Patofisiologi Sianosis Pada Tetralogy of Fallot
Patofisiologi Sianosis Pada Tetralogy of Fallot
Patofisiologi Sianosis Pada Tetralogy of Fallot
C 111 09 126
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Stenosis Pulmonal
Hipertrofi Ventrikel Kanan
Overriding Aorta
Ventrikel Septal Defek (VSD) yang
besar.
a. Stenosis Pulmonal
Hal ini diakibatkan oleh penyempitan dari katup pulmonal, di mana darah mengalir dari ventrikel
kanan ke arteri pulmonalis. Secara fisiologis, darah yang sedikit oksigen dari ventrikel kanan akan
mengalir melalui katup pulmonal, masuk ke dalam arteri pulmonalis, dan keluar ke paru-paru
untuk mengambil oksigen. Pada stenosis pulmonal, jantung harus bekerja lebih keras dari
biasanya untuk memompa darah dan tidak cukup darah untuk mencapai paru-paru.
dari ventrikel kanan. Jika VSD cukup besar, maka akan ada peningkatan dalam aliran darah ke
paru dan akan menyebabkan dilatasi ventrikel kiri dan arteri kiri dan akhirnya mengakibatkan
gagal jantung karena ketika ventrikel kiri menjadi melebar sesuai dengan "frank-starling law"
yaitu ketika otot jantung mengalami dilatasi maka kontraktilitas jantung akan menurun dan
jantung tidak bisa mengkompensasi lagi sehingga curah jantung akan berkurang dan gagal
jantung bisa terjadi.
Obstruksi aliran darah arteri pulmonal biasanya pada kedua infundibulum ventrikel kanan
dan katup pulmonal. Obstruksi total dari aliran ventrikel kanan (atresia pulmonal) dengan VSD
diklasifikasikan dalam bentuk ekstrim dari TOF.
Darah dari kedua ventrikel dipompa ke seluruh tubuh, termasuk darah yang miskin oksigen.
Hal ini mengakibatkan bayi dan anak-anak dengan TOF sering memiliki warna kulit biru yang disebut
sianosis karena miskinnya oksigen di dalam darah. Saat lahir kemungkinan bayi tidak terlihat biru
tetapi kemudian bisa terjadi episode mendadak yang disebut spell ditandai dengan kulit kebiruan
saat menangis atau makan.
Sianotik spell paling sering terjadi pada TOF, yaitu dimana ventrikel kanan dan ventrikel kiri
dianggap berfungsi sebagai rongga pemompa tunggal karena adanya VSD yang besar. Penurunan
tahanan vaskular sistemik atau peningkatan tahan pada alur keluar ventrikel kanan, akan
meningkatkan pirau dari kanan ke kiri. Hipoksia yang terjadi akan merangsang pusat pernafasan
untuk hiperventilasi yang akan menyebabkan peningkatan aliran balik vena sistemik. Dengan adanya
stenosis pulmonal maka aliran pirau kanan ke kiri melalui defek septum ventrikel akan makin
bertambah. Faktor-faktor terjadinya cyanotic spell ini antara lain kelelahan akibat menangis lama
atau beraktifitas fisik berat, demam, dehidrasi dan lain-lain.
Sianosis dapat terjadi jika konsentrasi/ kadar hemoglobin yang tereduksi yang lebih dari 5
g%. Normalnya, hemoglobin yang mengalir bersama darah akan mengikat O2 sehingga hemoglobin
akan teroksidasi. Jika dalam aliran darah terdapat kandungan CO2 maka hemoglobin disamping
berikatan dengan O2 juga akan berikatan dengan CO2. Hal ini mengakibatkan terjadi peningkatan
kadar HB yang tereduksi oleh ikatan dengan CO2. Hal inilah yang dapat mengakibatkan sianosis.
Sianosis yang terjadi umumnya pada kuku, lidah, bibir maupun membran mukosa.
sianosis akan muncul saat anak beraktivitas, makan/menyusu, atau menangis dimana
vasodilatasi sistemik (pelebaran pembuluh darah di seluruh tubuh) muncul dan menyebabkan
peningkatan shunt dari kanan ke kiri (right to left shunt). Darah yang miskin oksigen akan bercampur
dengan darah yang kaya oksigen dimana percampuran darah tersebut dialirkan ke seluruh tubuh.
Akibatnya jaringan akan kekurangan oksigen dan menimbulkan gejala kebiruan. Anak akan mencoba
mengurangi keluhan yang mereka alami dengan berjongkok yang justru dapat meningkatkan
resistensi
pembuluh darah sistemik karena arteri femoralis yang terlipat. Hal ini akan meningkatkan right to
left
shunt dan membawa lebih banyak darah dari ventrikel kanan ke dalam paru-paru. Semakin berat
stenosis pulmonal yang terjadi maka akan semakin berat gejala yang terjadi.