Pemodelan Representasi Pengetahuan Sistem Pakar
Pemodelan Representasi Pengetahuan Sistem Pakar
Pemodelan Representasi Pengetahuan Sistem Pakar
Kelas B
Kelompok 5
Disusun Oleh :
Rezki Trianto
(105060800111002)
Ni Nengah Dewi M.
(105060801111025)
(105060813111003)
Putri Alifah
(105090607111014)
Dosen Pengampu Mata Kuliah :
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai
Pemodelan Representasi Pengetahuan Sistem Pakar dengan menggunakan Kaidah Produksi.
Makalah ini dibuat dengan melakukan observasi pada sebuah jurnal yang memuat
Sistem Pakar dengan menggunakan menggunakan representasi pengetahuan kaidah produksi
didalamnya. Banyak pihak membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penulis
Page | i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................................
Daftar Isi..........................................................................................................................................
Bab1 : Pendahuluan.........................................................................................................................
1.1.
Latar Belakang..................................................................................................................
1.2.
Rumusan Masalah.............................................................................................................
1.3.
Tujuan...............................................................................................................................
1.4.
Manfaat.............................................................................................................................
Pengetahuan......................................................................................................................
2.2.
Representasi Pengetahuan.................................................................................................
2.2.1 Karakteristik Representasi Pengetahuan..................................................................
2.2.2 Model Representasi Pengetahuan............................................................................
2.2.2.1 Kaidah Produksi..........................................................................................
2.2.2.2 Jaringan Semantik.......................................................................................
2.2.2.3 Logika.......................................................................................................
2.2.2.3.1 Logika Proporsional......................................................................
2.2.2.3.2 Logika Predikat.............................................................................
2.2.2.3.2.1 Pengukuran Kuantitas.......................................................
2.2.2.4 Frame........................................................................................................
2.2.2.5 Script.........................................................................................................
2.2.2.6 Object-Attribute-Value..............................................................................
Bab 3 : Pembahasan.......................................................................................................................
3.1.
Bab 4 : Penutup..............................................................................................................................
4.1.
Kesimpulan.....................................................................................................................
Daftar Rujukan...............................................................................................................................
Page | ii
Page | iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem Pakar merupakan salah satu area dari sistem kecerdasan buatan. Sistem ini
banyak dikembangkan dalam bidang ilmu komputer, yang mana dirancang untuk membantu
pengguna yang bukan merupakan seorang pakar untuk menyelesaikan suatu permasalahan
dengan memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman seorang pakar yang telah diakuisisi
sebelumnya.
Sebagai salah satu dari sistem cerdas, tentunya didalam sistem pakar terdapat elemen
Basis Pengetahuan yang terdiri dari aturan (rule) dan fakta. Jika hanya terdapat basis
pengetahuan dari pakar saja tidaklah cukup untuk mengimplementasi suatu sistem menjadi
sebuah sistem pakar yang utuh, basis pengetahuan tersebut harus disesuaikan dengan
implementasi pada sistem dalam pemrograman komputer. Dikarenakan, Sistem Pakar sendiri
merupakan basis pengetahuan yang telah dilakukan inferensi sebelumnya [4].
Komputer tidak mengenal basis pengetahuan yang dirancang oleh kebanyakan
manusia. Basis pengetahuan sendiri biasanya ditulis dalam bahasa natural oleh manusia, yang
mana belum terbentuk seperti bahasa pemrograman pada umumnya yang dapat langsung
diproses oleh komputer.
Untuk itu, basis pengetahuan yang telah didapatkan sebelumnya harus dilakukan
representasi pengetahuan terlebih dahulu. Representasi pengetahuan itu sendiri merupakan
kegiatan untuk mengkodekan pengetahuan yang telah didapat dari akuisisi pengetahuan
kedalam sistem pakar itu sendiri dan akan dilakukan inferensi nantinya [1].
Pengetahuan dapat direpresentasi dalam berbagai macam bentuk pada proses
representasi pengetahuan ini, baik bentuk yang simpel ataupun kompleks [2]. Pada makalah
ini akan dibahas bagaimana bentuk-bentuk dari pemodelan representasi pengetahuan yang
digunakan dalam sistem pakar beserta beberapa contoh kasus pemodelan representasi
pengetahuan yang dapat diterapkan dalam sistem pakar.
Page | 1
1.3 Tujuan
Mengetahui macam-macam metode representasi pengetahuan dari sistem
pakar
Mengetahui contoh penggunaan representasi pengetahuan pada kasus nyata
yang biasa diterapkan didalam sistem pakar
1.4 Manfaat
Penulis paham akan macam macam metode representasi pengetahuan dari
sistem pakar
Penulis paham akan contoh penggunaan metode representasi pengetahuan
pada kasus yang biasa diterapakn pada sistm pakar
Page | 2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan salah satu kata, dimana seseorang mengetahui artinya, tetapi
sulit untuk mendefinisikannya. Pengetahuan mempunyai banyak arti, dengan kata lain, kata
seperti data, fakta dan informasi sering digunakan secara sinonim dengan pengetahuan [4].
Pengetahuan sangat penting ada didalam sebuah sistem pakar, sama seperti analogi
ekspresi jenis Wirth [4] :
Algoritma + Struktur Data = Program
Dan untuk sistem pakar adalah :
Pengetahuan + Inferensi = Sistem Pakar
Noise merupakan suatu item yang tidak mempunyai maksud (interest). Noise
merupakan data yang masih kabur atau tidak jelas. Data adalah item yang mempunyai makna
potensial. Data diolah menjadi pengetahuan. Meta knowledge adalah pengetahuan tentang
pengetahuan dan keahlian [3]
Karakteristik pengetahuan yang diperoleh tergantung pada sifat masalah yang akan
diselesaikan, tipe dan tingkat pengetahuan seorang pakar. Pengetahuan harus diekstraksikan
dan dikodekan dalam suatu bentuk tertentu untuk memecahkan masalah. Ketika pengetahuan
Page | 3
dalam suatu bidang kepakaran tersedia, maka dipilih representasi pengetahuan yang tepat.
Pengetahuan dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu: pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural [3].
Pengetahuan deklaratif mengacu pada fakta, sedangkan pengetahuan prosedural
mengacu pada serangkaian tindakan dan konsekuensinya. Pengetahuan deklaratif juga terlibat
dalam pemecahan masalah, sedangkan pengetahuan prosedural diasosiasikan dengan
bagaimana menerapkan strategi atau prosedur penggunaan pengetahuan yang tepat untuk
memecahkan masalah [3].
Pengetahuan deklaratif menggunakan basis logika dan pendekatan relasi. Representasi
logika menggunakan logika proporsional dan logika predikat. Model relasi menggunakan
jaringan semantik, graph dan pohon keputusan (decision tree). Pengetahuan prosedural
menggunakan algoritma sebagai prosedural pemecahan masalah [3].
Page | 4
Premis mengacu pada fakta yang harus benar sebelum konklusi tertentu dapat
diperoleh. Masukan mengacu pada data yang harus tersedia sebelum keluaran dapat
diperoleh. Kondisi mengacu pada keadaan yang harus berlaku sebelum tindakan dapat
diambil. Anteseden mengacu pada situasi yang terjadi sebelum konsekuensi dapat diamati.
Page | 5
Data mengacu pada kegiatan yang harus dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan. Tindakan
mengacu pada kegiatan yang harus dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan (Hanifah,
1998) [6].
Kaidah dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kaidah derajat pertama (first order
rule) dan kaidah meta (meta rule) (Giarrantano dan Riley, 1994). Kaidah derajat pertama
adalah kaidah sederhana yang terdiri dari anteseden dan konsekuen [6] [2]. Misalnya :
JIKA bersin-bersin dan pusing
MAKA terserang penyakit flu
Kaidah meta adalah kaidah yang anteseden atau konsekuenya mengandung informasi
tentang kaidah yang lain [6] [2]. Misalnya :
JIKA mengalami kehilangan kesadaran yang berlangsung singkat, sehinnga aktivitas
yang sedang berjalan terhenti
DAN terkadang disertau dengan mata yangmenatap kosong dan gerakan mioklonik
dari sekelompok otot mata atau wajah, otomatisme, kehilangan tanus otot
(sehingga barang yang dipegang bisa terjatuh atau bila sedang berdiri bisa
jatuh).
DAN serangan berakhirdengan diikuti oleh pulihnya kesadaran
DAN berlangsung beberapa detik sampai setengah menit, dan dapat berlangsung
puluhan kali dalam sehari
MAKA mengalami tipe sawan lena.
Terdapat tiga elemen utama dari semua sistem kaidah produksi, diataranya [11] :
1. Database global
Merupakan struktur data utama dari sistem produksi.
2. Kaidah produksi
Kaidah produksi mempunyai bagian kondisi (IF) yang disebut bagian kanan
dan aksi (THEN) yang disebut bagian kiri.
Page | 6
3. Sistem kontrol
Merupakan program penterjemah yang esensial untuk mengontrol urutan dimana
kaidah-kaidah produksi dipicu dan menyelesaikan konflik jika lebih dari satu kaidah yang
diaplikasikan.
Struktur Kontrol
(Intepretasi
Kaidah)
Database Global
(Working
Memory)
Basis
Pengetahuan
(Kumpulan
Kaidah)
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari sistem produksi yaitu [11] :
1. Expressiveness dan intuitiveness
Karena berkaitan dengan pengalaman pekerjaan manusia dan
diorganisasikan dalam bentuk saran atau nasehat.
2. Sederhana
Sederhana karena menggunakan kaidah produksi berupa IF..THEN
sehingga tepat mengarah kepada pendokumentasian.
3. Kemampuam modularity dan kemampuan memodifikasi
Informasi dapat ditambahkan dan dihapus dari sistem secara esensial dan
tidak mengakibatkan efek samping serta dapat menunjukkan kenaikan
produksi dengan tidak mengalami pengurangan kinerja (Ciri modular).
4. Pengetahuan intensif
Page | 7
Komputer
merupak
an
Alat Elektronik
merupak
an
memiliki
Monitor
Gambar Representasi Jaringan Semantik [2]
Page | 8
Page | 9
2.2.2.3 Logika
Logika merupakan suatu pengkajian ilmiah tentang serangkaian penalaran, sistem
kaidah, dan prosedur yang membantu proses penalaran. Logika merupakan bentuk
representasi pengetahuan yang paling tua, yang menjadi dasar dari teknik representasi high
level [2].
Dalam melakukan penalaran, komputer harus dapat menggunakan proses penalaran
dedukti dan induktif ke dalam bentuk yang sesuai dengan manipulasi komputer, yaitu berupa
Logika Simbolik atau Logika Matematik. Metode itu disebut Logika Komputasional. Bentuk
logika komputasional ada 2 macam, yaitu Logika Proporsional atau Kalkulus dan Logika
Predikat [2].
Penalaran deduktif bergerak dari penalaran umum menuju ke konklusi khusus.
Umumnya dimulai dari suatu silogisme, atau pernyataan premis dan inferensi yang biasanya
terdiri dari 3 bagian, yaitu premis mayor, premis minor, dan konklusi [2].
Berikut ini merupakan contoh penalaran secara deduktif :
Premis mayor : Jika hujan turun, saya tidak akan lari pagi
Premis minor : Pagi ini hujan turun
Konklusi : Oleh karena itu pagi ini saya tidak akan lari pagi
Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif, dimulai dari masalah
khusus menuju ke masalah umum. Penalaran ini menggunakan sejumlah fakta atau premis
yang mantap untuk menarik kesimpulan umum [2].
Berikut ini merupakan contoh dari penalaran secara induktif :
Premis : Dioda yang salah menyebabkan peralatan elektronik rusak
Premis : Transistor rusak menyebabkan peralatan elektronik rusak
Premis : IC rusak menyebabkan peralatan elektronik tidak berfungsi
Konklusi : Maka, peralatan semikonduktor rusak merupakan penyebab utama
rusaknya peralatan elektronik
Page | 10
Pada penalaran induktif konklusi tidak selalu mutlak, dapat berubah bilamana
ditemukan fakta-fakta baru.
Simbol
AND
&&
OR
+ , ||
NOT
IMPLIES
->
Tabel Operator logika dan simbol [2].
A&B
A| B
-A
A -> B
Page | 11
proposisi atau premis dibagi menjadi dua bagian, yaitu Argumen (atau objek) dan Predikat
(keterangan). Argumen adalah individu atau objek yang membuat keterangan. Predikat adalah
keterangan yang membuat argumen dan predikat [2].
Dalam suatu kalimat, predikat dapat berupa kata kerja atau bagian kata kerja.
PREDIKAT (individu[objek] 1 , individu[objek] 2)
Misalnya proposisi :
Mobil berada dalam garasi
Dinyatakan menjadi
Di dalam (mobil, garasi)
Keterangan :
Di dalam = produk (keterangan)
Mobil = Argumen (objek)
Garasi = Argumen (objek)
Contoh lain :
Proposisi : Rojali suka Juleha
Kalkulus Predikat : SUKA (Rojali, Juleha)
Proposisi : Pintu Terbuka
Kalkulus Predikat : BUKA (pintu)
Proposisi : Sensor cahaya aktif
Kalkulus Predikat : AKTIF (sensor cahaya)
Page | 12
Predikat kalkulus menggunakan operator yang sama seperti pada logika proporsional.
Contoh:
Page | 13
2.2.2.4 Frame
Frame adalah struktur data untuk mengoprasikan pengetahuan stereotip dari suatu
konsep atau objek. Pertama kali diusulkan oleh Minsky pada tahun 1975. Perencanaan sistem
pakar merupakan ide yang sama pada skema untuk menangkap dan merepresentasikan
konseptual dalam sistem pakar [7]. Frame berupa ruang-ruang (slots) yang berisi atribut
untuk mendeskripsikan pengetahuan. Pengetahuan yang termuat dalam slot dapat berupa
kejadian, lokasi. Situasi, ataupun elemen-elemen lainnya. Frame digunakan untuk
merepresentasikan pengetahuan deklaratif [2].
Frame memuat deskripsi sebuah objek dengan menggunakan tabulasi informasi yang
berhubungan dengan objek. Dengan demikian bingkai membantu menirukan cara seseorang
mengorganisasikan informasi tentang sebuah objek yang menjadi kumpulan data [2].
Frame terdiri dua elemen dasar, yaitu slot dan facet (merupakan subslot). Slot
merupakan kumpulan atribut atau properti yang menjelaskan objek yang direpresentasikan
oleh frame dan subslot menjelaskan pengetahuan atau prosedur dari atribut pada slot [11].
Slot dalam frame mungkin berisi informasi sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Informasi baru.
Page | 14
1.
2.
Default : nilai yang digunakan jika slot kosong atau tidak dideskripsikan pada
instansiasi frame.
3.
4.
If added : berisi informasi tindakan yang akan dikerjakan jika nilai slot diisi.
5.
If needed : Facet (subslot) ini digunakan pada kasus dimana tidak ada value
pada slot.
6.
Other : Slot dapat berisi frame, rule, jaringan semantik ataupun tipe lain dari
informasi.
Terdapat dua jenis properti yaitu properti statis dan dinamis. Properti statis merupakan
fitur dari objek yang tidak dapat berubah, sedangkan properti dinamis merupakan fitur yang
dapat berubah selama sistem berjalan [11].
Frame merupakan cara yang lebih kompleks untuk menyimpan objek dan nilai
atributnya bila dibandingkan dengan jaringan semantik. Frame menambahkan kecerdasan
pada representasi data dan mengijinkan objek untuk menurunkan nilai dari objek yang lain.
[2]. Contoh dari Frame ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Ruang (slots)
Isi (fillers)
Nama
Flu
Gejala
a) Bersin
b) Pusing
c) Demam
Obat
a) Ultraflu
b) Mixagrip
Tabel Frame Penyakit [2].
Page | 15
Seperti pada jaringan semantik, tidak terdapat standar untuk mendefiniskan sistem
berbasiskan frame. Frame dapat dipandang sebagai suatu struktur record pada bahasa tingkat
tinggi atau sebuah atom dengan daftar propertinya [2].
2.2.2.5 Script
Script adalah skema representasi pengetahuan yang sama dengan frame, yaitu
merepresentasikan pengetahuan berdasarkan karakteristik yang sudah dikenal sebagai
pengalaman-pengalaman. perbedaannya, frame menggambarkan urutan objek, sedangkan
script menggambarkan urutan peristiwa. dalam menggambarkan urutan peristiwa, script
menggunakan slot yang berisi informasi tentang orang, objek, dan tindakan-tindakan yang
terjadi dalam suatu peristiwa [8].
Elemen script meliputi [8] :
1. Kondisi input, yaitu kondisi yang harus dipenuhi sebelum terjadi atau berlaku
suatu peristiwa dalam script
2. Track, yaitu variasi yang mungkin terjadi dalam suatu script
3. Prop, berisi objek-objek pendukung yang digunakan selama peristiwa terjadi
4. Role, yaitu peran yang dimainkan oleh seseorang dalam peristiwa
5. Scene, yaitu adegan yang dimainkan yang menjadi bagian dari suatu peristiwa
6. Hasil, yaitu kondisi yang ada setelah urutan peristiwa dalam script terjadi.
Berikut ini adalah contoh script kejadian pada saat Pesan Antar makanan [8] :
Script : Pesan Antar Makanan
Jalur (track) : pesan antar makanan via telepon
Role (peran) : pemesan, call service, koki, kasir, kurir
Prop (pendukung) : rumah makan, telepon, komputer (database), perlengkapan
masak, bahan-bahan masakan, kendaraan
Kondisi input : pemesan memesan menu dengan memberitahu nama, alamat,
dan nomor telepon kepada call center
Page | 16
Kurir membawa struk yang berisi nama, alamat, dan nomor telepon
pemesan, beserta jumlah yang harus dibayarkan oleh pemesan
Page | 17
Hasil :
Pemesan senang
Pemesan kenyang
Pemesan puas
Pemesan kecewa
Script sangat baik untuk meramalkan apa yang akan terjadi dalam situasi tertentu.
Walaupun peristiwa itu tidak pernah diobservasi terlebih dahulu, tetapi script bisa
memberikan kemungkinan kepada komputer untuk meramalkan apa yang akan terjadi,
kepada siapa dan kapan [11].
Page | 18
permulaannya.
2. Script juga menyediakan struktur hirarki untuk merepresentasikan informasi
melalui inklusi subscript dengan script.
3. Struktur representasi pengetahuan lain seperti aturan kaidah dapat digunakan
dalam cara alami dengan script formal.
Keistimewaan tersebut memberikan script memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Script dapat memprediksi kejadian dan menjawab pertanyaan tentang
informasi yang tak terinci dalam baris cerita.
2. Script menyediakan suatu kerangka kerja untuk mengintegrasikan kumpulan
observasi kedalam interpretasi yang jelas.
3. Script menyediakan skema untuk kejadian yang tidak biasanya.
Attribute
Value
Mangga
Warna
Hijau, Orange
Mangga
Berbiji
Tunggal
Mangga
Rasa
Asam, Manis
Mangga
Bentuk
Oval
Pisang
Warna
Hijau, Kuning
Pisang
Bentuk
Lonjong
Page | 19
Page | 20
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
G= Penyakit Pielonefritis;
L=Penyakit Nefroskelerosis;
Bisnis Rule
Seseorang bisa mengidap lebih dari satu gejala dan penyakit.
Satu gejala bisa di mliki oleh beberapa penyakit.
Pengetahuan dapat di tambah berdasarkan hak atas knowledge enginer.
Seseorang dapat mendeteksi penyakit lebih dari satu kali [10].
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Tabel Keputusa
Gejala
Tekanan darah tinggi / naik
Kadar gula di atas normal
Diare
Gampang Capek
Lemas / Kurang berenergi
Nafsu makan menurun
Sulit tidur
Kram otot(pada malam hari)
Kaki bengkak
kulit gatal(gatal-gatal)
kulit kering/jelek
bengkak pada mata(pada pagi
hari)
Sering kencing
/Nokniria(terutama malam
hari)
Pembengkakan pada
tungkai(edema)
pembengkakan pada muka
Ascites (penimbunan air
dalam rongga perut)
Gangguan pengecapan
Berat badan nurun
Tidak keluar urin
Protein dan darah di
urin/hermania
Cairan di selaput jantung dan
paru-paru
Sesak nafas
Gerakan-gerakan tak
terkendali
HB turun
Vena dileher melebur
Produksi urin menurun
Kolesterol naik
Bengkak pada perut
A
V
V
B
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
P
D
V
V
E
E
V
V
N Y
A
G H
I
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
I
K
T
L M
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
N
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
K
J
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Page | 22
V
V
Sering cegukan
urgensi/merasa harus berkemih
segara
Penurunan kesadaran
V
V
V
V
V
V
V
V
Kejang-kejang
V
V
V
V
V
V
Bekuan darah
Nyeri perut
Sukar berkonsentrasi
Pegal pinggang/panggul
Oliguria(urine keluar<400ml/24jam
V
V
Reaksi alergi
Penglihatan kabur
Sulit berkemih
Massa di sudut kostovertebrata
V
Page | 23
6
0
6
1
6
2
6
3
6
4
6
5
6
6
6
7
6
8
6
9
7
0
7
1
Bingung
Urea frost(kristalisasi urea pada
kulit)
kelemahan otot-otot
pendarahan
Haus/dehidrasi
V
V
V V
Berak darah
Payah jantung
Pusing pada setiap perubahan posisi
tubuh
V
V
Representasi Pengetahuan
Dalam perancangan basis pengetahuan ini digunakan kaidah produksi sebagai
Page | 27
3.1.2 Sistem Pakar Untuk Pendeteksian dan Penanganan Dini Pada Penyakit Sapi
Salah satu bagian yang paling penting dalam penanganan kesehatan ternak
adalah melakukan pengamatan terhadap ternak yang sakit melalui pemeriksaan ternak
yang diduga sakit. Salah satu hewan ternak yang memiliki potensi dan harga tinggi
adalah sapi. Deteksi dan penanganan dini pada penyakit sapi adalah hal penting untuk
peningkatan produktivitas daging sapi. Ketergantungan akan keberadaan seorang
dokter hewan sangatlah tinggi terutama bagi para peternak di desa. Namun
keberadaan seorang dokter hewan tidak selalu ada setiap saat atau susah ditemui
terutama di daerah pedesaan [12]. Sehingga dibutuhkan suatu sistem yang mudah
digunakan untuk mendeteksi kesehatan hewan ternak dan apabila sakit dapat
memberikan informasi penanganan dini.
b. Penyakit Mastitis
Penyakit mastitis atau yang biasa disebut radang ambing adalah
penyakit yang sering menyerang ternak sapi. Penyakit ini menyebabkan
produksi susu menurun, kualitas susu ayng dihasilkan juga turun. Apabila
sapi terserang penyakit ini makan ambing sapi mengalami pembengkakan
dalam skala tidak normal. Tanda-tanda lain penyakit ini adanya radang,
yang berupa kebengkakan, panas dalam rabaan, rasa sakit (hati-hati atas
sepakan waktu memeriksa), warna yang kemerahan dan terganggunya
fungsi, jelas dapat ditemukan pada waktu pemeriksaan. Air susu jadi
Page | 28
pecah, bercampur endapan konsistensi air susu jadi lebih encer dan
warna juga menjadi agak kebiruan, atau putih yang pucat [12].
c. Penyakit Mulut Kuku
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau foot and mouth disease
merupakan penyakit hewan yang terjadi hampir pada seluruh negara di
dunia,penyakit ini sangat cepat menular dan menimbulkan kerugian besar
bagi peternak. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan salah satu
penyakit sapi yang dimasukkan kedalam daftar A Organisasi Kesehatan
Hewan Dunia. Gejala klinis yang tampak pada hewan yang terserang
penyakit ini hampir sama dengan penyakit sapi ngorok , namun yang
paling Nampak jelas dan membedakan adalah ternak yang terserang
penyakit ini mengalami luka seperti luka melepuh pada mulut bagian
dalam dan daerah sekitar kuku [12].
Tabel Keputusan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Gejala
Ambing
hangat
Ambing keras
Susu
menggumpal
Susu
bercampur
nanah
Susu
bercampur
darah
Bau susu tidak
sedap
Susu
berasa
getir
Mendengkur
Suhu
tubuh
tinggi
Ingus banyak
Ingus berbuih
Ingus
Sapi Ngorok
Penyakit
Mastitis
ya
Penyakit
Mulut Kuku
-
ya
ya
ya
ya
ya
ya
ya
ya
ya
ya
ya
ya
Page | 29
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
bernanah
Pembengkakan
ya
pada leher
Kotoran kering
ya
Perut kembung
ya
Mata
sapi
ya
merah
Terjadi
ya
pergantian
musim
Genangan air
ya
berlebihan
Malas
bergerak
/
pincang
Nafsu makan
berkurang
Lepuh
pada
mulut dan kaki
Mulut
mengeluarkan
busa
Lendir
berlebihan
Tabel Contoh Tabel Keputusan Penyakit Sapi [12]
ya
ya
ya
ya
ya
Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan dari pendeteksian penyakit sapi berdasarkan
tabel keputusan yang ada diatas adalah sebagai berikut :
a.
Pada aturan 1 berdasarkan rule diatas, maka aturan yang digunakan dalam
untuk Penyakit Sapi Ngorok adalah :
IF Ambing hangat
AND Ambing keras
AND Susu menggumpal
AND Susu bercampur nanah
AND Bau susu tidak sedap
AND Susu berasa getir
THEN Penyakit Sapi Ngorok
Page | 30
b.
Pada aturan 2 berdasarkan rule diatas, maka aturan yang digunakan dalam
untuk Penyakit Mastitisadalah :
IF Mendengkur
AND Suhu tubuh tinggi
AND Ingus banyak
AND Ingus berbuih
AND Ingus bernanah
AND Pembengkakan pada leher
AND Kotoran kering
AND Perut kembung
AND Mata sapi merah
AND Terjadi pergantian musim
AND Genangan air berlebihan
THEN Penyakit Mastitis
c.
Pada aturan 3 berdasarkan rule diatas, maka aturan yang digunakan dalam
untuk Penyakit Mulut Kuku adalah :
IF Suhu tubuh tinggi
AND Malas bergerak / pincang
AND Nafsu makan berkurang
AND Lepuh pada mulut dan kaki
AND Mulut mengeluarkan busa
AND Lendir berlebihan
THEN Penyakit Mulut Kuku
3.1.3
dokter dikarenakan biaya yang relative mahal. Informasi pengetahuan untuk jenis
penyakit pada penelitian ini terdiri dari empat informasi penyakit pencernaan yaitu
penyakit gastritis akut ,Disentri Basiler, Diare, Akut, dan Ulkus ventrikel [13].
Daftar Penyakit
a. Disentri Baliser
b. Disentri Amoeba
c.
Gastritis Akut
d.
Gastritis Kronik
e.
Diare Akut
f.
Diare Kronik
g.
h.
Ulkus Ventrikel
i.
Typhoid (types)
j.
Ileus Paralitik
k.
Ileus Obstruksi
Tabel Keputusan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Gejala
Diare Sering
Warna faeces
merah (darah
dan berlendir)
Sakit Perut
Mejan
Jarang mual
dan muntah
Lokasi perut
sebelah kiri
Melilit
Nyeri seluruh
perut
Nyeri teken
perut
Tenermus
Panas
Menggigil
a
Y
Y
c
Y
Penyakit
d
e
f
Y/T
Y
Y
Y
Y
Y
Y/T
Y/T
Y/T
Y/T
Y
Y
Y
Y
Y
Page | 32
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Sakit Kepala
Keadaan
umum
bisa
berat (lying
dysentriae)
Diare makin
lama makin
berat, jarang
mendadak
Diare
bercampur
lendir
&
darah
Nyeri perut
bagian bawah
Tidak panas
(subfebris)
Keadaan
umum tidak
seberat
disentri
basiler
Hilang nafsu
makan
Perut
kembung
Nyeri ulu hati
Mual
Muntah
Kolik
Pnedarahan
karena obat
Tidak merasa
sakit
Keadaan fisik
cukup baik
Nyeri perut
Demam
Flatus
Berlebih
Faktor
Spikososial
Diare tanpa
nyeri
Sakit
perut
waktu lapar
Sakit di depat
pusar
Y
Y
Y
Y
Y/T
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y Y
Y
Y
Y
Y
Y Y Y
Y Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Page | 33
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Hilang
3-4
Y
jam setelah
makan
Nafsu makan
Y
normal
Sakit
perut
Y
waktu
lambung
kosong&terisi
Nyeri timbul
Y
setelah 1 jam
makan
Nyeri
Y
Malas
Y
Lesu
Y
Lidah kotor,
Y
putih tengah,
penggir
merah
Tidak
bisa
Y Y
flatus
Usus lemah
Y
Tampak
Y
gambaran
usus
yang
berjalan
Tambak
Y
lekukan usus
Tabel Contoh Tabel Keputusan Penyakit Gangguan Pencernaan [13]
Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan dari pendeteksian gangguan pencernaan
berdasarkan tabel keputusan yang ada diatas adalah sebagai berikut [13] :
No / Aturan
1
IF Mual,
OR muntah
AND nyeri perut
AND demam
OR diare.
THEN Diare akut
IF kembung
AND flatus berlebih
AND nyeri perut
AND ada faktor spikososial.
OR Diare tanpa rasa nyeri
THEN Diare kronik
OR muntah,
AND nyeri
THEN Ulkus ventrikrel
9
10
IF Mual
AND muntah
AND tidak biasa flatus (kentut)
AND perut kembung
AND bisisng usus lemah atau tidak ada.
THEN Ileus paralitik
11
IF Mual,
OR muntah
AND tidak dapat flatus (kentut),
OR perut kembung
AND nampak gambaran lekukan usus (contour)
AND nampak gambaran usus yang berjalan pada dinding usus,
bising usus metalik.
THEN Ileus obstruksi
Tabel Contoh Representasi Pengetahuan Penyakit Gangguan Pencernaan [13]
Page | 36
Penyakit Ketombe
b.
Parakeratotosis
c.
Hiperkeratosis
d.
Skabies
e.
Impetigo
f.
g.
Urtikaria (Biduren)
h.
i.
j.
Kadas
k.
l.
Luka bakar
m.
Kudis
n.
Representasi Pengetahuan
Adapun melakukan representasi pengetahuan dalam sistem pakar pendiagnosa
penyakit kulit adalah dengan pohon keputusan dan tabel keputusan, dari keduanya
dibentuk kaidah produksi [14].
Page | 37
ketombe
: Gatal
: Kulit Kering
: Rambut Kering
: Rambut kusam
: Kulit kusam
Parakerator
is
Keterangan :
1
2
Page | 39
Kaidah 2.
IF Kulit berwarna abu abu
AND kulit menebal
AND Lesi berawal sebagai eritema
AND reruntuhan sel berjatuhan menempel pada rambut
AND kulit yang menebal akan menjadi Fissura (luka)
AND kulit berwarna merah permukaannya kasar.
THEN Penyakit Parakeratoris
Page | 40
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sebuah sistem pakar membutuhkan proses representasi pengetahuan untuk
merepresentasikan basis pengetahuan yang dimilikinya yang nantinya akan dilakukan
inferensi terhadap pengetahuan yang telah direpresentasikan sebelumnya. Representasi
ditujukan agar bagaimana fakta yang telah didapat dapat dikomputasi oleh sebuah komputer.
Macam-macam metode representasi pengetahuan sangat banyak diterapkan dan
disesuaikan terhadap sistem pakar yang dibuat. Dalam makalah ini dibahas 6 model
representasi pengetahuan, yaitu diantaranya adalah model kaidah produksi, logika, script,
jaringan semantik, frame, dan Object-Atrribute-Value (OAV).
Penggunaan dari macam-macam model representasi pengetahuan tersebut dapat
digunakan berdasarkan pengetahuan yang telah ada. Jenis-jenis pengetahuan sendiri terdapat
pengetahuan deklaratif yang menggunakan basis logika dan pendekatan relasi dan prosedural
yang menggunakan algoritma sebagai prosedural pemecahan masalah.
Untuk pengetahuan deklaratif yang menggunakan logika proporsional ataupun logika
predikat, model relasi menggunakan jaringan semantik, frame, logika predikat, graf, dan
decision tree. Sedangkan pengetahuan prosedural lebih sering menggunakan representasi
pengetahuan kaidah produksi [1] [3].
Page | 41
DAFTAR RUJUKAN
[1] Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar Menentukan Faktor Kepastian Pengguna dengan
Metode Kuantifikasi Pertanyaan. Yogyakarta : Penerbit Andi
[2] Kusrini. 2006. Sistem Pakar, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Penerbit Andi
[3] Rohman, Feri Fahrur and Fauzijah, Ami, Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Untuk
Menentukan Jenis Gangguan Pada Perkembangan Anak in Media Informatika, Vol. 6,
No. 1, Juni 2008, hal 1-23
[4] H. S Suryadi. "Pengantar Sistem Pakar ". Penerbit: Universitas Gunadarma Depok. Tanpa
Tahun
[5] 2013. Representasi pengetahuan menggunakan kaidah produksi dalam Sistem Pakar ,
(Online),
(http://ilmuti.org/2013/03/representasi-pengetahuan-menggunakan-kaidah-
Representasi
Pengetahuan
Kaidah
Produksi
(Online),
Representasi
Pengetahuan
(Jaringan
Semantik)
(Online),
Representasi
Pengetahuan
http://ianspace.wordpress.com/2010/10/25/representasi-pengetahuan/,
(Online),
diakses
pada
Ginjal in Jurnal Ilmiah Sains, Vol. 11, No. 1, Juni 2011, hal 131-139
[11]
untuk Spesifikasi Jenis Penyakit Infeksi in Jurnal Informatika, Vol. 3, No. 1, Juni 2007,
hal 63-88
[12]
Pakar Untuk Pendeteksian dan Penanganan Dini Pada Penyakit Sapi Berbasis Mobile
Android Dengan Kajian Kinerja Teknik Knowledge Representation in Jurnal Teknik ITS,
Vol. 1, September 2012, hal 310-315
Page | 42
[13]
Page | 43