KepmenTerkait-10-2008 (Jabfung POPT & Angka Kreditnya)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 30

PERATURAN MENTERI NEGARA

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


NOMOR : PER/10/M.PAN/05/2008
TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
DAN ANGKA KREDITNYA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,
Menimbang

Mengingat

a. bahwa dalam rangka mendukung otonomi daerah dan tuntutan


pelaksanaan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yang
sesuai dengan perkembangan, maka perlu meninjau kembali
ketentuan yang mengatur jabatan fungsional Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan dan Angka Kreditnya;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut, dipandang perlu mengatur
kembali jabatan fungsional Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan dan Angka Kreditnya dengan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara;
1.

2.

3.

Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974
Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3890);
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);
Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,
Ikan, dan Tumbuhan (Lembaga Negara Tahun 1992 Nomor 56,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482);

4.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);
5. Peraturan
Pemerintah
Nomor
4
Tahun
1966
tentang
Pemberhentian/Pemberhentian
Sementara
Pegawai
Negeri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2797);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1977 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3098) sebagaimana telah sepuluh kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 23);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3176);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3547);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4015), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4332);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 195, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4016), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4192);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan
Pangkat Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 196, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4017), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002,
(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4193);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan
dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 4019);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263);
14. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil;
15. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara
Republik Indonesia;
Memperhatikan :

1.
2.

Usul
Menteri Pertanian dengan
surat
Nomor :
300/OT.140/M/12/2007 tanggal 10 Desember 2007;
Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan surat
Nomor : K.26-30/V.31-5/93 tanggal 18 Maret 2008.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR


NEGARA
TENTANG
JABATAN
FUNGSIONAL
PENGENDALI
ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN DAN ANGKA KREDITNYA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini
yang dimaksud dengan :
1.
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan adalah Jabatan yang
mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang
untuk pengendalian organisme pengganggu tumbuhan yang diduduki
oleh PNS dengan hak dan kewajiban secara penuh yang diberikan oleh
pejabat yang berwenang;
2.
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Terampil adalah
pejabat fungsional yang dalam pelaksanaan pekerjaannya
mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertentu;
3.
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli adalah pejabat
fungsional yang dalam pelaksanaan pekerjaannya didasarkan atas
disiplin ilmu pengetahuan, metodologi dan teknik analisis tertentu;
4.
Kegiatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan meliputi
Pendidikan, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan,
pengembangan profesi, dan penunjang pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan;

5.

Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan adalah kegiatan yang


meliputi

pelaksanaan

pengamatan,

peramalan,

pemeriksaan,

pengasingan, dan pengendalian organisme penggangu tumbuhan/


tindakan karantina; analisis dan evaluasi hasil pengendalian organisme
penggangu tumbuhan; bimbingan pengendalian organisme penggangu
tumbuhan;

pengembangan

pengendalian/tindakan

metoda

karantina,

pengamatan/peramalan/

pemantauan

daerah

sebar

organisme penggangu tumbuhan, dan pembuatan koleksi, visualisasi


dan informasi;
6.

Tindakan karantina meliputi pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,


perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan;

7.

Tim Penilai Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu


Tumbuhan adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang dan bertugas menilai prestasi kerja
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan;

8.

Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau
akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat
fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan dalam
rangka pembinaan karier yang bersangkutan;

9.

Karya tulis ilmiah adalah tulisan hasil pokok pikiran, pengembangan


dan hasil kajian/penelitian yang disusun oleh perorangan atau
kelompok, yang membahas suatu pokok bahasan ilmiah dengan
menuangkan gagasan tertentu melalui identifikasi, tinjauan pustaka,
diskripsi,

analisis

permasalahan,

kesimpulan

dan

saran-saran

pemecahannya;
10.

Tanda jasa/penghargaan adalah tanda kehormatan yang diberikan


oleh Pemerintah pusat dan/atau Pemerintah Daerah, Negara Asing,
atau organisasi ilmiah nasional/regional/ internasional yang diakui oleh
masyarakat ilmiah;

11.

Organisasi profesi adalah organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya


didasarkan pada disipilin ilmu pengetahuan di bidang pertanian dan
etika

profesi

di

bidang

pengendalian

organisme

pengganggu

tumbuhan.
BAB II
RUMPUN JABATAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK,
DAN INSTANSI PEMBINA
Pasal 2
Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan termasuk
dalam rumpun ilmu hayat.

Pasal 3
(1)

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan berkedudukan sebagai


pelaksana teknis fungsional pada unit organisasi lingkup pertanian
pada instansi pemerintah.

(2)

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) merupakan jabatan karier.
Pasal 4

Tugas pokok Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan adalah


menyiapkan, melaksanakan pengendalian, menganalisis dan mengevaluasi,
membimbing, mengembangkan metode pengendalian/tindakan karantina,
dan mengamati/memantau daerah sebar serta membuat koleksi.
Pasal 5
(1)

Instansi

Pembina

jabatan

fungsional

Pengendali

Organisme

Pengganggu Tumbuhan adalah Departemen Pertanian.


(2)

Instansi Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain


mempunyai kewajiban:
a.

menetapkan standar kompetensi jabatan Pengendali Organisme


Pengganggu Tumbuhan;

b.

menetapkan pedoman formasi jabatan Pengendali Organisme


Pengganggu Tumbuhan;

c.

menyusun

kurikulum

pendidikan

dan

pelatihan

jabatan

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan;


d.

melakukan pengkajian dan pengusulan tunjangan jabatan


Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan;

e.

mensosialisasikan jabatan Pengendali Organisme Pengganggu


Tumbuhan serta petunjuk pelaksanaannya;

f.

menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan fungsional/ teknis


fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan;

g.

mengembangkan

sistem

informasi

jabatan

Pengendali

Organisme Pengganggu Tumbuhan;


h.

memfasilitasi

pelaksanaan

jabatan

Pengendali

Organisme

Pengganggu Tumbuhan;
i.

memfasilitasi

pembentukan

organisasi

profesi

Pengendali

Organisme Pengganggu Tumbuhan;


j.

memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan


kode etik Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan; dan

k.

melakukan

monitoring

dan

evaluasi

Organisme Pengganggu Tumbuhan.

jabatan

Pengendali

BAB III
UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN
Pasal 6
Unsur

dan

sub

unsur

kegiatan Pengendali Organisme Pengganggu

Tumbuhan yang dapat dinilai angka kreditnya, terdiri dari:


1. Pendidikan, meliputi:
a. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar;
b. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serta memperoleh surat tanda
tamat pendidikan dan pelatihan (STTPP) atau sertifikat;
c. Pendidikan dan pelatihan Prajabatan.
2. Tugas pokok Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, meliputi :
a. Persiapan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan;
b. Pelaksanaan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan;
c. Analisis dan evaluasi hasil pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan/organisme pengganggu tumbuhan karantina;
d. Bimbingan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan;
e. Pengembangan metode pengendalian/tindakan karantina;
f.

Pengamatan/pemantauan daerah sebar organisme pengganggu


tumbuhan/organisme pengganggu tumbuhan karantina;

g. Pembuatan koleksi, visualisasi, dan informasi.


3. Pengembangan profesi, meliputi:
a.

Pembuatan karya tulis ilmiah di bidang pengendalian organisme


pengganggu tumbuhan;

b.

Pengalih bahasaan/penyaduran buku dan bahan-bahan lain di


bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan;

c.

Pemberian konsultasi yang bersifat konsep;

d.

Pembuatan

dan

penyusunan

bahan

informasi

di

bidang

pengendalian organisme pengganggu tumbuhan;


e.

Pelaksanaan kegiatan lain terkait perlindungan/karantina tumbuhan.

4. Penunjang tugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan,


meliputi:
a.

Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi;

b.

Keanggotaan dalam Tim Penilai Jabatan Pengendali Organisme


Pengganggu Tumbuhan;

c.

Keanggotaan dalam Tim Penilai Teknis di bidang pengendalian


organisme pengganggu tumbuhan;

d.

Perolehan penghargaan/tanda jasa;

e.

Pengajaran/pelatihan pada pendidikan dan pelatihan;

f.

Keanggotaan dalam organisasi profesi/ilmiah;

g.

Perolehan gelar kesarjanaan lainnya.

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

BAB IV
JENJANG JABATAN DAN PANGKAT
Pasal 7
Jabatan fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan,
terdiri dari:
a. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Terampil;
b. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli.
Jenjang jabatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Terampil dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu:
a. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pelaksana
Pemula;
b. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pelaksana;
c. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pelaksana
Lanjutan;
d. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Penyelia.
Jenjang jabatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli
dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, yaitu:
a. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pertama;
b. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Muda;
c. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Madya.
Jenjang pangkat Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Terampil sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan
jenjang jabatannya, yaitu:
a. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pelaksana
Pemula:
- Pengatur Muda, golongan ruang II/a.
b. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pelaksana:
1. Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b;
2. Pengatur, golongan ruang II/c;
3. Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.
c. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pelaksana
Lanjutan:
1. Penata Muda, golongan ruang III/a;
2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
d. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Penyelia:
1. Penata, golongan ruang III/c;
2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
Jenjang pangkat Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), sesuai dengan jenjang
jabatannya, yaitu:
a. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pertama:
1. Penata Muda, golongan ruang III/a;
2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
b. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Muda:

(6)

(7)

(1)

1. Penata, golongan ruang III/c;


2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
c. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Madya:
1. Pembina, golongan ruang IV/a;
2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b;
3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.
Jenjang pangkat untuk masing-masing jenjang Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) dan ayat (5) adalah jenjang pangkat dan jabatan
berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki untuk masing-masing
jenjang jabatan.
Penetapan jenjang jabatan Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan untuk pengangkatan dalam jabatan ditetapkan
berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, sehingga
dimungkinkan pangkat dan jabatan tidak sesuai dengan pangkat
dan jabatan sebagaimana dimaksud ayat (4) dan ayat (5).
BAB V
RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI DALAM
PEMBERIAN ANGKA KREDIT
Pasal 8
Rincian kegiatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Terampil sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai berikut:
a. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Pelaksana
Pemula:
1.
Mengumpulkan data dasar dalam rangka menyiapkan
bahan penyusunan rencana kerja;
2.
Mengumpulkan
data
operasional
dalam
rangka
menyiapkan bahan penyusunan rencana kerja;
3.
Mengolah data dasar dalam rangka menyiapkan bahan
penyusunan rencana kerja;
4.
Menganalisis data dasar dalam rangka menyiapkan bahan
penyusunan rencana kerja;
5.
Menyiapkan tempat, alat dan bahan pengamatan,
dan/atau peramalan, dan/atau pengendalian OPT tingkat
lapangan;
6.
Menyiapkan tempat, alat dan bahan pengamatan,
dan/atau peramalan, dan/atau pengendalian OPT tingkat
laboratorium;
7.
Melakukan
pemeriksaan
kelengkapan
dokumen
persyaratan karantina dalam rangka pengamatan
pemeriksaan lapangan terhadap OPT/OPTK;

8.

Melakukan pengambilan sampel (contoh) tanaman/media


pembawa OPT/OPTK;
9.
Melakukan penyemaian benih dalam rangka pengamatan/
pemeriksaan bakteri, virus, nematoda, dan gulma;
10. Menanam dan memelihara tanaman di rumah kaca (green
house) dalam rangka memproduksi dan memelihara
tanaman indikator;
11. Menyiapkan tanaman inang di Instalasi Pemerintah;
12. Menyiapkan tempat, alat dan bahan pemusnahan media
pembawa/pemantauan OPT/OPTK;
13. Melakukan tugas jaga di pelabuhan-pelabuhan, pos-pos
perbatasan
tempat
pemasukan/pengeluaran
media
pembawa OPT/OPTK.
b. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pelaksana:
1.
Mengumpulkan data dasar dalam rangka menyiapkan
bahan penyusunan rencana kerja;
2.
Mengolah data dasar dalam rangka menyiapkan bahan
penyusunan rencana kerja;
3.
Mengolah data operasional dalam rangka menyiapkan
bahan penyusunan rencana kerja;
4.
Menganalisis data dasar dalam rangka menyiapkan bahan
penyusunan rencana kerja;
5.
Memelihara dan mengkalibrasi peralatan pengamatan
dan/atau peramalan, dan/atau pengendalian OPT di
lapangan;
6.
Memelihara dan mengkalibrasi peralatan pengamatan
dan/atau peramalan, dan/atau pengendalian OPT di
laboratorium;
7.
Melakukan pemeriksaan kebenaran isi dan keabsahan
dokumen
karantina
dalam
rangka
pengamatan
pemeriksaan lapangan terhadap OPT/OPTK;
8.
Melakukan pengamatan/perkembangan OPT dalam rangka
pengamatan pemeriksaan lapangan terhadap OPT/OPTK;
9.
Melakukan pengamatan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan
OPT
dalam
rangka
pengamatan
pemeriksaan lapangan terhadap OPT/OPTK;
10. Mengawal dan mengawasi media pembawa ke instalasi
pengasingan;
11. Melakukan perawatan dan pengamanan media pembawa
OPTK;
12. Melaksanakan pemusnahan media pembawa OPT/OPTK;
13. Melakukan pengawasan lalu lintas media pembawa OPTK
(pemasukan/pengeluaran);

14.

Mengumpulkan data hasil pengamatan, peramalan,


pengendalian/tindakan karantina terhadap OPT/OPTK;
15. Memandu kelompok tani menyusun peta serangan OPT;
16. Memandu kelompok tani melaksanakan pengamatan;
17. Memelihara dan mengamankan koleksi OPT/OPTK dan
media pembawa OPT/OPTK;
18. Menanam dan memelihara tanaman sebagai bahan
pestisida nabati;
19. Memelihara tanaman sebagai bahan uji ketahanan varietas
dan/atau race/biotype OPT.
c. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pelaksana
Lanjutan:
1.
Mengumpulkan data dasar dalam rangka menyiapkan
bahan penyusunan rencana kerja;
2.
Mengolah data dasar dalam rangka menyiapkan bahan
penyusunan rencana kerja;
3.
Menganalisis data dasar dalam rangka menyiapkan bahan
penyusunan rencana kerja;
4.
Menganalisis data operasional dalam rangka menyiapkan
bahan penyusunan rencana kerja;
5.
Menyusun rencana kerja pengamatan dan/atau peramalan
dan/atau pengendalian OPT/OPTK tingkat lapangan;
6.
Menyusun rencana kerja pengamatan dan/atau peramalan
dan/atau pengendalian OPT/OPTK tingkat operasional;
7.
Melakukan pemeriksaan kebenaran jenis, volume/jumlah
media pembawa OPT/OPTK;
8.
Melakukan pengamatan/pemeriksaan gejala serangan
OPT/OPTK;
9.
Melakukan pengambilan dan penanganan spesimen dalam
rangka pengamatan pemeriksaan laboratorium terhadap
OPT/OPTK;
10. Membuat
preparat
(sediaan)
untuk
pemeriksaan
laboratoris secara sederhana;
11. Melakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan OPT/OPTK;
12. Mengawasi pelaksanaan penolakan media OPTK;
13. Membuat rekomendasi cara pemusnahan OPT/OPTK;
14. Mengawasi pelaksanaan pemusnahan OPT/OPTK;
15. Mengawasi pembongkaran/pemuatan media pembawa
OPTK;
16. Melakukan perbanyakan agens hayati (patogen, parasitoid,
predator);
17. Melakukan
pemantauan
dan/atau
inventarisasi
penggunaan pestisida/bahan pengendali lainnya;

10

18.

Melakukan pengamatan kerusakan tanaman akibat


dampak fenomena iklim;
19. Melakukan pengujian efikasi pestisida;
20. Melakukan pengolahan data hasil pengamatan, peramalan,
pengendalian/ tindakan karantina terhadap OPT/OPTK;
21. Memandu kelompok tani melakukan identifikasi masalah
OPT (varietas, jenis OPT, luas, dan intensitas serangan);
22. Memandu kelompok tani menyusun RDK/RDKK atau
rencana kerja pengamatan;
23. Melakukan kajian dampak PHT terhadap pola budidaya
tanaman di tingkat kelompok tani;
24. Mengumpulkan dan mengolah data daerah sebar
OPT/OPTK;
25. Pembuatan koleksi media pembawa OPT/OPTK.
d. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Penyelia:
1.
Mengumpulkan data dasar dalam rangka menyiapkan
bahan penyusunan rencana kerja;
2.
Mengolah data dasar dalam rangka menyiapkan bahan
penyusunan rencana kerja;
3.
Menganalisis data dasar dalam rangka menyiapkan bahan
penyusunan rencana kerja;
4.
Melakukan pengkajian rencana kerja pengamatan
dan/atau peramalan dan/atau pengendalian OPT tingkat
lapangan;
5.
Melakukan pengamatan/pemeriksaan makroskopis OPT/
OPTK secara morfologis;
6.
Melakukan deteksi dan/atau identifikasi OPT/OPTK dan
musuh alami secara morfologis sampai tingkat genus;
7.
Membuat
preparat
(sediaan)
untuk
pemeriksaan
laboratoris secara kompleks;
8.
Melakukan supervisi penyiapan tempat, alat, dan bahan di
instalasi/lahan pemilik;
9.
Memelihara dan mengawasi media pembawa dan tanaman
inang dalam instalasi karantina tumbuhan;
10. Melaksanakan perlakuan di atas alat angkut dan di dalam
gudang/kade;
11. Melakukan supervisi perlakuan OPT/OPTK yang dilakukan
pihak lain di alat angkut;
12. Melakukan analisis dan evaluasi hasil pengamatan,
peramalan, pengendalian tingkat kesulitan 1 dan tindakan
karantina terhadap OPT;
13. Melakukan kajian terjadinya eksplosi OPT di tingkat
kelompok tani;
14. Mengumpulkan dan mengidentifikasi spesimen;

11

15.
16.

Membuat koleksi OPT/OPTK secara sederhana;


Mengumpulkan dan mengolah data penyiapan bahan
penyusunan perundang-undangan proteksi tumbuhan;
17. Mengumpulkan dan mengolah data/bahan/referensi
pengkajian/kaji ulang standar perlindungan dan/atau
perkarantinaan tumbuhan regional/internasional;
18. Mengumpulkan dan mengolah data/bahan/referensi
pengkajian/kaji ulang standar perlindungan dan/atau
perkarantinaan tumbuhan nasional;
19. Mengumpulkan dan menyusun bahan penetapan kawasan
karantina atau sumber serangan/eksplosi dalam rangka
pencegahan penyebaran dan/atau eradikasi OPT/OPTK;
20. Mengumpulkan dan menyusun bahan penetapan area
bebas OPT/OPTK (pest free area) dalam rangka fasilitasi
perdagangan komoditas pertanian.
(2) Rincian kegiatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli
sesuai dengan jenjang jabatan, sebagai berikut :
a. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pertama :
1.
Menyusun rencana kerja pengamatan dan/atau peramalan
dan/atau Pengendalian OPT;
2.
Melakukan pengkajian rencana kerja pengamatan,
peramalan, dan pengendalian OPT;
3.
Melakukan pemeriksaan media pembawa di negara
asal/luar negeri (pre shipment inspection);
4.
Melakukan deteksi dan/atau identifikasi OPT/OPTK dan
agens hayati secara biologis (taksonomi);
5.
Melakukan
analisis
faktor
yang
mempengaruhi
perkembangan OPT/OPTK tingkat kesulitan I (1 faktor);
6.
Melakukan ekplorasi agens hayati atau pestisida nabati;
7.
Melakukan
pengamatan
peredaran
pestisida/bahan
pengendali lainnya;
8.
Melakukan pemeriksaan dan seleksi tanaman indikator di
rumah kaca (green house);
9.
Melakukan taksasi kehilangan hasil;
10. Melakukan
pemasyarakatan
pemanfaatan
agens
hayati/pestisida nabati untuk pengendalian OPT;
11. Melakukan supervisi penyiapan tanaman inang oleh
pemilik dalam rangka pelaksanaan pengasingan;
12. Melaksanakan perlakuan di laboratorium/rumah kaca
dalam rangka pelaksanaan perlakuan terhadap OPT/OPTK;
13. Menyusun
rekomendasi
hasil
pengamatan/
pemeriksaan/perlakuan atau cara pemusnahan media
pembawa OPT/OPTK di lapangan;

12

14.

Melakukan supervisi perlakuan OPT/OPTK yang dilakukan


pihak lain di laboratorium dalam rangka pelaksanaan
perlakuan terhadap OPT/OPTK;
15. Melakukan analisis dan evaluasi dampak faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan serangan/populasi OPT
tingkat kesulitan I (1 faktor);
16. Melakukan analisis dan evaluasi kehilangan hasil karena
OPT tingkat kesulitan I (1 faktor);
17. Melakukan
pemantauan
peredaran
pestisida/bahan
pengendali lainnya;
18. Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan umum
pengelolaan keanekaragaman hayati dalam perlindungan
sumber daya pertanian;
19. Melakukan pemantauan atas pemanfaatan agens hayati;
20. Menjadi fasilitator kelompok tani dalam melaksanakan
diskusi hasil pengamatan OPT dan/atau faktor iklim;
21. Melakukan bimbingan penerapan PHT kelompok tani;
22. Melakukan pengkajian terhadap efikasi pestisida, agens
hayati dan faktor pengendali lain;
23. Melakukan kajian RDK/RDKK atau rencana kerja
pengamatan kelompok tani;
24. Melakukan kajian dan evaluasi kehilangan hasil akibat
eksplosi OPT di tingkat kelompok tani;
25. Menyiapkan bahan penyusunan manual/juklak/juknis
perlindungan dan/atau karantina tumbuhan.
b. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Muda:
1.
Menyusun rencana kerja pengamatan dan/atau peramalan
dan/atau Pengendalian OPT;
2.
Melakukan pengkajian rencana kerja pengamatan,
peramalan, dan pengendalian OPT;
3.
Melakukan pemeriksaan media pembawa di negara
asal/luar negeri (pre shipment inspection);
4.
Melakukan deteksi dan/atau identifikasi OPT/OPTK dan
agens hayati secara serologis;
5.
Melakukan
analisis
faktor
yang
mempengaruhi
perkembangan OPT/OPTK tingkat kesulitan II (2 faktor);
6.
Melakukan analisis dampak penggunaan pestisida/bahan
pengendali lainnya terhadap perkembangan OPT dan/atau
agens hayati;
7.
Melakukan studi kelayakan tempat, alat, dan bahan untuk
melaksanakan
tindakan
karantina
dalam
rangka
pelaksanaan pengasingan;
8.
Menganalisis dan menentukan metode perlakuan dalam
rangka pelaksanaan perlakuan terhadap OPT/OPTK;

13

9.
10.

11.

12.

13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.

27.

28.

Menyusun rencana pengawasan lalu lintas media pembawa


OPT/OPTK (jadwal piket, tempat, dsb.);
Menyusun
rekomendasi
hasil
pengamatan/
pemeriksaan/perlakuan atau cara pemusnahan media
pembawa OPT/OPTK di laboratorium;
Melakukan analisis dan evaluasi hasil pengamatan
dan/atau peramalan dan/atau pengendalian/tindakan
karantina terhadap OPT/OPTK tingkat kesulitan II (2
faktor);
Melakukan analisis dan evaluasi dampak faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan serangan/ populasi OPT
tingkat kesulitan II (2 faktor);
Melakukan analisis dan evaluasi kehilangan hasil karena
OPT tingkat kesulitan II (2 faktor);
Menyusun rekomendasi hasil evaluasi pengendalian/
tindakan karantina terhadap OPT/OPTK;
Melakukan analisis kerusakan tanaman dan/atau
perkembangan OPT akibat dampak fenomena iklim;
Menyusun konsep sistem dan prosedur atas pemasukan
agens hayati ke wilayah NKRI;
Melakukan evaluasi pemanfaatan agens hayati;
Memandu kelompok tani dalam mengkaji penerapan
teknologi pengamatan OPT;
Melakukan bimbingan analisis dampak fenomena iklim;
Melakukan pengkajian metode pengamatan, peramalan,
pengendalian/tindakan karantina tingkat lapangan;
Melakukan pengkajian terhadap Resistensi OPT/OPTK;
Melakukan pengkajian terhadap Resurgensi OPT/OPTK;
Melakukan konservasi agens hayati;
Mengumpulkan dan mengolah data/bahan/referensi
pengkajian risiko OPT/OPTK dan/atau agens hayati;
Menganalisis/mengkaji risiko OPT/OPTK dan/atau agens
hayati;
Menyusun rencana pengkajian/kaji ulang standar
perlindungan dan/atau perkarantinaan tumbuhan terhadap
OPT/OPTK tingkat nasional;
Melakukan pengkajian/kaji ulang konsep standar
perlindungan dan/atau perkarantinaan tumbuhan terhadap
OPT/OPTK tingkat nasional;
Menganalisis hasil kaji ulang standar perlindungan
dan/atau perkarantinaan tumbuhan terhadap OPT/OPTK
tingkat nasional;

14

29.

Menyusun rencana pengkajian/kaji ulang standar


perlindungan
dan/atau
perkarantinaan
tumbuhan
international (ISPM).
30. Menganalisis dan mengolah data daerah sebar OPT/OPTK;
31. Membuat koleksi OPT/OPTK secara kompleks.
c. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Madya:
1.
Menyusun rencana kerja pengamatan dan/atau peramalan
dan/atau Pengendalian OPT;
2.
Melakukan pengkajian rencana kerja pengamatan,
peramalan, dan pengendalian OPT;
3.
Melakukan pemeriksaan media pembawa di negara
asal/luar negeri (pre shipment inspection);
4.
Melakukan Pre Cleareance di negara asal/luar negeri;
5.
Melakukan deteksi dan/atau identifikasi OPT/OPTK dan
agens hayati secara genetika;
6.
Melakukan
analisis
faktor
yang
mempengaruhi
perkembangan OPT/OPTK tingkat kesulitan kompleks (>3
faktor);
7.
Melakukan
analisis
faktor
yang
mempengaruhi
perkembangan OPT/OPTK tingkat kesulitan III
(3
faktor);
8.
Melakukan analisis dan evaluasi hasil pengamatan
dan/atau peramalan dan/atau pengendalian/tindakan
karantina terhadap OPT/OPTK tingkat kesulitan kompleks
(> 3 faktor);
9.
Melakukan analisis dan evaluasi dampak faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan serangan/populasi OPT
tingkat kesulitan kompleks (>3 faktor);
10. Melakukan analisis dan evaluasi kehilangan hasil karena
OPT tingkat kesulitan kompleks (>3 faktor);
11. Menyusun
konsep
kebijakan
umum
pengelolaan
keanekaragaman hayati dalam perlindungan sumberdaya;
12. Melakukan kajian atas rencana pemasukan agens hayati
ke dalam wilayah NKRI;
13. Melakukan kajian adaptasi dan potensi pemanfaatan agens
hayati yang dimasukan ke wilayah NKRI;
14. Melakukan pengkajian metode pengamatan, peramalan,
pengendalian/tindakan karantina tingkat laboratorium;
15. Melakukan pengkajian tata ruang pengembangan budidaya
dalam kaitan dengan penyebaran OPT;
16. Melakukan pengkajian terhadap Suksesi OPT/OPTK;
17. Menyusun rencana pengkajian risiko OPT/OPTK dan/atau
agens hayati;

15

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.
29.
30.

31.

32.

Menyusun rekomendasi/laporan pengembangan metode


pengamatan,
peramalan,
pengendalian/tindakan
karantina;
Melakukan pengkajian/kaji ulang konsep standar
perlindungan dan/atau perkarantinaan tumbuhan terhadap
OPT/OPTK tingkat internasional/regional;
Menganalisis hasil kaji ulang standar perlindungan
dan/atau perkarantinaan tumbuhan terhadap OPT/OPTK
tingkat internasional/regional;
Melakukan pengkajian konsep standar perlindungan
dan/atau perkarantinaan tumbuhan terhadap OPT/OPTK
tingkat internasional/regional;
Melakukan pengkajian konsep standar perlindungan
dan/atau perkarantinaan tumbuhan terhadap OPT/OPTK
tingkat nasional;
Melakukan pengkajian konsep standar perlindungan
dan/atau perkarantinaan tumbuhan terhadap IAS dan
GMO
(Produk
Rekayasa
Genetik)
tingkat
internasional/regional;
Melakukan pengkajian konsep standar perlindungan
dan/atau perkarantinaan tumbuhan terhadap IAS dan
GMO (Produk Rekayasa Genetik) tingkat nasional;
Melakukan pengkajian konsep standar perlindungan
dan/atau perkarantinaan tumbuhan tingkat internasional
(ISPM);
Menganalisis dan mengevaluasi bahan penetapan area
bebas OPT(Pest Free Area) dalam rangka fasilitasi
perdagangan komoditas pertanian;
Menganalisis dan mengevaluasi bahan penetapan kawasan
karantina(Quarantine Area) dalam rangka pencegahan
penyebaran dan/atau eradikasi OPTK;
Membuat rekomendasi penetapan kawasan karantina
(Quarantine Area);
Membuat rekomendasi pengembangan area bebas OPT
(Pest Free Area);
Menyusun konsep manual/juklak/juknis pelaksanaan
pengawasan/tindakan karantina dalam perlindungan
dan/atau karantina tumbuhan;
Menyusun konsep deskripsi OPT/OPTK dalam bentuk
konsep manual/juklak/juknis pelaksanaan pengawasan/
tindakan karantina;
Merumuskan Hasil Analisa Risiko OPT/OPTK atau agens
hayati sebagai konsep pedoman persyaratan ekspor/

16

(3)

(4)

impor/antar area dalam bentuk konsep manual/


juklak/juknis pelaksanaan pengawasan/tindakan karantina;
33. Menyusun konsep naskah akademik peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan perlindungan dan/atau
karantina tumbuhan;
34. Melakukan pengkajian ulang dan menyempurnakan konsep
naskah akademik peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan perlindungan dan/atau karantina
tumbuhan.
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pelaksana Pemula
sampai dengan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Penyelia yang melaksanakan kegiatan pengembangan profesi, dan
penunjang tugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
diberikan nilai angka kredit sebagaimana tersebut dalam Lampiran I
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini.
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pertama sampai
dengan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Utama yang
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi, dan penunjang
tugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan diberikan nilai
angka kredit sebagaimana tersebut dalam Lampiran II Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini.

Pasal 9
Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk
melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
atau ayat (2), maka Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan lain
yang berada satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang
jabatannya dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan
secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan.
Pasal 10
Penilaian angka kredit pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ditetapkan sebagai berikut:
a. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yang melaksanakan
tugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan satu tingkat di
atas jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan
sebesar 80% (delapan puluh persen) dari angka kredit setiap butir
kegiatan, sebagaimana tersebut dalam Lampiran I atau Lampiran II
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini.
b. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yang melaksanakan
tugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan satu tingkat di
bawah jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan
sama (100%) dengan angka kredit dari setiap butir kegiatan,

17

sebagaimana tersebut dalam Lampiran I atau Lampiran II Peraturan


Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini.

(1)

(2)

(3)

(4)

(1)

(2)

Pasal 11
Unsur kegiatan yang dinilai dalam pemberian angka kredit, terdiri
dari:
a. Unsur utama; dan
b. Unsur penunjang.
Unsur utama terdiri dari:
a. Pendidikan;
b. Pelaksanaan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan;
c. Pengembangan profesi.
Unsur penunjang terdiri dari:
a. Peran serta dalam seminar/lokakarya/konferensi;
b. Keanggotaan dalam Tim Penilai Jabatan Fungsional Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan;
c. Keanggotaan dalam Tim Penilai Teknis di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan;
d. Perolehan penghargaan/tanda jasa;
e. Pengajaran/pelatihan pada pendidikan dan pelatihan;
f. Keanggotaan dalam organisasi profesi/ilmiah;
g. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya.
Rincian kegiatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
dan angka kredit masing-masing unsur sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) untuk Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Terampil adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran I dan untuk
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli adalah
sebagaimana tersebut dalam Lampiran II Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara ini.
Pasal 12
Jumlah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh
setiap Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat dalam jabatan dan
kenaikan jenjang/pangkat Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan, untuk:
a. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Terampil adalah
sebagaimana tersebut dalam Lampiran III Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini.
b. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli adalah
sebagaimana tersebut dalam Lampiran IV Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini.
Jumlah angka kredit kumulatif minimal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah:

18

a.
b.

(1)

(2)

Paling kurang 80% (delapan puluh persen) angka kredit berasal


dari unsur utama; dan
Paling banyak 20% (dua puluh persen) angka kredit berasal
dari unsur penunjang.

Pasal 13
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yang memiliki angka
kredit melebihi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan
pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut
diperhitungkan untuk kenaikan pangkat berikutnya.
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan pada tahun pertama
telah memenuhi atau melebihi angka kredit yang dipersyaratkan
untuk kenaikan pangkat dalam masa pangkat yang didudukinya,
maka pada tahun kedua diwajibkan mengumpulkan paling kurang
20% (dua puluh persen) angka kredit dari jumlah angka kredit yang
dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi yang
berasal dari tugas pokok Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan.

Pasal 14
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Madya yang akan naik
pangkat menjadi Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b dan Pembina
Utama Muda golongan ruang IV/c, diwajibkan mengumpulkan paling
kurang 12 (dua belas) angka kredit dari kegiatan penulisan karya tulis
ilmiah.

(1)

(2)

(1)

Pasal 15
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Penyelia pangkat
Penata Tingkat I, golongan ruang III/d, setiap tahun sejak
menduduki jenjang/pangkatnya wajib mengumpulkan paling kurang
10 (sepuluh) angka kredit dari tugas pokok Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan.
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Madya, pangkat
Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c, setiap tahun sejak
menduduki jenjang/pangkatnya wajib mengumpulkan paling kurang
20 (dua puluh) angka kredit dari kegiatan tugas pokok dan
pengembangan profesi.
Pasal 16
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yang secara
bersama-sama membuat karya tulis ilmiah di bidang pertanian,
diberikan angka kredit dengan ketentuan sebagai berikut :

19

(2)

(1)

(2)

(1)

a. apabila terdiri dari 2 (dua) orang penulis maka pembagian


angka kreditnya adalah 60% (enam puluh persen) bagi penulis
utama dan 40% (empat puluh persen) untuk penulis pembantu;
b. apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis maka pembagian
angka kreditnya adalah 50% (lima puluh persen) bagi penulis
utama dan masing-masing 25% (dua puluh lima persen) untuk
penulis pembantu; dan
c. apabila terdiri dari 4 (empat) orang penulis maka pembagian
angka kreditnya adalah 40% (empat puluh persen) bagi penulis
utama dan masing-masing 20% (dua puluh persen) untuk
penulis pembantu.
Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
paling banyak 3 (tiga) orang.
BAB VI
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
Pasal 17
Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit, setiap
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan diwajibkan untuk
mengusulkan Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (DUPAK) setiap
tahun.
Apabila dari hasil penilaian dan penetapan angka kredit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sudah dapat memenuhi
jumlah angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan
jenjang/pangkat, secara hirarkhi Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan dapat mengajukan usul penilaian dan penetapan angka
kredit.
Pasal 18
Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, adalah:
a. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian bagi Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan Madya di lingkungan
Departemen
Pertanian,
di
lingkungan
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota.
b. Pejabat eselon II yang membidangi pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan
di Departemen Pertanian, bagi
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pelaksana
Pemula sampai dengan Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan Penyelia, dan Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan Pertama dan Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan Muda di lingkungan Departemen Pertanian.
c. Sekretaris Daerah Provinsi bagi Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan Pelaksana Pemula sampai dengan
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Penyelia, dan

20

bagi Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pertama


sampai dengan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Muda di lingkungan Provinsi.
d. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota bagi Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan Pelaksana Pemula sampai dengan
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Penyelia, dan
bagi Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pertama
sampai dengan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Muda di lingkungan Kabupaten/Kota.
e. Pimpinan instansi lain bagi Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan Pelaksana Pemula sampai dengan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan Penyelia, dan bagi
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pertama sampai
dengan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Muda di
lingkungan instansi lain.
(2)

Dalam menjalankan kewenangannya, pejabat sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), dibantu oleh:
a. Tim Penilai Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pusat
bagi Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian yang selanjutnya
disebut Tim Penilai Pusat.
b. Tim Penilai Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Departemen bagi pejabat eselon II yang membidangi
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan di Departemen
Pertanian yang selanjutnya disebut Tim Penilai Departemen
Pertanian.
c. Tim Penilai Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Provinsi bagi Sekretaris Daerah Provinsi yang selanjutnya
disebut Tim Penilai Provinsi.
d. Tim Penilai Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Kabupaten/Kota bagi Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota, yang
selanjutnya disebut Tim Penilai Kabupaten/Kota.
e. Tim Penilai Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Instansi lain bagi Pimpinan Instansi lain, yang selanjutnya
disebut Tim Penilai Instansi.

Pasal 19
(1) Tim Penilai Jabatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
terdiri dari unsur teknis yang membidangi pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan, unsur kepegawaian, dan pejabat fungsional
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan.
(2) Susunan keanggotaan Tim Penilai sebagai berikut:
a. Seorang Ketua merangkap anggota dari unsur teknis;
b. Seorang Wakil Ketua merangkap anggota;

21

c.

Seorang
Sekretaris
merangkap
anggota
dari
unsur
kepegawaian; dan
d. Paling kurang 4 (empat) orang anggota.
(3) Anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d,
paling kurang 2 (dua) orang dari pejabat fungsional Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan.
(4) Syarat untuk menjadi Anggota Tim Penilai, adalah :
a. Menduduki jenjang/pangkat paling rendah sama dengan
jenjang/pangkat Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
yang dinilai;
b. Memiliki keahlian serta mampu untuk menilai prestasi kerja
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan; dan
c. Dapat aktif melakukan penilaian.

(1)

(2)

(3)

(4)

(1)

Pasal 20
Apabila Tim Penilai Provinsi belum dapat dibentuk karena belum
memenuhi syarat keanggotaan Tim Penilai yang ditentukan,
penilaian angka kredit Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan dapat dimintakan kepada Tim Penilai Provinsi lain
terdekat atau Tim Penilai Departemen.
Apabila Tim Penilai Kabupaten/Kota belum dapat dibentuk karena
belum memenuhi syarat keanggotaan Tim Penilai yang ditentukan,
penilaian angka kredit Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan dapat dimintakan kepada Tim Penilai Kabupaten/Kota
lain terdekat, Provinsi lain terdekat atau Tim Penilai Departemen.
Apabila Tim Penilai Instansi lain belum dapat dibentuk karena belum
memenuhi syarat keanggotaan Tim Penilai yang ditentukan,
penilaian angka kredit Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan dapat dimintakan kepada Tim Penilai Departemen.
Pembentukan dan susunan Anggota Tim Penilai ditetapkan oleh:
a. Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian untuk Tim Penilai
Pusat;
b. Pejabat eselon II yang membidangi pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan di Departemen Pertanian untuk Tim
Penilai Departemen;
c. Sekretaris Daerah Provinsi untuk Tim Penilai Provinsi;
d. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota untuk Tim Penilai
Kabupaten/Kota; dan
e. Pimpinan Instansi lain untuk Tim Penilai Instansi.
Pasal 21
Masa jabatan Anggota Tim Penilai adalah 3 (tiga) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya.

22

(2)

(3)

(1)

(2)

Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi Anggota Tim Penilai dalam
2 (dua) masa jabatan berturut-turut, dapat diangkat kembali setelah
melampui masa tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan.
Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai yang ikut dinilai, maka
Ketua Tim Penilai dapat mengangkat Anggota Tim Penilai
pengganti.
Pasal 22
Tata kerja dan tata cara penilaian Tim Penilai Jabatan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan ditetapkan oleh Menteri
Pertanian selaku Pimpinan Instasi Pembina jabatan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan.
Penilaian dan penetapan angka kredit Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan ditetapkan oleh Menteri Pertanian dilakukan
paling kurang 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu 3 (tiga) bulan
sebelum periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 23
Usul Penetapan angka kredit Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan diajukan oleh:
a. Pimpinan unit kerja setingkat eselon II pada Departemen Pertanian
yang membidangi pengendalian organisme pengganggu tumbuhan
kepada Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian untuk angka kredit
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Madya di lingkungan
Departemen Pertanian, di lingkungan Provinsi, dan di lingkungan
Kabupaten/Kota.
b. Pejabat yang membidangi Kepegawaian (eselon III) pada unit kerja
pengendalian organisme pengganggu di Departemen Pertanian atau
Kepala UPT kepada Pejabat eselon II yang membidangi pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan pada Departemen Pertanian untuk
angka kredit Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Pelaksana Pemula sampai dengan Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan Penyelia, dan Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan Pertama sampai dengan Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan Muda di lingkungan Departemen Pertanian.
c. Pejabat yang membidangi kepegawaian (eselon III) pada unit kerja
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan kepada Sekretaris
Daerah Provinsi untuk angka kredit Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan Pelaksana Pemula sampai dengan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan Penyelia dan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan Pertama sampai dengan
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Muda yang bekerja di
lingkungan Provinsi.

23

d. Pejabat yang membidangi kepegawaian (eselon III) pada unit kerja


pengendalian organisme pengganggu tumbuhan kepada Sekretaris
Daerah Kabupaten/Kota untuk angka kredit Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan Pelaksana Pemula sampai dengan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan Penyelia, dan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan Pertama sampai Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan Muda yang bekerja di lingkungan
Kabupaten/Kota.
e. Pejabat yang membidangi kepegawaian (eselon III) pada unit kerja
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan di Instansi lain
kepada Pimpinan Instansi untuk angka kredit Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan Pelaksana Pemula sampai dengan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan Penyelia, dan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan Pertama sampai dengan
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Muda di lingkungan
Instansi lain.

(1)

(2)

Pasal 24
Angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit, digunakan untuk mempertimbangkan
kenaikan jenjang/pangkat Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit tidak
dapat diajukan keberatan oleh Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan yang bersangkutan.

BAB VII
PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENGENDALI
ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN
Pasal 25
Pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan peraturan perundangundangan.

(1)

Pasal 26
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam
jabatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Terampil
harus memenuhi syarat:
a. berijazah paling rendah SMUIPA atau Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) di bidang Pertanian;
b. pangkat paling rendah Pengatur Muda, golongan ruang II/a;
c. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan
pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP-3), paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.

24

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam


jabatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli harus
memenuhi syarat :
a. berijazah paling rendah Sarjana (S1)/Diploma IV di bidang
Pertanian sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan;
b. pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a;
c. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan
pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
(DP-3), paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun
terakhir.
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), paling lama 3 (tiga) tahun setelah diangkat
harus mengikuti dan lulus diklat fungsional di bidang Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan sesuai dengan kualifikasi yang
ditentukan oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan.
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), yang tidak lulus diklat fungsional di bidang pengendali
organisme pengganggu tumbuhan, diberhentikan dari jabatan
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan.
Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) adalah pengangkatan untuk mengisi lowongan formasi dari
Calon Pegawai Negeri Sipil.
Kualifikasi pendidikan dan pelatihan fungsional untuk jabatan
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan ayat (2) huruf a, ditetapkan
lebih lanjut oleh Menteri Pertanian selaku Pimpinan Instansi
Pembina jabatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan.

Pasal 27
Di samping persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26,
pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan dilaksanakan sesuai formasi jabatan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan dengan ketentuan, sebagai berikut:
a. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Pusat dalam jabatan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan dilaksanakan sesuai dengan
formasi Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yang
ditetapkan oleh Menteri yang bertanggungjawab di bidang
pendayagunaan aparatur negara setelah mendapat pertimbangan
Kepala BKN.
b. Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam jabatan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan dilaksanakan sesuai dengan
formasi Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yang
ditetapkan oleh Kepala Daerah masing-masing setelah mendapat

25

persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggungjawab di bidang


pendayagunaan aparatur negara setelah mendapat pertimbangan
Kepala BKN.

(1)

(2)

(3)

Pasal 28
Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam
jabatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan dapat
dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat
(1) dan ayat (2) dan Pasal 27;
b. memiliki pengalaman di bidang pengendalian organisme
penganggu tumbuhan paling kurang 2 (dua) tahun;
c. usia paling tinggi 50 (lima puluh) tahun; dan
d. setiap unsur penilaian prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan
dalam daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) paling
kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir;
e. telah ikut dan lulus diklat.
Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah sama dengan pangkat yang
dimilikinya, dan jenjang jabatan ditetapkan sesuai dengan jumlah
angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit.
Jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dari unsur utama dan unsur penunjang.

Pasal 29
(1) Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Terampil yang
memperoleh ijasah Sarjana (S1)/Diploma IV dapat diangkat dalam
jabatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli, apabila
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. tersedia formasi untuk jabatan Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan Ahli;
b. ijazah yang dimiliki sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan
untuk jabatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
ahli;
c. telah lulus pendidikan dan pelatihan fungsional alih kelompok
dari jabatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Terampil ke Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Ahli; dan
d. memenuhi jumlah angka kredit kumulatif yang ditentukan.
(2) Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan terampil yang akan
beralih menjadi Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Ahli diberikan angka kredit sebesar 65% (enam puluh lima persen)
angka kredit kumulatif dari diklat, tugas pokok dan pengembangan

26

profesi ditambah angka kredit ijazah sarjana (S1)/Diploma IV yang


sesuai kompetensi, dengan tidak memperhitungkan angka kredit
dari unsur penunjang.
BAB VIII
PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, DAN
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN
Pasal 30
(1)

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pelaksana Pemula,


pangkat Pengatur Muda, golongan ruang II/a sampai dengan
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Penyelia, pangkat
Penata,

golongan

ruang

III/c

dan

Pengendali

Organisme

Pengganggu Tumbuhan Pertama, pangkat Penata Muda, golongan


ruang III/a sampai dengan Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan Madya, pangkat PembinaTingkat I golongan ruang IV/b,
dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila dalam jangka waktu
5 (lima) tahun sejak diangkat dalam pangkat terakhir tidak dapat
mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jenjang/pangkat
setingkat lebih tinggi.
(2)

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Penyelia pangkat


Penata Tingkat I golongan ruang III/d, dibebaskan sementara dari
jabatannya apabila setiap tahun sejak diangkat dalam pangkatnya
tidak dapat mengumpulkan paling kurang 10 (sepuluh) angka kredit
dari tugas pokok Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan.

(3)

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Madya pangkat


Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c dibebaskan sementara
dari jabatannya apabila setiap tahun sejak diangkat dalam
pangkatnya tidak dapat mengumpulkan paling kurang 20 (dua
puluh) angka kredit dari kegiatan tugas pokok dan pengembangan
profesi.

(4)

Di samping pembebasan sementara sebagaimana dimaksud pada


ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila:
a. dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat
berupa penurunan pangkat;
b. diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil;
c. ditugaskan secara penuh di luar jabatan Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan;
d. menjalani cuti di luar tanggungan negara; atau
e. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.

27

Pasal 31

(1)

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yang dibebaskan


sementara karena tidak dapat memenuhi angka kredit sebagaimana
dimaksud pasal 30 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), dapat diangkat
kembali

dalam jabatan Pengendali Organisme Pengganggu

Tumbuhan setelah memenuhi angka kredit yang ditentukan paling


lama 1 (satu) tahun.

(2)

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yang telah selesai


menjalani pembebasan sementara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 30 ayat (4) huruf a, d, e, dapat diangkat kembali dalam
jabatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan.

(3)

Pejabat Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan


yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30
ayat (4) huruf b, dapat diangkat kembali dalam jabatan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan apabila berdasarkan hasil
pemeriksaan pihak yang berwajib yang bersangkutan dinyatakan
tidak bersalah.

(4)

Pejabat Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan


yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksud Pasal 30 ayat
(4) huruf c, dapat diangkat kembali ke dalam jabatan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan paling tinggi berusia 54 (lima
puluh empat) tahun.

(5)

Pengangkatan kembali dalam jabatan Pengendali Organisme


Pengganggu Tumbuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3), dengan menggunakan angka kredit terakhir yang
dimilikinya dan angka kredit dari tugas pokok Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan yang diperoleh selama pembebasan
sementara.
Pasal 32

Pengendali Organisme
jabatannya, apabila:
1.

Pengganggu

Tumbuhan

diberhentikan

dari

Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari


jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1), tidak
dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan
jenjang/pangkat setingkat lebih tinggi;

2.

Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari


jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) dan ayat

3.

(3), tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan; atau


Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap, kecuali hukuman disiplin penurunan
pangkat.

28

Pasal 33
Pembebasan sementara, pengangkatan kembali dan pemberhentian dari
jabatan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30, Pasal 31, dan Pasal 32, ditetapkan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian yang bersangkutan sesuai peraturan
perundang-undnagan.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN

(1)

(2)

Pasal 34
Pejabat fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
yang pada saat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara ini ditetapkan telah 5 (lima) tahun atau lebih dalam pangkat
terakhir dan belum memenuhi angka kredit untuk kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi dibebaskan sementara dari jabatannya paling
lama 1 (satu) tahun sejak ditetapkan Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Angka
Kreditnya.
Pejabat fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
yang pada saat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara ini ditetapkan telah 1 (satu) tahun atau lebih dalam
pembebasan sementara dan belum memenuhi angka kredit untuk
kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi diberhentikan dari jabatannya
paling lama 1 (satu) tahun sejak ditetapkan Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
dan Angka Kreditnya.
BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 35
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yang mendapat
penghargaan sebagai Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Teladan diberi angka kredit untuk kenaikan jenjang/ pangkat dengan
ketentuan :
1. 50% (lima puluh persen) dari angka kredit untuk kenaikan
jenjang/pangkat setingkat lebih tinggi dengan rincian 80% (delapan
puluh persen) untuk unsur utama dan 20% (dua puluh persen) untuk
unsur penunjang bagi Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Teladan Tingkat Nasional.
2. 37,5% (tiga puluh tujuh setengah persen) dari angka kredit untuk
kenaikan jenjang/pangkat setingkat lebih tinggi dengan rincian 80%
(delapan puluh persen) untuk unsur utama dan 20% (dua puluh

29

3.

persen) untuk unsur penunjang bagi Pengendali Organisme


Pengganggu Tumbuhan Teladan Tingkat Provinsi.
25% (dua puluh lima persen) dari angka kredit untuk kenaikan
jenjang/pangkat setingkat lebih tinggi dengan rincian 80% (delapan
puluh persen) untuk unsur utama dan 20% (dua puluh persen) untuk
unsur penunjang bagi Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Teladan Tingkat Kabupaten/Kota.

BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 36
Ketentuan pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara ini diatur lebih lanjut oleh Menteri Pertanian dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara.
Pasal 37
Pada saat Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara ini berlaku,
Keputusan Menko Wasbangpan Nomor 56/KEP/MK. WASPAN/9/1999
tentang Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan dan Angka Kreditnya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 38
Apabila ada perubahan mendasar sehingga ketentuan peraturan ini
dianggap tidak sesuai lagi, maka dapat ditinjau kembali.
Pasal 39
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ini mulai
berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Mei 2008

MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

TAUFIQ EFFENDI

30

Anda mungkin juga menyukai