Kelayakan Operasi Peralatan DAN Instalasi Rig
Kelayakan Operasi Peralatan DAN Instalasi Rig
Kelayakan Operasi Peralatan DAN Instalasi Rig
DAN
INSTALASI RIG
1
LAYAK ?
2
Tujuan :
3
Standard, Code
Deformasi Plastis
Misalignment
Korosi
Keausan
• IADC 4
• Engineering analysis
Apa itu Risiko ?
Risiko = FAILURE PROBABILITY x CONSEQUENCE
High
HI
Failure Probability
GH
Medium
M
ED
IU
M
LO
W
Low
Kategori Risiko :
• HIGH – Injury, Death, Environmental implication/Pollution
• MEDIUM – Significant economical Loss
• LOW – Unusual practice
5
INSTALASI RIG
(TANPA GUYLINES)
MONKEY BOARD
CROWN BLOCK
TRAVELING
MAST
STAND PIPE BLOCK
SWIVEL
DRAWWORK
MUD PUMP
MUD GAS
SEPARATOR
CLEANING TANK
MIXING TANK
CHOKE
VALVE
GENERATORS
BOP
CLOSING UNIT
6
INSTALASI RIG
(DENGAN GUYLINES)
MONKEY BOARD
STAND PIPE CROWN BLOCK
SWIVEL
MAST
TRAVELING
BLOCK
MUD GAS
DRAWWORK
SEPARATOR
MUD TANK
MUD
PUMP
MIXING TANK CHOKE
VALVE
GENERATORS BOP
CLOSING UNIT
7
LINGKUP PEMERIKSAAN
2 QA/QC plan X
4 Catatan Perawatan X
6 Sertifikat Kalibrasi X X
11 SILO terakhir X
8
RIG BARU RIG LAMA
PEMERIKSAAN FISIK
1 Struktur X X
2 Drilling equipment X X
3 Hoisting equipment X X
6 Electrical equipment X X
8 Safety equipment X X
9
LINGKUP PEMBAHASAN
PERALATAN LISTRIK
MOTOR BAKAR
WIRELINE LOGGING
COILED TUBING
10
STRUCTURES
MASTS & DERRICKS
SUBSTRUCTURES
LOADING RAMS & MUD BOATS
Ref :
API Spec 4F - Drilling and wells servicing Structures
API RP 4G - Maintenance and Use of Drilling Well
Servicing Structures
11
MAST / DERRICK
12
DERRICK
13
PORTABLE MAST
14
JENIS MAST SEBAGAI FUNGSI DARI DAYA DRAWWORK )*
)* Typical
15
RATING DARI MAST MENURUT API 4F
1. Maximum rated static hook load 1. Maximum rated static hook load capacity
capacity for a specific number of lines for a specific number of lines strung to the
strung to the traveling block traveling block and the manufacturer’s
2. Maximum rated wind velocity (knots) specified guying pattern
without pipe setback 2. Maximum rated wind velocity (knots)
3. Maximum rated wind velocity (knots) without pipe setback
with full pipe setback 3. Maximum rated wind velocity (knots) with
4. Maximum number of stands and size full pipe setback
of pipe in full setback 4. Maximum number of stands and size of
5. Rated static hook load for wind pipe in full setback
velocities varying from zero to
maximum rated wind velocity with full
rated setback and with maximum
number of lines to the traveling block
16
GAYA-GAYA PADA MAST
17
HOOK LOAD
ce
or
eF
n
yli
Gu
Hook Load
is
+
Mast ax
Trav. block
A A
18
FUNGSI BAGIAN-BAGIAN MAST
• Fungsi Legs :
• Menahan komponen gaya aksial pd mast
• Fungsi Braces :
• Menahan gaya geser
• Menghindari bahaya buckling pada legs
• Fungsi Samson Post :
•Terutama menyangga bottom mast pada saat rig up / down
• Internal Guyline :
• Mengikat mast pada carrier
• External Guyline :
•mengikat mast+carrier pada ground
19
KESETIMBANGAN PADA MAST
20
KESETIMBANGAN PADA MAST AKIBAT HOOK LOAD
BEBAN
BERAT CARRIER
MR
Hook Load
A
MH
Gaya pada anchor
Berat Carrier
22
MAST DERATING (API RP4G)
Jika carrier dan peralatan diatasnya terlalu ringan, maka gaya pada guylines akan menjadi
terlalu besar. Untuk itu API 4G merekomendasikan penggunaan mast pada beban yang
lebih rendah, supaya gaya pada guylines dan anchor tidak menjadi terlalu besar.
Contoh :
HLrated=210000 lb
HLtip=140000 Lb Hltip / HLrated = 140000/210000 = 0.65 (65%)
HLmaxallow/HLrated = 87% Hook load maksimum yang diijinkan = 87/100 x 210000 = 185000 lb
23
GAYA ANGIN PADA MAST
24
GAYA ANGIN PADA MAST DAN SETBACK PIPES
Gaya angin samping bekerja pada mast dan pada setback pipes. Gaya-gaya tersebut akan
mendorong mast kesamping sekaligus memuntir mast tersebut melalui monkey board.
Tugas daripada guylines adalah turut menahan gaya-gaya tersebut bersama-sama dengan
berat rig sehingga mast tidak terpuntir dan terdorong kesamping.
Pada kecepatan angin tertentu momen putar yang ditimbulkan oleh angin lebih besar daripada
momen putar yang dapat diberikan oleh berat rig. Pada kondisi tersebut guylines berfungsi
untuk turut menahan agar mast tidak terguling kesamping. Oleh karena itu perlu diperhatikan
agar pada guylines diberikan pretension yang cukup sehingga guylines tidak kendur
25
GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA GUYLINES
AKIBAT ANGIN DARI SAMPING
Gaya Gaya
angin Angin
pada Pada
mast Setback pipe Guyline anchor
Gaya angin pada mast dan pipe setback ditahan oleh dua buah crown block guylines dan satu buah
monkey board guyline. Jika monkey board guyline kendur maka mokey board akan terpuntir akibat gaya
angin pada setback pipe sehingga dapat mengakibatkan padeye atau pin dari monkey board tersebut
rusak.
26
EVALUASI TERHADAP KAPASITAS MAST
TUJUAN : Menentukan rating dari mast berdasarkan perhitungan sesuai dengan API 4F
27
American Institute of Steel Construction
Manual of Steel Construction
Allowable Stress Design (ASD)
T
Mxx
Fa Myy
Fs
Fs
Fa
SAFETY FACTOR : T
Tension : 1.66
Shear : 2.5
Compression / Buckling : Refer to Buckling Equation
Bending : 1.51
28
STRESS RATIO HASIL INDEPENDENT
CALCULATION TERHADAP MAST
Middle mast
Bottom mast
Upper mast
29
GUYLINE PATTERN (API RP 4G)
30
UKURAN GUYLINES DAN PRETENSION MENURUT API 4G
31
MEMPERKIRAKAN KONDISI PRETENSION DARI GUYLINES (API RP4G)
32
KERUSAKAN PADA PIN DAN PADEYE
Padeye
Dari monkey board yang sobek
Crack pada pin
head dan body
Deformasi akibat
terbentur traveling block
Corrosion
Deformasi
Pada kaki mast
Dan brace akibat
Terbentur atau
tergesek rope
34
PENGARUH CLEARANCE ANTARA PIN-LUBANG
TERHADAP TEGANGAN YANG TIMBUL
CLEARANCE OPTIMAL
CLEARANCE TERLALU BESAR
35
BEBERAPA KERUSAKAN PADA MAST
(b) Locking device yang tidak (c) Crown block beam yang rusak
(a) Crack pada monkey board pad berfungsi dengan sempurna terbentur traveling block
(d) Kerusakan pada chassis carrier (f) Brace yang putus karena terdorong
dibawah samson post (e) Padeye yang sudah oval Locking device 36
BEBERAPA KERUSAKAN PADA MAST
37
BAGIAN-BAGIAN DARI MAST
YANG SERING MENGALAMI
KERUSAKAN
Crown Block
Beams
Monkey board
Padeye & pin
Upper to middle mast
Locking device
Tujuan :
• Menilai integritas Mast (Settlement, Excentricity)
• Menilai integritas dan kemampuan hoisting equipment
• Menilai kemampuan mesin / motor penggerak drawwork
39
APLIKASI STRAIN GAUGES
PADA SAAT PULL TEST
40
PEMERIKSAAN VISUAL TERHADAP MAST
1) Periksa apakah mast berdiri tegak pada landasan yang datar. Untuk mast dengan guylines, jakinkan bahwa
kemiringan mast tidak melebihi spesifikasi dari mast tersebut.
2) Untuk mast dengan guylines periksa apakah semua guyline telah terpasang mengikuti petunjuk dari pabrik
pembuat atau API 4G mengenai ukuran rope, konstruksi rope, guyline pattern dan pretension
3) Periksa apakah guyline anchor telah terpasang dan dihubungkan ke guylines dengan benar.
4) Periksa apakah escape line sudah terpasang dengan benar
5) Periksa apakah locking device sudah mengunci bagian-bagian mast dengan sempurna
6) Periksa apakah kaki mast dan bracingnya tidak ada yang bengkok atau cacat lainnya
7) Periksa apakah terjadi korosi yang berlebihan pada bagian-bagian dari mast
8) Periksa apakah ada indikasi cacat pada sambungan-sambungan las
9) Periksa apakah semua pin sudah dipasang dan menggunakan safety pin
10) Periksa apakah ada indikasi padeye sudah berbentuk oval atau kerusakan pada pin
11) Periksa apakah crown beam platform, pagar pengaman dan tangga dalam keadaan baik, tidak berkarat dan
terpasang dengan kuat.
12) Jakinkan bahwa lightning arrestor terpasang pada ujung atas mast dan tersambung ke tanah.
13) Periksa apakah raising equipment dapat bekerja dengan baik tanpa sentakan
41
PERAWATAN MAST
Mast dan bagian-bagiannya dibuat dari bahan terpilih yang direncanakan untuk
dapat bekerja dalam kondisi berat. Sebuah mast dapat terdiri dari dua atau lebih bahan yang
berlainan, sehingga penyambungan dari bagian-bagian tersebut memerlukan suatu pengetahuan
tentang bahan yang akan dilas, prosedur pengelasan dan juru las yang kualified.
Jangan melakukan Modifikasi terhadap bagian-bagian dari mast terutama leg(s), braces dan
crown block beam
Jangan meluruskan dan menggunakan kembali bagian-bagian mast yang telah bengkok.
Jika lubang padeye sudah menjadi oval, segera perbaiki atau ganti padeye Tersebut
Kalau ada bagian mast yang perlu diganti , hubungi terlebih dahulu pabrik pembuatnya untuk
mengetahui bahan yang digunakan dan cara pengelasan
42
GUYLINE ANCHOR
43
PEMILIHAN JENIS ANCHOR UNTUK BERMACAM-MACAM JENIS TANAH
JENIS ANCHOR
EXPANSION
KERAS : X - -
Granite, basalt, batu kapur padat, bongkahan
tanah liat padat dan keras
SEDANG - X X
Tanah liat dan tanah endapan sedang,
pasir padat, tanah urugan yang dipadatkan
LUNAK
Tanah liat lunak, lumpur, tanah urugan - - X
yang tidak dipadatkan
SANGAT LUNAK
Rawa, tanah urugan diatas rawa - - -
44
GAYA-GAYA PADA TANAH DISEKITAR SCREW ANCHOR
(a) (b)
a) Jika ukuran piringan terlalu kecil, tekanan diatas piringan sangat besar sehingga tanah dibagian atas
piringan tersebut akan bergeser kebagian bawah piringan sehingga anchor akan bergerak tercabut
keatas
b) Jika piringan cukup besar tetapi kurang dalam, maka tanah dibagian atas piringan akan terangkat
bersama-sama dengan anchor
Jadi persyaratan dari anchor adalah mempunyai piringan yang cukup besar dan dipancangkan cukup
dalam dibawah tanah
45
PEMASANGAN SCREW ANCHOR SECARA MANUAL
Pemasangan biasanya dalam posisi tegak karena sulit memasang dalam posisi miring
Pemancangan mengakibatkan kerusakan tanah disekitar anchor yang dapat mengurangi daya dukung anchor
tersebut
Guyline pattern sering tidak simetris karena adanya kecenderungan untuk menancapkan anchor pada lokasi
tanah yang lebih lunak
Karena kesulitan pada awal pemancangan, operator sering memukul rope terminal sehingga menjadi rusak.
46
PEMASANGAN SCREW ANCHOR DENGAN MESIN
Kerugian :
• Pada saat hujan bak tersebut dapat bergeser karena tanah licin, sehingga guyline
akan menjadi kendur
• Membutuhkan ruang yang lebih besar daripada screw anchor
48
GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA SCREW ANCHOR
Pada pemasangan screw anchor yang tegak lurus terhadap tanah, tarikan dari
guyline akan menyebabkan badan anchor melengkung, selain itu permukaan tanah
disekitar anchor juga akan rusak terpotong badan anchor, sehingga mengurangi
kapasitas tarik dari anchor tersebut.
50
KERUSAKAN PADA PIRINGAN DAN TERMINAL KABEL
SCREW ANCHOR
Piringan dari screw anchor sangat rentan terhadap korosi karena berada dibawah tanah yang biasanya lembab
atau basah. Perlindungan permukaan dalam bentuk cat atau galvanising sering mengalami kerusakan pada saat
piringan tersebut bergeseran dengan tanah dan batu, ketika pemancangan berlangsung. Oleh karena itu
pemeriksaan harus dilakukan sesering mungkin
51
UJI TARIK PADA SCREW ANCHOR UNTUK MENENTUKAN HUBUNGAN ANTARA
KAPASITAS ANCHOR DAN MOMEN PANCANG
3000
2500
2000
GayaTarik(kgf)
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Displacement (cm) -->
3000
2500
Gaya Tarik (kgf)
2000
1500
1000
500
0
1 2 3 4 5 6 7
Torsi (x10 kgf-m)
52
KECELAKAAN AKIBAT TERCABUTNYA GUYLINE ANCHOR
(a) Lokasi tercabutnya anchor (b) Priringan anchor tertinggal didalam tanah
53
PULL TEST
Pull test dilakukan terhadap mast, hoisting equipment dan engine / motor dengan
maksud untuk menguji integritas dan performance dari ketiga peralatan tersebut
54
SUBSTRUCTURE
55
BEBERAPA JENIS SUBSTRUCTURE YANG UMUM
(a) Substructure untuk mast tanpa guylines (b) Folding type substructure
Substructure rating :
Max. rated static hook load (jika mast berdiri diatas substructure)
Max. rated pipe setback load
Max. rated static load on rotary beams
Max. rated combined load of setback and rotary table beams
Substructure harus memiliki name plate yang menunjukkan ratingnya (API 4F),
Kalau tidak memiliki name plate, kapasitasnya harus dihitung ulang oleh 3rd party engineer
Dan hasil perhitungan harus didokumentasikan
57
BAGIAN-BAGIAN UTAMA SUBSTRUCTURE
WORKING PLATFORM
PINS 58
KERUSAKAN PADA SUBSTRUCTURE
(a) Pin hole pada telescoping leg yang (b) Korosi pada sambungan antara mud
menjadi oval boat dengan substructure
(c) Local buckling pada floor beam (d) Korosi pada kaki substructure
59
(a) Tanpa safety pin (b) Rotary table beam dipotong untuk drive
line
Mud boat
Substructure
(c) Pin tidak terpasang (d) Tanah dibawah substructure tidak rata
60
PEMERIKSAAN VISUAL TERHADAP SUBSTRUCTURE
61
WORKING PLATFORM
62
Working Platform meneruskan beban yang
Kaki ada diatasnya ke tanah dan ke bottom mast.
Bagia kritis biasanya adalah penyaluran
beban ketanah melalui kaki-kaki karena
tanah yang lunak dibawah kaki tidak dapat
menahan beban sehingga kaki tersebut
masuk kedalam tanah dan WPF menjadi
Tanah miring, atau bentuk kaki yang terlalu
langsing menyebabkan bahaya buckling.
63
LOADING RAM DAN MUD BOAT
64
DISTRIBUSI BEBAN PADA LOADING RAM
Dengan bertambahnya hook load maka gaya yang bekerja pada bottom mast jack makin bertambah besar
65
GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA LOADING RAM
Pada saat rig mengangkat beban yang berat, bagian depan dari carrier akan
sedikit terangkat keatas, sehingga praktis sebagian besar dari beban dan
berat rig itu sendiri akan bertumpu pada bottom mast jack dititik A.
Hal tersebut mengakibatkan daerah kritis pada loading ram adalah daerah
dibawah titik A.
Oleh karena itu kekuatan loading ram pada daerah dibawah mast menjadi
sangat penting, karena daerah itu yang akan menentukan kekuatan loading
ram tersebut.
66
BEBAN PADA MUD BOAT
Loading Ram
Mud boat
Fungsi utama dari mud boat adalah meneruskan beban yang diterimanya dari loading ram ketanah. Supaya tanah
dapat menerima beban tersebut maka mud boat harus cukup luas sehingga tekanan pada tanah dapat dibuat kecil.
Karena beban terberat adalah dibawah mast, makadaya dukung tanah dibawah mast harus lebih besar daripada
dilokasi lainnya.
67
REKOMENDASI API 4G MENGENAI DAYA DUKUNG TANAH
(PANDANGAN ATAS)
68
REKOMENDASI API 4G MENGENAI DAYA DUKUNG TANAH
(PANDANGAN SAMPING)
69
CARA PRAKTIS UNTUK MEMENTUKAN DAYA DUKUNG TANAH MENURUT API-4G
70
PROGRAM PEMERIKSAAN TERHADAP STRUKTUR
MAST, SUBSTRUCTURE DAN LOADING RAM
Kategori 4 : Kategori 3 ditambah pemeriksaan lebih lanjut terhadap semua bagian kritis dari
peralatan seperti yang dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
Hasil pemeriksaan NDT harus di review oleh seorang engineer yang akan menyimpulkan tentang
kondisi dan kelayakan peralatan secara keseluruhan
71
PERALATAN
ANGKAT
DRAWWORK
CROWN BLOCK
TRAVELING BLOCK
DEADLINE ANCHOR
WIRE ROPE
Ref :
API Spec 8A – Drilling and Production Hoisting Equipment
API Rp 8B – Inspection, Maintenance, Repair and Remanufacture of Hoisting Equipment
API Spec 9A – Wire Rope
72
API Spec Rp 9B – Application, Care and Use of Wire Rope for Oil Service
RANGKAIAN PERALATAN ANGKAT
TRAVELING
BLOCK
Transmisi
HOOK BLOCK
DRAWWORK
ELEVATOR LINKS
DEADLINE ANCHOR
73
DRAWWORK
Terdiri dari :
74
Shaft
BAGIAN-BAGIAN UTAMA
Bearings
DRAWWORK
Hydrobrake
Drum
Water Reservoir
Clutch
Sprocket
Chain
75
CROWN-O MATIC
Crown-O matic digunakan untuk mencegah agar traveling block tidak membentur crown block beams. Pastikan
bahwa alat ini dapat berfungsi dengan baik, dengan memasangnya dengan benar dengan melakukan adjustment
dan mencobanya sebelum rig digunakan
76
TRANSMISI DAYA
SAND DRUM
MAIN DRUM
Dari
Transmission
box
Clutch
Rantai
Clutch
Ke Rotary Table
Daya diteruskan dari mesin ke main drum, sand drum dan rotary table melalui rantai dan kopling-
kopling. Kopling-kopling tersebut dapat dilepas dan dihubungkan sesuai dengan kebutuhan.
77
DRUM
78
BRAKE LINKAGE
79
80
KOPLING UNTUK MENYAMBUNG DAN
MELEPAS DAYA
Rumah kopling
Sprocket
Bladder
Hub Sprocket
DRUM TYPE
Clutch
Rumah kopling
Hub
Bladder
Rumah kopling dihubungkan dengan sprocket dan selalu berputar, sedangkan poros dihubungkan dengan
hub. Jika daya ingin diteruskan keporos maka clutch akan didorong oleh bladder yang menggembung karena
tekanan udara sehingga clutch akan menekan rumah kopling dan hub dan meneruskan daya melalui gesekan
ke poros.
81
SPROCKET DAN RANTAI
Normal
Rantai yang dipasang diantara dua buah sprocket tidak boleh terlalu kencang atau longgar. Pemasangan
yang terallu kencang akan mengakibatkan umur rantai yang pendek karena tegangan yang terlalu tinggi,
sedangkan kalau terlalu longgar dapat mengakibatkan putusnya rantai secara tiba-tiba akibat tertekuk atau
terdapat bahaya rantai dapat terlepas dari sprocket
82
KONSTRUKSI RANTAI
PIN
ROLLER
LINK PLATE
Ada beberapa jenis rantai, pada saat ini yang banyak digunakan pada drawwork adalah jenis roller and pin
links. Jenis Offset link tidak dianjurkan untuk digunakan karena rentan terhadap fatigue
83
SISTIM PELUMASAN
Ada beberapa jenis cara pelumasan yang digunakan untuk melumasi rantai. Pastikan bahwa sistim pelumasan
tersebut berfungsi dengan baik, karena rantai drawwork yang putus secara tiba-tiba akibat kurang pelumasan
dapat mengakibatkan kecelakaan serius
84
PEMERIKSAAN VISUAL TERHADAP SISTIM TRANSMISI DAYA
85
PERALATAN REM
BRAKE BAND
BRAKE
RIM
BRAKE
BLOCK EQUALIZER JOKE
HYDRO BRAKE ATAU
ELECTROMAGNETIC BRAKE
Pada drawwork biasanya terdapat dua perangkat peralatan pengereman. Satu diantaranya adalah rem tangan yang
dioperasikan oleh operator. Perangkat rem ini adalah perangkat rem utama yang dapat menghentikan putaran drawwork,
sedangkan lainnya adalah perangkat rem tambahan yang berfungsi untuk membantu pengereman terutama pada saat
menurunkan pipa kedalam sumur sehingga gerakan turun pipa tersebut menjadi lambat. Rem tambahan ini tidak dapat
digunakan untuk menghentikan putaran drawwork
Pastikan bahwa kedua perangkat rem tersebut dapat bekerja dengan baik, dan bagian-bagiannya yang haus atau rusak
sudah diperbaiki atau diganti dengan yang baru. Kegagalan pada peralatan dapat mengakibatkan kecelakaan serius
86
PENYETELAN REM TANGAN
BRAKE BLOCK
Supaya dapat bekerja secara optimal, peralatan rem tangan harus disetel dengan benar mengikuti petunjuk dari pabrik
pembuat. Penyetelan yang tidak benar dapat mengakibatkan kegagalan pada pengereman
87
PEMERIKSAAN VISUAL TERHADAP PERANGKAT REM TANGAN
88
CROWN BLOCK
Crown block meneruskan rope dari drawwork ke traveling block. Gaya yang bekerja pada crown block
adalah sama dengan gaya yang diangkat oleh hook ditambah dengan berat traveling block itu sendiri. Gaya
tersebut diteruskan oleh crown block kepada mast melalui crown block beams.
89
BEBERAPA KERUSAKAN YANG DITEMUKAN PADA DRAWWORK
(d) Unauthorized welding (e) Worn drum (f) Kerusakan pd fastline anchor
90
PEMERIKSAAN SHEAVE’S GROOVE
Sheave gage
91
TOLERANSI KEAUSAN PADA GROOVE DARI SHEAVE
92
PENGARUH UKURAN SHEAVE’S GROOVE TERHADAP
UMUR ROPE
Titik tumpu yang terlalu sedikit akan memperpendek umur wire rope karena tekanan pada titik-titik tumpu
tersebut sangat tinggi
93
PEMERIKSAAN KONDISI CROWN BLOCK SECARA VISUAL
Bearing
Sheaves
Pin
periksa apakah ukuran sheave cocok dengan ukuran dari wire rope yang digunakan
1) Periksa nameplate pada crown block apakah kapasitasnya memadai dengan beban yang akan diangkat
2) Periksa apakah terjadi keausan atau kerusakan pada sheave tersebut
3) Putar sheave dan amati apakah terjadi gerakan mengayun yang merupakan indikasi kerusakan pada
bearingnya
4) Periksa apakah pelumasan telah dilakukan dan grease fitting ada pada tempatnya
5) Periksa apakah terjadi kerusakan pada pin, pin retainer dan pads
6) Periksa crown block beam apakah terdapat kerusakan atau indikasi adanya deformasi
7) Periksa apakah ada kerusakan pada sambungan-sambungan lasnya
94
TRAVELING DAN HOOK BLOCK
Hoisting equipment banyak menggunakan bahan alloy steel maupun cast steel yang memerlukan prosedur khusus
dalam perbaikannya. Oleh karena itu peralatan ini sebaiknya tidak diperbaiki sendiri dengan cara melakukan pengelasan.
Keausan yang terjadi pada bagian-bagian dari peralatan seperti elevator ears, masih dapat ditolerir selama masih dalam
batas-batas tertentu, tetapi dapat menyebabkan derating
Keausan yang berlebihan maupun kerusakan lainnya memerlukan penggantian.
95
PEMERIKSAAN VISUAL TERHADAP TRAVELING BLOCK
96
PEMERIKSAAN VISUAL TERHADAP HOOK BLOCK
Bail
Bail
pin
1. Periksa apakah terjadi crack atau kerusakan lainnya pada bail :
2. Periksa kondisi bail pin
3. Periksa kondisi tongue dan latch apakah masih dapat mengunci dengan
benar
4. Periksa kondisi pin pada link ears. Keausan sampai dengan ½” harus
diperbaiki. Keausan yang terjadi tidak boleh melebihi ¾”
5. Periksa ketebalan link ear apakah masih dalam batas toleransi
6. Periksa kondisi hook, apakah terdapat crack
7. Periksa pelumasan pada hook pin
Link ear
Hook Pin
pin
97
Sheaves
Axial bearing
Pin Lubrication
Fittings
Bearings
Damper
Spring
Link ear
Latch
Hook
Untuk kapasitas angkat yang lebih rendah, traveling block dan hook block sering dijadikan sebagai satu kesatuan 98
DEADLINE ANCHOR
(a) Pivot type (b) Fixed type dengan clamping block (c) Fixed type dengan rope head
holder
Ini adalah salah satu dari bagian kritis pada peralatan pengangkat. Fungsi utamanya adalah untuk menahan ujung dari
rope. Jika alat ini gagal berfungsi, maka ujung rope tersebut akan terlepas dan traveling block akan meluncur kebawah
sehingga dapat mengakibatkan kecelakaan serius.
99
GAYA-GAYA YANG BEKERJA PADA DEADLINE ANCHOR
F
Drum
Clamping block
Jumlah lilitan minimum pada drum adalah 4 lilitan, fungsinya adalah untuk mengurangi gaya yang bekerja
pada clamping block. Jika lilitan pada drum terlalu sedikit, gaya yang bekerja pada rope end masih terlalu
besar dan mengakibatkan clamping block tidak dapat menahan rope end tersebut sehingga dapat
terlepas.
100
KATEGORI PEMERIKSAAN TERHADAP HOISTING EQUIPMENT
Kategori 1 : Pengamatan terhadap performance dari peralatan yang harus dilakukan setiap hari
Kategori 2 : Kategori 1 ditambah dengan pemeriksaan terhadap indikasi korosi, deformasi, komponen
yang hilang atau terlepas, pelumasan yang tidak memadai, adjustment dan visible cracks
Kategori 3 : Kategori 2 ditambah pemeriksaan dengan peralatan NDT terhadap lokasi-lokasi kritis.
Kalau perlu boleh membongkar peralatan untuk memeriksa kondisi bagian dalam dari peralatan tersebut.
Kategori 4 : Kategori 3 ditambah pemeriksaan lebih lanjut terhadap semua bagian kritis dari peralatan
seperti yang dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
Hasil pemeriksaan NDT harus di review oleh seorang engineer yang akan menyimpulkan tentang kondisi dan
kelayakan peralatan secara keseluruhan
101
BEBERAPA JENIS WEIGHT INDICATOR
YANG SERING DIGUNAKAN
Frope
F
F
Frope
F F
102
PERAWATAN TERHADAP WEIGHT INDICATOR
Sensor gaya harus dikalibrasi secara periodik oleh instansi yang berwenang
Kalibrasi dilakukan terhadap perangkat weight indicator secara utuh, yang terdiri dari
sensor, hose dan indicatornya secara sekaligus
Weight indicator yang mengukur gaya pada fast line, hasilnya harus dikoreksi untuk
menentukan besar gaya yang bekerja pada hook
Weight indicator type deflection, dirancang untuk bekerja pada rope dengan ukuran tertentu.
Oleh karena itu weight indicator untuk 1” wire rope tidak dapat digunakan untuk wire rope ½ “
Jangan melakukan modifikasi terhadap bagian-bagian dari weight indicator tersebut karena
akan mempengaruhi akurasi dan lineritasnya
103
WIRE ROPE
Wire rope terdiri dari beberapa kawat yang dipilin sehingga membentuk strand. Kemudian
beberapa strand dipilin membentuk sebuah wire rope. Dibagian tengah dari penampang wire rope
terdapat inti yang dapat terbuat dari fiber (Fiber Core) atau dari independent wire rope (IWRC)
104
BENTUK PENAMPANG DARI BEBERAPA KONSTRUKSI WIRE ROPE
105
VARIASI ARAH PEMINTALAN STRAND DAN WIRE
BENAR SALAH
106
DESIGN FACTOR UNTUK WIRE ROPE
(API 9A)
Dimana :
B = Kekuatan tarik nominal dari rope (lb)
W = Gaya tarik pada fastline (lb)
107
PEMILIHAN DIAMETER SHEAVE (API RP9B)
DT = d x F
Catatan :
DT = Tread diameter dari sheave • Kondisi A adalah untuk desain optimum
d = diametre rope • Kondisi B dimana diperlukan ukuran sheave yang lebih kecil
F = dari tabel 4 • Kondisi C, gunakan grafik 9 dan table 5
108
MEMPERKIRAKAN UMUR WIRE ROPE
UNTUK KONDISI C
Contoh :
Rope 6 x 7 dengan diameter 1” digunakan dengan
sheave berukuran DT= 20”, maka :
Dari gambar 9, Bending Life = 8.3
Dari tabel 5, Factornya = 0.57
Jadi bending life timenya = 8.3 x 0.57 = 4.73 kali
109
WIRE CLIP DAN THIMBLE UNTUK MENGIKAT UJUNG WIRE ROPE
Thimble
Wire clips
110
PEMASANGAN WIRE CLIP UNTUK MENGIKAT UJUNG
WIRE ROPE (API RP 9B) :
1) Penggunaan wire clip yang benar akan menghasilkan sambungan dengan kekuatan 80% kekuatan tarik rope
2) Bersama-sama dengan rope harus digunakan thimble dengan ukuran yang sesuai
3) Turn back length tergantung pada ukuran rope dan besar beban yang bekerja
4) Penempatan wire clip harus sedemikian rupa sehingga bagian saddle menekan bagian panjang dari rope
sedangkan bagian U-bolt menekan bagian pendek rope.
5) Jumlah wire clips yang digunakan tergantung pada ukuran dari rope
6) Setelah wire clip pertama terpasang dan dikencangkan, baru wire clip kedua dan seterusnya dipasang dengan
posisi sama dengan wire clip pertama, tetapi wire clip tersebut jangan langsung dikencangkan
7) Pengencangan mur dari wire clip kedua dan seterusnya dilakukan satu persatu sambil menarik ujung pendek
dari rope sehingga dapat dihindarkan terjadinya tekukan diaantara wire clip
111
JUMLAH DAN JARAK PEMASANGAN WIRE CLIP (API RP9B)
112
CARA MENGIKAT UJUNG WIRE ROPE YANG AKAN DIPOTONG
Wire rope yang akan dipotong baik untukpemasangan socket atau maksud lain harus diikat terlebih dahulu untuk
mencegah agar lilitan strand tidak akan terurai. Lepasnya untaian rope secara tiba-tiba dapat menyebabkan
orang terluka
Prosedur pengikatan :
113
MEMASANG SOCKET DENGAN MENGGUNAKAN ZINC POUR
(API 9B)
Catatan : Thermo-set resin dapat juga digunakan sebagai pengganti Zinc pour (prosedurnya berbeda !)
114
BERMACAM-MACAM
KERUSAKAN PADA WIRE ROPE
115
TOLERANSI KERUSAKAN PADA WIRE ROPE
HOISTING ROPE :
1) Tiga kawat putus dari satu strand dalam satu lay length
2) Enam kawat putus dari beberapa strand dalam satu lay length
116
DRILLING EQUIPMENT
Ref :
API Spec 7K – Drilling Equipment
API Rp 7L – Inspection, Maintenance, Repair and Remanufacture of Drilling Equipment
117
• Link Elevator
• Elevator
• Tong
• Slip
118
TOLERANSI KEAUSAN DARI
ELEVATOR LINK
Lower eye
Upper eye
Rating B A
(Ton) (min) (min)
150 1-3/4” 3-1/2”
250 2-1/4” 5”
350 2-3/4” 5”
500 3-1/2” 6”
750 4-3/4” 7-1/4”
1000 7” 7”
119
ELEVATOR dan SLIPS
120
TONGS
Pemeriksaan visual terhadap Tong :
Counter
weight 1) Periksa body tongs terhadap indikasi kerusakan atau crack
2) Periksa kondisi jaws terhadap kerusakan atau crack
3) Periksa kondisi dari hinge
4) Periksa apakah latch masih berfungsi dengan baik
121
MUD CONTROL EQUIPMENT
Ref. :
International Association of Drilling Contractors, Drilling Manual
122
123
MUD TANK
1. Periksa mud tank terhadap indikasi kebocoran, korosi atau kerusakan lainnya
2. Pastikan bahwa tangga, pagar dan pelat lantai dalam keadaan terpasang kuat
3. Pastikan bahwa semua katup dapat berfungsi dengan baik
4. Periksa kondisi screen dari shale shaker apakah masih baik atau sudah rusak
5. Periksa kondisi dari pegas-pegas penggetar dari shale shaker
6. Pastikan bahwa terminal listrik pada shale shaker terpasang dengan baik
7. Periksa kondisi kabel dan terminal listrik dari transfer pumps
8. Periksa apakah partisi yang ada didalam tangki masih dalam keadaan baik
9. Periksa apakah kondisi pipa-pipa dan sambungan flens pada desander, desilter
dan degasser dalam keadaan baik
MIXING TANK
1. Periksa terhadap indikasi kebocoran, korosi atau kerusakan lainnya
2. Pastikan bahwa tangga, pagar dan pelat lantai dalam keadaan terpasang kuat
3. Pastikan bahwa semua katup dapat berfungsi dengan baik
4. Periksa kondisi agitator dan mud gun
5. Periksa kondisi hoppers, dump valves dan barite surge tank
6. Periksa kondisi butterfly
7. Periksa kondisi caustic mixing tank
8. Periksa apakah partisi yang ada didalam tangki masih dalam keadaan baik
9. Periksa apakah kondisi dari peralatan eye wash dan body wash dalam keadaan
baik
124
MUD PUMP
125
PENAMPANG MUD PUMP
126
BAGIAN-BAGIAN DARI MUD PUMP YANG
SERING MENGALAMI KERUSAKAN
Packing
Piston rod
Valve & seat Piston
127
PEMERIKSAAN VISUAL KONDISI MUD PUMP
128
MUD LINES
Mud lines terdiri dari pipa bertekanan rendah pada sisi hisap mud pump dan pipa bertekanan tinggi pada sisi
tekannya. Pipa yang naik keatas dan berdiri tegak disebut stand pipe kemudian yang bersifat elastis yang
menghubungkan stand pipe dengan swivel disebut rotary hose.
Jika mud pump tidak menggunakan dampener atau jika dampener yang digunakan tidak dapat bekerja dengan
baik maka tekanan yang bekerja pada stand pipe dan rotary hose dapat berfluktuasi sehingga menyebabkan
kerusakan dalam bentuk fatigue. Selain itu rotary hose dapat juga akan berayun-ayun dan berakhir dengan
sobeknya rotary hose terebut. Oleh karena itu ujung dari rotary hose harus selalu diikat untuk menjaga jika putus
tidak akan mencederai orang yang bekerja dibawahnya
129
WELL CONTROL EQUIPMENT
Ref. :
API Spec 16D – Control System for Drilling Well Equipment
API Spec 16C – Choke and Kill Systems
130
Peralatan pengendali sumur berfungsi untuk mengendalikan kondisi sumur pada saat pengeboran berlangsung,
terutama kalau ada indikasi terjadinya kick pada formasi subsurface.
131
KERUSAKAN AKIBAT SUMUR YANG
TERBAKAR
132
BLOW OUT PREVENTER
BOP Annular
BOP rams
133
BOP ANNULAR
Sealing device dari annular BOP yang sering disebut juga “packing element” berbentuk donut yang terbuat dari
bahan elastomeric yang diperkuat oleh rangka baja. Packing ini dapat dibuat mengkerut sehingga menutup
lubang annular dengan memberikan tekanan untuk menggerakkan piston yang berada dibawahnya. Karena
packing ini dalam operasinya bersentuhan langsung dengan cairan pengeboran maka packing tersebut harus
dirancang khusus sehingga tidak mudah rusak.
134
CARA KERJA BOP ANNULAR
Periksa Rubber
Periksa Bolts
Periksa Cylinder
Liner
BOP rams dapat digunakan untuk menutup sumur dengan atau tanpa drill pipe didalamnya. Jika di
perlukan BOP rams juga dapat memotong pipa dan sekaligus menutup sumur.
137
BAGIAN DALAM DARI BOP RAMS
138
CARA KERJA DARI SHEAR RAM
139
BOP RAM’S
LOCKING DEVICE
Catatan :
Jika diperlukan dapat dilakukan hydraulic pressure test
dan function test untuk menguji kekedapan BOP terhadap
tekanan kerja dan kemampuannya untuk menutup atau
memotong pipa.
141
PEMERIKSAAN RAM BLOCK SECARA VISUAL
Block
Holder
Blade
Rubber
1) Periksa kondisi rubber apakah sudah tidak elastis lagi atau terdapat kerusakan-kerusakan
2) Periksa kondisi block dan holder apakah keausan dan kerusakan yang terjadi masih dapat ditolerir
3) Periksa apakah blade dari shear ram dalam keadaan masih baik, tidak ada indikasi rusak
4) Periksa apakah hubungan antara holder dan ram shaft tidak mengalami kerusakan
5) Pastikan bahwa rubber, block dan holder telah terpasang degan benar
142
ACCUMULATOR UNIT
Accumulator bottles
Air pumps
Electric pump
143
BOP STACK
Closing dan opening volume
Closing dan opening pressure
ACCUMULATOR UNIT
Periksa kapasitas volumetric botol accumulator
Periksa kelengkapan peralatan penunjang
Periksa spesifikasi peralatan
eet)
m i n. 75 f
tor (
c c umul a
e a
OP k
Ja r ak B
144
BAGIAN-BAGIAN DARI ACCUMULATOR UNIT
1) Accumulators
2) Isolation valve
3) Bleed valve
4) Relief valve
5) Air filter
6) Air lubricator
8) Air-pump Pressure switch
12) Air pump(s)
13) Periksa valve
14) Electric pump
17) Pressure switch
24) Manifold pressure
regulator
25) Override valve
26) Four way valves
28,29,31) Pressure gauge for
accumulator, manifold
and annular
30) Annular pressure
regulator
35) Air junction box
36) Reservoir
145
Diapraghm dan Air motor type Regulator
Hose bundle
Pipe rack
147
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN MENGENAI
SPESIFIKASI DARI ACCUMULATOR UNIT (API 16D)
1) Volume dari botol-botol akumulator harus cukup besar ( minimum 1,5 kali volume yang diperlukan untuk
menutup rangkaian BOP dan hydraulic choke valves) dan tekanan akhirnya masih lebih besar daripada
precharge pressure
2) Accumulator unit harus dapat menutup tiap BOP ram dan dalam waktu kurang dari 30 detik
3) Accumulator harus dapat menutup BOP annular dalam waktu kurang dari 30 detik sedangkan untuk ukuran
18-3/4” atau lebih, BOP annular harus dapat ditutup dalam waktu kurang dari 45 detik
4) Accumulator unit harus memiliki sedikitnya dua jenis pompa yang menggunakan dua power source yang
berlainan, misalnya pompa yang digerakkan oleh tenaga listrik dan pompa yang digerakkan oleh tekanan
udara
5) Pompa yang digerakkan oleh udara harus dapat bekerja walaupun tekanan udara yang tersedia mencapai
75 psig
6) Tanpa bantuan dari accumulator, sistim pompa yang terdapat pada pada accumulator unit tersebut harus
mampu menutup BOP annular dan membuka choke valves dalam waktu kurang dari satu menit
7) Pompa-pompa harus dapat mengisi botol-botol accumulator dari tekanan precharge ke tekanan kerja dalam
waktu kurang dari 15 menit
8) Pompa-pompa harus dilengkapi dengan pressure switch, sehingga dapat hidup jika tekanan turun 10% dari
tekanan kerja dan akan berhenti sendiri jika telah mencapai tekanan kerja dengan toleransi + 100 psi
9) Limit switch dari electric pump harus diset sesuai dengan tekanan kerja
10) Reflief valve harus diset 10% lebih tinggi dari tekanan kerja
11) Volume reservoir minimum harus dua kali volume cairan yang dibutuhkan, dan harus dilengkapi dengan air
vent
12) Rangkaian akkumulator unit harus dirancang sedemikian rupa sehingga jika salah satu botol akumulator atau
satu baris botol accumulator tidak berfungsi, kapasitas akumulator secara keseluruhan hanya akan
berkurang tidak lebih dari 25%
148
CHOKE MANIFOLD
Pemeriksaan visual :
Pastikan bahwa pressure rating dari valves dan pipes sama dengan pressure rating dari BOP yang
digunakan
Periksa kondisi dari tiap valve apakah masih dapat berfungsi dengan baik dan tidak terdapat
kerusakan
periksa kondisi dari adjustable choke valve(s) apakah masih dapat berfungsi dengan baik dan tidak
terdapat kerusakan
Pastikan bahwa baut-baut yang terdapat pada sambungan flens sudah terpasang semua dan telah
dikencangkan dengan benar
Periksa apakah ada indikasi kerusakan pada sambungan las dan badan pipa
Catatan :
IADC memberikan rekomendasi mengenai rangkaian choke manifold untuk tiap kelas tekanan
tertentu
149
KILL LINE
Pemeriksaan visual :
Pastikan bahwa pressure rating dari valves apakah sesuai dengan pressure rating dari BOP yang digunakan
Periksa kondisi dari valves, apakah masih dapat berfungsi dengan baik dan tidak terdapat kerusakan
periksa kondisi dari check valve apakah terdapat indikasi kerusakan
Pastikan bahwa baut-baut yang terdapat pada sambungan flens sudah terpasang semua dan telah
dikencangkan dengan benar
Periksa apakah ada indikasi kerusakan pada sambungan las
Catatan :
IADC memberikan rekomendasi mengenai rangkaian kill line untuk tiap kelas tekanan tertentu
150
PERALATAN LISTRIK
Ref. :
API RP 500, Recommended Practice for Classification of Locations for Electrical Installations at Petroleum Facilities
Classified as Class I, Division 1 and Division 2
API RP 505, Recommended Practice for Classification of Locations for Electrical Installations at Petroleum Facilities
Classified as Class I, Zone 0, Zone 1 and Zone 2
151
GENERATOR LISTRIK
Generator listrik yang digerakkan oleh mesin tanpa spark arrestor diletakkan pada jarak min. 100 ft dari sumur
Genset harus dilindungi dari air hujan, karena genset yang basah dapat menimbulkan bahaya bagi manusia
Rumah dan badan generator yang terbuat dari metal harus dihubungkan ke tanah (earthing)
152
PEMERIKSAAN KONDISI PERALATAN LISTRIK
SECARA VISUAL
153
Prime Mover
(Internal Combustion Engines)
Ref. :
•API Spec 7b-11C, Internal Combustion Reciprocating Engine for Oil Field services
•API Rp 7C-11F, Installation, Maintenance and Operation of Internal Combustion Engines
•International Association of Drilling Contractors, Drilling Manual
•US Department of Labour
154
PERSYARATAN INTERNAL COMBUSTION ENGINES
US Department of Labour :
155
156
Timing system
• Camshafts
• Rocker arms Air supply system
• Push rods • Air filter
• Springs Electrical equipment
• Turbocharger
• Starter
• Valves & Seats
• Alternator
Fuel supply system
• Wiring
• Fuel pump
• Fuel filter
• Fuel injectors
• Pre-heater Power Transmission System
• Fuel lines • Pistons & rings
• Cylinder liners
• Connecting rods
• Crankshaft
• Bearings
• Clutch assy.
Cooling system
• Water pump
• Radiator
• Fan blades & Lubrication system
belt • Oil pump
• Hoses • Oil cooler
• Gaskets & seals • Oil filter
157
MOTOR BAKAR
Udara masuk
Turbocharger
Gas buang
Pada instalasi pengeboran motor bakar sering digunakan, antara lain sebagai penggerak drawwork,
mud pump, generator, carrier dll
158
TRANSMISSION
Power Transmission
• Gears
• Shafts
• Bearings
• Clutches
Lubrication System
• Oil pump
• Oil Filter
• Oil level
159
TORQMATIC ENGINE
TRANSMISSION CONVERTER
160
161
Spark Arrestor
Pipa
Pipa
exhaust
exhaust
sekunder
primer
Air
Pembakaran yang tidak sempurna dan endapan arang pada mesin akan menghasilkan bunga api yang disemburkan
oleh pipa pembuangan. Bunga api ini kalau bertemu dengan udara yang mengandung gas atau uap bahan bakar
dapat mengakibatkan kebakaran.
Oleh karena itu sebagai pencegahan, dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Menggunakan spark arrestor untuk mencegah keluarnya bunga api dari pipa exhaust
Meletakkan mesin pada jarak yang aman dari sumur ( min. 100 feet tanpa spark arrestor)
162
KILL ENGINE / EMERGENCY STOP
Ke turbocharger
Dalam keadaan darurat dimana mesin harus dihentikan secara tiba-tiba, ada dua cara untuk
melakukan hal tersebut yaitu :
163
WIRELINE LOGGING AND PERFORATING UNIT
167
DOWNHOLE LOGGING TOOLS
168
PENGGUNAAN BAHAN RADIO AKTIF
169
170
PENGGUNAAN BAHAN PELEDAK
171
172
EXPLOSIVE AND RADIOACTIVE STORAGE
173
COILED TUBING
174
COILED TUBING UNIT
175
COILED TUBING EQUIPMENT
* API SP8C - Specification for Drilling and Production Hoisting Equipment 176
177