100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
4K tayangan19 halaman

Metode Cara Membuat Jalan Beton

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 19

Metode cara membuat jalan beton

1. Pembersihan lokasi jalan yang akan di betonisasi.


2. Pembuatan rangkaian tulangan beton dapat dipabrikasi di lokasi proyek atau
didatangkan dalam bentuk jadi.
3. Pekerjaan pengukuran dilakukan selama pekerjaan berlangsung untuk menentukan
elevasi ketinggian konstruksi, kontrol kedataran jalan, kebenaran posisi jalan dan
yang lainya.
4. Urugan dan timbunan tanah untuk meratakan elevasi jalan dengan tinggi sesuai
perencanaan.
5. Penghamparan pondasi jalan dapat menggunakan batu kali.
6. Pemadatan pondasi jalan beton agar tidak terjadi penurunan saat konstruksi sudah
selesai dibangun sehingga menyebabkan kerusakan atau retak-retak.
7. Pemasangan besi tulangan diatas pondasi yang sudah mengalami pemadatan.
8. Pemasangan papan bekisting pada tepi cor.
9. Pengecoran beton dilakukan setelah pembesian dan bekisting terpasang sempurna.
10. Perataan permukaan jalan beton dilakukan saat cor masih basah menjelang kering.
11. Penundaan proses pengeringan beton agar tidak mengalami keterakan dapat
menambahkan bahan kimia pada adukan, atau dengan menutup permukaan beton
dengan kain karung basah.
12. Jalan beton sebaiknya digunakan minimal 28 hari setelah pengecoran, karena pada
saat itu jalan sudah mengeras dengan bagus.
13. Jalan beton sudah jadi, selamat menggunakan jalan baru.
BEKISTING KAYU
1.1 LATAR BELAKANG
Saat ini struktur bangunan gedung lebih didominasi oleh beton. Berbeda dengan
struktur kayu dan baja, beton memiliki keunggukan tersendiri yaitu mudah untuk di bentuk.
Kemudahan untuk dibentuk tersebut karena keplastisan beton segar yang dapat di cetak
sesuai bentuk yang direncanakan. Cetakan beton tersebut lebih di kenal dengan nama
bekisting (cetakan) baik untuk mendapatkan bentuk yang di rencanakan dan pengerasan
beton itu sendiri.
Acuan dan perancah (bekisting) merupakan suatu konstruksi sementara, dikatakan
smentara dikarenakan konstruksi acuan dan perancah akan dibongkar kembali apabila
beton sudah cukup umur. Dengan demikia, dalam perencanaannya harus memnuhi
persyaratan-persyaratan seperti, bioaya, kekuatan, kemudahan dalam pemasangan dan
pembongkaran dll. Kwalitas bekisting dapat menentukan bentuk dan rupa bekisting. Oleh
karena itu, bekisting harus di buat dari bahan yang bermutu dan perencanaa pembuatannya

pun harus diperhatikan dengan baik, agar beton tidak mengalami lendutan dan lentur saat
proser pengecoran.
BAB II URAIAN
2.1 PENGERTIAN
Acuan cetakan beton atau bekisting (perancah) ialah suatu konstruksi sementara
yang di dalamnya atau di atasnya dapat di stel baja tulangan dan sebagai wadah dari
adukan beton yang dicorkan sesuai dengan bentuk yang kita dikehendaki. Jadi acuan dan
cetakan beton harus dapat menahan berat baja tulangan, adukan beton yang dicorkan,
pekerja-pekerja pengecor beton dan lain sebagainya, sampai beton mengeras, sehingga
dapat menahan berat sendiri dan sebagian dari beban kerja.
Pada cetakan biasanya terdiri dari bidang-bidang bagian bawah dan
samping. Papan-papan bagian bawah dari cetakan yang tidak terletak langsung di atas
tanah harus dipikul oleh gelagar-gelagar acuan,sedangkan gelagar acuan itu harus di
dukung oleh tiang-tiang acuan. Gelagar acuan dan tiang acuan adalah suatu konstruksi
sementara, yang gunanya untuk mendukung cetakan beton. Pada konstruksi beton
yang langsung terletak di atas tanah, bagian bawah tidak perlu di beri cetakan, tetapi cukup
dipasang lantai kerja dari beton dengan campuran 1sp : 3ps : 5kr yang tebalnya 5 cm. jadi
yang perlu di beri papan cetakan cukup bagian samping saja.
Persyaratan umum dalam mendesain suatu struktur, baik struktur permanen maupun
sementara seperti bekisting setidaknya ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
1.
Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu tidak patah
ketika menerima beban yang bekerja.
2.
Syarat Kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak mengalami perubahan
bentuk / deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia.
3.
Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak runtuh tibatiba akibat gaya yang bekerja.
Ada 3 tujuan penting yang harus diperhatikan dalam membangun dan merancang
bekisting, yaitu :
1.
Kualitas : Bekisting harus didesain dan dibuat dengan kekakuan (stiffness) dan
keakurasian sehingga bentuk, ukuran, posisi dan penyelesaian dari pengecoran dapat
dilaksanakan sesuai toleransi yang diinginkan.
2.
Keselamatan : Bekisting harus didirikan dengan kekuatan yang cukup dan faktor
keamanan yang memadai sehingga sanggup menahan/menyangga seluruh beban hidup
dan mati tanpa mengalami keruntuhan atau berbahaya bagi pekerja dan konstruksi beton.
3.
Ekonomis ; Bekisting harus di buat secara efisien, meminimalisasi waktu dan biaya dalam
proses pelaksanaan dan skedul demi keuntungan kontraktor dan owner (pemilik)
2.2 BEKISTING KAYU

Bekisting kolom
Pada pemakaian papan cetakan dari kayu biasanya dipakai ukuran tebal 2-3 cm,
sedangkan lebarnya 15-20 cm, itu digunakan pada pekerjaan yang sifatnya un expose dan
bervolume kecil, contoh : sloof, kolom praktis, ringbalk dll. Sedangkan untuk pekerjaan yg
sifatnya expose dan bervolume besar bekisting menggunakan multipleks yang memiliki
ketebalan 3-9mm. untuk gelagar acuan biasanya ukuran kayuialah 3-7 cm.

Bekisting balok
Tiang-tiang acuan dari kayu, dulu banyak dipakai bentuk penampang balok persegi empat
atau bujur sangkar, tetapi sekarang banyak di pakai kayu yang berpenampang bulat ( dolk )
dengan garis tengah 7 sampai 13 cm, juga bisa menggunakan scalfolding yang terbuat dari
besi.
Meskipun cetakan dan acuan di buat dari kayu yang murah, tetapi kayu harus
cukup baik dan tidak boleh terlalu basah, sebab kayu yang terlalu basah akan mudah
melengkung dan pecah. Kayu-kayu untuk cetakan dan acuan dapat dipakai beberapa kali,
tergantung dari mutu kayunya, mungkin juga hanya dapat dipakai satu kali, bila mutu
kayunya jelek.
Pembuatan suatu cetakan dan acuan, meskipun kelihatannya pekerjaan kasar,
tetapi harus dipenuhi persyaratan ketepatan ukuran dan keteguhan, sebab cetakan dan
acuan harus kuat, tidak berubah bentuk waktu dicor beton, mudah dibongkar dan murah.

2.2 BAGIAN BAGIAN BEKISTING KAYU

a)
b)
c)
d)

Cetakan
Gelagar balok
Gelagar untuk cetakan lantai / cetakan balok
Papan penjepit cetakan
Bagian perancah :
e) Tiang perancah
f)
Baji
g) Landasan
Papan Cetakan
o
Cetakan balok bisa terbuat dari papan maupun multipleks. Apabila acuannya
menggunakan papan maka perlu menyambung papan cetakan tersebut dengan beberapa
klem perangkai. Yang perlu diperhatikan adalah kerapatan dari sambungan sambungan
yang dibuat, sehingga air semen tidak keluar melalui celah celah sambungan.
o
Untuk mencegah bagian bawah bekisting terbuka saat beton dicor, harus dibuatkan
klem penjepit, dapat berupa papan ataupun balok kayu ukuran 5/7.
o
Sedangkan untuk balok yang tingginya lebih dari 55 cm, pada cetakan samping perlu
ditahan untuk menahan lentur dan dibuatkan skor.
Tiang Perancah
o
Acuan dapat menumpu pada satu tiang ataupun dua tiang, sesuai keperluannya.
Apabila menggunakan satu tiang maka perletakan tiang dipasang di tengah, dan bila
menggunakan dua tiang maka perletakannya pada bagian tepi.
o
Jarak antar tiang arah memanjang dibuat sama dengan jarak klam perangkai,
sedang jarak antar tiang arah lebarnya tergantung dari lebar balok.
o
Untuk perancah dari kayu untuk menyetel ketinggian, di bagian bawah tiang
perancah diberi baji, sehingga akan memudahkan menaik-turunkan ketinggian yang
ditentukan. Sedangkan bila perancah dari baja untuk menyetel ketinggian sudah terdapat
ulir yang berfungsi untuk menaik - turunkan ketinggian tiang perancah.
Agar tiang perancah tidak amblas ke dalam tanah dipakai papan alas.
PEMAKUAN CETAKAN
Pemakuan yang berhubungan langsung dengan cetakan berfungsi sebagai pegangan agar
tidak bergeser, sehingga pemakuan hanya sedikit saja dan panjang paku tidak terlalu
panjang.
2. Untuk pemakuan yang lain minimal dua buah paku dan dibuat tidak segaris.
1.

SAMBUNGAN
Sambungan untuk cetakan bawah ( papan dengan papan ), diletakkan ditengah tumpuan
dan masing masing sisi dipaku 2 buah paku.
2. Sambungan untuk cetakan samping ( papan dengan papan ), papan dirangkai dengan
menggunakan klam perangkai, sambungan tersebut tidak boleh segaris.
3. Sambungan gelagar dengan tiang pada konstruksi sederhana, gelagarnya memakai
papan dan sambungan dengan tiang cukup dipakukan saja. Untuk konstruksi yang memikul
beban berat, gelagarnya memakai balok 6/12 untuk gelagar utama, sedang pembaginya
ukuran 5/7.
1.

Sambungan tiang dengan tiang, penempatan sambungan ini jangan diletakkan pada tengah
dari tinggi tiang, karena daerah ini terjadi tekuk yg paling besar. Dan peletakan sambungan
ini untuk satu dan lainnya jangan segaris lurus.
METODA PELAKSANAAN
Memasang Bekisting
Unit ini berlaku pada pembuatan bekisting untuk pekerjaan
pengecoran beton pada bangunan gedung
Sub Kompetensi

Kriteria Unjuk Kerja

1.

Memilih sistem, rencana dan


1.1. Spesifikasi pekerjaan bekisting
persiapan kerja
dikenali dan dipahami
1.2. Lokasi dan kebutuhan konstruksi
bekisting diidentifikasi dari gambar
pekerjaan beton
1.3. Sistem bekisting dipilih sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan dan
sistem perancah yang digunakan.
2.
Melaksanakan pekerjaan 2.1. Material/ kuantitas kebutuhan
persiapan pembuatan dan
sistem bekisting ditentukan sesuai
pemasangan bekisting
dengan kebutuhan dan spesifikasi
konstruksi bekisting
2.2. Peralatan keamanan dan
keselamatan diri dipilih, dan
dipakai dengan benar.
2.3. Peralatan pertukangan dipilih dan
dipakai secara benar dan dicek
kemampuannya.
2.4. Kunci titik acuan/garis/grid
diletakkan secara tepat sesuai
dengan gambar kerja atau shop
drawing.
2.5. Papan-papan/ panel penutup
bekisiting dipotong sesuai
kebutuhan
3.

Merakit bekisting kolom

3.1. Sistem sambungan dan sistem


perkuatan bekisting kolom dipilih
sesuai dengan kebutuhan atau
gambar shop drawing.
3.2. Papan-papan atau panel kayu
lapis yang telah dipotong dirakit
menjadi bekisting sesuai dengan
bentuk dan ukuran kolom,
sebagaimana gambar shop
drawing
3.3. Perkuatan-perkuatan bekisting
dipasang untuk menjamin
bekisting tidak berubah bentuk
akibat tekanan cor beton.
4.
Memasang bekisting kolom4.1. Bekisting kolom atau dinding
atau dinding
didirikan pada tempat dan elevasi
yang telah ditentukan sesuai
dengan gambar kerja atau shop
drawing

5.

6.

1.
2.

3.

4.

5.

4.2. Perkuatan diagonal dipasang,


kevertikalan diukur dengan lot,
kemudian perkuatan diagonal
dimatikan.
Memasang bekisting balok5.1. Papan-papan/ panel penutup
dan pelat lantai
bekisting dipotong dan dipasang di
atas perancah sesuai dengan
bentuk balok/ pelat lantai
5.2. Perkuatan-perkuatan bekisting
dipasang untuk menjamin
bekisting tidak berubah bentuk
akibat tekanan cor beton.
5.3. Lis tali air, nat, dll, dipasang
sesuai dengan gambar
Membereskan pekerjaan 6.1. Daerah kerja dibereskan.
6.2. Limbah dan bahan-bahan sisa
yang tidak diperlukan dibuang,
sisa kayu yang masih dapat
dipakai disimpan.
6.3. Peralatan dan alat bantu kerja
dibersihkan, disimpan dan
dirawat.
Persyaratan Unjuk Kerja
Unit ini berlaku untuk seluruh tipe bekisting kayu di atas tanah
untuk membentuk kolom, dinding, balok atau pelat lantai beton
bertulang.
Bahan yang dipakai meliputi:
papan kayu
balok kayu
kayu lapis
Persyaratan Jaminan Kualitas meliputi:
prosedur dan pengoperasian tempat kerja
prosedur kerja
kualitas bahan
prosedur pengendalian kualitas
penggunaan dan perawatan perlengkapan
kepedulian terhadap spesifikasi pekerjaan
ketelitian pengukuran
finishing permukaan beton
Persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja harus mengacu
pada undang-undang atau peraturan daerah yang berlaku, dan
setidaknya mencakup:
lingkungan dan keselamatan tempat kerja
perlengkapan dan pakaian keselamatan kerja
penggunaan peralatan dan perlengkapan
penanganan bahan
perlengkapan keselamatan
lantai kerja
pekerjaan yang dilakukan di atas perancah
resiko keselamatan
Perlengkapan dan pakaian keselamatan kerja meliputi:

sepatu kerja
sarung tangan
helm proyek
pakaian kerja

6.

Peralatan dan perlengkapan dapat meliputi tetapi tidak terbatas


pada:
alat ukur meteran
waterpas/penyipat datar
pesawat penyipat datar
benang
unting-unting

siku/pasekon
mistar
pola cetakan
klem/alat perapat
perancah
bangku kerja
palu
pahat
ketam
bor listrik

mesin lamelo
router listrik

gergaji
ampelas

obeng
Acuan Penilaian
Kompetensi ditunjukkan dengan membuat dan memasang bekisting
untuk pekerjaan pengecoran kolom, dinding, balok atau pelat lantai
beton bertulang.
(1) Aspek-aspek kritikal
Kompetensi harus diamati dalam hal-hal:
menunjukan kesesuaian dengan peraturan peselamatan
yang berlaku untuk tempat kerja.
menunjukkan kesesuaian dengan prosedur kualitas
organisasi dan proses dalam konteks pembuatan dan pemaangan
bekisting.
merencanakan dan mengurutkan proses pekerjaan dalam
suatu logika yang benar
memilih dan menggunakan proses, peralatan dan perabot
yang sesuai
memasang, membentuk dan menempatkan bekisting sesuai
dengan shop drawing
memberi perhatian pada ketelitian pengukuran, kelurusan,
dan kerataan elevasi bekisting
membersihkan dan melapisi bekisting dengan bahan pelapis
sebelum pemasangan tulangan
komunikasi interaksi dengan orang lain untuk memastikan
keamanan dan efektifitas proses pelaksanaan
(2) Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya antara lain :
).A. Melaksanakan pengukuran di lapangan

).A. Mengukur dan menghitung kebutuhan bahan


).A. Memahami dan menginterprestasikan gambar kerja dan
spesifikasi bahan
).A. Membangun perancah
(3) Pengetahuan dan ketrampilan yang mendukung:
Pengetahuan tentang:
Tempat kerja dan peralatan keselamatan, termasuk
peraturan-peraturan keselamatan yang relevan
Tipe-tipe bekisting kayu
Konstruksi bekisting
Pengertian adanya beban merata pada bekisting ketika
pengecoran
Gambar dan spesifikasi
Peralatan dan perabot
Bahan-bahan bekisting
Bahan dan alat penyetel dan pengaku
Penghitungan kebutuhan bahan
Pengukuran dan penentuan ketinggian (leveling)
Ketrampilan:
Kemampuan untuk:
kerja secara aman
mengorganisir kerja
membaca dan menginterpretasikan gambar serta
spesifikasi.
memulai kerja
menggunakan alat atau perabotan
memperbaiki material
berkomunikasi secara efektif
menghitung kuantitas material
(4) Kondisi-kondisi yang harus dipenuhi:
Kondisi lokasi tempat kerja untuk pemasangan bekisting
Tempat kerja, peralatan dan perabot yang sesuai untuk
konstruksi dan proses pemasangan bekisting
Bahan dan sistem bekisting yang sesuai untuk konstruksi
bekisitng
Gambar dan spesifikasi elemen struktural beton bertulang
dan bekisting yang disarankan.
(5) Metoda pengujian
Kompetensi diujikan dengan pengamatan langsung dengan
memberikan tugas dan pertanyaan tentang pengetahuan yang
terkait.
Kompetensi diujikan di bawah pengecekan umum yang terpandu
pada setiap tahap proses dan pada keseluruhan aktivitas dengan
melihat kriteria unjuk kerja dan spesifikasi.
BAHAN PELEPAS CETAKAN
Berfungsi untuk mempermudah pelepasan atau mengurangi daya lekat antara
cetakan dan beton.

1.
2.
3.

Bahan-bahan yang digunakan


Minyak pelumas
Meni
Plastik

2.3 TYPE PEKERJAAN BEKISTING


1. Sistem konvensional / tradisional
oBanyak bahan terbuang
oTenaga kerja banyak
oWaktu kerja lama
oPemakaian berulang terbatas
2. Semi Sistem Konvensional
3. Sistem penuh / pabrikan
o Biaya investasi tinggi
o Umur pemakaian lama
o Multiguna
o Dilengkapi dengan gambar sistem
PERTIMBANGAN PEMILIHAN BEKISTING
1. Pertimbangan jenis pekerjaan
o Rumit / khusus . Tradisional / semi sistem
o Modulair . Semi sistem
o Tinggi / typikal . Sistem penuh
2.
Penguasaan teknologi SDM
3.
Ketersediaan peralatan
4.
Ekonomis
PEMBONGKARAN BEKISTING
Pembongkaran dilakukan bila umur beton telah mencapai cukup umur ( 28 hari ).Danbeton
akan mencapai kekuatan penuh dan elemen konstruksi akan mampu memikul beban luar
yang bekerja padanya.

BAB III. KESIMPULAN


Bekisting atau perancah sangat penting dalam pembuatan beton karena dapat
mempengaruhi bentuk dan kualitas dari beton tersebut. bekisting juga tidak perlu
menggunakan kayu yang mahal atau kayu yang kualitas bagus, cukup dengan kayu yang
biasa saja ataupun dengan kayu yang murah seperti kayu/papan albasiah bekisting sudah
bisa dibuat.

1. Pekerjaan Konstruksi Kolom


Pada proyek Apartement kolom yang digunakan ada 2 bentuk, yaitu persegi dan silender.
Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan sama, meskipun
dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.Langkah teknis
pada pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:
1)

Penentuan As kolom

Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan askolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
(a) Penentuan as kolom

dengan

Theodolit

dan waterpass berdasarkan shop

drawing dengan

menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM (Bench Mark) Jakarta.
(b) Buat as kolom dari garis pinjaman
(c) Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
2)

Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:

(a) Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat lain yang
lebih aman
(b) Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.

(c) Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang, terlebih
dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
(d) Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan
sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
(e) Setelah

tulangan

selesai

dirakit,

untuk

besi

tulangan precast diangkut

dengan

menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.

(f) Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai
ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
3)

Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah
selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.

(a) Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.


(b) Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya sampai
dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100cm dari masing-masing as kolom.
(c) Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan dimensi
kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom.
(d) Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting

(e) Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
(f) Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.

(g) Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.

(h) Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.
4)

Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:

a)

Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih dari
kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.

b)

Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa
tremi

dengan

kapasitas bucket sampai

0,9m3.Bucket tersebut

diangkut

dengan

menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.


Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama
proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal tersebut
dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang
maksimal.

5)

Pembongkaran bekisting kolom


Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:

(a) Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
(b) Pertama-tama, plywood dipukul-pukul

dengan

menggunakan

palu

agar

lekatan

beton

pada plywood dapat terlepas.


(c) Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
(d) Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel bekisting
terlepas.
(e) Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat dengan tower
crane ke lokasi pabrikasi awal.

6)

Perawatan Beton Kolom


Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu dengan
disiram 3 kali sehari selama 3 hari.
1)

Pemeliharaan Balok dan Pelat (Curing)


Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga

dilakukan

perawatan

beton.

Perawatan

beton

yang

dilakukan

adalah

dengan

menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

2.

Pekerjaan konstruksi Pelat Lantai Dan Balok


Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan.

Pada proyek Apartement sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang
digunakan memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok
utama (balok induk) dan balok anak.
Semua

perkerjaan

balok dan

pelat dilakukan

langsung

di

lokasi

yang

direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai


perawatan.
1)
a.

Tahap Persiapan
Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran

ini

bertujuan

untuk

mengatur/ memastikan

kerataan

ketinggian balok dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukurtheodolithe.
b.

Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena

dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan gambar
kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai
dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung di lokasi
dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan plywood.
c.

Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan

dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem
pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi.
Sedangkan pembesian plat dilakukan dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.
2)

Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat

Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.


a. Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :

(1)

Scaffolding dengan masing masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.

(2)

Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau Uhead jack nya.

(3)

Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arahcross brace dan
diatas

girder dipasang balok

suri tiap

jarak

50

cm

(kayu

5/7) dengan

arah

melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywoodsebagai alas balok.

(4)

Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang di atas
suri-suri.

b. Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :

(1)

Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena posisi
pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi daripada balok dan
diperlukan main

frame tambahan

dengan

menggunakan Joint

pin.

Perhitungkan

ketinggian scaffolding pelatdengan mengatur base jack dan U-head jack nya

(2)

Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arahcross brace dan
diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.

(3)

Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada pelat
dan dijepit menggunakan siku.. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga tidak
terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran

(4)

Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk
pekerjaan berikutnya.

c.

Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka bekisting
untuk balok dan pelat sudah siap.

d. Pembesian balok

Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :


(1)

Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian diangkat
menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.

(2)

Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan ujung besi
balok dimasukkan ke kolom.

(3)

Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu diikat.
Untuk pembesian balok dilakukan 3 kali perubahan dalam metode pemasangannya.
Perubahan yang pertama yaitu semua besi tulangan dipabrikasi seluruh bagian sampai balok
jadi utuh, namun ada kendala pada saat pertemuan pembesian kolom sehingga dilakukan
perubahan yang kedua yaitu dengan pembesian pabrikasi sebagian, tulangan memanjang dan
sengkang dipisah namun ada kendala pada saat pembersihannya dan perubahan yang terakhir
semua bagian pembesian dilakukan ditempat yang akan dicor tidak dipabrikasikan lagi dan
sampai kini metode ini yang paling baik untuk digunakan.

e. Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat,antara lain :
(1) Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi tulangan
diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.
(2) Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang tulangan ukuran
tulangan D10-200.
(3) selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
(4) Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang juga
tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.
f. Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/
pemeriksaan untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter
dan jumlah tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan
beton decking. Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat
terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di
pelat lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
g. Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar
kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.

3). Tahap Pengecoran Pelat dan Balok


a)

Administrasi pengecoran

(1) Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang akan dicor
(2) Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke konsultan
pengawas
(3) Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat
cor.

(4)

Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut

(5)

Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.
b)

Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok


Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok.. Peralatan

pendukung untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket, truck mixer, vibrator,
lampu

kerja,

papan

perata.

Adapun

proses

pengecoran

pelat

sebagai

contoh

pengamatan yaitu adalah sebagai berikut :


1. Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak beaching plan
untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.
2. Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor sampai benar
benar bersih
3. Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari PT. ADHIMIX
PRECAST menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan, kedatangan,
waktu selesai, volume.
4. Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk membersihkan bucket dari debudebu atau sisa pengecoran sebelumnya. Selanjutnya mempersiapkan satu keranjang dorong
untuk mengambil sampel dan test slump yang diawasi olah engineer dan pihak pengawas.

5. Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan


6. Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil Beton yang
keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu bucket diangkut dengan TC
7. Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket membuka katup bucket
untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.
8. Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih dahulu
selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check level dengan waterpass.1
pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit di setiap bagian yang
dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya rongga udara pada beton yang
akan mengurangi kualitas beton.
9. Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton segar tersebut
diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan memperhatikan batas
ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar
10. Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah ditentukan,
idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam
c)

Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan pengecoran.
Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada pelat 12
2cm (10 cm
s/d 14 cm) sedangkan pada balok 12

2cm (10 cm s/d 14 cm). Pengecoran balok dan pelat

dengan menggunakn concrete pump dengan menggunakan beton readymix.


Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting
meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum
dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
(a) Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete pump yang
menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan menggunakan pipa
pengecoran yang di sambung-sambung.

(b) Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan menggunakan
vibrator.
(c) Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan menggunakan
alat-alat manual.
(d) Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka dilakukanfinishing.

4). Pembongkaran Bekisting


Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan
untuk balok pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang
sampai pelat benar benar mengeras.
5). Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan

perawatan

beton.

Perawatan

beton

yang

menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu

dilakukan

adalah

dengan

Anda mungkin juga menyukai