Laporan Akhir Praktikum Perancangan Pabrik
Laporan Akhir Praktikum Perancangan Pabrik
Laporan Akhir Praktikum Perancangan Pabrik
4.1.
Lokasi
Lokasi pabrik adalah suatu tempat di mana pabrik itu
45
46
Kuningan
%x
N
N
5
0,85
7
6
6
7
7
6
7
6
6
7
7
0,14
0,24
0,24
0,49
0,42
0,5
1,56
0,48
0,6
0,56
0,56
6,64
47
pxn
=
100
17 x 8
= 1,19
100
17 x 5
= 0,85
100
17 x 8
= 1,36
100
b. Sumber Air
Kebutuhan pabrik akan ketersedian air yang memadai untuk menutupi
kebutuhan operasional pabrik seperti untuk pembangkit tenaga listrik cadangan,
untuk melaksanakan proses produksi, ataupun untuk keperluan karyawan,
membuat setiap perusahaan harus memperhatikan ketersediaan air dalam
pemilihan lokasi pembangunan pabrik. Walaupun volume air yang dibutuhkan
setiap
perusahaan
berbeda-beda
namun
tetap
saja
perusahaan
harus
48
menggunakan dari beberapa sumber mata air yang terdapat di daerah ini. Terlihat
pula berdasarkan hasil statistik BPS Sumedang (2010), daerah ini memiliki
ketinggian dari permukaan laut sekitar 500-1000 lebih dpl. Selain itu sumber mata
air tersebut belum banyak dipergunakan untuk pabrik, maka dari itu kami berikan
nilai 7, maka didapat perhitungan sebagai berikut.
pxn
=
100
10 x 7
= 0,7
100
10 x 6
= 0,6
100
10 x 6
= 0,6
100
c. Konsumen
Alasan yang mendasari pemilihan lokasi dekat dengan konsumen adalah
adanya kemudahan untuk mengetahui perubahan selera konsumen, mengurangi
resiko kerusakan dalam pengangkutan, apabila barang yang diproduksi tidak tahan
lama, biaya angkut mahal, khususnya untuk produksi pangan.
Kelompok kami menggolongkan kriteria ini sebagai kriteria sekunder
karena konsumen produk kami tidak terfokus pada satu golongan, namun semua
golongan dapat menjadi konsumen kami sehingga tidak begitu bergantung pada
lokasi pabrik. Kami perhitungkan bahwa konsumen merupakan faktor
49
16 x 7
= 1,12
100
16 x 9
= 1,44
100
d. Sumber Energi
Untuk menjalankan mesin dan peralatan produksi yang
berada
di
dalam
pabrik
dari
suatu
perusahaan
tertentu,
mengusahakan sumber
pembangkit
tenaga
sendiri.
50
8x 6
= 0,48
100
e. Tenaga Kerja
Sumber tenaga kerja, alternatif yang dipakai adalah
apakah tenaga kerja yang dibutuhkan unskill, dengan
pertimbangan tingkat upah rendah, budaya hidup sederhana,
mobilitas tinggi sehingga jumlah gaji dianggap sebagai daya
tarik, ataukah tenaga kerja skill, apabila pemsahalan
membutuhkan fasilitas yang lebih baik, adanya pemikiran masa
depan yang cerah, dibutuhkan keahlian, dan kemudahan untuk
mencari pekerjaan lain. Kami menggolongkan kriteria ini sebagai
51
10 x 8
= 0,8
100
10 x 6
= 0,6
100
f. Limbah
Proses pembuangan limbah industri merupakan salah satu hal yang perlu
dipkirkan dalam perencanaan dan penentuan lokasi pabrik. Masalah pengendalian
limbah industri juga merupakan salah satu paket yang harus dipikirkan bersamaan
dengan perancangan dan penentuan lokasi pabrik, sebab limbah dapat memberi
pengaruh yang signifikan terhadap alam sekitar dan keseimbangan lingkungan.
Lebih jauh lagi, masyarakat yang terdekat di sekitar pabrik harus diusahakan agar
tidak terkena atau mendapat dampak negatif dari limbah industri dari pabrik.
Pembuangan limbah industri dari pabrik yang akan kami bangun
direncanakan harus memiliki tempat pengolahan dan pembuangan limbah yang
berada pada lokasi cukup layak di mana kriterianya yaitu 1) pembuangan limbah
industri tidak boleh merusak alam sekitar, 2) keseimbangan lingkungan sekitar
tempat pembuangan industri tetap terjaga, dan 3) masyarakat terdekat di sekitar
pabrik tidak dirugikan dan tidak terkena dampak negatif dari pembuangan limbah
52
industri. Dari ketiga daerah Sumedang, Majalengka dan Kuningan kami menilai
dari segi kelayakan tempat pengolahan dan pembuangan limbah bahwa ketiganya
relatif tidak berbeda nilainya. Ketiga daerah tersebut dapat diciptakan suatu sistem
pengolahan dan pembuangan limbah yang cukup ramah lingkungan, tetap
menjaga alam sekitar dan masyarakat sekitar masih dapat mentolerir dampak dari
limbah industri kami, sehingga kami memberi nilai 7
pxn
=
100
8x 7
= 0,56
100
g. Sikap Management
Sikap management yang dimaksud dalam pembahasan ini yaitu terkait
dengan sikap masyarakat setempat di mana pabrik tersebut hendak didirikan.
Adanya sikap masyarakat tersebut menjadi dasar pertimbangan penting bagi
manajemen dalam perencanaan perancangan dan penentan lokasi pabrik.
Beberapa aspek penting seperti sosial kultural, adat istiadat, tradisi dan tingkat
pendidikan rata-rata anggota masyarakat merupakan aspek penting di dalam
penyelesaian masalah-masalah perburuhan, perselisihan dan lain-lain yang
menyangkut masalah hubungan industrial (Risnayadi, dkk., 2008).
Berdasarkan analisis kami terhadap ketiga daerah Sumedang, Majalengka
dan Kuningan mendapatkan perolehan nilai ketiganya sama, yaitu 7. Dasar
penilaian kami yaitu ketiga daerah tersebut memiliki kondisi demografi yang tidak
jauh berbeda di mana ketiganya berlokasi di Jawa Barat, budaya Sunda masih
sangat berpengaruh sehingga tidak jauh berbeda dari aspek sosial kultural, adat
istiadat dan tradisi. Selanjutnya karena kami memilih daerah yang agak pedesaan
dari ketiga daerah di atas, maka tingkat pendidikan rata-rata masyarakat juga tidak
jauh berbeda, yaitu standar masyarakat pedesaan (SD dan SMP).
pxn
=
100
8x 7
= 0,56
100
53
2x8
= 0,16
100
2 x7
= 0,14
100
Sumedang kami beri nilai yang paling kecil yaitu 6 karena kecamatan
Pamulihan yang akan dijadikan lokasi didirikan pabrik memiliki jarak yang tidak
terlalu jauh dari Kabupaten Sumedang, yaitu sebesar 9 km sehingga cukup jauh
terhadap keramaian
pxn
=
100
2 x6
= 0,12
100
b. Akses
Akses yang dibutuhkan yaitu akses karyawan, akses jalan, dan akses
fasilitas pengangkutan. Akses karyawan berupa jarak tempuh antara pabrik
dengan tempat tinggal karyawan, akses jalan yaitu terdapatnya jalan-jalan
kendaraan ke pabrik tersebut, dan akses fasilitas pengangkutan yaitu dekat dengan
stasiun kereta api ataupun pelabuhan sehingga pabrik itu mudah dihubungi,
bahan-bahan mudah diangkut ke pabrik serta barang-barang hasil dapat mudah
54
diangkut ke pasar atau disampaikan kepada para pemesan. Oleh karena kriteria
akses ini cukup penting maka dikategorikan sebagai sekunder.
Berdasarkan hasil diskusi, untuk kriteria akses kami memberi nilai paling
tinggi yaitu 9 kepada Kabupaten Sumedang karena akses yang dibutuhkan lebih
banyak tersedia karena jarak ke Kabupaten Sumedang yang tidak terlalu jauh dan
sudah cukup besar kabupatennya.
pxn
=
100
4x9
= 0,36
100
Kuningan kami beri nilai 6 karena akses yang dibutuhkan cukup tersedia
karena jarak ke Kabupaten Kuningan yang tidak terlalu jauh.
pxn
=
100
4 x6
= 0,24
100
Majalengka kami beri nilai paling kecil, yaitu 5 karena akses yang
dibutuhkan agak sulit didapat karena jarak ke Kabupaten Majalengka sangat jauh
pxn
=
100
4 x5
= 0,20
100
c. Sarana Jalan
Sarana jalan dimasukan ke dalam kategori sekunder karena kriteria ini
cukup penting. Sarana jalan merupakan fasilitas jalan untuk mencapai pabrik
tersebut, seperti jalan yang sudah baik untuk dilewati transportasi pabrik.
Berdasarkan hasil diskusi, kami memberi nilai paling besar kepada
Sumedang, yaitu 8 karena sarana jalan yang dimiliki paling baik, jalan yang cukup
luas, sudah diperbaiki dan diaspal dengan hotmix sehingga kondisi jalan sudah
mulus
pxn
=
100
4x8
= 0,32
100
Sedangkan pada Kuningan dan Majalengka kami beri nilai 6 karena sarana
jalan yang dimiliki sudah cukup baik
pxn
=
100
d. Harga Tanah
4 x6
= 0,24
100
55
7x7
= 0,49
100
7x8
= 0,56
100
7x7
= 0,49
100
56
6x8
= 0,48
100
57
6x6
= 0,36
100
6x7
= 0,42
100
Tata Letak
Salah satu prosedur dalam merancang tata letak yaitu dengan membuat
activity relations chart untuk menganalisa atau merancang tata letak berdasarkan
aliran proses yang berhubungan dengan tata letak seperti aktifitas pemindahan
58
59
juga harus jauh dari departemen limbah dan utility untuk menghindari
terjadinya kontaminasi silang dan kerusakan bahan baku. Selain itu,
departemen bahan baku juga tidak harus dekat atau jauh dengan kantor
karena tidak terlalu berpengaruh besar.
2. Deparetemen bahan jadi penting keberadaannya dan harus dekat dengan
departemen produksi untuk menjaga kualitas bahan yang sudah diproduksi
dan mempermudah alur kerja berdasarkan by process mulai dari
penyimpanan dan persiapan bahan baku, tempat pengolahan, serta tempat
penyimpanan bahan jadi sebelum didistribusikan. Departemen ini juga
harus jauh dari limbah untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang
pada bahan jadi.
3. Ruang produksi yang absolut atau mutlak sangat penting untuk berdekatan
dengan gudang penyimpanan bahan baku dan barang jadi. Hal ini
bertujuan untuk mempermudah alur kerja yang berdasarkan by process
mulai dari penyimpanan dan persiapan bahan baku, tempat pengolahan,
serta tempat penyimpanan barang jadi sebelum dilakukan distribusi.
4.
60
61
62
V.
5.1
5.1.1
Aspek Pemasaran
Aspek pemasaran merupakan aspek internal perusahaan. Aspek pemasaran
62
63
serta kadar protein tinggi yang berasal dari kacang-kacangan. Selain itu, flakes
juga dilengkapi dengan rasa yang berbeda. Pemasarannya pun akan ditempatkan
di tempat-tempat startegis yaitu di pasar-pasar modern atau swalayan di berbagai
daerah di Indonesia. Harga dari produk kami juga sudah sangat bersaing dengan
produk sejenis. Oleh karena itu, dengan adanya strategi ini akan membantu dalam
pemasaran dan penjualan produk kami sehingga dapat bersaing di pasaran.
5.1.2. Aspek Teknik dan Teknologi
Aspek teknik dan teknologi adalah aspek yang meneliti mengenai
perencanaan produk, strategi porduksi, penentuan teknologi produksi, kapasitas
dan jumlah produksi, lokasi pabrik, tata letak (layout pabrik), manajemen
persediaan bahan baku dan barang jadi sert pengawasan kualitas. Analisis aspek
teknis dan teknologi dalam analisis kelayakan pabrik meliputi :
a. Perencanaan produk dan strategi produk
Berdasarkan hasil pengembangan ide produk dan penelitian pasar dan
pemasaran maka ditentukan perencanaan produk dan strategi produk dengan
pembuatan prototype sehingga aspek-aspek teknis untuk memproduksi secara
massal (skala industri) terlihat jelas serta launching yang dilakukan guna
memperkenalkan produk.
b. Penentuan Teknologi Produksi
Proses produksi produk flakes ubi jalar ungu dilakukan dengan teknologi
produksi menggunakan mesin pada proses pencampuran hingga proses
pengemasan dengan mesin pengemas dan jalur alir produk. Kapasitas mesin yang
digunakan cukup besar namun dalam penggunaannya dilakukan sesuai dengan
kebutuhan produksi per hari. Jumlah produksi per hari adalah 42240 kemasan
yang dapat berubah sesuai dengan permintaan, kapasitas produksi, dan
ketersediaan bahan baku.
c. Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik yaitu di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi
pabrik tersebut disebabkan karena Kabupaten Sumedang paling dekat dengan
bahan baku, cukup jauh terhadap keramaian, akses yang dibutuhkan lebih banyak
tersedia, sarana jalan yang ada sudah cukup luas dan kondisi jalan yang mulus,
memiliki PBB yang murah namun harga tanah cukup mahal, pasar modern sudah
64
cukup banyak dan tidak jauh, sumber mata air tersedia, segi pendistribusian
produk untuk konsumen lokasinya dekat dengan kota besar,
tenaga kerja mencukupi dan memiliki pendidikan cukup,
pembuangan limbah cukup ramah lingkungan, dan sikap
masyarakat cukup terbuka atas pendirian pabrik di Kabupaten
Sumedang.
d. Tata Letak (Layout) Pabrik
Tata letak atau layout pabrik dipilih berdasarkan kegunaan setiap ruangan
di dalam pabrik dimana ruangan dalam kegiatan produksi berdekatan dan ruangan
dalam kegiatan produksi dan kegiatan kebersihan ditempatkan berjauhan.
e. Manajemen Persedian Bahan Baku dan Barang Jadi
Persediaan bahan baku dilakukan dengan adanya gudang penerimaan dan
penyimpanan bahan baku sehingga persediaan bahan baku dapat dikontrol.
Persediaan bahan jadi dilakukan dengan manajemen persediaan bahan baku.
Manajemen ketersediaan bahan baku dilakukan dengan metode studi kelayakan
model Operation Research (RO), dengan perencanaan material (material
sampling).
f. Pengawasan Kualitas Produk
Pengawasan kualitas produk dilakukan dengan cara metode QC dan QA
yaitu adanya ruang pengujian terhadap produk hasil produksi, pengawasan dan
pengujian ini dilakukan apabila kualitas produk menurun atau adanya kontaminasi
yang menyebabkan penurunan kualitas produk.
5.1.3
Aspek Manajemen
Aspek manajemen merupakan perencanaan, pengorganisasian,
65
a. Perencanaan proyek
Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan
dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan
perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.
Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan
dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan
untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting
dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak
dapat berjalan.
Dalam semua kegiatan yang bersifat manajerial untuk mendukung usahausaha pencapaian tujuan, fungsi perencanaan haruslah dilakukan terlebih dahulu
dari pada fungsi pengorganisasian, pengarahan, dan Pengawasan. Pada prinsipnya
perencanaan di tetapkan pada saat sekarang dan akan dilaksanakan atau
digunakan pada masa yang akan datang, sehingga perencanaan merupakan
fungsi utama dan dasar bagi seluruh fungsi-fungsi manajemen.
1. Pembuatan Rencana proyek
Rencana proyek dalam pabrik ini dilakukan dengan membuat tim
perencanaan yang membuat suatu visi misi tujuan perusahaan dan pabrik serta
mengakomodasi sumber daya manusia, fasilitas, serta produk dan sasaran
konsumen.
2. Fungsi perencanaan
Fungsi perencanaan adalah untuk menghasilkan pabrik yang mempunyai
produksi yang baik serta memenuhi kepuasan konsumen, mengikuti peraturan dan
kebijakan umum, serta melakukan kegiatan yang terorganisir.
3. Jangka waktu pelaksanaan
Proyek ini akan dilaksanakan dalam waktu 5 tahun kedepan dengan dapat
menghasilkan hasil produksi yang menjadi prioritas dan dapat menghasilkan
keuntungan serta memperdayakan sumber daya manusia dengan baik.
4. Tingkatan manajer
Tingkatan manajer dalam perusahaan dilakukan secara operasional yang
berfungsi untuk memperjelas strategi dalam program kerja yang akan dilakukan
dan kegiatan kedepannya.
66
5. Program kerja
Program kerja yang dilakukan dalam perusahaan yaitu dengan teknik
PERT (Program Evaluation and Review Technique). Tiga dasar yang penting yaitu
perencanaan dalam penjadwalan kerja, pengangaran dan penggunaan tenaga kerja,
pengorganisasian, dan pengendaliannya. PERT dibuat dengan dua langkah penting
yaitu pembuatan daftar kegiatan beserta urutan kerjanya.
6. Anggaran
Anggaran merupakan hasil perincian yang menulis atau mencatat biaya
produksi yaitu biaya pemasukan dan biaya pengeluaran yaitu menghitung
anggaran produksi, tenaga kerja, bahan baku, biaya pabrik, variabel, modal, kas,
dan lain-lain.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu
kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian
mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan
mana keputusan harus diambil.
Perusahaan melakuakan pengorganisasian dengan memilah organisasi
perusahaan menjadi bidang penggerak dan pengendalian yang dilakukan
berdasarkan pemilihan oleh pimpinan yang dilakukan oleh bawahan perusahaan
yang diawasi oleh bagian pengendalian.
Struktur organisasi PT. Heksa Forever dapat dilihat pada Gambar 4 yang
merupakan gambaran skematis tentang hubungan kerja sama antara orang-orang
yang terdapat di perusahaan ini. Struktur organisasi disusun berdasarkan
pertimbangan fungsi-fungsi yang diperlukan untuk menjalankan dan
mengembangkan perusahaan. Hal ini sangat berguna dalam terciptanya tujuan
bersama untuk meningkatkan kinerja dan prestasi perusahaan.
67
Product Manager
Supply Chain
68
1. Analisis Pekerjaan
69
70
Analisis finansial ini dilakukan dengan biaya investasi untuk pendirian usaha
baru.
Tingkat produksi untuk tahun pertama yaitu 20496 kemasan per hari.
Jumlah hari produksi dalam 1 tahun adalah 300 hari atau 25 hari dalam 1
bulannya.
Kebutuhan bahan baku per hari adalah 10800 kg ubi jalar segar untuk
menghasilkan 4728 kg tepung ubi jalar per hari (asumsi rendemen 44%).
Bahan baku kacang hijau per hari adalah 1080 kg untuk menghasilkan
912 kg tepung kacang hijau per hari (asumsi rendemen 84%).
71
kacang hijau
Kapasitas produksi (per hari)
Harga jual
Jumlah hari produksi (per bulan)
Jumlah jam kerja (per hari)
Umur ekonomi usaha (tahun)
Tingkat suku bunga
: 20496 kemasan
: Rp.6.500,00
: 25 hari
: 8 jam x 3 shift
: 10
: 5%
810.000.000
9.720.000.000
540.000.000
6.480.000.000
312.500.000
6.250.000
3.300.000
3.750.000.000
75.000.000
39.600.000
10.248.000
256.200.000
1.625.000
1.929.875.000
19.500.000
23.158.500.000
Kebu
tuhan
Biaya/unit
Total
Potato peeler
mesin pencuci
mesin perajang
Rotary Drum
dryer
Pin and Disc Mill
Rotary Bowl
1
1
2
6.000.000
4.200.000
10.000.000
6.000.000
4.200.000
20.000.000
Umur
Ekonom
i (tahun)
10
10
10
Nilai Sisa
15%
Penyusuta
n 9%
900.000
630.000
3.000.000
540.000
378.000
1.800.000
Pemeliha
raan
10%
54.000
37.800
180.000
100.000.000
200.000.000
10
30.000.000
18.000.000
1.800.000
2
2
4.400.000
14.000.000
8.800.000
28.000.000
10
10
1.320.000
4.200.000
792.000
2.520.000
79.200
252.000
72
Screen
Drum
2
Mesin Penyosoh
1
Ribbon Mixer
1
Planetary Mixer
1
Flaking Roller
1
Mill
Packaging
1
Machine
Sub total
1.000.000
2.500.000
7.250.000
9.800.000
2.000.000
2.500.000
7.250.000
9.800.000
10
10
10
300.000
375.000
1.087.500
1.470.000
180.000
225.000
652.500
882.000
18.000
22.500
65.250
88.200
50.000.000
50.000.000
10
7.500.000
4.500.000
450.000
35.000.000
35.000.000
10
5.250.000
3.150.000
315.000
43.282.500
25.969.500
2.596.950
288.550.000
Tabel 36. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Tidak Langsung
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Jumla Gaji/orang/bula
Jabatan
Gaji/bulan
Gaji/tahun
h
n
Staf produksi
20
Rp1.900.000
Rp38.000.000 Rp456.000.000
Operator
6
Rp1.900.000
Rp11.400.000 Rp136.800.000
Warehouse
Incoming
2
Rp1.900.000
Rp3.800.000
Rp45.600.000
Out going
2
Rp1.900.000
Rp3.800.000
Rp45.600.000
Marketing
73
salesman
Jabatan
Pimpinan
Perusahaan
(GM)
Sekretais
Umum (SGM)
Manager
Accounting
Manager
Personalia
Manager
Produksi
Manager
Warehouse
Manager
Marketing
Accounting
Personalia
Supervisor
produksi
Quality Control
RnD
Receptionist
Office Boy
Security
Supir
Total
Rp2.500.000
Rp10.000.000
Rp67.000.00
34
Rp10.100.000
0
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Jumla Gaji/orang/bula
Gaji/bulan
h
n
Rp120.000.000
Rp804.000.000
Gaji/Tahun
Rp8.000.000
Rp8.000.000
Rp96.000.000
Rp4.000.000
Rp4.000.000
Rp48.000.000
Rp5.000.000
Rp5.000.000
Rp60.000.000
Rp5.000.000
Rp5.000.000
Rp60.000.000
Rp5.000.000
Rp5.000.000
Rp60.000.000
Rp5.000.000
Rp5.000.000
Rp60.000.000
Rp5.000.000
Rp5.000.000
Rp60.000.000
1
2
Rp3.000.000
Rp3.000.000
Rp3.000.000
Rp6.000.000
Rp36.000.000
Rp72.000.000
Rp3.000.000
Rp6.000.000
Rp72.000.000
2
2
2
6
2
4
Rp2.000.000
Rp3.000.000
Rp2.000.000
Rp1.600.000
Rp1.900.000
Rp1.900.000
30
Rp58.400.000
Rp4.000.000
Rp6.000.000
Rp4.000.000
Rp9.600.000
Rp3.800.000
Rp7.600.000
Rp87.000.00
0
Rp48.000.000
Rp72.000.000
Rp48.000.000
Rp115.200.000
Rp45.600.000
Rp91.200.000
Rp1.044.000.00
0
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Biaya (Rp)
360.000.000
288.550.000
23.158.500.000
20.000.000
20.000.000
74
PBB
Rp
Sewa tempat
Rp
Asuransi
Rp
Peralatan Kantor
Rp
transportasi (Bensin)
Rp
Total
Rp
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
50.000.000
28.855.000
20.000.000
19.500.000
23.965.405.000
77
BEP (Rupiah)
Cost
749.200 .000
19.983 .500.000
1(
)
36.000 .000.000
=
b
Rp 3.145.625.695,00
BEP (pieces)
= Cost
Rp 1.069 .969.500
Rp 26.469.646 .950
6500(
)
6.148 .800
749.200 .000
15.0008638
BEP ( pieces)
produksi per tahun
482.167
6.148 .800
x 365
x 365 = 29 hari
78
Periode
10
Pendapatan per tahun
528.288.481.741
Ppengeluaran
8.550.533.488
Ppendapatan
4.079.285.169.463
Benefit Cash Ratio (BCR)
477,08
Net Present Value (NPV)
4.070.734.635.975
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari tabel perhitungan dengan suku bunga 5% didapat nilai NPV dan BC Ratio
sebagai berikut:
NPV1 = Pincome- PCost
= Rp 4.070.734.635.975
NPV >1 maka alternatif tersebut layak dilakukan
Pada perhitungan NPV dengan tingkat suku bunga 5% menunjukkan nilai yang
positif (lebih besar dari nol) yaitu Rp 4.070.734.635.975. Hal tersebut
menandakan bahwa penggantian peralatan dengan umur ekonomis lebih lama
layak untuk dilaksanakan.
B/C ratio = Pincome /Pcost
= 477,08
Pada perhitungan BC Ratio dengan tingkat suku bunga 5% menunjukkan nilai
lebih besar dari satu yaitu 477,08. Hal tersebut menandakan bahwa setiap Rp 1
yang dikorbankan maka mendapat keuntungan Rp 477,08.
Tabel 43. Perhitungan NPV dan BCR dengan Suku Bunga 15%
P untuk Pengeluaran (Untuk
suku bunga yang lain)
Investasi awal
288.550.000
Biaya rutin per tahun
1.069.969.500
Suku bunga
0,15
Periode
10
Pendapatan per tahun
528.288.481.741
Ppengeluaran
5.658.512.927
Ppendapatan
2.651.374.232.164
Net Present Value (NPV)
2.645.715.719.237
Internal Rate of Return
33,56617964
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)
Dari tabel perhitungan dengan suku bunga 15% didapat nilai NPV dan IRR
sebagai berikut:
79
( 155 )
( ( Rp 2.645.715 .719 .237Rp . 4.070 .734 .635 .975 ) )
5
= 33,5662%
Dari data diatas didapatkan nilai IRR lebih besar dari bunga bank (15%) sehingga
usaha ini termasuk baik.
Kesimpulan : Usaha layak dikembangkan bila dilihat dari NVP yang positif (Rp
4.070.734.635.975), BCR yang lebih dari 1 (477,08), dan IRR pada suku bunga
ekstrim 15% (33,5662%)
5.2.
5.2.1
Setiap usaha yang dijalankan, tentunya akan memberikan dampak positif dan
negatif, yang mana dampak tersebut akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak,
baik bagi pengusaha itu sendiri, pemerintah ataupun masyarakat luas. Berikut
merupakan tiga aspek yang merupakan aspek eksternal yaitu aspek politik,
ekonomi dan sosial.
Aspek Politik
Adanya isu/rumor/spekulasi yang timbul akibat kondisi politik yang
diciptakan pemerintah akan mempengaruhi permintaan dan penawaran
suatu produk, baik itu produk barang maupun jasa. Dalam menganalisis
kelayakan bisnis, hendaknya aspek politik saaat bisnis dibangun dan
diimplementasikan tidak akan sangat mengganggu sehingga kajiannya menjadi
layak. Situasi politik dapat diketahui melalui berita-berita melalui media massa.
1. Good news
Dapat dimaknai sebagai berita-berita yang dapat diterima pelaku pasar
tentang berbagai faktor atau kondisi suatu negara yang berhubungan dengan dunia
investasi, yang dinilai mendukung dan memiliki petensi mendatangkan
80
keuntungan bagi dunia in vestasi. Jadi, good news diharapkan oleh pasar, karena
dampaknya menguntungkan dunia investasi.
2. Bad news
Dapat dimaknai sebagai berita yang diterima pelaku pasar tentang berbagai
faktor atau kondisi suatu negara yang berhubungan dengandunia investasi yang
dinilai tidak mendukung dan memiliki potensimendatangkankerugian bagi dunia
investasi. Bad news dihindari pasar karenadampaknya merugikan dan mengancam
dunia investasi. Praktik penyelewengan dan penyalahgunaan kekuasaan yang
dilakukan oleh oknum pemerintah dalam menjalankan tugas mereka dinilai pasar
sebagai bad news, karena mengancam keamanan modal dan usaha mereka.
Kekacauan politik juga dapat mendorong lahirnya kondisi sosial yang tidak
aman.Jadi jelas bahwa aspek politik pemerintah secara langsung ataupun
tidak langsung berpengaruh kepada dunia bisnis. Makin kacau kondisi politik
suatu daerah atau negara akan berdampak makin kacau pula dunia bisnis didaerah
atau negara tersebut, begitu pula sebaliknya.
Aspek Ekonomi
Dalam aspek ekonomi dampak positif yang diberikan dengan adanya
investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya, dan pemerintah
umumnya. Bagi masyarakat, adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah
akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi
pemerintah dampak positif yang diperoleh dari aspek ekonomi adalah
memberikan pemasukan berupa pendapatan, baik bagi pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Secara garis besar dampak dari aspek politik, ekonomi dengan adanya
suatu usaha atau investasi, misalnya penmdirian suatu pabrik, antara lain:
1.
81
masyarakat.
b)
c)
masyarakat.
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
4.
Pengembangan wilayah
a)
b)
c)
d)
Aspek Sosial
Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adalah
tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan,
jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Dampak negatif bagi pemerintah dari aspek
sosial yaitu adanya perubahan demografi di suatu wilayah dan perubahan budaya.
82
Dampak negatif dari aspek sosial termasuk terjadinya perubahan gaya hidup,
budaya, adat istiadat, dan struktur sosial lainnya (Kasmir dan Jakfar, 2003).
Secara garis besar dampak dari aspek politik, ekonomi dengan adanya
suatu usaha atau investasi, misalnya penmdirian suatu pabrik, antara lain:
1.
b)
c)
d)
2.
b)
c)
d)
e)
f)
83
84
berwajib atau di protes masyarakat dapat dihindari. Cakupan studi kelayakan pada
aspek yuridis yaitu:
1. Pelaksanaan bisnis/perusahaan
a Bentuk badan usaha
Bentuk bentuk badan usaha
85
86
hal ini studi yang dilakukan meliputi kemungkinan terjadinya berbagai macam
perubahan, baik perubahan sosial ekonomi maupun perubahan biofisik lingkungan
sebagai akibat adanya kegiatan yang diusulkan tersebut. AMDAL dapat juga
diartikan sebagai suatu hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan sebagai bahan
pertimbangan pengambilan keputusan. Oleh karena itu AMDAL bertujuan untuk
menduga atau memperkirakan dampak yang mungkin timbul sebagai akibat suatu
kegiatan yang direncanakan.
Hal penting yang harus diketahui sebelum melakukan AMDAL adalah
rencana kegiatan yang ada serta keadaan lingkungan sebelum ada kegiatan.
Keadaan lingkungan sebelum ada kegiatan harus diketahui terlebih dahulu sebagai
patokan atau sebagai garis dasar untuk mengukur pencemaran yang terjadi.
Berdasarkan AMDAL yang dibuat untuk suatu kegiatan dapat dibandingkan
keadaan sebelum ada kegiatan dan sesudah ada kegiatan. Hasil yang ideal adalah
apabila tidak terjadi dampak pencemaran lingkungan. Kalaupun terjadi suatu
dampak, dampak tersebut hendaknya bersifat positif artinya kegiatan tersebut
memberikan peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya.
2. Penanggulangan secara Teknis
Apabila berdasarkan kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) ternyata bisa diduga bahwa mungkin akan timbul pencemaran
lingkungan maka langkah berikutnya adalah memikirkan penanggulangan secara
teknis. Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan
secara teknis. Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih dan menentukan
cara yang akan digunakan dalam penanggulangan secara teknis tergantung pada
faktor berikut:
a. Mengutamakan keselamatan lingkungan
b. Teknologinya telah dikuasai dengan baik
c. Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
87
88
VI.
KESIMPULAN
1. Flakes ubi jalar ungu adalah makanan sarapan yang diproses dari tepung
ubi jalar ungu dan tepung kacang hijau untuk meningkatkan kandungan
proteinnya.
2. Flakes ubi jalar memiliki citarasa manis, berwarna ungu dengan sedikit
kecoklatan, memiliki tekstur yang renyah.
3. Alasan pemilihan produk flakes ubi jalar karena flakes merupakan sereal
siap saji, minat yang cukup pesat terhadap produk sarapan dan
ketersediaan bahan baku cukup melimpah di Indonesia.
4. Target pemasarannya adalah anak-anak, remaja, dan dewasa.
5. Proses pembuatan flakes ubi jalar terdiri dari beberapa tahapan yaitu
pembuatan tepung ubi jalar, tepung kacang hijau dan pembuatan flakes.
6. Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan flakes diantaranya adalah
potato peeler, mesin pencuci, mesin perajang, rotary drum dryer, pin and
disc mill, rotart bowl screen, drum, mesin penyosoh, ribbon mixer,
planetary mixer, flaking roller mill dan mesin pengemas.
7. Faktor primer yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrik flakes ubi jalar
yaitu kedekatan dengan bahan baku, sumber air, konsumen, sumber energi,
tenaga kerja, limbah dan sikap manajemen.
8. Faktor sekunder yang mempengaruhi lokasi pabrik flakes ubi jalar yaitu
jauh dari keramaian, akses, sarana jalan, harga tanah, dan dekat dengan
pasar.
9. Lokasi pembangunan pabrik flakes ubi jalar yang paling cocok yaitu pada
Kabupaten Sumedang dengan nilai tertinggi yaitu 7,67 karena paling dekat
dengan bahan baku, cukup jauh terhadap keramaian, akses yang
dibutuhkan lebih banyak tersedia, sarana jalan yang ada sudah cukup luas
dan kondisi jalan yang mulus, memiliki PBB yang murah namun harga
tanah cukup mahal, pasar modern sudah cukup banyak dan tidak jauh,
sumber mata air tersedia, segi pendistribusian produk untuk
konsumen lokasinya dekat dengan kota besar, tenaga kerja
mencukupi dan memiliki pendidikan cukup, pembuangan
89
terbuka
atas
pendirian
pabrik
di
Kabupaten
Sumedang.
10. Pabrik flakes ubi jalar dirancang memiliki 8 departemen,
yaitu departemen bahan baku, bahan jadi, produksi, supervisor, pengujian,
kantor, utility, dan limbah.
11. Ruang produksi yang absolut atau mutlak sangat penting untuk berdekatan
dengan gudang penyimpanan bahan baku dan barang jadi untuk
mempermudah alur kerja
12.
1 kemasan flakes ubi jalar beratnya adalah 250 gram dengan
harga Rp.6.500,00/kemasan
13.
BEP (Rupiah) sebesar Rp 3.145.625.695,00, BEP (pieces)
sebesar 482.167 kemasan yang harus terjual dalam 1 tahun, dan BEP (hari)
sebesar 29 hari.
14. Usaha ini layak dikembangkan karena memiliki nilai NVP yang positif
(Rp 4.070.734.635.975), BCR yang lebih dari 1 (477,08), dan IRR pada
suku bunga ekstrim 15% (33,5662%)
90
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2014. Geografis dan Topografi Sumedang. Available at:
http://sumedangonline.com (Diakses pada tanggal 19 november 2015)
Anonimb. 2013. Badan Pusat Statistik Sumedang. Available at:
http://www.academia.edu (Diakses pada tanggal 19 November 2015)
Anonimc. 2013. Pemilihan Lokasi Pabrik. Available at:
http://heheoye.wordpress.com (Diakses pada 19 November 2015)
Apple, James M.1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. ITB. Bandung
Buhler. 2014. Flaking Roller Mill-The Allrounder. Available at :
http://buhlergroup.com (Diakses pada tanggal 10 Agustus 2015)
Dessler, G. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid I. PT. Indeks. Jakarta
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1995. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Bhatara Karya Aksara. Jakarta.
Hariyadi, P. 2011. Kemasan Untuk Breakfast Cereal. Available at :
http://foodreview.co.id (Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015).
Harli, M. 2000. Ubi Jalar Kurangi Resiko Buta. Available at
http://www.kompas.com (di akses tanggal 27 Oktober 2015)
Heinnermen, J. 2003. Khasiat Kedelai Bagi Kesehatan Anda. Prestasi Pustaka.
Jakarta
Indarwati, TA. 2013.Faktor Penentuan Letak Lokasi Suatu Pabrik. Available at:
http://tiasaindarwati.blogspot.com (diakses pada 19 November 2015)
Jamriyanti, Ririn. 2007. Ubi Jalar Saatnya Menjadi Pilihan.
http://www.beritaiptek.com. Diakses tanggal 12 Oktober 2009
Juanda, D dan B. Cahyono. 2001. Ubi Jalar : Budidaya dan Analisis Usaha Tani.
Penerbit Kanisius. Jakarta
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana Prenada. Jakarta
Khasanah, U. 2003. Formulasi, Karakterisasi Fisiko-Kimia dan Organoleptik
Produk Makanan Sarapan Ubi Jalar (Sweet Potato Flakes). Skripsi.
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kusumastuti, M. 2006. Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Air Minum dalam
Kemasan Gelas Oleh UD. Wijaya. Skripsi. Jurusan Teknik Industri.
Fakultas Teknik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta
91