LP ASKEP Keratitis FIX
LP ASKEP Keratitis FIX
LP ASKEP Keratitis FIX
Disusun Oleh :
SITI NUR KHASANAH
(202073027)
NIM :202073027
Judul Asuhan Keperawatan : Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Keratitis Di Desa
Blandongan Kota Pasuruan
Telah diperiksa dan disetujui sebagai tugas dalam praktik klinik keperawatan medikal bedah.
Mojokerto,
Pembimbing akademik
(…………………….)
LAPORAN PENDAHULUAN
a. Virus
b. Bakteri
c. Jamur
d. Kekurangan vitamin A
e. Paparan sinar ultraviolet seperti sinar matahari dan terkena aparan cahaya
kuat lain seperti pengelasan
f. Iritasi pada mata yang disebabkan masuknya benda asing (corpus alienum)
atau penggunaan lensa kontak yang berlebihan.
g. Mata kering yang disebabkan gangguan pembentukan air mata atau adanya
robekan pada kelopak mata
h. Reaksi akibat paparan debu, polusi, serbuk sari, atau penggunaan kosmetik
dan obat tetes mata
i. Efek samping obat.
j. Gangguan nervus trigeminus
k. Hipersensitivitas
b. Keratitis flikten : ditandai dengan adanya benjolan putih yang bermula di area
limbus tetapi mempunyai kecenderungan infiltrasi di area kornea.
1. Keratitis sklerotikans yaitu kekeruhan kornea dengan bentuk segi tiga yang
menyertai skleritis
l. Virus
m. Bakteri
n. Jamur
o. Kekurangan vitamin A
p. Paparan sinar ultraviolet seperti sinar matahari dan terkena aparan cahaya
kuat lain seperti pengelasan
q. Iritasi pada mata yang disebabkan masuknya benda asing (corpus alienum)
atau penggunaan lensa kontak yang berlebihan.
r. Mata kering yang disebabkan gangguan pembentukan air mata atau adanya
robekan pada kelopak mata
s. Reaksi akibat paparan debu, polusi, serbuk sari, atau penggunaan kosmetik
dan obat tetes mata
t. Efek samping obat.
u. Gangguan nervus trigeminus
v. Hipersensitivitas
2) Keratitis Marginal
3) Keratitis Interstisial
b. Berdasarkan penyebabnya
1) Keratitis Bakteri
2) Kreatitis Jamur
3) Kreatitis Virus
Infeksi virus yang sering terjadi pada kornea disebabkan oleh infeksi
Herpes simpleks virus (HSV). Virus herpes merupakan parasit
obligat intraselular yang dapat ditemukan pada mukosa, rongga
mulut, rongga hidung, mata dan vagina. Penularan virus dapat terjadi
melalui kontak langsung dengan cairan dan jaringan yang berasal
dari mata, rongga mulut, rongga hidung, dan alat kelamin yang
mengandung virus (Ilyas, 2004). Pasien dengan HSV keratitis
memiliki keluhan utama nyeri pada mata, mata merah, mata berair,
penglihatan kabur, fotofobia, dan penurunan tajam penglihatan
terutama jika terkena bagian pusat kornea (Ilyas, 2004).
4) Keratitis Acanthamoeba
2) Uji fluoresein: Uji ini dilakukan untuk mengetahui kerusakan pada epitel
kornea yang diakibatkan erosi, keratitis epitelial. Hasil tes positif bila
terlihat warna hijau pada defek epitel kornea.
6) Uji fistel: Untuk melihat adanya fistel atau kebocoran kornea akibat
adanya perforasi kornea
7) Uji biakan dan sensitivitas: mengidentifikasi patogen penyebab keratitis
9) Ulkus kornea
10) Gangguan refraksi
11) Perforasi kornea
12) Glaukoma sekunder
13) Jaringan parut permanent
Umur dan tanggal lahir: Keratitis dapat terjadi pada semua usia
Jenis kelamin: Keratitis bisa terjadi pada laki-laki dan perempuan
Suku bangsa:
Pekerjaan:
Pendidikan:
Status menikah:
Alamat:
2. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breathing)
Pada klien yang mengalami keratitis tidak mengalami gangguan pada sistem
pernafasan, tidak sesak, tidak ada alat bantu nafas, tidak adanya cuping
hidung, perkusi dada vesikuler, frekuensi pernafasan cenderung normal (16-
20/menit) dan tidak ada suara nafas tambahan.
b. B2 (Blood)
Tidak ada iktus jantung pada palpasi. Nadi mungkin meningkat, iktus tidak
teraba. Pada auskultasi ada suara S1 dan S2 tunggal dan tidak ada
murmur.B3
c. B3 (Brain)
1) Ketajaman penglihatan: Uji formal ketajaman penglihatan harus
merupakan bagian dari setiap data dasar pasien. Tajam penglihatan
diuji dengan kartu mata (snellen) yang diletakkan 6 meter.
2) Palpebra superior: Merah, sakit jika ditekan
3) Palpebra inferior: Bengkak, merah, ditekan keluar secret
4) Konjungtiva tarsal superior dan inferior Inspeksi adanya :
i. Papil, timbunan sel radang sub konjungtiva yang berwarna merah
dengan pembuluh darah ditengahnya
ii. Membran, sel radang di depan mukosa konjungtiva yang bila diangkat
akan berdarah, membran merupakan jaringan nekrotik yang
terkoagulasi dan bercampur dengan fibrin, menembus jaringan yang
lebih dalam dan berwarna abu – abu.
iii. Pseudomembran, membran yang bila diangkat tidak akan berdarah
iv. Litiasis, pembentukan batu senyawa kalsium berupa perkapuran yang
terjadi pada konjungtivitis kronis
v. Sikatrik, terjadi pada trakoma.
5) Konjungtiva bulbi: sekresi, injeksi konjungtival, injeksi siliar, edema
konjungtiva berat, kemosis konjungtiva bulbi, flikten peradangan
disertai neovaskulrisasi
6) Kornea: erosi kornea, uji fluoresin positif, infiltrat, tertimbunnya sel
radang, pannus (terdapat sel radang dengan adanya pembuluh darah
yang membentuk tabir kornea), flikten, ulkus, sikatrik
7) Bilik depan mata: hipopion (penimbunan sel radang dibagian bawah
bilik mata depan), hifema (perdarahan pada bilik mata depan)
8) Iris: rubeosis (radang pada iris), gambaran kripti pada iris
9) Pupil: reaksi sinar, isokor, pemeriksaan fundus okuli dengan
optalmoskop untuk melihat, adanya kekeruhan pada media
penglihatan yang keruh seperti pada kornea, lensa dan badan kaca.
c. B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada
sistem perkemihan.B5 (Bowel)
Tidak ada gangguan pada BAB, Tidak ada penurunan nafsu makan
d. B6 (Bone)
Pada klien hipertensi cenderung merasa lemah dan tida bisa mempertahankan
aktivitas sehari-hari.
B. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum:
b. TTV: TD (biasanya naik), Nadi (biasanya naik), RR (biasanya naik), Suhu
( biasanya naik )
RENCANA KEPERAWATAN
A.Pengkajian
a) Identitas pasien
Nama : An.I
Usia : 14 tahun
Pekerjaan : Sekolah
Agama :Islam
Status perkawinan :-
Tanggal Pengkajian : 27 Desember 2020
DX MEDIS : Keratitis
B. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
1. POLA PERSEPSI KESEHATAN
a) Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri pada kedua mata
b) Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan nyeri pada kedua mata, rasa ngeres ( seperti ada pasir dalam
mata) gatal, panas, dan kemerahan disekitar mata dirasakan sejak 2 hari yang lalu,
pada saat mata pasien terkena debu dan pasien mengucek kedua matanya sehingga
kemerahan dan mengalami sakit mata.
c) Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pasien pernah menderita penyakit yang sama sejak 1 tahun
yang lalu.
d) Riwayat penyakit keluarga
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit keturunan ataupun
menular
e) Riwayat alergi
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi
C. Pengkajian Sistem
Keadaan umum
GCS
B1 (Breathing)
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada retraksi intercostea, RR
21x/menit
Perkusi : Sonor
Palpasi : ekspansi paru kanan dan kiri sama, focal fremitus getaran kanan dan
kiri sama
Auskultasi : tidak terdapat suara nafas tambahan
B2 (Blood)
Inspeksi : tidak nampak ictus cordis
Palpasi : akral teraba hangat
Auskultasi : suara jantung normal irama regular, TD : 120/80mmHg , Nadi :
88x/meni
B3 (Brain)
GCS : 456
Kesadaran : composmentis
Tidak ada kaku kuduk
Mata : Terdapat nyeri tekan, mata merah dan bengkak, terdapat lingkaran hitam
disekitar mata, konjungtiva merah, sclera merah, reflek pupil pada cahaya kurang baik,
penglihatan pasien kabur mata sebelah kanan, pasien menggunakan kacamata.
Telinga : Pendengaran normal, bentuk telinga simetris, tidak ada serumen
Pasien mengatakan tidur mengalami sulit tidur, tidur Malam 7-8jam/hari. Pasien
mengatakan tidur siang kurang lebih 2 jam/hari
B4 (Bladder)
Tidak ada keluhan pada perkemihan
Produksi urin : Warna kuning jernih
Pasien mengatakan BAK 3-4kali/ hari,
Pasien mengatakan bab 1-2 kali/hari
Pasien mampu ke toilet secara mandiri
B5 (Bowel)
Inspeksi : tidak ada lesi, bentuk simetris
Auskultasi : bising usus 15x/menit
Perkusi : tympani
Palpasi : tidak ada distensi abdomen, tidak teraba pembesaran hepar
Pasien mengatakan makan hanya 2 kali sehari selalu habis dalam 1 porsi, minum ±1liter
air/hari , pasien mengatakan tidak makan makanan bersantan .
B6 (Bone)
Warna kulit : sawo matang
Turgor kulit Baik
Tidak Terdapat bekas luka pada bagian ekstremitas atas dan bawah
Tidak terdapat deformitas, tidak terdapat perdarahan, tidak terjadi fraktur pada
ekstremitas atas dan bawah
Kemampuan pergerakan sendiri Bebas
D. Analisa Data
Gangguan persepsi
sensori
Perubahan status
kesehatan
Resiko Infeksi
E. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan reaksi inflamasi pada kornea ditandai dengan
penglihatan kabur, skala nyeri 4
b. Resiko infeksi berhubungan reaksi inflamasi pada kornea ditandai dengan kontak
sekret dengan mata sehat atau mata orang lain
F. RENCANA KEPERAWATAN
30-Des-
2020 07.00 Mengobservasi TTV
(Resiko TD : 110/80 mmhg
Infeksi) S : 36 oC
N : 78 x/menit
R : 20 x/menit
07.10 Memberikan edukasi pentingnya tidak
menyentuh/ menggaruk mata yang sakit
kemudian yang sehat
H/:P = pasien Kooperatif dan mengatakan tidak
akan menggaruk/ menyucek mata lagi
07.15 menganjurkan untuk memisahkan handuk, lap
atau sapu tangan
H/:P = pasien Kooperatif dan menerima
masukan dari perawat
07.20 menganjurkan pasien istirahat untuk mengurangi
gerakan mata
H/:P = pasien Kooperatif dan mau tidur tepat
waktu
07.25 mendiskusikan pentingnya mencuci tangan
sebelum dan sesudah tindakan kepada pasien dan
keluarga
H/:P = pasien Kooperatif dan pasien mengatakan
akan mencuci tangan dulu sebelum dan sesudah
mengobati matanya
07.30 Kolaborasi dan Monitor pemberian obat
Obat : Lubricen : 6 tetes / hari
Lfx : 6 tetes / hari
Oculenta : 6 tetes / hari
H/:P = Pasien kooperatif
H. EVALUASI KEPERAWATAN
NO EVALUASI S- TTD
Dx O-A-P
27-Des- S : Pasien mengatakan nyeri pada kedua mata, rasa ngeres Mata terasa gatal,
2020 panas, dan kemerahan
(Nyeri
Akut) O: Keadaan umum : Baik
TD : 120/80 mmHg
RR : 21 x/menit
S : 36,5 C
N : 88 x/menit
P = Nyeri muncul saat pagi hari setelah bangun tidur, Melihat sinar
Q = Seperti ditusuk tusuk
R= Nyeri pada mata kanan dan kiri
S= Skala 4
T= Nyeri dirasakan
hilang timbul
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, frekuensi,
kualitas dan factor pencetus.
S : Pasien mengatakan nyeri pada kedua mata, rasa ngeres Mata terasa gatal,
panas, dan kemerahan
O: Keadaan umum : Baik
TD : 110/80 mmhg
S : 36 oC
28-Des- N : 78 x/menit
2020 R : 20 x/menit
(Nyeri P = Nyeri muncul saat pagi hari setelah bangun tidur, Melihat sinar
Akut) Q = Seperti ditusuk tusuk
R= Nyeri pada mata kanan dan kiri
S= Skala 3
T= Nyeri dirasakan hilang timbul
29- 12- S : Pasien mengatakan Mata terasa gatal, panas, dan kemerahan
2020
(Resiko O: Keadaan umum : Baik
infeksi) GCS : 456
Klien tampak sering mengucek mata
Klien tampak kesakitan
Mata tampak merah
Terdapat goresan pada kornea mata
TD : 120/80 mmHg
RR : 21 x/menit
S : 36,5 C
N : 88 x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Menganjurkan pasien untuk tidak mengucek/menyentuh mata, monitor istirahat
pasien untuk mengurangi gerak mata,
30- 12- S : Pasien mengatakan Mata terasa gatal, panas, dan kemerahan
2020
(Resiko O: Keadaan umum : Baik
infeksi) GCS : 456
Klien mengatakan sakitnya berkurang
Mata tampak merah
Terdapat goresan pada kornea mata
TD : 110/80 mmhg
S : 36 oC
N : 78 x/menit
R : 20 x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Menganjurkan pasien untuk tidak mengucek/menyentuh mata, monitor istirahat
pasien untuk mengurangi gerak mata, pemberian obat kepada pasien tepat waktu