Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji model pengaruh konsep diri, etika lingkungan hidup dan sikap lingkungan-mangrove terhadap perilaku ekologis-mangrove dengan niatan perilaku ekologis-mangrove sebagai variabel mediator. Model...
moreAbstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji model pengaruh konsep diri, etika lingkungan hidup dan sikap lingkungan-mangrove terhadap perilaku ekologis-mangrove dengan niatan perilaku ekologis-mangrove sebagai variabel mediator. Model dirancang berdasar model teori perilaku terencana (Ajzen, 1991) dan model teoritis perilaku sosial (Bordens & Horowitz, 2008) yang merupakan perluasan dari model perilaku dari Kurt Lewin. Pendekatan penelitian adalah kuantitatif dengan metode penelitian survai. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 235 remaja dari 4 wilayah di Pantai Utara Jawa Timur, yaitu Surabaya, Gresik, Sidoarjo dan Pasuruan. Data penelitian diambil dengan menggunakan skala konsep diri, skala New Environment Paradigma, skala Perilaku Ekologis-Mangrove (Fauzie, 2010). Analisis data menggunakan analisis jalur (5) karena bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung variabel-variabel exogenous terhadap variabel endogenous. Berdasar pada model penelitian yang diuji, terdapat 2 persamaan struktur. Berdasar hasil olahan statistic dengan SPSS 20, diperoleh hasil bahwa semua model persamaan struktur memenuhi kelayakan. Pengaruh konsep diri, etika lingkungan dan sikap lingkungan secara gabungan terhadap niatan perilaku sebesar 47.2% sedangkan pada besaran pengaruh parsial, sikap lingkungan memberi pengaruh paling besar terhadap niatan perilaku sebesar 55%. Pengaruh konsep diri, etika lingkungan, sikap lingkungan dan niatan perilaku terhadap perilaku ekologis secara gabungan sebesar 27.2% dan niatan perilaku ekologis memberi sumbangan terbesar yaitu 46.2%. Pengaruh langsung etika lingkungan terhadap perilaku ekologis adalah-0.126, sedangkan pengaruh tidak langsung etika lingkungan terhadap perilaku ekologis melalui niatan perilaku adalah 0.0549. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh etika lingkungan terhadap perilaku ekologis adalah kecil. Pengaruh terbesar adalah sikap lingkungan terhadap perilaku ekologis. Kata Kunci: Perilaku ekologis, pembelajaran etika lingkungan hidup, ecopedagogy Pendahuluan Kawasan pesisir utara Jawa Timur, yang meliputi Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo dan Situbondo, merupakan satu kesatuan pantai yang memiliki pola perkembangan garis pantai yang berbeda. Sebagian besar dari wilayah pantai di kawasan pesisir utara Jawa Timur memiliki ciri topografi wilayah pantai yang relatif datar dengan kemiringan 0-3 derajat. Demikian juga, di wilayah pesisir utara Jawa Timur, terdapat banyak sungai yang bermuara di sepanjang pantai sehingga mengakibatkan beberapa wilayah di kawasan pesisir utara jawa mengalami pertambahan luas tanah sehingga pantainya semakin menjorok ke laut (sedimentasi) garis pantai. Terkait dengan potensi keanekaragaman hutan mangrove di pesisir utara Jawa Timur, penelitian yang dilakukan oleh ECOTON tahun 2004 terdapat lebih dari 25 jenis tumbuhan mangrove. Tumbuhan yang ditemukan sebagian besar merupakan jenis bakau dan api-api. Kedua golongan tersebut paling umum dijumpai di masyarakat pesisir karena selain tumbuh alami di tepi pantai, jenis ini ditanam masyarakat di tepi-tepi tambak tradisional yang difungsikan sebagai penahan pematang tambak agar tidak longsor. Demikian juga, sebagian pohon mangrove jenis tersebut ditanam di tengah tambak untuk mengundang kawanan burung untuk bersarang di pohon bakau dan api-api yang ditanam karena sebagian besar petambak di daerah Ujung Pangkah (Gresik), Sememi (Surabaya) dan Curah Sawo (Probolinggo) merasakan manfaat keberadaan burung tersebut karena menurut mereka kotoran burung yang bersarang berpengaruh pada produksi ikan yang dipanen. Hutan mangrove yang ada di pesisir utara Jawa Timur umumnya menempati daerah muara sungai dan kawasan terbesar adalah daerah Delta Brantas yang meliputi: (1) Kabupaten Gresik; (2) Kotamadya Surabaya; (3) Kabupaten Sidoarjo; (4) Kabupaten Pasuruan dan sebagian (5) Kabupaten Probolinggo. Pada tahun 1970-an kawasan ini merupakan belantara mangrove yang menyimpan keanekaragaman hayati tinggi.