkatan produksi sel sabit. DIAGNOSIS THALASEMIA 1. Anamnesis Keluhan timbul karena anemia: pucat, gangguan nafsu makan, gangguan tumbuh kembang dan perut membesar karena pembesaran lien dan hati. Pada umumnya keluh kesah ini mulai timbul pada usia 6 bulan 2. Pemeriksaan fisis - Pucat - Bentuk muka mongoloid (facies Cooley) - Dapat ditemukan ikterus - Gangguan pertumbuhan - Splenomegali dan hepatomegali yang menyebabkan perut membesar 3. Pemeriksaan penunjang a. Darah tepi : - Hb rendah dapat sampai 2-3 g% - Gambaran morfologi eritrosit : mikrositik hipokromik, sel target, anisositosis berat dengan makroovalositosis, mikrosferosit, polikromasi, basophilic stippling, benda Howell-Jolly, poikilositosis dan sel target. Gambaran ini lebih kurang khas. - Retikulosit meningkat. b. Sumsum tulang (tidak menentukan diagnosis) - Hiperplasi sistem eritropoesis dengan normoblas terbanyak dari jenis asidofil. - Granula Fe (dengan pengecatan Prussian biru) meningkat. c. Pemeriksaan khusus : - Hb F meningkat : 20%-90% Hb total - Elektroforesis Hb : hemoglobinopati lain dan mengukur kadar Hb F. - Pemeriksaan pedigree: kedua orangtua pasien thalassemia mayor merupakan trait (carrier) dengan Hb A2 meningkat (> 3,5% dari Hb total). Thalassemias Slide 4. Pemeriksaan lain : - Foto Ro tulang kepala : gambaran hair on end, korteks menipis, diploe melebar dengan trabekula tegak lurus pada korteks. - Foto tulang pipih dan ujung tulang panjang : perluasan sumsum tulang sehingga trabekula tampak jelas. 5. Diagnosis banding Thalasemia minor : - Anemia kurang besi - Anemia karena infeksi menahun - Anemia pada keracunan timah hitam (Pb) - Anemia sideroblastik Hemoglobin Type Globin Chains Hgb A1—92%--------- a2b2 Hgb A2—2.5%-------- a2d2 Hgb F — <1%--------- a2g2 Hgb H ------------------ b4 Bart’s Hgb-------------- g4 Hgb S-------------------- a2b26 gluval Hgb C------------------- a2b26 glulys PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN Pada thalassemia yang berat diperlukan transfusi darah rutin dan pemberian tambahan asam folat. Penderita yang menjalani transfusi, harus menghindari tambahan zat besi dan obat-obat yang bersifat oksidatif (misalnya sulfonamid), karena zat besi yang berlebihan bisa menyebabkan keracunan. Pada bentuk yang sangat berat, mungkin diperlukan pencangkokan sumsum tulang.Terapi genetik masih dalam tahap penelitian.Thalasemia menurut para ahli belum ada obatnya, tapi pengobatan alami dengan menggunakan cyano spirulina dan jelly gamat akan membantu mengurangi frekwensi transfusi darahnya .