Papers by SEMINAR NASIONAL HAYATI
Tanaman lidah mertua (Sansevieria trifasciata) adalah tanaman hias yang memiliki ketahanan akan c... more Tanaman lidah mertua (Sansevieria trifasciata) adalah tanaman hias yang memiliki ketahanan akan cekaman kekeringan, hal ini dapat diketahui dari aktivitas membuka menutupnya stomata. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suhu dengan aktivitas stomata pada permukaan bagian dalam dan luar daun Sansevieria trifasciata. Pengamatan dilakukan dengan metode deskriptif dengan pengambilan sampel stomata Sansevieria trifasciata menggunakan cetakan dari cat kuku, pengambilan sampel ini dilakukan tiap satu jam mulai pukul 08:00 WIB sampai 15:00 WIB. Parameter yang diamati yaitu aktivitas membuka dan menutupnya stomata dan faktor lingkungan (suhu). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada suhu 33 0 C, bukaan stomata paling besar dibandingkan dengan pengamatan stomata yang dilakukan pada suhu lain dan pada suhu 30 0 C stomata menutup.
Cabai rawit merupakan tanaman sayuran yang memiliki nilai gizi tinggi dan ekonomis sehingga perlu... more Cabai rawit merupakan tanaman sayuran yang memiliki nilai gizi tinggi dan ekonomis sehingga perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Penggunaan pupuk organik cair urin sapi dan media tanam selain tanah seperti sekam dan serbuk gergaji dibutuhkan untuk meningkatkan produksi tanaman tersebut. Penggunaan pupuk organik cair urin sapi ditujukan untuk mengetahui unsur hara didalam tanaman tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh POC urin sapi dan media tanam terhadap pertumbuhan dan struktur anatomi pada tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap, dengan 3 kali ulangan. Variabel bebas dalam penelitian adalah POC urin sapi dengan konsentrasi (15%, 30%, 45%), sedangkan media tanam dengan perbandingan tanah dengan serbuk gergaji dan sekam (1:1), (1:1) dan (1:1:1). Variabel terikat dalam penelitian adalah pertumbuhan dan struktur anatomi tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L) dengan parameter yang diukur adalah tinggi tanaman, panjang akar, berkas pengangkut pada akar dan batang tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L). Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pupuk organik cair urin sapi dan media tanam terhadap tinggi tanaman dengan probabilitas 0,00, pada perlakuan P3M3 merupakan perlakuan yang paling baik dengan rata-rata tinggi tanaman 44,7 cm dan juga pada panjang akar yang memiliki probabilitas 0,00 dengan rata-rata panjang akar14,6 cm. Sedangkan struktur anatomi pada akar mempunyai tipe silinder pembuluh radial, mempunyai ukuran xilem terbesar 5967,88 μm, floem 506,37 μm serta pada batang mempunyai tipe berkas pengangkut eustele, mempunyai ukuran xilem terbesar 2899,55 μm, floem 391,83 μm, pada perlakuan P3M3 (POC urin sapi konsentrasi 45% dan media tanam kombinasi tanah+serbuk gergaji+sekam).
Ginseng jawa banyak mengandung senyawa flavonoid, antrakuinon, dan saponin.Proses pengolahan pert... more Ginseng jawa banyak mengandung senyawa flavonoid, antrakuinon, dan saponin.Proses pengolahan pertanian yang kurang baik menyebabkan tanaman ini belumdibudidayakan secara luas. Oleh karena itu, pengembangan dan pemuliaan tanaman ini perlu dilakukan guna mendapatkan kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Salah satu usaha pemuliaan tanaman ini adalah degan teknik poliploidi menggunakan kolkhisin. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian kolkhisin dengan variasi waktu inkubasi yang berbeda terhadap respon pertumbuhan ginseng jawa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan konsentrasi kolkhisin 0.01% dan waktu inkubasi 0, 3, 6, 9, 12 dan 24 jam yang dilakukan sebanyak 6 kali. Parameter yang diukur adalah jumlah cabang, rerata jumlah daun percabang, dan luas daun. Berdasarkan hasil uji sidik ragam dan uji Duncan pada perlakuan kolkhisin dengan waktu inkubasi yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap parameter jumlah cabang, rerata jumlah daun percabang, dan luas daun. Perlakuan selama 6 jam (A2) memberikan hasil rerata terbesar pada parameter jumlah cabang, perlakuan selama 24 jam (A5) memberikan hasil rerata terbesar pada parameter luas daun, dan perlakuan kontrol (A0) jumlah daun percabang memiliki hasil rerata tertinggi.
Talinum paniculatum Gaertn. merupakan salah satu tanaman obat yang potensial untuk dikembangkan p... more Talinum paniculatum Gaertn. merupakan salah satu tanaman obat yang potensial untuk dikembangkan penggunaannya, akan tetapi dalam hal pertanian belum ditemukan teknik yang tepat dalam pembudidayaannya. Pemuliaantanaman ginseng jawa diperlukan karena khasiatnya yang sangat tinggi dan mudah dibudidayakan.Salahsatu usaha pemuliaan tanaman ginseng jawa untuk menghasilkan tanaman yang unggul dan produktif bagi masyaraka, adalahmelalui proses mutasi buatan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian kolkhisin dengan waktu inkubasi yang berbeda terhadap bobot segar dan bobot kering umbi ginseng jawa. Metode penelitian eksperimen dengan desain penlitian RAK (Rancangan Acak Kelompok) dengan perlakuan konsentrasi kolkisin yang digunakan 0.01%, waktu inkubasi (0, 3, 6, 9, 12, 24 jam), pengulangan dilakukan sebanyak 6 kal.Parameterpengamatan adalah bobot segar umbi dan bobot kering umbi. Data di uji menggunakan sidik ragam dengan program aplikasi komputer SPSS for Windows versi 20.0. Jika berbeda nyata dilanjutkan uji beda nyata duncan,. Hasil penelitian menunjuka pada perlakuan induksi lama perendaman berpengaruh terhadap bobot segar dan bobot kering umbi. Hasil rerata tertinggi pada parameter bobot segar dan bobot kering umbi adalah perlakuan 6 jam (A2).
Kacang hijau (Vigna radiata (L.)) merupakan tumbuhan yang memiliki responsif yang sangat baik ter... more Kacang hijau (Vigna radiata (L.)) merupakan tumbuhan yang memiliki responsif yang sangat baik terhadap pupuk N.Agar kebutuhan nitrogen terpenuhi dan dapat menyuburkan tanah tanpa menurunkan produktivitas kacang hijau, maka diperlukan penyeimbang berupa pupuk organik yang memiliki kandungan N tinggi yaitu Azolla sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan kacang hijau (Vigna radiata (L.)) dengan pemberian berbagai dosis dan waktu aplikasi Azolla sp.Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2016 di Desa Jabon Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan desain Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial, dengan 2 faktor perlakuan. Faktor 1 dosis Azolla dengan konsentrasi D0 = 0% mmt, D1 = 1% mmt, D2 = 1.5% mmt, D3 = 2% mmt dan faktor 2 waktu aplikasi Azolla terdiri dari W1 = 14 hbt, W2 = 7 hbt, W3 = 0 hwt, W4 = 7 hst. Penelitian diulang sebanyak 2 kali.Parameter pertumbuhan yang diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah daun yang diamati pada 28 hst. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis variansi, yang dilanjutkan uji BNT pada taraf 5% pada STATS 6.2.Hasil penelitian darikeempat perlakuan kombinasi dosis dan waktu aplikasi Azolla sp. Menunjukkantidak ada interaksi pada keduanya.Perlakuanwaktu aplikasi juga tidak berpengaruh. Sedangkan aplikasi dosis Azolla sp. memberikan pengaruh positif terhadap parameter pertumbuhan jumlah daun dan tinggi tanaman yang diamati pada umur 28 hst. Dosis pemberian yang efektif adalah 1% mmt karena memiliki rata-rata tertinggi dibanding dosis lain.
Karakterisasi sifat agronomi pada 20 aksesi rami yang ditanam di kebun Percobaan Cobanrondo, Mala... more Karakterisasi sifat agronomi pada 20 aksesi rami yang ditanam di kebun Percobaan Cobanrondo, Malang, pada ketinggian 1,450 dpl. Setiap aksesi ditanam dalam petak percobaan dengan luas masing-masing aksesi 50 m 2 dengan jarak antar aksesi/petak 1 m. Dosis pupuk yang digunakan adalah 100 kg Urea + 200 kg Phonska per hektar + pupuk kandang dengan dosis 10 ton/ha. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengubin 1m 2. Masing-masing petak diambil 3 ubinan. Karakter Tinggi tanaman, diameter batang, Bobot basah brangkasan per m2, Bobot Basah Batang tanaman 1 m2, jumlah tinggi tanaman > 1 m per meter, jumlah tinggi tanaman < 1 m per meter, bobot kering serat, dan rendemen serat. Tinggi tanaman setiap aksesi rami berkisar 136,90-221,90 cm dengan koefisien keragaman 12,99%, Diameter batang berkisar 6,51-9,97 mm dengan koefisien keragaman 11,80%, Bobot basah brangkasan 1 m 2 berkisar 2,30-5,56 kg dengan koefisien keragaman 24,36%, Bobot Basah Batang tanaman 1 m 2 berkisar 0,97-3,26 kg dengan koefisien keragaman 30,13%. Jumlah tinggi tanaman > 1 m per m 2 berkisar 15,00-48,61 batang dengan koefisien keragaman 27,81%, jumlah tinggi tanaman < 1 m per m 2 berkisar 11,00-29,67 batang dengan koefisien keragaman 30,57%, bobot kering serat berkisar 49,00-104,00 gr dengan koefisien keragaman 20,49% dan rendemen serat kering berkisar 2,85-5,76% dengan koefisien keragaman 20,49%. Terdapat 8 aksesi yang bobot basah batang per m 2 lebih besar dari 2 kg yaitu Lembang Hijau, Pujon 13, Japan 102, Jawa Timur, Medan, Philipina, Pujon 10 dan Jawa Timur 3-0. Terdapat 7 aksesi yang memiliki rendemen serat lebih dari 4% yaitu aksesi Bagiwachuco, Pujon G, Seiki Seiskin, Borneo, Florida, Philipina dan Indocina. Dengan mengetahui potensi rendemen serat, maka untuk perakitan varietas rami sebaiknya mempertimbangkan sifat ini.
Hasil penelitian pendahuluan di Desa Ngliman, terdapat suatu ritual siraman air terjun Sedudo, ol... more Hasil penelitian pendahuluan di Desa Ngliman, terdapat suatu ritual siraman air terjun Sedudo, oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui makna, jenis-jenis tumbuhan, filosofi tumbuhan, serta tingkat kegunaan tumbuhan yang digunakan pada ritual, sehingga memberikan kesadaran kepada masyarakat agar mau melakukan konservasi tumbuhan yang digunakan untuk ritual siraman air terjun sedudo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan subyek penelitian ini adalah masyarakat desa Ngliman. Teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data secara deskriptif kualitatif dengan cara mengelompokkan jenis tumbuhan meliputi nama daerah, nama latin, bagian yang digunakan, filosofi tumbuhan ritual. Analisis data secara deskriptf kuantitatif dengan menghitung nilai IC (Index Consensus). Hasil obeservasi ditemukan 12 jenis tumbuhan ritual yang digunakan pada ritual siraman yaitu kenanga (Cananga odorata (Lamk.) Hook.), melati (Jasminum sambac), mawar (Rosa alba), kantil (Michelia alba), pandanwangi (Pandanus amarylilfolius), ketela (Manihot utilisima), pisang (Musa paradisiaca), suweg (Amorphophallus campanulatus), ganyong (Canna edulis), sirih (Piper betle Linn), uwi (Dioscorea alata) dan garut (Maranta arundinacea). Tumbuhan yang digunakan dalam ritual, memiliki filosofi sebagai pengingat kepada manusia agar selalu berbuat baik kepada siapapun, jujur sesuai hati nurani, dan selalu ingat bahwa manusia hidup dalam kesederhanaan. Hasil analisis penghitungan Index consensus (IC) masyarakat Desa Ngliman tumbuhan yang memiliki nilai Index Consensus paling tinggi adalah mawar, kenanga, kantil, dan melati dengan nilai Index Consensus 100%, dan yang paling sedikit adalah uwi dan garut dengan nilai Index consensus 53,8%.
Autism spectrum disorder (ASD) atau yang lebih dikenal dengan autis merupakan gangguan perkembang... more Autism spectrum disorder (ASD) atau yang lebih dikenal dengan autis merupakan gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan kurangnya interaksi dan komunikasi sosial, serta mengalami kesulitan komunikasi verbal maupun non verbal. Gangguan perkembangan saraf ini tidak lepas dari pengaruh beberapa protein maupun senyawa yang mempengaruhi perkembangan neuron. Zinc dan beberapa senyawa organik seperti mercury bahkan thimerosal (vaksin) diketahui dapat menyebabkan ASD karena memiliki sifat neurotoksisitas. Aktivasi Matrix Metalloprotease (MMP) merupakan salah satu penyebab yang memperparah dampak autis. Sehingga penghambatan aktivitas MMP menggunakan senyawa alami menjadi salah satu alternatif yang menjanjikan untuk mengatasi dampak autis. Melalui teknik reverse docking menggunakan senyawa alami dari cabai (Capsicum annuum L) yaitu luteolin yang telah diketahui berpotensi mengurangi dampak ASD melalui penghambatan aktivitas MMP. Luteolin berinteraksi dengan MMP melalui intreaksi hidrofobik dan ikatan hidrogen dengan afinitas pengikatan sebesar-9,7 Kcal/mol. Afinitas pengikatan luteolin terbukti lebih rendah dibandingan dengan senyawa kontrol lainnya yaitu 2-Amino-1,3,4-thiadiazole (-4,5 Kcal/mol), 2-Amino-5-mercapto-1,3,4-thiadiazole (-5,0 Kcal/mol), dan Etridiazole (-5,7 Kcal/mol).
Abstrak Kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan tanaman pangan ketiga di Indonesia namun prod... more Abstrak Kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan tanaman pangan ketiga di Indonesia namun produktivitas rendah, sehingga diaplikasikan dengan pupuk organik Azolla sp. sebagai peningkatan unsur hara nitrogen agar pertumbuhan dan produktivitas meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan kedelai (Glycine max (L.) Merril) dengan pemberian berbagai dosis dan waktu aplikasi Azolla sp..Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan desain Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 2 faktor perlakuan. Faktor 1 dosis Azolla sp. (D0=0% mmt, D1=1% mmt, D2=1,5% mmt dan D3=2% mmt). Faktor 2 waktu aplikasi Azolla sp. (W1=7 hbt, W2=0 hwt, W3=7 hst, W4=14 hst). Penelitian diulang sebanyak 2 kali di Desa Jabon Utara-Banyakan-Kediri selama bulan Mei-Juni. Parameter pertumbuhan yang diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah daun yang diukur setiap 1 minggu sekali setelah 7 hst. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis variansi, yang dilanjutkan BNT pada taraf 5% pada STATS 6.2.Hasil penelitian menunjukkan tinggi tanaman tidak dipengaruhi oleh kedua interaksi tetapi dipengaruhi oleh masing-masing perlakuan kombinasi dosis atau waktu aplikasi Azolla sp.. Tinggi tanaman paling efektif pada dosis 1% mmt pada waktu aplikasi Azolla sp. 7 hst. Sedangkan jumlah daun tidak dipengaruhi oleh pemberian dosis dan waktu aplikasi Azolla sp. Kata kunci—Azolla sp., Glycine max (L.) Merril, pertumbuhan, dosis, waktu aplikasi PENDAHULUAN Tanaman pangan merupakan komoditas pertanian yang berperan sangat penting bagi suatu negara untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi bangsanya. Salah satu komoditi tanaman pangan di Indonesia adalah tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril). Kedelai merupakan komoditas pangan utama ketiga setelah padi dan jagung yang menjadi komoditi prioritas dalam program Revitalisasi Pertanian [1]. Sumber protein nabati dalam menu pangan masih didominasi oleh kacang-kacangan terutama kedelai [2]. Kedelai (Glycine max (L) Merill) merupakan salah satu jenis tanaman palawija yang memiliki banyak kegunaan dan manfaat bagi kesehatan [3]. Bagi sebagian besar jumlah penduduk, biji kedelai dapat dibuat berbagai bahan baku industri produk olahan, bahan kosmetik, obat kesehatan dan industri kimia [4]. Kebutuhan kedelai di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, kesadaran masyarakat akan nilai gizi biji kedelai serta perbaikan pendapat perkapita [5,6,7]. Akan tetapi, hasil produksi yang diperoleh masih belum mampu mengimbangi tingkat konsumsi kedelai (Glycine max (L.) Merril) di masyarakat, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan kedelai (Glycine max (L.) Merril) bagi rakyatnya yakni dengan melakukan impor kedelai [5]. Kebijakan impor kedelai selama ini dirasa tidak menguntungkan dalam pengembangan kedelai di Indonesia sehingga para petani tidak tertarik menanam dan memproduksi kedelai,
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketahanan bakteri asam laktat indigenous buah kawista terh... more Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketahanan bakteri asam laktat indigenous buah kawista terhadap pH asam dan garam empedu sehingga dapat dijadikan kandidat bakteri probiotik. Isolat bakteri indigenous genus Lactobacillus yang digunakan berasal dari buah kawista matang dan diberi label M-S7(8). Analisis molekuler gen 16S rRNA dan rekonstruksi pohon filogenetik menunjukkan isolat M-S7(8) memiliki kekerabatan dekat dengan spesies Lactobacillus paracasei dan Lactobacillus casei.Uji ketahanan terhadap pH asam dilakukan pada 1 mL kultur isolat bakteri asam laktat berumur 48 jam yang diinokulasi pada medium kaldu MRS steril dengan pH 2. Pada jam ke-0, ke-3 dan ke-6 dilakukan perhitungan jumlah sel menggunakan metode Total Plate Count dengan medium agar MRS secara pour plate.Hasil pengujian terhadap pH rendah (pH 2) menunjukkan isolat M-S7(8) memiliki ketahanan yang baik sampai jam ke-6, ditunjukkan dengan penurunan jumlah isolat tidak lebih dari 3 unit log/mL.Uji ketahanan terhadap garam empedu dilakukan pada 1 mL kultur isolat bakteri asam laktat berumur 48 jam diinokulasi pada medium kaldu MRS steril yang mengandung garam empedu sebesar 0,3% (w/v). Pada jam ke-0 dan ke-4 dilakukan perhitungan jumlah sel menggunakan metode Total Plate Count dengan medium agar MRS secara pour plate. Ketahanan terhadap garam empedu (Bile Salt 0,3%) ditunjukkan dengan penuruan jumlah isolat M-S7(8) tidak lebih dari 3 unit log/mL setelah inkubasi 4 jam.
Binahong banyak mengandung senyawa flavonoid dan antioksidan. Tanaman binahong telah digunakan un... more Binahong banyak mengandung senyawa flavonoid dan antioksidan. Tanaman binahong telah digunakan untuk beberapa pengobatan seperti diabetes, kerusakan ginjal, stroke dan lain-lain. Berbagai jenis tanaman diketahui mengandung senyawa-senyawa bioaktif yang berasal dari hasil interaksi tanaman dan mikroba yang berupa bakteri atau kapang. Kapang endofit mampu memacu biosintesis senyawa bioaktif pada tanaman sebagai sumber bahan obat yang alami, murah dan ramah lingkungan. Laporan tentang kapang endofit pada berbagai tanaman masih terbatas. Penelitian tentang isolasi kapang endofit pada daun binahong selama ini belum pernah dilaporkan, padahal penelitian tentang kapang endofit dari tanaman ini juga perlu dilakukan. Salah satu manfaat yang diambil dari penelitian ini yaitu hasil identifikasi dan penentuan kapang endofit pada tanaman binahong jawa dapat digunakan sebagai kandidat elisitor biotik untuk biosintesis antioksidan alami, murah dan ramah lingkungan. Berdasarkan hasil isolasi dan karakerisasi didapatkan 3 jenis isolat kapang endofit yang tumbuh pada eksplant daun adalah Mucor sp, Humicolla sp, dan Penicillium sp.
Talinum paniculatum merupakan salah satu tanaman yang memiliki manfaat sebagai bahan sumber pembu... more Talinum paniculatum merupakan salah satu tanaman yang memiliki manfaat sebagai bahan sumber pembuatan obat. Jika eksploitasi tanaman ini dilakukan terus-menerus bisa berakibat kepunahan, oleh sebab itu perlu dicari solusi untuk mendapatkan senyawa aktif tanaman tersebut tanpa harus mengeksploitasi tanaman itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kapang endofit yang terdapat pada jaringan batang dan daun Gingseng Jawa (Talinum paniculatum). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Universitas Nusantara PGRI Kediri pada bulan Januari – April 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Laboratoris. Metode Deskriptif Laboratoris meliputi isolasi kapang endofit, pemurnian isolat dan identifikasi isolat, data yang diperoleh kemudian diolah secara deskriptif. Berdasarkan hasil isolasi dan karakterisasi didapatkan jenis-jenis kapang yang tumbuh pada eksplant batang tanaman Talinum paniculatum yaitu Chaetomium sp., Fusarium sp. (terdapat dua jenis isolat), dan Rhizoctonia solani, sedangkan yang tumbuh pada eksplant daun Talinum paniculatum yaitu Arthrinium sp., Culvularia sp. dan Mucor sp. Perbedaan jumlah hasil isolasi kapang endofit antara batang dan daun tanaman disebabkan karena adanya perbedaan kondisi pada saat isolasi. Hasil penelitian Kapang Endofit dari jaringan tanaman Talinum paniculatum dapat digunakan sebagai bahan studi lebih lanjut mengenai potensi kapang endofit dalam menghasilkan metabolit sekunder, penghasil elisitor, bahan pembuatan pupuk hayati maupun penghasil anti mikroba.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif dengan penggunaan ekstrak etanol daun jati s... more Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif dengan penggunaan ekstrak etanol daun jati sebagai pengawet alami daging sapi. Daun jati diketahui memiliki kandungan kimia yang sangat tinggi diantaranya alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid, triterpenoid dan glikosida. Penelitian ini merupakan jenis penelitian true eksperimental, dengan teknik analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 ulangan dengan perlakuan meliputi konsentrasi ekstrak 0%, 0,5%, 1%, 2% dan 4% serta lama perendaman selama 0 jam, 6 jam, 12 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 jam. Parameter yang diamati meliputi warna daging, warna lemak subkutis, marbling dan tekstur dengan mengacu pada SNI 3932:2008. Hasil penelitian menunjukkan dengan penggunaan ekstrak etanol daun jati dapat memeperpanjang masa simpan daging. Hal ini dibuktikan pada konsentrasi 4% jam ke-24 daging masih dalam kondisi segar yaitu warna daging merah ungu gelap, warna lemak subkutis kuning dengan tekstur sangat kenyal. Penurunan kualitas terjadi pada jam ke-24 konsentrasi 0,5%, 1% dan 2%. Sedangkan pada konsentrasi 0% terjadi penurunan kualitas sejak jam ke-6 hingga jam ke-48 dengan kondisi daging sudah tidak layak dikonsumsi. Dengan demikian ekstrak etanol daun jati dapat digunakan sebagai pengawet alami daging sapi.
Proses fermentasi pada pembuatan pakan berbahan baku eceng gondok pasti melibatkan berbagai jenis... more Proses fermentasi pada pembuatan pakan berbahan baku eceng gondok pasti melibatkan berbagai jenis mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah isolat bakteri yang berperan dalam proses fermentasi pada pembuatan pakan ruminansia berbahan baku eceng gondok, beserta karakternya. Penelitian ini bersifat eksploratif atau observasional. Pakan hasil fermentasi berbahan baku eceng gondok disiapkan terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan " penangkapan " bakteri yang terdapat di dalamnya dengan teknik cawan tuang. Proses pemurnian dilakukan dengan teknik cawan gores sampai dihasilkan isolate murni. Pada akhirnya ditemukan 8 isolat bakteri dalam penelitian ini yang kesemuanya mempunyai aktivitas katalase positip, koloni bersifat transparan, translusen dan keruh. Beberapa ada yang motil dan non motil, sebagian besar bersifat gram positip dan sebagian kecil bersifat gram negatip.
Eceng gondok (Eihhornia crassipes) merupakan gulma perairan yang pertumbuhannya sangat cepat sehi... more Eceng gondok (Eihhornia crassipes) merupakan gulma perairan yang pertumbuhannya sangat cepat sehingga dapat mengganggu ekosistem perairan. Eceng gondok berpotensi untuk dijadikan pakan tambahan ternak ruminansia karena kandungan proteinnya yang tinggi, akan tetapi kandungan serat kasar yang sulit dicerna oleh hewan ternak juga tinggi. Pengolahan Eceng gondok melalui fermentasi menjadi pakan ternak telah berhasil dilakukan dan diimplementasikan pada Domba. Mengingat di lingkungan terdapat gulma lain di perairan seperti kangkung dan limbah lain seperti ampas tahu yang punya potensi untuk dimanfaatkan maka perlu dlakukan pengolahan.. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu pengolahan pakan campuran berbahan baku campuran Eceng gondok, kangkung dan ampas tahu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kualitas pakan hasil fermentasi tersebut. Jenis penelitian adalah eksperimental dengan satu variabel manipulasi yaitu konsentrasi campuran tiga bahan baku pakan yang diformulasi menjadi 3 jenis ransum yaitu ransum I (eceng gondok 35%, rendeng kangkung 35% dan ampas tahu 30%), rnasum II (eceng gondok 30%, rendeng kangkung 35% dan ampas tahu 35%) , ransum III (eceng gondok 35%, rendeng kangkung 30% dan ampas tahu 35%) Berdasarkan analisis proksimat yang dilakukan pada ketiga ransum pakan tersebut diperoleh hasil bahwa ransum III mempunyai kualitas yang terbaik dibandingkan kedua ransum lainnya.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh telah dikembangkannya teknik pengendalian hama terpadu konve... more Penelitian ini dilatarbelakangi oleh telah dikembangkannya teknik pengendalian hama terpadu konvensional yang mengacu pada hubungan antara tanaman, hama, dan musuh alaminya yaitu serangga predator. Peneliti ingin mengetahui keanekaragaman dan kelimpahan serangga predator musim penghujan yang terdapat pada pertanaman hortikultura di kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dan studi dokumen. Teknik analisis yang digunakan yaitu indeks keanekaragaman spesies Shanon (H'), sebaran keanekaragaman Shanon (E), serta kelimpahan relatif (KR). Hasil penelitian ini adalah (1) keanekaragaman serangga predator tertinggi di JT H'= 1,452; TR H'= 1,371; DW H'= 1,293 dan terendah JH H'= 0,598. (2) kelimpahan relatif jenis (KR) tertinggi JH spesies Lasius fuliginosus (KR= 86,28%), JT spesies Cicindela (Cosmodela) aurulenta juxtata (KR= 50,47%), TR spesies Dolichoderus thoracicus (KR= 43,06%), dan DW spesies Oecophylla sp. (KR= 50,72%).Berdasarkan data yang telah didapatkan oleh peneliti, faktor suhu, kelembaban, dan pH tanah mempengaruhi jenis serangga yang ditemukan dari lokasi pengambilan sampel.
Irenggolo merupakan kawasan wisata dengan flora fauna yang beragam. Satwa yang paling banyak dite... more Irenggolo merupakan kawasan wisata dengan flora fauna yang beragam. Satwa yang paling banyak ditemukan adalah kelas insecta atau serangga. Penelitian ini bertujuan untuk meanambah informasi data capung yang ada di kawasan wisata air terjun Irenggolo. Data ini kemudian akan dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan kawasan wisata yang berbasis konservasi. Penelitian dilakukan selama bulan April-Juni 2016 dengan metode VES (Visual Encounter Survey) menggunakan alat insect net. Wilayah penelitian meliputi aliran sungai bawah, air terjun, dan jalan menuju air terjun. Dalam penelitian ini telah teridentifikasi lima jenis capung yaitu Orthetrumsabina, Trithemisfestiva, Tholymistillarga, Calopteryxmaculata, dan Coenagrienhastulatum. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi ekosistem. Kawasan Wisata Air TerjunIrenggolo Kediri masih cukup bagus sebagai habitat capung, kondisi tersebut terbukti dari dapat ditemukannya capung dari famili yang berbeda-bedayaitu tiga spesies capung dari famili Libellulidae, satu capung dari famili Calopterygidae, dan satu capung dari famili Coenagionidae.
Telah dilakukan inventarisasi kupu – kupu di kawasan wisata Air Terjun Irenggolo Dusun Besuki Des... more Telah dilakukan inventarisasi kupu – kupu di kawasan wisata Air Terjun Irenggolo Dusun Besuki Desa Jugo kecamatan Mojo Kabupaten Kediri. Penelitian ini bertujuan untuk menambah data mengenai keragaman kupu-kupu sebagai dasar acuan pengambilan kebijakan pengelolaan dan pembangunan kawasan wisata. Metode pengambilan sampel adalah menggunakan VES (Visual Encounter Survey). Sebanyak 16 spesies telah teridentifikasi di laboratorium zoologi Universitas Nusantara PGRI Kediri. Dari total jumlah tersebut sebanyak 43,8% adalah Famili Pieridae, 43,8% Nymphalidae, 6,25% Hesperiidae dan 6,25% Lycaenidae.
Tanaman jeruk Siam (Citrus nobilis) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang menguntungkan ... more Tanaman jeruk Siam (Citrus nobilis) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang menguntungkan untuk diusahakan. Seiring dengan perkembangan pertanaman jeruk, peningkatan produktivitas dihadapkan pada berbagai kendala, khususnya organisme pengganggu tanaman (OPT). Kutu loncat jeruk (Diaphorina citri) merupakan vektor penyakit Huanglungbing (HLB) dan kutu daun (Toxoptera citricidus), merupakan vektor Citrus Tristeza Virus (CTV) yang merupakan penyakit penting berbahaya bagi tanaman jeruk. Pengujian lapang insektisida berbahan aktif imidakloprid terhadap Kutu loncat dan kutu daun pada tanaman jeruk disusun dalam Rancangan Acak Kelompok. Perlakuan menggunakan insektisida imidakloprid dengan konsentrasi 25 mg/l, 50 mg/l, 75 mg/l, 100 mg/l,150 mg/l dan 200 mg/l, serta satu kelompok perlakuan sebagai kontrol, dengan tiga kali ulangan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa insektisida imidakloprid pada semua tingkatan konsentrasi efektif mengendalikan kutu loncat dan kutu daun dengan cepat dan tidak menimbulkan fitotoksisitas pada tanaman jeruk.
Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas ekstrak daun Swietenia mahagoni t... more Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas ekstrak daun Swietenia mahagoni terhadap larva Aedes aegypti instar kedua dan ketiga, berdasarkan konsentrasi dari ekstrak daun S. mahagoni dan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder daun S. mahagoni. Ekstraksi daun S. mahagoni dilakukan dengan menggunakan pelarut air dan dianalisis kandungan metabolit sekunder dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak air daun S. mahagoni mengandung tanin, saponin, dan flavanoid. Hasil perhitungan Lethal Concentration 50 dan 90 (LC 50 dan LC 90) menunjukkan bahwa LC 50 ekstrak air terhadap larva instar kedua dan ketiga secara berurut adalah 9.756 ppm dan 10.899 ppm serta LC 90 secara berurut adalah 17.560 ppm dan 18.284 ppm. Ekstrak daun S. mahagoni efektif terhadap mortalitas larva instar kedua dan ketiga Ae. Aegypti.Ekstrak daun S. mahagoni lebih efektif membunuh larva instar kedua daripada larva instar ketiga Ae. Aegypti. Kata kunci— Ae. aegypti, insektisida nabati, S. mahagoni PENDAHULUAN Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan di negara tropis termasuk di Indonesia [1]. Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegypti. Upaya pengendalian Ae. aegypti telah banyak dilakukan, antara lain dengan cara kimia, fisik, dan pengendalian hayati. Kontrol kimia telah menjadi upaya pengendalian yang paling banyak dilakukan sejak tahun 1940 [2]. Namun penggunaan insektisida kimia yang diberikan secara terus menerus dan intensif dapat menyebabkan resistensi nyamuk Ae. aegypti. Selain itu, insektisida kimia yang tersebar di lingkungan tidak mudah terdegradasi sehingga residunya dapat mencemari air, tanah, dan udara serta menurunkan kualitas lingkungan [3]. Untuk mengurangi pemakaian insektisida kimia, telah banyak penelitian dalam pengendalian nyamuk yang lebih aman dan berwawasan lingkungan. Salah satu insektisida alternatif yang berpotensi sebagai pengendali serangga adalah insektisida nabati. Salah satu jenis tanaman yang mempunyai aktivitas insektisida adalah Swietenia mahagoni (L.) Jacq., dikenal dengan nama mahoni. Penelitian Adhikari and Chandra menunjukkan bahwa ekstrak daun S. mahagoni menyebabkan 97% kematian larva instar ketiga Anopheles stephensi pada konsentrasi 80 ppm setelah 72 jam pemaparan [4]. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas ekstrak air daun S. mahagoni terhadap larva instar kedua dan ketigaAe. Aegypti dan mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak air daun S. mahagoni. Manfaat dari hasil penelitian ini adalah menambah informasi mengenai efektivitas ekstrak air daun S. mahagoni terhadap larva instar kedua dan ketigaAe. aegypti, sehingga menambah informasi insektisida nabati dari tanaman lokal daerah. Bagi pemerintah lokal daerah dan instansi terkait, informasi ini sebagai acuan untuk pengembangan lebih lanjut tanaman S. mahagoni dan tanaman lain yang berfungsi sebagai insektisida nabati.
Uploads
Papers by SEMINAR NASIONAL HAYATI