Asuhan Keperawatan Hipermetropi
Asuhan Keperawatan Hipermetropi
Asuhan Keperawatan Hipermetropi
Pengertian Hipermetropi
Hipermetropi atau rabun dekat adalah cacat mata yang mengakibatkan
seseorang tidak dapat melihat benda pada jarak dekat. Rabun dekat atau
dikenal dengan hipermetropi merupakan keadaan gangguan kekuatan
pembiasan mata, yang mana pada keadaan ini sinar sejajar jauh tidak
cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina.
Hipermetrop terjadi apabila berkas sinar sejajar difokuskan di belakang
retina. Titik dekat penderita rabun dekat akan bertambah, tidak lagi
sebesar 25 cm tapi mencapai jarak tertentu yang lebih jauh. Penderita
rabun dekat hanya dapat melihat benda pada jarak yang jauh.
Mata hipermetropi disebabkan oleh keadaan fisik lensa mata yang
terlalu pipih atau tidak dapat mencembung dengan optimal, oleh sebab
itu bayangan yang dibentuk lensa mata jatuh di belakang retina. Rabun
dekat dapat tolong menggunakan kaca mata lensa cembung, yang
berfungsi untuk mengumpulkan sinar sebelum masuk mata, sehingga
terbentuk bayangan yang tepat jatuh di retina.
Etiologi
Penyebab dari hipermetropi adalah sebagai berikut :
a. Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek (Hipermetropi Axial)
Biasanya terjadi karena Mikropthalmia, renitis sentralis, arau ablasio
retina (lapisan retina lepas lari ke depan sehingga titik fokus cahaya
tidak tepat dibiaskan).
b. Daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah (Hipermetropi Refraksi)
Terjadi gangguan-gangguan refraksi pada kornea, aqueus humor, lensa
dan vitreus humor. Gangguan yang dapat menyebabkan hipermetropi
adalah perubahan pada komposisi kornea dan lensa sehingga kekuatan
refraksi menurun dan perubahan pada komposisi aqueus humor dan
viterus
humor.
Misal
pada
penderita
Diabetes
Melitus
terjadi
Page 1
akomodasi,
yaitu
terjadinya cramp m.
ciliaris
diikuti
Data Penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah ophtalmoscope.
Patofisiologi
Blok Sensori Persepsi
Page 2
Page 3
Lengkung kornea
kurang
Perubahan posisi
lensa
Perubahan komposisi
kornea
Penurunan refraksi
mata
Mempersemp
it sudut bilik
mata
Melemahny
a otot siliar
Bertambahn
ya usia
Penurunan
penglihata
n
Perubahan
status
kesehatan
Mata
lelah/astenopia
Ansietas
Konvergensi
terus
Mata terlihat
juling ke dalam
Pusing kepala
Esotropi
a
Nyeri b.d usaha
memfokuskan
pandangan
Stressor
psikologis
Lensa Berakomodasi
Terus Menerus
Kelelahan otot-otot
mata
Mata terasa
pedas
Page 4
kacamata
positif
untuk
melihat
jauh.
Biasanya
fakultatif
dengan
hipermetropia
absolut
adalah
hipermetropia manifes.
c. Hipermetropia Fakultatif
Dimana kelainan hipermatropia dapat diimbangi dengan akomodasi
ataupun dengan kaca mata positif. Pasien yang hanya mempunyai
hipermetropia fakultatif akan melihat normal tanpa kaca mata yang bila
diberikan kaca mata positif yang memberikan penglihatan normal maka
otot akomodasinya akan mendapatkan istrahat. Hipermetropia manifes
yang masih memakai tenaga akomodasi disebut sebagai hipermetropia
fakultatif.
d. Hipermetropia Laten
Blok Sensori Persepsi
Page 5
melemahkan
akomodasi)
diimbangi
seluruhnya
dengan
yang
ukurannya
didapatkan
sesudah
diberikan
siklopegia.
Pengobatan
Hipermetropia bisa diatasi dengan pemberian lensa koreksi (kacamata atau lensa kontak)
berkekuatan positif di depan sistem optis bola mata, atau bisa juga dengan tindakan operatif
(Keratektomi & LASIK).
Pada hipermetropia fakultatif, pemberian lensa koreksi akan memberikan kenyamanan
penglihatan, meskipun tanpa lensa koreksi ia masih memiliki ketajaman penglihatan yang
normal.
Pada hipermetropia absolut, pemberian lensa koreksi (atau dengan tindakan operatif) adalah
hal yang sudah sangat diperlukan.
yang
dilakukan
klien
untuk
mengurangi
keluhannya
yaitu
Page 6
Page 7
kemampuan
akomodasi
mata
sesuai
dengan
makin
meningkatnya umur.
Presbiopi merupakan bagian alami dari penuaan mata. Presbiopi ini bukan
merupakan penyakit dan tidak dapat dicegah. Presbiopi atau mata tua
yang disebabkan karena daya akomodasi lensa mata tidak bekerja dengan
baik akibatnya lensa mata tidak dapat menmfokuskan cahaya ke titik
kuning dengan tepat sehingga mata tidak bisa melihat yang dekat.
Presbiopi
adalah
berkurangnya
suatu
bentuk
kemampuan
gangguan
akomodasi
refraksi,
dimana
makin
sesuai
dengan
makin
mata
langsung
dengan
orang-orang
lanjut
usia
dalam
populasinya.
Walaupun sulit untuk melakukan perkiraan insiden presbiopi karena
onsetnya yang lambat, tetapi bisa dilihat bahwa insiden tertinggi
presbiopi terjadi pada usia 42 hingga 44 tahun. Studi di Amerika pada
tahun 1955 menunjukkan 106 juta orang di Amerika mempunyai kelainan
presbiopi.
Faktor resiko utama bagi presbiopi adalah usia, walaupun kondisi lain
seperti trauma, penyakit sistemik, penyakit kardiovaskular, dan efek
samping obat juga bisa menyebabkan presbiopi dini.
Blok Sensori Persepsi
Page 8
Etiologi
a.
b.
c.
Insipien
tahap
awal
perkembangan
presbiopi,
dari
Page 9
2.
Pemeriksaan Oftalmologi
a. Visus Pemeriksaan dasar untuk mengevaluasi presbiopi dengan
menggunakan Snellen Chart
b. Refraksi Periksa mata satu per satu, mulai dengan mata kanan.
Pasien
diminta
untuk
memperhatikan
kartu Jaeger
dan
okular,
penglihatan
binokular,
dan
akomodasi
termasuk pemeriksaan duksi dan versi, tes tutup dan tes tutupbuka, tes Hirschberg, amplitud dan fasilitas akomodasi, dan
steoreopsis
d. Penilaian kesehatan okular dan skrining kesehatan umum untuk
mendiagnosa
penyakit-penyakit
yang
bisa
menyebabkan presbiopia.
e. Pemeriksaan ini termasuk reflek cahaya pupil, tes konfrontasi,
penglihatan
warna,
tekanan
intraokular,
dan
pemeriksaan
mata
dan
adnexanya. Biasanya
pemeriksaan
dengan
Page 10
2.
3.
Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi +3.00 D adalah lensa
positif terkuat yang dapat diberikan pada pasien. Pada kekuatan ini,
mata tidak melakukan akomodasi bila membaca pada jarak 33 cm,
karena tulisan yang dibaca terletak pada titik fokus lensa +3.00 D
4.
Selain kaca mata untuk kelainan presbiopi saja, ada beberapa jenis
lensa lain yang digunakan untuk mengkoreksi berbagai kelainan
refraksi yang ada bersamaan dengan presbiopia. Ini termasuk
5.
(tahun)
40
45
50
55
60
dibutuhkan
+1.00 D
+1.50 D
+2.00 D
+2.50 D
+3.00 D
:
a.
Page 11
dominan, dan lensa kontak untuk melihat dekat pada mata non-dominan.
Mata yang dominan umumnya adalah mata yang digunakan untuk fokus
pada kamera untuk mengambil foto
e.
dominan, dan lensa kontak untuk melihat jauh pada mata dominan. Kedua
mata digunakan untuk melihat jauh dan satu mata digunakan untuk
membaca.
Page 12
adalah
suatu
cabang
ilmu
penyakit
mata
yang
2.ETIOLOGI
Strabismus ditimbulkan oleh cacat motorik, sensorik atau sentral.
Cacat sensorik disebabkan oleh penglihatan yang buruk, tempat ptosis,
palpebra, Parut Kornea Katarak Kongenital Cacat Sentral akibat kerusakan
otak. Cacat Sensorik dan Sentral menimbulkan Strabismus Konkomitan
atau non paralitik. Cacat motorik seperti paresis otot mata akan
menyebabkan gerakan abnormal mata yang menimbulkan strabismus
paralitik.
Gangguan fungsi mata seperti pada kasus kesalahan refraksi berat
atau pandangan yang lemah karena penyakit bisa berakhir pada
strabismus. Ambliopia (berkurangnya ketajaman penglihatan) dapat
Page 13
KLASIFIKASI
Menurut Arah Deviasi
1
Sering
suatu
exotropia
dimulai
dari
exoforia
yang
kemudian
menjadi
exotropia
yang
konstan,
bila
tidak
diberi
pengobatan
memenuhi
syarat
batasan,
maka
Esotropia Miopia
Page 14
pada
masa
pada
dewasa
faktor
akomodasi.
lebih
kecil
Sudut
muda
orang
mula-mula
jauh,
yang
daripada
akan
untuk
Timbulnya
dan
lambat
ada
laun
memandang
dekat
ada
divergensi
fusi
relatif
yang
kurang
untuk
pengobatannya
yang
yang
mungkin
kelaina refraksi.
tinggi,
disertai
karena
rasio
KA/A
yang
tinggi
Terjadi reaksi konvergensi
abnormal
sewaktu
meskipun
ditemukan
hiperophia sedang.
3)
Kombinasi Keduanya
b Paralytic (Non-Comitant)
Pada strabismus selalu ada salah satu / lebih otot ekstra okuler yang
paralitik dan otot yang paralitik selalu salah satu otot rectus lateral,
biasanya sebagai akibat paralisis syaraf abdusen.
Page 15
Pengobatan :
Operasi pada parese yang permanen
Pada orang dewasa yang mengalami strabismus tiba-tiba, karena
trauma dapat ditunggu sampai 6 bulan, karena kemungkinan
ada perbaikan sendiri. Selama periode ini dapat dilakukan oklusi
3
.
4
.
Menurut Manifestasinya
1. Heterotropia
:
strabismus
yang
tersembunyi
yang
masih
sudut
tetap
konstan
pada
berbagai posisi
deviasi
tidak
sama,
kebanyakan
kasus
kelumpuhan
otot
pada
disebabkan
ekstraokuler,
yang
berdeviasi
secara
konstan
Menurut Waktu Berlangsungnya Strabismus
1. Permanent
:
mata
tampak 2. Pada keadaan tertentu misalnya
berdeviasi secara konstan
tampak
berdeviasi,
kadang-kadang normal.
Sindrome A dan V
1. Pada pola A terlihat
banyak
esodeviasi
sedikit
exodeviasi
pandangan
lebih
menunjukkan
lebih
lebih
pada
keatas
dibandingkan
2. Pola
dengan
atas
dibandingan
dengan
pandangan kebawah.
pandangan ke bawah.
.
Page 17
Kelainan
anatomi
Dr ortu yg
menderita
strabismus
Kelainan
struktur fascial
Ibu hamil
Kelainan
hubungan
fascia otot
ekstraokuler
Penyimpangan
posisi bola
mata
Kelainan
sensori
DM
Kekeruhan
media
Hiperglikemi
lama
Katarak
kongenital
Kelainan
refleks
Lesi di
retina
Akomodasi
meningkat
retinoblasto
ma
TIO
Komplikasi
Genetik
Tumor ganas
Gangguan
utama
Kelainan
perkemban
intraokuler
genetik
Retinopati
gan
Efek pd janin
Radiasi sinar
Terlebih jika
UV saat
letak tumor di
hamil
Janin jg terkena
makula
Lensa berkabut
strabismus yang
Pengembunan spt
didapat dari
Gejala
mutiara keabuan pd
strabismus orang tua
awal
pupil
Cahaya dipendarkan,
strabismu
Fungsi mata tidak bekerja
tidak ditransmisikan
s
dengan baik
dengan tajam menjadi
Disposisi kedua mata
bayangan terfokus pada
Gangguan SSP untk
retina
Pandangan
mensintesa kedua
kabur
bayangan yg diterima
kedua mata mjd sensasi
bayangan tunggal
Syarat penglihatan binokuler tidak
normal
Penyimpangan posisi bola mata
Strabismus / Juling
Pre Op
Intervensi
pembedah
an
ketajaman
penglihata
Ansieta n G3
s
penglihatan
G3
Kurang
penerimaan
pajanan
sensori
info
G3
sensori
Kurang
pengetahu
an
Perubaha
n fungsi
&
struktur
mata
Aktivit
as
aktif
Orientasi
lingkungan
menurun
Perubahan
(-) thd
diri/peran
Takut orang
lain menolak
Resiko terhadap
ketidakefektifan
penatalaksanaan
program terapeutik
Nyeri
Mengganggu
penglihatan
binokuler
normal
Post Op
Kurang
pengetahuan
mengenai
perawatan post op
Kurang pajanan
info
Kurang
pengetahuan
Kurang tahu
tentang
perawatan, obat,
da komplikasi
G3 harga
diri
Page 18
ansiet
as
Mata lelah
2.
Sakit kepala
3.
Penglihatan kabur
4.
Ambliopia
5.
Fiksasi silang
6.
Hipermetropi
7.
Diplopia
8.
Hyperopia
9.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
Retinoskopi
Sampai usia 5 tahun anomali refraksi dapat ditentukan secara objectif
dengan retinoskopi setelah atropinisasi dengan atropin 0,5 % 1 %, diatas
usia 5 tahun ditentukan secara subbjektif seperti pada orang dewasa.
1.
2.
3.
Hirsberg Test
Pemeriksaan
reflek
cahaya
dari
senter
pada
permukaan
korneadengancara:
1.
2.
Page 19
4.
1.
Uji Krimsky
Mengukur sudut deviasi pada juling dengan meletakkan ditengah cahaya
refleks kornea dengan prisma.
2.
7.KOMPLIKASI
a) Supresi
Usaha yang tidak disadari dari penderita untuk menghindari diplopia
yang timbul akibat adanya deviasinya.
b) Amblyopia
Menurunnya visus pada satu atau dua mata dengan atau tanpa koreksi
kacamata dan tanpa adanya kelainan organiknya.
c) Anomalus Retinal Correspondens
Suatu keadaan dimana favea dari mata yang baik (yang tidak
berdeviasi) menjadi sefaal dengan daerah favea dari mata yang
berdeviasi.
d) Defect otot
Perubahan-perubahan sekunder dari striktur konjungtiva dan jaringan
fascia yang ada di sekeliling otot menahan pergerakan normal mata.
Blok Sensori Persepsi
Page 20
Orthoptic
Oklusi
Mata yang sehat ditutup dan diharuskan melihat dengan mata yang
ambliop.oklusi sebagian juga harus bisa dilakukan dengan membrane
plastik, pita, lensa, atau mata ditutup dengan berbagai cara.
1.
Pleotic
2.
Obat-obatan
3.
2.
Penutup Mata
Jika
anak
merekomendasikan
untuk melatih
mata
yang
dokter
akan
lemah dengan
Penggunaan
plester
mata harus
dilakukan
sedini
dianggap
terlambat
karena penglihatan
yang
terbaik
2.
Operatif
Recession : memindahkan insersio otot
Resertion : memotong otot ekstraokuler
KONSEP ASKEP
A.Pengkajian
Blok Sensori Persepsi
Page 21
di
kamar
yang
tidak
terlalu
terang
dengan
kartu
dengan
pasien
meter.Jika
pasien
tetap
tidak
bisa
hanya
dapat
melihat
atau
menentukan
jumlah
jari
yang
pada
satu
benda
diam
sementara
mata
yang
di
tutup
Page 22
dengan
sumbu
horizontal.
Tiap
posisi
cardinal
lirikan
dari
salah
satu
posisi
cardinal
lirikan,
pemeriksa
dapat
mengetahui adanya salah satu atau lebih otot ekstraokuler yang gagal
untuk berfungsi dengan benar. Keadaan ini bias juga terjadi bila salah satu
mata gagal bergerak bersama dengan yang lain.
3. Pengkajian Lapang Pandang,
Pemeriksa dan pasien duduk dengan jarak 1 sampai 2 kaki, saling
berhadapan. Pasien di minta menutup salah satu mata dengan karton,
tanpa menekan, sementara ia harus memandang hidung pemeriksa.
Sebaliknya
pemeriksa
juga
menutup
salah
satu
matanya
sebagai
2.
Page 23
Sistem lakrimal, struktur dan fungsi pembentukan dan drainase air mata
4.
5.
1.
2.
3.
Kurang
pengetahuan/informasi
tentang
kondisi,
prognosis
dan
pengobatan
2.INTERVENSI (RENCANA TINDAKAN)
DX I: Gangguan persepsi diri berhubungan dengan gangguan
penerimaan sensori/perubahan status organ indera
1.
tindakan
untuk
membantu
klien
menangani
gangguan
penglihatannya
Rasional: Menurunkan kemungkinan bahaya yang akan tejadi sehubungan
dengan gangguan penglihatan
Page 24
3.
dilakukan
Page 25