Instrumen Dalam Praktik Kebidanan Pemeriksaan Fisik Ena

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KDK

Oleh :
ENA ANGGELA
NIM. 013055

YAYASAN SEKUNDANG BENGKULU SELATAN


AKADEMI KEBIDANAN MANNA
Jl. Datuk Nazir Nomor : 02 Telp & Fax (0739) 21218 Kode Pos 38511
Email: Akbidmanna@yahoo.com
Website: www.akbidmanna.com
INSTRUMEN DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Berikut ini adalah jenis instrumen beserta fungsi/ kegunaannya dalam mendukung
praktik kebidanan di lapangan:
No
1

Jenis Instrumen
Warm Water Zak (Beld.) Hot Water
Botle (Ing.) Botol Panas/ Buli-buli
Panas.

Fungsi dan Kegunaan


Bentuk : berupa kantung dari
karet dengan tutup di ujungnya,
diisi air panas.
Fungsi : untuk kompres panas

Ijskap (Beld.) Ice Bag (Ing.) Eskap


(Ind.)

Bentuk : berupa kantung dari


karet
dengan
tutup
di
tengahnya, diisi pecahan es batu
Fungsi : untuk kompres dingin.

Bors Pomp (Beld.) Breast Pump and


relieve (Ing.) Pompa Susu (Ind.)

Fungsi : untuk membantu


memompa air susu keluar dari
payudara wanita yang sedang
menyusui.

Tapelhoed atau Tapelhoedje (Beld.)


Nipple Shield (Ing.) Pelindung Puting
Susu

Fungsi : untuk melindungi


putting susu yang lecet pada
waktu menyusui sehingga si
bayi dapat menghisap air susu
melewati alat tsb.

Windring (Beld.) Air Cusion (Ing.)

Bentuk : berupa alat yang


terbuat dari karet berbentuk

lingkaran seperti ban mobil,


diameter dalam 13,5 cm luar 40
cm
Fungsi : sebagai tempat duduk
pada penderita wasir/ ambeien.

Colostomy Bag

Fungsi : untuk menampung


feses pada pasien setelah
operasi colon (pembedahan
usus buatan melalui otot dan
kulit perut)

Urinal
Jenisnya :
Urinal male : untuk pasien laki-laki

Fungsi : untuk menampung


urine pada pasien yang tidak
boleh/bisa ke WC.

Urinal female : untuk pasien wanita

Bedpan

Fungsi : untuk menampung


feses pada pasien yang tidak
boleh/bisa ke WC.

10

Pus basin, Emesis basin

Fungsi : untuk menampung

muntah, nanah, kapas bekas dll.

11

Gloves (Ing.) Handschoen (Beld.)


Sarung Tangan

Fungsi : untuk melindungi


tangan dari pengaruh
lingkungan sekeliling

12

Cathether

13

Urine Bag

Fungsi : untuk mengeluarkan/


pengambilan urine
Jenisnya :
Nelaton Cathether : terbuat
dari latex/ karet
Metal Cathether : terbuat
dari stainlesstil
Balloon Cathether/ Foley
Cathether : terbuat dari latex/
karet dilengkapi dengan balon
dengan cara menyutikan aqua
pada ventilnya bila telah masuk
agar Cathether tidak copot
Fungsi : untuk menampung
urine yang dihubungkan dengan
Balloon Cathether/ Foley
Cathether untuk mengeluarkan/
pengambilan urine pada sistem
tertutup

14

Stomach Tube (Ing.) Maag Slang/ Maag Fungsi :

Sonde (Beld.)

untuk mengumpulkan
cairan/ getah lambung,
untuk membilas/ mencucui
isi perut,
untuk pemberian obatobatan.

15

Feeding Tube

Fungsi : untuk nutrisi/


pemberian cairan makanan
melalui mulut atau hidung.

16

Wing needle

Fungsi : sebagai perpanjangan


vena untuk pemberian cairan
infus atau obat intra vena dalam
jangka lama

17

Infusion set

Fungsi : selang untuk


pemberian cairan infus

18

Tranfusion Set

Fungsi : untuk pemberian


tranfusi darah

19

Spuit / Syringe

Fungsi : untuk menyuntik

20

Injection Needle (Ing.) Jarum Suntik

Fungsi : untuk menyuntik


digabungkan dengan alat suntik
(Spuit = Syringe).

21

Gliserin Syringe (Ing.) Glyserin


Spuit(Beld.) Spuit Gliserin

Fungsi : untuk menyemprotkan


lavement/ clysma melaui anus
cairan yang sering digunakan
adalah gliserin atau larutan
sabun.

22

Currete

Fungsi : untuk membersihkan


rahim pada pasien abortus/
keguguran

23

Reflex Hamer

Fungsi : memeriksa
kemampuan refleksi dari bagian
tertentu tubuh kita, misalnya
lutut.

28

Clinical hermometer (Ing.)

Jenisnya :

Thermometer klinik (Ind.)

Thermometer klinik non


elektronik (air raksa)
Thermometer klinik
elektronik
Fungsi : mengukur susu tubuh/
badan

29

Stethoscope

Jenisnya :
Obstetrical Stethoscope/
Stethoscope monoaural (Ing.)
Stethoscope bidan
Fungsi : untuk mendengar
bunyi jantung bayi dalam
kandungan ibu hamil

30

Stethoscope binaural (bagian yang


ditempelkan di telinga)

Fungsi : untuk mendengar


bunyi organ tubuh mis. jantung,
paru-paru dll

31

Sphygmomanometer

Fungsi : untuk mengukur


tekanan darah
Jenisnya :
Mercurial
Sphygmomanometer/ Tensi
meter air raksa

36

Rectum Speculum

Fungsi : untuk memeriksa


lubang anus/ rektal

37

Vaginal Speculum

Fungsi : untuk memeriksa

lubang vagina

39

Arterie klem (Beld.) Artery Forceps


(Ing.)
Arteri klem tergolong alat seperti
pegangan gunting dengan cantelan.

Fungsi : untuk menjepit


pembuluh darah arteri.
Arteri klem dapat digolongkan
ke dalam dua bagian
Kocher : ujungnya bergigi
Pean : ujungnya tidak
bergigi

40

Peritoneum forceps

Fungsi : untuk menjepit


jaringan selaput perut.

41

Needle Holders (Ing.) Naald Voerder


(Beld.)

Fungsi : untuk menjepit jarum


jahit (hechtnaald) serta menjahit
luka terbuka seperti luka
kecelakaan atau pembedahan.

42

Hecht Naald (Beld.) Surgical Needles


atau Suture Needles (Ing.) jarum jahit

Fungsi : jarum untuk menjahit


luka
Jenis-jenis jarum jahit
ujungnya bulat untuk
menjahit otot
ujungnya segi tiga untuk
menjahit kulit

47

Laparoscopy

Alat kedokteran ini adalah alat

yang berfungsi untuk


pembersihan darah. Selain itu,
laparoscopy juga dipergunakan
untuk melakukan inseminasi.

48

Alat Cek Darah

Selain untuk mengecek kadar


gula darah, juga dapat
digunakan untuk mengecek
asam urat dan kolesterol dalam
darah. Dipergunakan pada
pemeriksaan penyakit
kolesterol, asam urat, diabetes,
dan lain sebagainya.

49

ultrasonografi

USG sering dipergunakan untuk


melihat perkembangan janin
dalam tubuh ibu hamil, untuk
mengecek adanya penyakit lain
dalam tubuh seperti kanker,
miom, dan lain sebagainya.

51

Paratus case/etui:

tempat menyimpan alat suntik

52

Tissue Foceps:

Untuk menjepit jaringan atau


organ

53

Anatomy pincet:

Untuk menjepit kasa, kapas,


atau alkes

54

Operating scissors:

Gunting untuk pembedahan

55

Bandage scissors:

untuk menggunting
perban/kassa

56

Winged needle:

untuk menyambung vena

57

tongue depressor :

alat penekan lidah

KONSEP PEMERIKSAAN FISIK


DEFINISI PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya
kelainan-kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh dengan cara melihat
(inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi).
(Raylene M Rospond,2009; Terj D. Lyrawati,2009).
Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik
dengan memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa untuk
mendeteksi

masalah

kesehatan

klien.Untuk

pemeriksaan

fisik

perawat

menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi (Craven & Hirnle,
2000; Potter & Perry, 1997; Kozier et al., 1995).
Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data
objektif dari riwayat keperawatan klien.Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan
bersamaan dengan wawancara.Fokus pengkajian fisik keperawatan adalah pada
kemampuan fungsional klien.Misalnya , klien mengalami gangguan sistem
muskuloskeletal,

maka

perawat

mengkaji

apakah

gangguan

tersebut

mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atau tidak.


TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK
Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan :
1. Untuk mengumpulkan dan memperoleh data dasar tentang kesehatan klien.
2. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh
dalam riwayat keperawatan.
3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaan.
5. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan keperawatan.
MANFAAT PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik bagi perawat sendiri, maupun
bagi profesi kesehatan lain, diantaranya:

1. Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose


keperawatan.
2. Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien.
3. Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat
4. Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan
HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMERIKSAAN
FISIK :
1. Selalu meminta kesediaan/ ijin pada pasien untuk setiap pemeriksaan
2. Jagalah privasi pasien
3. Pemeriksaan harus seksama dan sistimatis
4. Jelaskan apa yang akan dilakukan sebelum pemeriksaan (tujuan, kegunaan,
cara dan bagian yang akan diperiksa)
5. Beri instruksi spesifik yang jelas
6. Berbicaralah yang komunikatif
7. Ajaklah pasien untuk bekerja sama dalam pemeriksaan
8. Perhatikanlah ekpresi/bahasa non verbal dari pasien
METODE PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI

Inspeksi, yaitu melihat dan mengevaluasi pasien secara visual dan merupakan
metode tertua yang digunakan untuk mengkaji/menilai pasien.

Proses observasi.

Perawat menginspeksi bagian tubuh untuk mendeteksi karakteristik normal


atau tanda fisik yang signifikan.

Rahasia inspeksi yg baik adalah perawat selalu memberikan perhatian pada


klien.

PALPASI

Palpasi, yaitu menyentuh atau merasakan dengan tangan, adalah langkah


kedua pada pemeriksaan pasien dan digunakan untuk menambah data yang
telah diperoleh melalui inspeksi sebelumnya.

Pengkajian lebih lanjut terhadap bagian tubuh yang dilakukan melalui indera
peraba.

Melalui palpasi tangan dapat dilakukan pengukuran yang lembut dan sensitif
terhadap tanda fisik termasuk posisi, ukuran, kekenyalan, kekasaran, tekstur
dan mobilitas.

PERKUSI

Perkusi, langkah ketiga pemeriksaan pasien adalah menepuk permukaan tubuh


secara ringan dan tajam, untuk menentukan posisi, ukuran dan densitas
struktur atau cairan atau udara di bawahnya.

Perkusi juga merupakan pengetukan tubuh dengan ujung2 jari guna


mengevaluasi ukuran, batasan dan konsistensi organ2 tubuh dan menemukan
adanya cairan di dalam rongga tubuh

AUSKULTASI

Auskultasi adalah ketrampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru,


jantung, pembuluh darah dan bagian dalam/viscera abdomen.

Suara-suara penting yang terdengar saat auskultasi adalah suara gerakan udara
dalam paru-paru, terbentuk oleh thorax dan viscera abdomen, dan oleh aliran
darah yang melalui sistem kardiovaskular.

Auskultasi dilakukan dengan STETOSKOP

Anda mungkin juga menyukai