Dokumen tersebut merupakan ringkasan materi pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support. Materi pelatihan meliputi penanganan awal pasien trauma mulai dari pengelolaan saluran napas, pernapasan, sirkulasi, status neurologis, hipotermi, kateterisasi, pemasangan selang maag, pemantauan jantung, dan tindakan resusitasi jantung jika terjadi henti jantung. Tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pen
100%(5)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (5 suara)
2K tayangan19 halaman
Dokumen tersebut merupakan ringkasan materi pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support. Materi pelatihan meliputi penanganan awal pasien trauma mulai dari pengelolaan saluran napas, pernapasan, sirkulasi, status neurologis, hipotermi, kateterisasi, pemasangan selang maag, pemantauan jantung, dan tindakan resusitasi jantung jika terjadi henti jantung. Tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pen
Dokumen tersebut merupakan ringkasan materi pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support. Materi pelatihan meliputi penanganan awal pasien trauma mulai dari pengelolaan saluran napas, pernapasan, sirkulasi, status neurologis, hipotermi, kateterisasi, pemasangan selang maag, pemantauan jantung, dan tindakan resusitasi jantung jika terjadi henti jantung. Tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pen
Dokumen tersebut merupakan ringkasan materi pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support. Materi pelatihan meliputi penanganan awal pasien trauma mulai dari pengelolaan saluran napas, pernapasan, sirkulasi, status neurologis, hipotermi, kateterisasi, pemasangan selang maag, pemantauan jantung, dan tindakan resusitasi jantung jika terjadi henti jantung. Tujuan pelatihan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pen
Unduh sebagai PPT, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 19
BTCLS
Basic Trauma Cardiac Life Support
Disususun Oleh Dina Astiani, AM.Kep
Sukabumi 18 mei s.d 22 mei 2010 Terselengara atas kerja sama
Materi yang diajarkan, antara lain: 1. Biomekanik Trauma 2. Airway and Breathing 3. Bantuan hidup dasar 4. Syok 5. Initial Assesment 6. Trauma kapitis 7. Trauma toraks 8. Trauma abdomen 9. Trauma termal 10. Trauma Muskulosketal 11. Cedera Spinal 12. Keracunan dan gigitan binatang 13. Merujuk penderita 14. Triage 15. Jantung dan aritmia Masalah Utama Mengacu Pada: Airway + control servikal Breating + Oksigenasi and ventilasi Circulati + kontrol perdarahan Disability (status Neurologis) Exposure + kontrol Hypotermi Folley chateter Gastric Tube Heart monitor, pulse oxymeter, pemeriksaan radiologi Sebelum Melakukan Tindakan
INGAT/ WAJIB 3A: 1. Aman diri 2. Aman lingkungan 3. Aman pasien A. Airway + kontrol servikal Diduga # servikal jika: 1. Trauma kapitis dengan Penurunan kesadaran 2. Multitrauma 3. Terdapat jejas di atas klavikula kearah kranial 4. biomekanik trauma mendukung Buka airway dengan - Chinlift jaw trust (pasien trauma) - Headtill chinlift (pasien nontrauma) 1. Snoring (ngorok)~> sering terjadi karena pangkal lidah jatuh ke belakang. Pasang OPA (jangan diplester)~>resiko aspirasi meningkat untuk buka mulut mouth Gag 2. Gurgling= Suction (max 15 detik) ingat 3A waktu suction a. Asianotik b. Astraumatik c. Aseptik~> sterilkan 3. Stidor~> Sering terjadi karena oedem faring/laring Tindakan definitif (ETT) B. Breathing/ pernafasan + oksigenesi & ventilasi Nilai pernafasan, berikan O2 bila ada masalah terhadap ABCD; a. Udara bebas 21% b. Kanul O2 2 LPM 24% c. Facemask (rebreathing 6-10 LPM)~> 35-60% d. NRM 10-12 LPM~> 80-90%
Bila pernafasan tidak adekuat berikan ventilasi tambahan dengan baging/ ventilator. Alangkah lebih baik bila baging memakai reservoir karena: - Tanpa reservoir O2 50% - Dengan RESERVOIR 02> 90% Indikasi baging: - apnea/bradipnea. - Nafas cepat tapi dangkal. Breathing tidak akan berhasil bila airway tidak baik. Baging dapat dilakukan dengan sellick manuver. C. Circulati + kontrol perdarahan Segera kenali tanda-tanda shock: Nadi kecil dan cepat, kulit pucat, akral dingin. Hati-hati perdarahan internal: Toraks Abdomen Pelvis Femur Retroperitoneal
Bila shock~> pasang infus 2 line dengan IV chatetar no besar dengan cairan RL yang dihangatkan.
RL Hangat ~> Disimpan dalam box diberi lampu sorot D. Disability (Pemeriksaan status Neurologis)
~> Nilai GCS dan pupil pupil anisokor kemungkinan menandakan adanya suatu lesi masa intrakranial/ perdarahan E. Exposure + kontrol hipotermi
~> Telanjangi pasien, untuk melihat adanya jejas. ~> lakukan Log roll untuk pasien cedera servikal/ tulang belakang.
F. Folley Chateter Jangan dilakukan bila ada dugaan reptur uretra. Laki-laki : Ada darah di OUE, hematom di skrotum, RT prostat melayang/ tidak teraba. Perempuan : Keluar darah, hematum perinium. Bila tidak ada kontra indikasi ~> pasang chateter, urine pertama dibuang, kemudian tampung. Pengeluaran/jam normal Dewasa : 0,5 cc/KgBB/jam Anak : 1 cc/KgBB/jam Bayi : 2 cc/KgBB/jam Bila tidak diketahui BB dewasa (30-50 cc/jam) G. Gastric TUBE (NGT) Perhatikan kontra indikasi: fraktur tulang basis cranii. Perdarahan dari lubang hidung/ telinga Racoon eyes Beatle sign H. Heart monitor, pulse oxymeter, pemeriksaan radiologi. ~>Sesegera mungkin buka tindakan invasif bila indikasi sudah tidak ada Bila terjadi henti jantung lakukan:
RJP ~> 30: 2 (1 atau 2 penolong) Dewasa ~> 30: 2 (1 penolong) Anak ~> 15: 2 (2 penolong) Anak
Penolong hrs bergantian setiap 2 menit antara petugas kompresi & ventilasi ~> u/ menghindari kelelahan melakukan kompresi yang menyebabkan menurunnya kualitas dan frekuensi kompresi dada. Pergantian dilakukan secepat mungkin (ideal <5 detik) ~> u/ menghindari terputusnya irama kompresi Bila sudah terpasang ETT ~>100 : 10 Cardiac Syndrome Koroner Akut (SKA) a/ suatu kejadian koroner dg mortalitas tinggi, perlu penanganan cepat, cermat & tepat baik diagnostik maupun terapi non invansif serta invansif Penting dalam anamnesa : Nyeri dada ? Berapa lama ? Apakah hilang dalam istirahat ? Menjalar ?
5 Mg (5 menit) 5 Mg (5 menit) 5 Mg (5 menit) Nyeri Nyeri Bila nyeri tetap masih ada - drip iv 5-10 mikro/menit (jgn lebih 300mg/mt) Aritmia lethal (aritmia yang mengancam jiwa)