Konsep Dasar Teori Pencahayaan
Konsep Dasar Teori Pencahayaan
Konsep Dasar Teori Pencahayaan
1 Pengertian Cahaya
Cahaya merupakan satu bagian berbagai jenis gelombang elektromagnetis yang terbang
ke angkasa dimana gelombang tersebut memiliki panjang dan frekuensi tertentu yang nilainya
dapat dibedakan dari energy cahaya lainnya dalam spectrum elektromagnetisnya (Suhadri, 2008).
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh cahaya mata dan dapat
memungkinkan untuk membeda-bedakan warnawarni (Haryanto, 2007).
Menurut Kepmenkes no. 1405 tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri, pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja
yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
Intensitas penerangan merupakan suatu aspek lingkungan fisik yang penting untuk
keselamatan kerja. Ditempat kerja memerlukan intensitas penerangan yang cukup untuk dapat
melihat dengan baik dan teliti. Intensitas penerangan yang baik ditentukan oleh sifat dan jenis
pekerjaan dimana pekerjaan yang teliti memerlukan intensitas penerangan yang lebih besar
(Sumamur , 1993:48).
Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi menjadi :
A. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar
alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh
kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela
yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai.
Sumber penerangan alami adalah sumber dari penerangan yamg didapat dari sinar alami pada
waktu siang hari untuk keadaan selama 12 jam dalam sehari, untuk mendapatkan cahaya
matahari harus memperhatikan letak jendela dan lebar jendela. Luas jendela untuk penerangan
alami sekitar 20% luas lantai ruangan. Penerangan alami dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain : musim, waktu, jam, jauh dekatnya gedung yang bersebelahan, dan luas jalan masuk
penerangan alami
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan penggunaan
pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami
menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar
penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:
Variasi intensitas cahaya matahari
Distribusi dari terangnya cahaya
Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung
Sedangkan menurut Satwiko (2005: 88), cahaya alami adalah cahaya yang
bersumber dari alam, misalnya matahari, lahar panas, fosfor di pohon-pohon,
kilat, kunang-kunang, dan bulan yang merupakan sumber cahaya alami
skunder, karena sebenarnya bulan hanya memantulkan cahaya matahari.
Berikut ini adalah beberapa keuntungan dan kelemahan dari penggunaan
cahaya alami :
Keuntungan pencahayaan alam :
1. Bersifat alami, tersedia melimpah dan terbaharui,
2. Tidak memerlukan biaya dalam penggunaannya,
3.
Cahaya alam sangat baik dilihat dari sudut kesehatan karena memiliki daya
panas dan kimiawi yang diperlukan bagi makluk hidup di bumi,
4.
1.
Cahaya
alam
sulit
dikendalikan,
kondisinya
selalu
berubah
karena
B. Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain
cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh
pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi pokok pencahayaan
buatan baik yang diterapkan secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan
alami
Pencahayaan buatan (artificial light) adalah segala bentuk cahaya yang
bersumber dari alat yang diciptakan oleh manusia, seperti: lampu pijar, lilin,
lampu minyak tanah. Pecahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan
dari usaha manusia seperti lampu pijar. (Lasa, 2005: 170).
Sumber penerangan buatan adalah sumber penerangan yang berasal dari lampu buatan seperti
listrik, gas, atau minyak. Pencahayaan buatan dari suatu tempat kerja bertujuan menunjang dan
melengkapi pencahayaan alami, juga dimaksudkan agar suatu ruangan kerja tercipta suasana
yang menyenangkan dan terasa nyaman untuk mata kita. Untuk itu dalam pemilihan atau
pengadaan lampu perlu di perhatikan tentang efek dari penerangan buatan terhadap obyek yang
di amati, tugas visual tertentu memerlukan penerangan buatan yang lebih baik.
Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan atas
3 macam yakni:
1. Sistem Pencahayaan Merata
Pada sistem ini intensitas cahaya tersebar secara merata pada seluruh ruangan. Sistem ini
cocok diterapkan pada ruangan yang tidak digunakan untuk melakukan tugas visual khusus. Pada
sistem ini sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh langi-langit.
2. Sistem Pencahayaan Terarah
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah. Sistem ini
biasanya digunakan dalam pameran dengan tujuan untuk menonjolkan suatu objek agar terlihat
lebih jelas. Selain itu, system pencahayaan ini juga berperan sebagai sumber cahaya sekunder
untuk ruangan sekitar, yakni dengan cara pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan
dengan sistem pencahayaan merata yang secara psikologis dapat mengurangi efek menjemukan
yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata.
3. Sistem Pencahayaan Setempat
Pada sistem ini cahaya difokuskan pada suatu objek tertentu misalnya tempat kerja yang
memerlukan ketelitian tinggi. Pencahayaan setempat diperoleh dengan memasang sumber
pencahayaan di langit-langit yang spektrum cahaya terlokalisir (localized lighting) atau dengan
memasang sumber cahaya langsung ditempat kerja (local lighting)
Sistem pencahayaan ini sangat bermanfaat untuk:
memperlancar pekerjaan yang memerlukan ketelitian tinggi
mengamati bentuk dan susunan benda yang memerlukan cahaya dari arah tertentu.
melengkapi pencahayaan umum yang terhalang untuk mencapai ruangan khusus yang ingin
diterangi
membantu pekerja yang telah mengalami penurunan daya penglihatan.
menunjang pekerjaan yang pada mulanya tidak direncanakan untuk dikerjakan diruangan
tersebut.
Arah jatuhnya cahaya dapat diatur, sehingga tidak menimbulkan silau bagi
pekerja.
Kelemahan penggunaan pencahayaan buatan:
1. Cahaya buatan memerlukan biaya yang relatif besar karena dipengaruhi oleh
sumber tenaga listrik,
2. Cahaya buatan kurang baik bagi kesehatan manusia jika digunakan terus
menerus di ruang tertutup tanpa dukungan cahaya alami.
2. 2 Sistem Pencahayaan
Menurut Prabu dalam Firmansyah (2010), ada 5 sistem pencahayaan di ruangan, yaitu:
1. Sistem pencahayaan langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90%-100% cahaya diarahkan secara langsung ke objek yang perlu diterangi. Sistem
ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan karena sebagian besar, tetapi ada
kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena
penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langilangit, dinding serta benda yang ada di dalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak
menyegarkan dan menghasilkan penerangan
Pada sistem ini 60%-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan
sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu
diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada
serta kesilauan dapat dikurangi.
Cahaya ini mengganggu, tetapi tidak menyebabkan gangguan yang terlalu fatal terhadap
penglihatan, akan tetapi cahaya ini akan meyebabkan meningkatnya tingkat kelelahan dan dapat
menyebabkan rasa sakit pada bagian kepala.
Kesilauan ini sering menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada mata, terutama bila keadaan ini
berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Kesilauan ini sering dialami oleh mereka yang
bekerja pada siang hari dan menghadap ke jendela atau pada saat seseorang menatap lampu
secara langsung pada malam hari. Efek kesilauan ini pada mata tergantung dari lamanya
seseorang terpapar oleh kesilauan tersebut.
Shadows (Bayang-bayang)
Bayang-bayang yang tajam (sharp shadows) adalah akibat dari sumber cahaya buatan (artificial)
yang kecil atau dari cahaya yang langsung berasal dari cahaya matahari. Kedua sumber tersebut
dapat menyebabkan rasio terang yang berlebihan dalam jangkauan penglihatan, detil-detil
penting yang tidak terlalu jelas.
Sumber-sumber yang lebih besar atau lampu-lampu yang berpendar dan bayangan yang lebih
besar. Secara umum, bayangan digunakan untuk kerja pemeriksaan, seperti menunjukkan cacat
pada permukaan.
d.
Latar belakang sampai pada daerah kerja utama, seharusnya dibuat sesederhana mungkin. Latar
belakang yang kacau atau latar belakang yang mempunyai banyak perpindahan sedapat mungkin
dihindari,
dengan
menggunakan
sekat-sekat.
Badru Munir (2007) menjelaskan, bahwa ada 4 jenis pencahayaan yang di gunakan di kantor,
antara lain:
1. Ambient lighting, yang digunakan untuk memberikan pencahayaan keseluruh ruangan dan
biasanya dipasang pada langit-langit ruang kantor. Biasanya lampu jenis ini merupakan satusatunya pencahayaan di ruangan tersebut.
2. Task lighting, yang digunakan untuk menerangi area kerja seorang pegawai, misalnya meja
kerja. Meskipun menawarkan lebih banyak kontrol bagi pegawai, namun jenis cahaya ini jarng
digunakan pada kaentor-kantor di Indonesia karena alas an kepraktisan. Agar pencahayaan baik
maka disarankan agar jenis ini dapat dikombinasikan dengn ambient lighting, sehingga pekerjaan
yang tidak terlalau membutuhkan tinggat penerangan tinggi cukup menggunakannya; sedangkan
pekerjaa yang mmbutuhkan tingkat ketelitian tinggi akan menggunakan task lighting.
Karena penggunaan jenis pencahayaan ini akan meningkat pada masa yang akan datan,
berikut ini beberapa tips sebelum perusahaan memutuskan untuk menggunakan system
pencahayaan task lighting, antara lain:
Pekerjaan yang dibebankan pada pegawai
Ukuran pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai
Tingkat kepantingan, kecepatan, dan ketepatan yang diharapkan dari pekrjaan yag dimaksud
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
Jumlah dan jenis pekerjaan
Karakteristik pegawai secara individual dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti usia
pegawai. Oegawai yang berumur 60 membutuhkan tingkat pencahayaan 2,5 klai lebaih banyak
dibandingkan pegawai yang berumurr 25-an
Karakteristik fisik dari lingkungan kerja, seperti kantor terdpat di daerah yang rindang atau
kebanyakan dikelilingi gedung perkantoran yang lain
Karakteristik ambient lighting yang telah digunakan
3. Accent lighting, yang digunakan untuk memberikan cahaya pada area yang dituju. Biasanya
jenis lampu ini dirancang pada lorong sebuah kantor atau area lain yang membutuhkan
penerangan sehingga pegawai atau pengunjung tidak tersesat.
4. Natural lighting, biasanya beerasal dari jendela, pintu kaca, dinding, serta cahaya lanit. Jenis
cahaya ini akan memberikan dampak positif bagi pebagawai, namun cahaya ini tidak selalu
tersedia apabila langit dalam keadaan mendug atau gelap. Untuk itu, perusahaan perlu
menggunakan system pentimpanan cahaya materi (solar energy saving system) cahaya ijinis
cahaya ini tetap dapat digunakan. Cahaya ini juga tidak mampu menjangkau ke area kerja, dan
pada hari sangat terang, intensitas cahaya alami dapat mengakibatkan cahaya harus dikontrol.
pegawai, yang area kerjanya menggunakan cahaya alami, harus berada pada kondisi dimana
cahaya datang dari bahu kirinya jika ia menggunakan tangan kanan dan dari bahu kanan jika
menggunakan tangan kidal. Seharusnya karyawan tidak menghadap jendela ppada posisi kerja
normal. Apabila cahaya alami digunakan untuk menerangi area kerja, perlu dipertimbangkan
dampak penggunaan temparatur udara terhadap ruangan kerja. Karena cahaya alami
menghasilkan panas, pendingin udara harus digunakan-khususnya pada musim panas-untuk
mengurangi efek panas tersebut.
Sementara itu, Quible (2001) menyelakan ada 4 jenis cahaya yang dpat digunakan di kantor,
yaitu:
1. Cahaya alami, yang berasal dari sinar matahari
2. Cahaya Incandescent, dengan menggunakan tabung filament, cahaya ini paling sering
digunakan di rumah. Cahaya ini juga dapat digunakan secara efektif di perkantoran, meskipun
fluorescent lebih efisien. Cahaya incandescent kadang kala digunakan untuk membuat panel
cahaya tidak monoton dan digunakan untuk menarik perhatian pada beberapa area. Cahaya ini
paling tidak efektif jika dibandingkan dengan energy yang dikonsumsi, meskipun biaya
pemasangannya lebih murah dibandingkan dengan cahaya fluorescent. Kelemahan yang lain
adalah tidak tahan lama, warna yang dihasilkan tidak alami, memer;ikan banyak listrik, dan
menghasilakn banyak bayangan serta silau. Pada beberapa perusahaan, panas yang digunakan
sebagai sumber pemanas.
3. Cahaya Fluorescent, menjadi jenis cahaya yang laim digunakan pada ruangan perkantoran
dengan tingkat terang yagn mirip dengan cahaya alami. Meskipun pemasangan lebih mahal
dibandingkan dengan incandescent, cahaya ini mempunyai beberapa kelebihan:
Memproduksi lebih sedikit padas dan silau
Tabung fluorescent tahan sepuluh kali lebih lama daibandingkan dengan incandescent
Mengkonsumsi lebih sedikit listrik
Keterangan yang diberikan lebih tersebar
Cahaya fluorescent kira-kira lima kali lebih efisien dibandingkan dengan cahaya
incandescent.
4. High Intensity discharge lamp, penggunaan cahaya ini pada perkantoran adalah sesuatu yang
baru. Lampu ini biasanya digunakan pada jalan raya dan stadion olah raga, yang memberikan
pencahayaan yang sangat efisien. Kekurangannya adalah efeknya yang menyuilitkan untuk
membedakan beberapa warna.
pijar dapat menyalurkan panas dari kawat pijar, sehingga daya hantar yang rendah menjadi
penting. Lampu yang berisi gas biasanya memadukan sekering dalam kawat timah. Gangguan
kecil dapat menyebabkan pemutusan arus listrik, yang dapat menarik arus yang sangat tinggi.
Jika patahnya kawat pijar merupakan akhir dari umur lampu, tetapi untuk kerusakan sekering
tidak begitu halnya.
Ciri-cirinya adalah:
a.
Efficacy 12 lumens/watt
b.
c.
d.
menyala/berpijar disebabkan oleh panas. Jadi saat arus listrik mengalir pada filamen
dari lampu pijar, filamen akan memanas, karena adanya heating effect. Jika arus
yang mengalir cukup besar, maka filamen akan berpijar, menghasilkan cahaya.
Biasanya filament yang digunakan terbuat dari tungsten. Didalam bola lampu
tersebut terdapat campuran dari nitrogen dan sedikit gas inert seperti argon. Dengan
adanya gas inert, akan menekan terjadinya penguapan, dan semakin besar berat molekulnya akan
makin mudah menekan terjadinya penguapan dikarenakan Seiring dengan bertambahnya
waktu pakai lampu pijar, permukaan dalam lampu akan menghitam, yang
disebabkan oleh endapan bahan filamen . Hanya sekitar 6 sampai 12 % pancaran
energi lampu pijar berupa cahaya tampak, sebagian besar radiasi berada pada
daerah infra merah.
Lampu pijar sangat dipengaruhi oleh tegangan yang masuk. Misalnya jika dilakukan
pengurangan tegangan masuk pada lampu yang memiliki tegangan 110 volt
menjadi 104,5 volt dapat memperpanjang umur lampu pijar tesebut hingga dua kali
lipat. Sebaliknya jika tegangan masuk dinaikkan hingga 115,5 volt maka dapat
memperpendek umur lampu tersebut hingga setengahnya. Selain itu tegangan
yang masuk dapat mempengaruhi lumen, daya dan efficacy
Lampu pijar saat ini memiliki efisiensi sekitar 20 lumen per watt, dengan bola
lampu yang besar lebih efisien dibanding yang kecil.
Atom tungsten menguap dari kawat pijar panas dan bergerak naik ke dinding pendingin bola
lampu. Atom tungsten, oksigen dan halogen bergabung pada dinding bola lampu membentuk
molekul oksihalida tungsten. Suhu dinding bola lampu menjaga molekul oksihalida tungsten
dalam keadaan uap. Molekul bergerak kearah kawat pijar panas dimana suhu tinggi memecahnya
menjadi terpisah-pisah. Atom tungsten disimpan kembali pada daerah pendinginan dari kawat
pijar bukan ditempat yang sama dimana atom diuapkan. Pemecahan biasanya terjadi dekat
sambungan antara kawat pijar tungsten dan kawat timah molibdenum dimana suhu turun secara
tajam.
Ciri-cirinya adalah :
a.
Efficacy 18 lumesn/watt
Lebih kompak
Lebih mahal
b. IR meningkat
c.
UV meningkat
d. Masalah handling
3. Lampu neon
Lampu neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien daripada lampu pijar standar dan dapat bertahan
10 hingga 20 kali lebih awet. Dengan melewatkan listrik melalui uap gas atau logam akan
menyebabkan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan komposisi
kimia dan tekanan gasnya. Tabung neon memiliki uap merkuri bertekanan rendah, dan akan
memancarkan sejumlah kecil radiasi biru/ hijau, namun kebanyakan akan berupa UV pada
253,7nm dan 185nm.
Bagian dalam dinding kaca memiliki pelapis tipis fospor, hal ini dipilih untuk menyerap
radiasi UV dan meneruskannya ke daerah nampak. Proses ini memiliki efisiensi sekitar 50%.
Tabung neon merupakan lampu katode panas, sebab katode dipanaskan sebagai bagian dari
proses awal. Katodenya berupa kawat pijar tungsten dengan sebuah lapisan barium karbonat.
Jika dipanaskan, lapisan ini akan mengeluarkan electron tambahan untuk membantu pelepasan.
Lapisan ini tidak boleh diberi pemanasan berlebih sebab umur lampu akan berkurang. Lampu
menggunakan kaca soda kapur yang merupakan pemancar UV yang buruk. Jumlah merkurinya
sangat kecil, biasanya 12 mg. Lampu yang terbaru menggunakan amalgam merkuri, yang
kandungannya sekitar 5 mg. Hal ini menyebabkan tekanan merkuri optimum berada pada kisaran
suhu yang lebih luas. Lampu ini sangat berguna bagi pencahayaan luar ruangan karena
memiliki fitting yang kompak.
Lampu Fluorecent.
Lampu fluorescent mempunyai beberapa keunggulan, dibanding dengan
lampu pijar, antara lain:
Efisiensi lumen, dua sampai tiga kali lipat dibandingkan dengan lampu
pijar, hal ini berarti biaya untuk energi lebih hemat 50 % dari lampu pijar.
Cahaya yang dihasilkan tidak terlalu silau dibanding cahaya lampu pijar.
lampu pijar.
Beberapa kekurangan lampu fluorescent adalah:
Usia pakai akan berkurang, dengan seringnya frequensi nyala dan matinya
lampu.
LUMEN
(lm)
1270
2200
3150
6400
LLD
USIA PAKAI
(%)
(JAM)
85
9000
79
7500
82
20000
85
9000
IES. Hand Book, 1984.
Lampu HID.
Jenis lampu HID (High Intensity Discharge), adalah lampu yang mempunyai
efisiensi lumen per watt yang paling tinggi. Yang termasuk golongan lampu ini
adalah lampu merkuri (30-65 lm/watt), metal halide (60-80 lh/watt), dan high
pressure sodium (60-140 lm/watt).
Kekurangan dari jenis lampu ini adalah membutuhkan waktu yang cukup lama
sebelum cahaya optimum dihasilkan. diperlukan waktu start sekitar 10 menit, setiap
kali dinyalakan, dan biaya awal yang cukup tinggi.
Tabel 2.3. Karakteristik Lampu HID
DAYA
LUMEN
(W)
(lm)
Lampu Merkuri
40
1140
75
2800
100
4400
175
5800
250
11850
400
21000
High Pressure Sodium
50
3800
70
5800
100
8800
150
15000
250
27500
400
47500
Metal Halide
75
5000
150
11250
175
14000
250
19500
400
32000
LLD
(%)
USIA PAKAI
(JAM)
80
86
81
84
89
90
16000
24000
24000
24000
24000
24000
90
86
90
90
90
90
24000
24000
24000
24000
24000
24000
80
80
75
72
71
IES. Hand Book, 1984
15000
15000
10000
10000
20000
2. 4 Komponen Pencahayaan
Elemen yang paling penting dalam perlengkapan cahaya, selain dari lampu,
adalah reflector. Reflektor berdampak pada banyaknya cahaya lampu mencapai area yang
diterangi dan juga pola distribusi cahayanya.Reflektor biasanya menyebar (dilapisi cat atau
bubuk putih sebagai penutup) atau specular (dilapis atau seperti kaca). Tingkat pemantulan
bahanreflector dan
langsung
terhadap
efektifitas
dan
Sebuah rancangan yang bagus yang memadukan kaca atap dengan bahan FRP bersamaan dengan
langit-langit transparan dan tembus cahaya dapat memberikan pencahayaan bagus bebas silau;
langit-langit juga akan memotong panas yang datang dari cahaya alami.
Pemakaian atrium dengan kubah FRP pada arsitektur dasar dapat menghilangkan penggunaan
cahaya listrik pada lintasan gedung-gedung tinggi.
Cahaya alam dari jendela harus juga digunakan. Walau begitu, hal ini harus dirancang dengan
baik untuk menghindari silau. Rak cahaya dapat digunakan untuk memberikan cahaya alami
tanpa silau.
Menurut Kepmenkes no. 1405 tahun 2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri, agar pencahayaan memenuhi persyaratan kesehatan, perlu
dilakukan tindakan sebagai berikut:
1. Pencahayaan alam maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan kesilauan dan memiliki
intensitas sesuai dengan peruntukannya.
2. Kontras sesuai dengan kebutuhan, hindarkan terjadinya kesilauan atau bayangan.
3. Untuk ruang kerja yang menggunakan peralatan berputar dianjurkan untuk tidak menggunakan
lampu neon.
4. Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan bola lampu sering
dibersihkan.
5. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera diganti.
2. 8 Pengukuran Intensitas Cahaya di Dalam Ruang Kerja
Menurut SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat
Kerja, pengukuran intensitas penerangan di tempat kerja menggunakan alat luxmeter. Alat ini
mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, kemudian energi listrik dalam bentuk arus
digunakan untuk menggerakkan jarum skala. Untuk alat digital, energy listrik diubah menjadi
angka yang dapat dibaca pada layar monitor.
Prosedur kerja pengukuran intensitas cahaya dalam ruang kerja menurut SNI 16-70622004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja adalah sebagai berikut:
1. Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium yang terakreditasi
2. Menentukan titik pengukuran, penerangan setempat atau penerangan umum
Penerangan setempat adalah penerangan yang mengenai obyek kerja, berupa meja kerja maupun
peralatan. Bila meja kerja yang digunakan oleh pekerja, maka pengukuran dapat dilakukan di
atas meja yang ada. Denah pengukuran intensitas penerangan setempat seperti berikut:
Penerangan umum adalah titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap
jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai. Jarak tertentu tersebut dibedakan luas ruangan
sebagai berikut:
a.
Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: titik potong garis horizontal panjang dan lebar
ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter.
b. Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi: titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 (tiga) meter.
c.
Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: titik potong horizontal panjang dan lebar ruangan
adalah pada jarak 6 meter. (selengkapnya bisa dilihat di SNI 16-7062-2004 tentang Pengukuran
Intensitas Penerangan di Tempat Kerja)
Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondisi tempat pekerjaan dilakukan
b. Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran untuk intensitas
penerangan setempat atau umum.
c.
Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga didapat
nilai angka yang stabil.
d. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas penerangan setempat
I.
Tujuan Pencahayaan
Tujuan pencahayaan dalam ruangan :
b.
Produktivitas.
c.
Mengurangi kesalahan.
d.
Meningkatkan housekeeping.
e.
f.
b.