Lindung Nilai
Lindung Nilai
Lindung Nilai
Instrumen hedging. Instrumen hedging mencakup derivatif, asset keuangan nonderivatif, atau kewajiban keuangan non-derivatif. Semua kontrak derivatif dengan
pihak eksternal bisa digunakan sebagai instrumen hedging, kecuali untuk sebagian
written options. Asset dan kewajiban non-derivatif hanya bisa digunakan sebagai
instrumen hedging atas risiko mata uang asing. Untuk menjadi instrumen hedging,
nilai wajar instrumen hedging atau arus kas yang diakibatkannya harus
mengkompensasi perubahan nilai wajar atau arus kas asset, kewajiban, atau
transaksi yang dilindunginya. Untuk tujuan hedging, hanya instrumen yang terkait
dengan pihak eksternal saja yang boleh digunakan sebagai instrumen hedging.
Item yang dilindungi. Item yang dilindungi (hedged item) mencakup asset,
kewajiban, komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi di masa depan, atau
investasi netto dalam operasi luar negeri. Untuk menjadi item yang dilindungi,
suatu item harus berisiko bagi perusahaan, nilai wajar atau arus kas yang
diakibatkannya di masa depan mungkin berubah dan mempengaruhi laba
perusahaan.
Perlakuan akuntansi
Perubahan nilai wajar item yang dilindungi diakui pada periode sekarang sebagai
penyeimbang (offsetting) pengakuan perubahan nilai wajar instrumen hedging-nya
(perlakuan akuntansi lindung nilai wajar).
Pengakuan nilai wajar instrumen hedging ditangguhkan (deferred) sebagai unsur
terpisah dalam ekuitas dan diperhitungkan dalam laba/rugi ketika item yang
dilindunginya mempengaruhi laba/rugi (perlakuan akuntansi lindung arus kas dan
investasi netto dalam operasi luar negeri).
Hedge accounting bersifat opsional; suatu entitas boleh saja menangguhkan atau
mempercepat pengakuan keuntungan atau kerugian berdasarkan ketentuan
akuntansi mana yang digunakannya.
Instrumen hedging dan item yang dilindunginya harus dinyatakan secara jelas
dalam dokumentasi formal, dilengkapi dengan tujuan dan strategi manajemen risiko
yang melandasi aktivitas hedging.
Hubungan antara instrumen hedging dengan item yang dilindunginya efektif.
Aktivitas hedging diharapkan akan sangat efektif dalam menyeimbangkan
(offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas terkait risiko yang dilindunginya
(efektivitas prospektif).
Efektivitas hedging dapat diukur secara andal (reliable).
Ketika suatu entitas menggunakan derivatif (atau instrumen lainnya), yang diukur
dengan nilai wajar, untuk melindungi transaksi di masa depan, entitas itu mungkin
lebih memilih untuk menangguhkan pengakuannya atas perubahan nilai wajar
derivatif itu hingga transaksi yang dilindunginya mempengaruhi laba/rugi
A.
PENDAHULUAN
Terbukanya dunia global diantara bangsa-bangsa bukan merupakan hal positif saja
yang dapat diperoleh, melainkan dampak negatif pun harus dinikmati. Bermula
dengan meluasnya ekonomi dan bisnis internasional dan terbuka lebar di belahan
dunia, semakin mendorong terjadinya resiko bisnis yang semakin besar. Hal
tersebut tidak dapat dipungkiri karena memang transaksi atas kegiatan ekonomi
dan bisnis global banyak dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak pasti, misalnya
saja kurs mata uang. Kurs mata uang merupakan faktor penting yang menetukan
harga sebuah transaksi antar Negara yang melakukan kegiatan ekonomi dan bisnis.
Ketika nilai kurs (dollar) menguat, maka akan memberikan sinyak bagi negaranegara yang melakukan transaksi dengan mata uang dollar akan mengurangi
impornya atau transaksinya, kondisi ini akan merugikan bagi importir.
Kurs mata uang memang krusial posisinya dalam transaksi internasional sehingga
beberapa pelaku bisnis memberikan solusi dengan melakukan kontrak derevatif,
dimana hal ini akan menjawab ketidakpastiaan bisnis yang selama ini menjadi
polemik diantara mereka. Kontrak derevatif melalui lindung nilai akan mengurangi
resiko bisnis karena kontrak ini akan memberikan jaminan bagi pelaku bisnis atas
pergerakan kurs mata uang yang terjadi.
B.
APA DEREVATIF?
C.
JENIS DEREVATIF?
1)
Derevatif Komoditas
2)
Derevatif Keuangan
D.
Menurut Madura (2006) peran dari ekonomi dalam pasar derevatif adalah sebagai
berikut, yaitu;
1)
Risk Transfer
Salah satu fungsi ekonomi derevatif adalah sebagai alat pemindahan resiko pasar
(transfer of market risk) yaitu pemindahan resiko akibat perubahan harga asset
secara drastis atau perubahan harga portofolio asset yang tidak rasional oleh pihak
lain yang ingin menghindari (hedgers) kepada pihak lain yang bersedia dan mampu
mengendalikannya dengan lebih baik (speculators). Derevatif memperbaiki efisiensi
perekonomian dengan memungkinkan pemakai mengenal secara pasti, mengisolir,
dan mengelolah resiko harga dasar.
2)
Prince Discovery
Maksud price discovery dalam hal ini adalah proses terjadinya harga suatu asset
dimana seseorang bersedia membelinya dan orang lain bersedia untuk menjual
asset pada harga tersebut. Jika pasar berjangka (futures) digunakan secara
kompetitif, harga-harga yang terjadi pada bursa berjangka dianggap dan
dipertimbangkan masyarakat sebagai refleksi penawaran dan permintaan suatu
komoditi.
3)
Transaction Integrity
E.
Munculnya pasar derevatif merupakan dampak dari kebutuhan pelaku bisnis, yang
sering disebut dengan pengguna pasar deravatif, terdiri dari:
F.
1)
INSTRUMENT DEREVATIF
Forward Contract
Menurut Siahaan (2008) definisi dari forward contract atau kontrak penyerahan
kemudian adalah perjanjian antara dua pihak, dimana satu pihak diwajibkan
menyerahkan sejumlah asset tertentu pada tanggal tertentu yang akan datang dan
pihak lainnya wajib membayar sesuai dengan jumlah tertentu yang dikenakan atas
asset pada tanggal penyerahan. Sebagai kesepakatan pribadi antara dua pihak,
forward contract diatur secara khusus untuk memenuhi kebutuhan masing-masing
pihak, oleh karena itu sifatnya disebut private (bergantung pada pribadi kedua
belah pihak). Tujuan dari kontrak ini adalah untuk melindungi kedua belah pihak
dari fluktuasi nilai asset yang mungkin terjadi selama kurun waktu tertentu, yaitu
sejak kontrak ditandatangani hingga penyerahan atau pembayaran yang dilakukan.
2) Future Contract
Future contract berbeda dengan forward contract dimana future contract bentuknya
sudah standard (sudah dibuat baku), telah disekuritisasi dan diperdagangkan di
pasar tententu, di tengah-tengah masyarakat. Kontrak tidak dilakukan secara
pribadi oleh dua pihak, tetapi dilakukan melalui bursa yang terorganisir.
3) Kontrak Opsi
Kontrak opsi pada dasarnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu calls sebagai hak
beli dan puts sebagai hak jual. Pembeli calls atau pemilik calls memiliki hak
membeli asset tertentu pada harga tertentu dan tanggal tertentu di masa yang
akan datang. Sebaiknya pembeli put atau pemilik put memiliki hak menjual asset
tertentu pada harga tertentu dan pada tanggal tertentu di masa yang akan datang.
Harga dalam kontrak disebut strike price atau exercise price, dan tanggal pada
kontrak disebut maturity date. Gaya opsi ini ada dua, gaya Eropa dan gaya Amerika.
Opsi eropa dapat diexercise hanya persis pada tanggal jatuh tempo saja, sedangkan
opsi Amerika dapat diexercise kapan saja sepanjang hidup opsi atau selama opsi
belum jatuh tempo maupun persis pada tanggal jatuh tempo.
4) Swaps Contract
G.
Menurut PSAK 55 Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain
dengan tiga karakteristik berikut ini:
Memiliki:
a.
Satu atau lebih variabel pokok yang mendasari (under- lying) dan
b.
Satu atau lebih jumlah nosional (notional amount) atau syarat
pembayaran atau keduanya.
Persyaratan perjanjian tidak memerlukan investasi awal bersih (initial net
investment), atau memerlukan investasi awal bersih dalam jumlah yang lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan oleh jenis perjanjian lainnya yang
diperkirakan akan menghasilkan efek yang sama terhadap perubahan dalam faktorfaktor pasar.
Persyaratan perjanjian mengharuskan atau memungkinkan penyelesaian
sekaligus (net settlement), atau instrumen derivative dapat segera diselesaikan
dengan sarana terpisah di luar perjanjian tersebut, atau persyaratan perjanjian
mengakibatkan penyerahan aktiva sehingga penyelesaian yang terjadi secara
substansial tidak berbeda dengan net settlement.
Instrumen derivative melekat harus dipisahkan dari kontrak utama dan diperlukan
sebagai instrument derivative menurut pernyataan ini jika dan hanya jika seluruh
criteria berikut dipenuhi:
Karakteristik dan resiko instrument derivatif melekat tidak secara jelas dan erat
berhubungan dengan karakteristik dan resiko ekonomis kontrak utama;
Instrument derivative mencakup instrumen derivatif melekat kontrak utama tidak
dinilai kembali sesuai dengan nilai wajarnya berdasarkan prinsip akuntasni yang
diterima umum; dan
Instrument terpisah dengan kondidi yang sama dengan instrument derivatif
melekat adalah instrumen derivative yang tunduk pada persyartan ini.
Apabila proyeksi arus kas pada masa yang akan datang digunakan untuk
mengestimasi nilai wajar, proyeksi arus kas tersebut harus diestimasi berdasarkan
asumsi dan proyeksi yang wajar dan mendukung.
Perubahan nilai wajar dari keseluruhan aktiva atau kewajiban keuangan untuk
periode tertentu merupakan selisih antara nilai wajar pada awal periode (atau
tanggal perolehan) dan akhir periode yang disesuaikan untuk mengecualikan :
Perubahan nilai wajar yang diakibatkan berlalunya waktu; dan
perubahan nilai wajar yang berkaitan dengan pembayaran yang diterima atau
dilakukan, seperti pengembalian sebagian nilai aktiva atau pelunasan sebagian
kewajiban.
Derivatif tidak berlaku lagi atau dijual, dikhiri atau dieksekusi; atau
Entitas membatalkan tujuan hubungan lindung nilai atas nilai wajar.
Suatu aktiva atau kewajiban memenuhi syarat untuk diperlakukan sebagai transaksi
yang dilindung nilainya dalam lindung nilai atas nilai wajar apabila seluruh kriteria
berikut terpenuhi:
1)
Persentase tertentu dari seluruh aktiva atau kewajiban (atau dari seluruh
portofolio)
2)
Satu atau lebih arus kas kontraktual tertentu (seperti bagian dari aktiva atau
kewajiban yang merupakan nilai sekarang dari pembayaran bunga selama dua
tahun pertama dari instrumen pinjaman untuk periode empat tahun)
3)
Opsi jual (put option), opsi beli (call option), tingkat bunga maskimum (interest
rate cap), atau tingkat bunga minimum (interest rate floor) yang melekat pada
aktiva atau kewajiban yang bukan merupakan derivatif melekat yang diperlakukan
secara terpisah sesuai dengan paragraf 13 pernyataan ini.
4)
Nilai sisa investasi lessorpada perjanjian sewa guna usaha direct financingatau
sales type lease.
5)
Apabila seluruh aktiva atau kewajiban merupakan instrumen dengan arus kas
variabel, transaksi/saldo yang dilindung nilai tidak dapat dianggap sebagai arus kas
tetap yang dituliskan dengan arus kas variabel secara implisit (implicit fixed-tovariable swap).
1)
Laba atau rugi instrumen lindung nilai harus diakui dalam pendapatan periode
berjalan.
2)
Laba atau rugi (perubahan nilai wajar) dari aktiva/kewajiban yang dilindungi
yang diakibatkan risiko yang dilindungi mengakibatkan penyesuaian terhadap nilai
tercatat dari aktiva/kewajiban yang dilindungi dan diakui sebagai laba/rugi periode
berjalan.
PENURUNAN NILAI
a.
Suatu entitas dapat memperlakukan instrumen derivatif sebagai lindung nilai atas
risiko fluktuasi jumlah arus kas pada masa yang akan datang yang diakibatkan risko
tertentu, dan dapat dikaitkan dengan aktiva dan kewajiban yang diakui.
kas
yang
memenuhi
syarat
dapat
di
Jika strategi manajemen yang ditentukan oleh entitas untuk suatu hubungan
maka komponen laba atau rugi yang dikecualikan akan diakui dalam laporan laba
atua rugi periode berjalan
Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi atas sisa laba atau rugi
dari lindung nilai transaksi derivatif
Akumulasi pendapatan komprehensif lain yang diakui sebagai bagian ekuitas secara
terpisah yang berhubungan dengan transaksi yang dilindungi harus disesuaikan ke
saldo yang paling rendah dari hal berikut ini:
b.
Suatu entitas dapat melakukan lindung nilai atas risiko valuta asing, seperti:
Lindung nilai atas nilai wajar dari suatu komitmen yang belum diakui atau dari
surat berharga yang tersedia untuk dijual
Lindung nilai arus kas dari transaksi dalam valuta asing yang diperkirakan akan
terjadi
Lindung nilai atas nilai investasi bersih dalam kegiatan usaha di luar negeri.
PENGUNGKAPAN
Suatu entitas yang memiliki atau menerbitkan instrument derivatif (atau nonderivatif yang ditujukan untuk dan memenuhi syarat sebagai instrumen lindung
nilai harus mengungkapkan tujuan pemilikan atau penerbitan instrumen tersebut,
latar belakang yang diperlukan untuk memahami tujuan tersebut, dan strategi
untuk mencapai tujuan tersebut. Penjelasan yang dibuat harus dapat membedakan
antara instrumen derivatif (dan instrumen nonderivatif) yang ditujukan sebagai
instrumen lindung nilai wajar, instrument derivatif yang ditujukan sebagai
instrumen lindung nilai arus kas, instrumen derivatif (dan instrumen non-derivatif)
yang ditujukan sebagai instrumen lindung nilai atas risiko valuta asing dari investasi
bersih pada kegiatan usaha di luar negeri, dan derivatif yang lain.
a.
1)
Untuk instrumen derivatif, dan instrumen non-derivatif yang dapat
menimbulkan laba atau rugi transaksi valuta asing sesuai dengan PSAK 10, yang
ditujukan untuk dan telah memenuhi syarat sebagai instrumen lindung nilai wajar
untuk masing-masing aktiva/kewajiban yang dilindungi Laba/rugi bersih yang diakui
dalam periode pelaporan yang mencerminkan :
2)
Jumlah laba/rugi bersih yang diakui pada saat komitmen yang dilindungi tidak
lagi memenuhi syarat sebagai lindung nilai atas nilai wajar.
b.
a)
Laba/rugi bersih yang diakui pada periode pelaporan yang mencerminkan (a)
ketidakefektifan suatu lindung nilai dan (b) komponen laba atau rugi instrumen
derivatif, jika ada, yang dikecualikan dari penilaian efektivitas suatu lindung nilai
dan penjelasan mengenai dimana laba atau rugi bersih dilaporkan, dalam laporan
laba/rugi atau dalam laporan kinerja keuangan yang lain.
b)
Penjelasan mengenai transaksi atau kejadian lain yang mengakibatkan
reklasifikasi laba atau rugi yang dilaporkan dalam akumulasi pendapatan
komprehensif lain yang semula dilaporkan terpisah dalam bagian ekuitas menjadi
laba/rugi, dan perkiraan jumlah bersih atas laba atau rugi yang tersisa pada tanggal
pelaporan yang diperkirakan akan direklasifikasi menjadi laba/rugi dalam periode 12
bulan mendatang.
c)
Jangka waktu maksimum lindung nilai atas risiko fluktuasi arus kas pada
masa yang akan datang untuk transaksi yang diperkirakan akan terjadi kecuali
perkiraan transaksi yang berhubungan dengan pembayaran beban bunga
mengambang atas instrumen keuangan yang ada.
d)
Jumlah laba atau rugi yang direklasifikasi sebagai laba/ rugi akibat dari
dihentikannya lindung nilai arus kas, karena terdapat kemungkinan bahwa transaksi
yang diperkirakan, tidak akan terjadi. Lindung nilai atas investasi bersih pada
kegiatan usaha di luar negeri
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam situasi demikian, suatu entitas disarankan,
namun tidak diharuskan untuk memberikan suatu gambaran yang lebih lengkap
mengenai aktivitasnya dengan mengungkapkan informasi yang dibutuhkan.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau Bapepam-LK menilai
transaksi derivatif berupa lindung nilai (hedging) PT. Indosat Tbk merupakan hal
yang wajar dan tidak ditemukan adanya pelanggaran. Tetapi, otoritas pasar modal
tetap akan meneliti kasus Indosat ini.
Berdasarkan keterangan dari direksi Indosat dan akuntan publik yang memeriksa
laporan keuangannya, langkah lindung nilai terhadap utang dollar AS perseroan
adalah hal yang wajar dan tak melanggar aturan. Itu dilakukan sebagai prinsip
kehati-hatian terhadap fluktuasi kurs rupiah, kata Fuad Rahmany, Ketua Bapepam.
Kasus Indosat mencuat pada tahun 2007 ketika anggota Komisi XI DPR, yang juga
Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional Dradjad H Wibowo dalam rapat kerja
dengan Menteri Keuangan mengatakan, Indosat diduga berpotensi merugikan
negara sebesar Rp 323 miliar akibat salah kelola dalam transaksi derivatif pada
tahun 2004-2006. Bapepam telah menelaah kasus ini. Namun, dari akuntan publik,
Ernst & Young telah menyatakan transaksi derivatif itu wajar.
Marwan Batubara Anggota DPD RI Sewaktu posisi Dirut Indosat kosong karena
diangkatnya Widya Purnama menjadi Dirut Pertamina (2004), pemerintah berupaya
menempatkan pengganti. Namun Temasek menolak. Komisaris Utama Indosat, Peter
Seah, mengatakan, Posisi Dirut Indosat dikosongkan karena calon-calon yang ada
tidak memenuhi kualifikasi. Kita paham itu memang hak Temasek sebagai
pemegang saham mayoritas. Tapi hal ini dapat juga dianggap menistakan
kemampuan SDM Indonesia.
Sadarkah kita bahwa asing telah sedemikian menentukan pada sektor strategis
negara? Meskipun divestasi Indosat pada bulan Desember 2002 telah dilakukan
dengan melanggar aturan, kita belum melihat upaya menyeluruh untuk
menuntaskannya. Justru kita tersentak dengan temuan Anggota DPR Dradjad H
Wibowo yang menyatakan bahwa transaksi derivatif Indosat berpotensi merugikan
negara hingga Rp 323 miliar. Kita khawatir temuan terbaru tentang Indosat inipun
akhirnya akan hilang tanpa penyelidikan yang tuntas. Me! Mengapa semua ini bisa
terjadi? Kita khawatir memang ada oknum yang terus melindungi dan bekerja untuk
kepentingan Temasek. Selalu mentok Saat Iluni UI Jakarta melaporkan kasus
divestasi Indosat ke Kejaksaan Agung pada awal 2003, kita menaruh harapan besar
mengingat antusiasnya Tim Kejasaan Agung meminta keterangan dan informasi.
Namun setelah dua kali diundang ke Kejaksaan Agung, Iluni justru diminta
mendengarkan presentasi hasil penyidikan yang menyimpulkan tidak adanya
pelanggaran dan kerugian negara. Yang mengagetkan, Tim Kejagung menolak untuk
menyerahkan hasil penyelidikan tersebut kepada Iluni. Kejagung pun tidak pernah
menyampaikan kesimpulan penyelidikannya kepada publik. Selain kepada
Kejagung, Iluni UI juga mengajukan gugatan actio popularis 133 tokoh nasional ke
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 2004. Gugatan ini ditolak dengan alasan
konsep gugatan actio popularis tidak diatur dalam perundang-undangan Indonesia.
Gugatan kembali ditolak dengan alasan yang sama saat banding diajukan ke
Pengadilan Tinggi Jakarta (2005) dan kasasi ke Mahkamah Agung (2006).
Ketiga lembaga peradilan tersebut tidak pernah memeriksa esensi materi gugatan
berupa pelanggaran hukum dan kerugian negara, kecuali menolak karena tidak
adanya aturan perundangan. Padahal bentuk gugatan actio popularis sudah pernah
(2002) diajukan oleh suatu kelompok masyarakat dalam kasus TKI Nunukan, dan
pengadilan memenangkan gugatan tersebut. Sekarang KPPU sedang giat-giatnya
menyelidiki dugaan pelanggaran terhadap UU No 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat oleh Temasek di Indosat dan
Telkomsel. Kita mencatat banyaknya penolakan pakar dan pengamat atas langkah
itu. Ada pula yang menuduh KPPU ditunggangi oleh pihak tertentu. Bahkan ada pula
sejumlah berita yang menunjukkan pembelaan kepada Temasek. Mudah-mudahan
KPPU tetap tegar untuk menuntaskan tugasnya dan menghasilkan keputusan yang
mengutamakan kepentingan nasional. Kita tidak anti-investor asing dan tidak pula
mengabaikan proses tender yang telah dilakukan. Kita justru mendukung langkahlangkah tersebut demi perbaikan ekonomi, sepanjang itu dilakukan sejalan dengan
amanat konstitusi. Kita menolak keras oknum-oknum yang melindungi investror
asing yang telah melanggar hukum, termasuk yang bekerja menjadi antek asing.
Kita tidak sependapat dengan pernyataan tokoh dan beberapa tulisan yang
mengatakan pembelian saham Telkomsel dan Indosat telah melalui proses tender,
dan harus dihormati. Apakah disadari bahwa justru Temasek telah melakukan
konspirasi jahat dan berbagai pelanggaran hukum dalam divestasi Indosat? Saat ini
tindakan manipulatif juga masih berlangsung di perusahaan tersebut. Penggunaan
ICL sebagai SPV dalam pembelian saham Indosat jelas melanggar Pasal 90 UU No
8/1995. Mengapa para tokoh ini diam? Jangan-jangan memang banyak orang-orang
Indonesia yang bekerja untuk asing dengan berlindung di balik berbagai alasan
hukum. Kita melihat banyak oknum yang secara sadar atau tidak telah bekerja
untuk kepentingan asing.
Pada laporan keuangan periode 2006, PT. Indosat melaporkan adanya kerugian
sebesar Rp 438 miliar yang di klaim sebagai Rugi dari perubahan nilai wajar atas
transaksi derivatif-bersih (Loss on Change in Fair Value of Derivatifes-Net).
Pengakuan atas kerugian ini muncul karena perusahaan tidak menerapkan PSAK
sebagaimana mestinya.
Dalam surat yang ditujukan kepada manajemen Indosat (management letter) pada
tahun 2004, 2005 dan 2006, auditor eksternal Indosat menyarankan pihak
manajemen Indosat untuk segera membenahi kebijakan formal manajemen resiko
yang berkaitan dengan transaksi derivatif yang dilakukan oleh Indosat sebesar US$
275 juta atau sekitar Rp 2,5 trilliun. Transaksi derivatif ini meliputi 17 kontrak
perjanjian dengan berbagai institusi keuangan.
Kasus ini memberikan contoh dari besarnya kerugian yang harus ditanggung oleh
perusahaan di Indonesia diakibatkan tidak adanya analisa yang memadai terhadap
transaksi derivatif yang akan dilakukan. Akibat kerugian ini pula negara kehilangan
potensi pajak baik atas laba bersih perusahaan maupun atas deviden yang
dibagikan.