Pemeliharaan Kebijakan Pembelian (Pengadaan Mesin)
Pemeliharaan Kebijakan Pembelian (Pengadaan Mesin)
Pemeliharaan Kebijakan Pembelian (Pengadaan Mesin)
PEMELIHARAAN KEBIJAKAN
PEMBELIAN / PENGADAAN MESIN
M-VII/1
PEMELIHARAAN
DAN RELIABILITAS
M-VII/2
Reliabilitas
Perubahan pada setiap bagian komponen yang saling berhubungan dengan
kemampuan (ketahanan) di dalam mendukung suatu sistem tertentu, secara
konsisten tetap sesuai dengan performa yang diharapkan. Metode untuk
mengetahui sistem reliabilitas dapat digunakan dengan rumus:
Rs = R I x R2 x R3 x.x Rn
Di mana :
Rs = sistem reliabilitas
Rl = reliabilitas komponen 1
R2 = reliabilitas komponen 2
Rs
R1
R2
R3
R4
R5
M-VII/3
FR (N) =
1
FR(N)
Di mana:
Jumlah waktu
M-VII/4
Waktu tidak operasi = 40 jam unit yang diuji pertama + 20 jam unit yang diuji
ke-2
= 60 jam-unit
Waktu operasional
FR(N)
2
2
=
= 0.0010 kegagalan/jam-unit.
2000 60 1940
1
= 0,971 jam.
0.0010
Probabilitas
Cupola, Pertama
dioperasikan
Probabilitas
Probabilitas
Perhitungannya:
Sebagai ilustrasi, kasus Alam Raya Sewing Machine sebelumnya:
M-VII/5
MACAM-MACAM PEMELIHARAAN
M-VII/6
Bulan Terjadinya
Kerusakan
1
7
7
5
20
M-VII/7
Jumlah
Kerusakan
Frekuensi
Jumlah
Kerusakan
Frekuensi
1/20 =
0,05
7/20 =
0,35
7/20 =
0,35
5/20 =
0,25
Harapan biaya
Kerusakan dengan
Kontrak Pemeliharaan
Biaya
Kontrak
Pemeliharaan
Langkah Keempat : oleh karena biaya pemeliharaan korektif lebih mahal, yaitu
Rp 4,86 juta, adalah lebih baik melakukan kontrak
pemeliharaan dengan biaya hanya Rp 4 juta
M-VII/8
perencanaan
pemeliharaan
preventif
yang
dapat
Gambar
Kurva Total Biaya Pemeliharaan (Total Cost of Maintenance)
Biaya
Kebijakan Operasi
Optimasi
(Biaya Pemeliharaan)
M-VII/9
dalam
usaha-usaha
untuk
M-VII/10
M-VII/11
M-VII/12
C.R.P =
Investasi Baru
Annual Cost Saving Depresiasi dari Peralatan Baru
Investasi Baru (Net Investment) adalah selisih: atau perbedaan antara harga mesin
baru dan harga pasar dari mesin lama (Price of New equipment - Market value of
old equipment).
M-VII/13
Dalam hal ini diketahui bahwa mesin lama dapat dipergunakan selama
empat tahun lagi, sedangkan mesin baru dapat dioperasikan untuk selama sepuluh
tahun. Apabila kila akan memilih dan membeli mesin baru maka mesin lama
dapat dijual dengan harga Rp. 200.000,00
Biaya dan data-data lainnya dari mesin lama dan mesin baru adalah :
Keterangan
Rp. 50.000,00
Upah langsung
Rp. 30.000,00
Rp. 25.000,00
Rp. 15.000,00
Rp. 30.000,00
Biaya maintenance
Rp. 30.000,00
Rp. 15.000,00
Rp. 20.000,00
Rp. 5.000,00
Rp. 15.000,00
5%
4 tahun
Umur
Rp. 40.000,00
5%
10 tahun
Nilai Sisa
Rp. 50.000,00
Untuk menghitung besarnya annual cost saving, terlebih dahulu kita harus
mencari total pengeluaran (total out of pocket expenses) dan total biaya operasi
per tahun (total annual operating cost) untuk mesin lama dan mesin baru.
Mesin Lama(I)
Mesin Baru(II)
Upah langsung
Rp. 50.000,00
Rp. 30.000,00
Rp. 25.000,00
Rp. 15.000,00
Biaya maintenance
Rp. 30.000,00
Rp. 10.000,00
Rp. 15.000,00
Rp. 20.000,00
Rp.
5.000,00
Rp. 15.000,00
Rp.125.000,00
Rp. 90.000,00
Bunga
Rp. 10.000,001)
Rp.
Rp. 40.000,003)
Rp.
Rp.175.000,00
Rp.160.000,00
25.000,002)
Depresiasi
45.000,004)
Total biaya operasi per tahun
M-VII/14
Catatan : 1)
2)
3)
4)
lama (yang satu) dengan mesin baru (yang lain). Dari total biaya ini terlihat bahwa
biaya operasi per tahun mesin lama lebih besar dibandingkan dengan mesin baru.
Jadi terdapat annual cost saving dari mesin baru sebesar Rp. 15.000,00.
Apakah dengan annual cost saving sebesar Rp. 15.000,00 ini akan
mendorong atau mempengaruhi kita untuk membeli mesin baru atau mesin ke II
tersebut. Untuk menentukan keputusan ini perlu pula kita perhatikan.
1. Berapa lamakah modal/uang yang ditanamkan dalam mesin baru tersebut akan
kembali (seperti apa yang telah diuraikan terdahulu sebagai Capital Recovery
Period = C.R.P.). Lamanya modal baru yang ditanamkan dalam mesin barn
akan kembali adalah C.R.P. =
500.000 200.000
= 5 tahun. Ini berarti bahwa
15.000 45.000
baru setelah 5 tahun investasi kita dalam mesin baru, dapat dibayar kernbali.
Makin pendek Capital Recovery Period, maka makin baik investasi tersebut,
karena investasi itu akan dapat kembali dalam jangka waktu yang lebih
pendek pula.
2. Apakah mesin baru itu tidak akan mengurangi semangat kerja dan
menurunkan semangat kerja para pekerja, serta dapat menjamin keselamatan
dan kesenangan kerja.
M-VII/15
pendekatan
atau
metode
ini,
semua
biaya
per
tahun
Contoh:
Apabila misalnya suatu perusahaan memiliki mesin yang dalam operasi
produksi, yang disebut mesin lama, mempunyai 100.000,00. Mesin ini masih
dapat dipergunakan (perkiraan umurnya) selama dua tahun, dan sesudah dua tahun
nilai sisa/residunya adalah Rp. 10.000,00. Sedangkan biaya operasi dari mesin ini
per tahun (annual operating cost) tanpa depresiasi adalah Rp. 46.000,00.
Perusahaan ini ingin membeli mesin baru yang ada di pasar, yang harga
pembelian dan pemasangannya adalah Rp. 500.000,00. Mesin ini diperkirakan
dapat dipergunakan dalam operasi produksi selama sepuluh tahun, dan sesudah
sepuluh tahun nilai sisa/residunya mesin ini adalah Rp. 50.000,00. Sedangkan
M-VII/16
biaya operasi dari mesin ini per tahun (annual operating cost) tanpa depresiasi
adalah Rp. 37.000,00
Apakah sebaiknya perusahaan ini mengganti mesin lama yang dimilikinya
dengan mesin baru yang ada di pasar, bila tingkat bunga yang berlaku adalah
10%.
Dari keterangan dalam contoh ini dapatlah diperoleh data-data dari mesin
lama dan mesin baru sebagai berikut :
Mesin Lama
Keterangan
Mesin Baru
Rp. 100.000,00
Harga Pasar
Rp. 500.000,00
2 tahun
Rp. 10.000,00
Nilai sisa
Rp. 46.000,00
10 tahun
Rp. 50.000,00
Rp. 37.000,00
Tingkat bunga
10%
Mesin Baru
Rp. 90.000,001)
Rp.
450.000,002)
Rp. 92.000,003)
Rp.
370.000,004)
Rp. 15.500,005)
Rp.
297.500,006)
Rp. 197.500,00
Rp. 1.117.500,00
Rp. 98.750,00
Total Depresiasi
Total Biaya Operasi
(Operating Cost)
M-VII/17
Catatan : 1)
Total depresiasi dan mesin lama dengan straight line method, bila
umurnya 2 tahun dan nilai sisa/residunya Rp. 10.000,00 adalah Rp.
100.000,00 - Rp. 10.000,00 = Rp. 90.000,00
2) Total depresiasi dan mesin baru dengan straight line method, bila
umumya 10 tahun dan nilai sisa/residunya Rp. 50.000,00 adalah Rp.
500.000,00 Rp. 50.000,00 = Rp. 450.000,00
3) Total biaya operasi dan mesin lama selama dua tahun adalah 2 x
Rp. 46.000,00 = Rp. 92.000,00.
4) Total biaya operasi dari mesin baru selama sepuluh tahun adalah 10
x Rp.37.000,00 = Rp.370.000,00
5)
Total bunga dari mesin lama selama dua tahun adalah 10% x
Rp. 100.000,00 pada tahun pertama ditambah
10% x (Rp. 100.000,00 - Rp. 45.000,00) pada tahun ke dua
= Rp. 10.000,00 + Rp. 5.500,00 = Rp. 15.500,00
6)
500.000,00-
(Rp. 500.000,00-
(Rp. 500.000,00-
x (Rp. 500.000,00-
x (Rp. 500.000,00-
Dari perhitungan di atas terlihat bahwa mesin baru mempunyai biaya ratarata per tahunnya (average cost per year) lebih mahal jika dibandingkan dengan
mesin lama yang dipergunakan. Jadi tidak perlu membeli mesin baru untuk
M-VII/18
menggantikan mesin lama, karena biaya rata-rata per tahun dan mesin baru
tersebut lebih besar.
S = P (1 + i)n dan
P=
di mana:
S
(1 i) n
Sebagai contoh untuk penggunaan rumus ini, jika kita misalnya menginvestasikan
uang kita sebesar Rp. 10.000,00 untuk 10 tahun yang akan datang dengan tingkat
bunga 10%. Maka sesudah 10 tahun nilai uang kita menjadi :
S = 10.000,00 (1 - 0,10)10
= 10.000,00 x 2.594
= 2.594,00
Atau apabila misalnya kita ingin memperoleh uang sebesar Rp. 2.594,00 pada
masa sepuluh tahun yang akan datang, maka besarnya. dana/uang yang harus kita
investasikan sekarang adalah :
P=S
1
(1 i) n
= 2.594
1
(1 i)10
= 1.000,00
= 2.594 x 0,3855
M-VII/19
Contoh penggunaan metode present worth. Jika suatu perusahaan yang memiliki
mesin lama yang berupa manual stamper, bermaksud hendak menggantikannya
dengan mesin baru yang berupa automatical stamper. Apakah perusahaan ini
sebaiknya akan mengganti mesin yang dimilikinya jika digunakan present worth
method, apabila diketahui : Nilai pasar (Market value) dan mesin lama (annual
stamper) adalah Rp. 100.000,00 dan umur mesin ini adalah 2 tahun, sedangkan
biaya operasi (operating cost)nya adalah Rp. 40.000,00 setahun. Harga pembelian
dan pemasangan mesin baru (automatical stamper) yang akan dipilih adalah
Rp. 300.000,00 dan umur mesin ini adalah 4 tahun, sedang biaya operasi
(operating cost)nya adalah Rp. 30.000,00. Dalam hal ini karena umur dari kedua
mesin ini berbeda, maka harus disamakan umurnya, agar dapat diperbandingkan
antara ke dua mesin tersebut yaitu dengan menganggap bahwa kita dapat
memperoleh mesin lama yang sama umur, biaya operasi dan harganya. Sehingga
untuk operasi selama 4 tahun harus dipergunakan 2 buah (1 kali penggantian)
mesin lama (manual stamper), sedangkan mesin baru (automatical stamper)
cukup dipergunakan satu buah. Jadi data-data mesin lama dan mesin baru adalah :
Rp. 300.000,00
4 tahun
Rp. 30.000,00
cost/year)
Untuk memecahkan persoalan ini, maka kita mempunyai asumsi bahwa investasi
dilakukan pada akhir tahun dan tingkat bunga (interest rate) sebesar 10%.
= Rp. 100.000,00
= Rp. 36.360,00
= Rp. 33.060,00
M-VII/20
= Rp. 82.640,00
= 40.000 x 0,7513
= Rp. 30.050,00
= Rp. 27.320,00
= Rp. 309.430,00
= Rp. 309.430,00
4
= Rp. 77.357,50
= Rp. 300.000,00
= 30.000 x 0,9091
= Rp. 27.270,00
= 30.000 x 0,8264
= Rp. 24.790,00
= 30.000 x 0,7513
= Rp. 22.540,00
= 30.000 x 0,6830
= Rp. 20.490,00
= Rp. 395.090,00
..
= Rp. 395.090,00
4
= Rp. 98.772,50
Dari perhitungan di atas ini terlihat bahwa biaya rata-rata per tahun (average cost
per year) dalam nilai sekarang (Present Worth) dari automatic stamper adalah
lebih mahal daripada mesin lama (manual stamper), jadi perusahaan tidak perlu
membeli mesin baru karena biayanya lebih besar.
M-VII/21
n(Q n - W n ) (Q - 1) 2 - (1 - b) p (Q n - 1) - (Q - 1)
- (Q 1)
nQ n (Q - 1) - (Q n - 1)
di mana:
C
Wn =
Wn = [1 - W + py + (1 - p) z/(l - b)]
1 + (1 - b)py + (1 - p)z
di mana : p =
y=
z=
M-VII/22
Sheet 2.
III. Computation of MAPI urgency rating
Rp. 5.358,00
Rp. 1.218,00
Items or
Groups
Driling
Tapping
Machines
Total
Rp. 1.218,-
Rp. 4.140,00
4140
x 100% = 15%
27673
Dari gambaran ini menunjukkan bahwa net return yang tersedia dalam
investasinya adalah Rp. 4.140,00 atau 15% dari capital cost. Untuk
memungkinkan kita mengadakan perbandingan dengan mudah maka kita
mengadakan penyusutan tingkat-tingkat (rangking) percentage return dalam
investasinya untuk berbagai mesin yang diusulkan untuk penggantian.