Laporan Keanekeragaman Genetik

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sawi termasuk tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi. Daerah asal tanaman sawi diduga dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Konon
di daerah Cina tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2500 tahun yang lalu, kemudian menyebar
luas ke Filipina dan Taiwan. Masuknya sawi ke Indonesia diduga pada abad XI bersamaan
dengan lintas perdagangan jenis sayuran sub-tropis lainnya) dan Sawi (Brassica juncea)
merupakan tanaman semusim. Pemanenan sawi hanya dilakukan 1 kali pada waktu sekali
penanaman. Tanaman sawi mengandung Vitamin A dan Vitamin C serta mengandung minyak
atsiri serta Vitamin K. Tanaman sawi umumnya tumbuh dan berkembang dengan baik pada
daerah pegunungan dengan suhu yang cukup dan temperature.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu faktor
dalam (genetik) dan faktor luar (lingkungan). Beberapa faktor luar yang menentukan, sebagian
ada yang dapat dikendalikan oleh manusia antara lain pemupukan. Tujuan pemupukan adalah
untuk menambah unsur hara ke dalam tanah yang terus-menerus diserap oleh tanaman sehingga
unsur hara bagi tanaman akan selalu tetap tersedia. Pemupukan yang efektif adalah yang tepat
kuantitas dan kualitas. Tepat kuantitas yaitu tepat dosis pupuknya, sedangkan tepat kualitas
meliputi beberapa hal, antara lain :tepat unsur hara, pupuk yang diberikan berdasarkan masalah
nutrisi yang ada, tepat waktu dan tempat, sehingga dapat tersedia bagi tanaman, dan unsur hara
yang diserap digunakan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan kuantitasnya
1.2 Tujuan

Untuk mengetahui Morfologi umum tanaman yang diamati(tanaman sauran sawi)


Untuk mengetahui deskripsi Varietas Tanaman yang diamati
Untuk mengetahui macam macam keragaman dan factor penyebabnya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi umum tanaman sawi secara umum
Secara umumnya tanaman sawi memiliki tiga jenis yang dapat di budidayakan yaitu sawi putih
( sawi jabung ), sawi hijau, dan sawi buma. Sawi putih ( B.juncea L. Var Rugosa Roxb & Prain )
memiliki bentil batang pendek, tegak, dan juga memiliki daun lebar berwrna hijau tua. Sawi hijau
memiliki batang pendek, daun berwarna keputih-putihan dan juga memiliki rasa yang pahit.
Sedangkan sawi huma memiliki batang pendek, kecil dan juga tanamannya mini atau kerdil.
Menurut Sutarya, (1995) morfologi tanaman sawi caisim antara lain :
a. Akar
Tanaman sawi memiliki akar tunggang dan akar bercabang membentuk bulat panjang yang
menyebar ke permukaan tanah, akar ini dapat menembus ke tanah sedalam 30-50 cm. Hal ini
berfungis untuk menyerap unsur air dan zat makanan dari dalam tanah.
b. Batang
Tanaman sawi memiliki batang pendek dan beruas, sehingga tidak kelihatan. Batang tanaman
ini berfungsi untuk menopang atau menyangga berdirinya daun sawi. Sawi juga memiliki daun
yang sangat halus , dan tidak berbulu serta memiliki tangkai yang berbentuk pipih.
c. Daun
Tanaman sawi memiliki daun berbentuk lonjong dan bulat, lebar berwarna hijau mudah dan tua.
Serta tidak memiliki bulu. Daun pada tanaman ini memiliki tangkai daun panjang dan pendek,
sempit atau lebar berwrna putih hingga berwarna hijau, bersifat kuat dan halus.
d. Bunga
Tanaman sawi memiliki bunga yang memanjang dan juga bercabang banyak. Tanaman ini
memiliki bunga yang terdiri dari empat kelopak daun, empat mehakota bunga berwrna kuning
cerah, empai helai benang sari dan satu buah pitik berongga dua. Penyerbukan tanaman ini di
bantu dengan angin dan binatang kecil sekitar.

e. Buah dan biji


Tanaman sawi memiliki buah bulat atau lonjong, berwarna keputihan hingga kehijauan, dan tiap
satu buah memiliki biji 2-8 butir biji. Biji tanaman sawi berbentuk bulat kecil berwarna coklat
hingga kehitaman, memiliki permukaan licin, mengkilap, keras dan juga berlendir.
Klasifikasi tanaman sawi
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub-kelas : Dicotyledonae
Ordo : Papavorales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica juncea L.
Menurut Heru dan Yovita,( 2003)Sistem perakaran tanaman sawi memiliki akar tunggang (radix
primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar kesemua arah
dengan kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain mengisap air dan zat
makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman .Menurut

Rukmana,

(2002). Batang tanaman sawi pendek sekali dan beruas-ruas sehingga hampir tidak kelihatan. Batang
ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun.Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu
dan tidak berkrop. Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak (roset) hingga sukar
membentuk krop (Sunarjono, 2004). Tanaman sawi umumnya mudah berbunga dan berbiji secara
alami baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Stuktur bunga sawi tersusun dalam tangkai
bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga
sawi terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah,
empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 2002).

2.2 varietas
2.2.1 Varietas prima
Tanaman sawi memilikia nama latin Brassica juncea L. Merupakan tanaman jenis sayuran
semusim. Tanaman ini masih berfamili dengan kubis-kubisan berupa kubis bunga, brokoli dan

lobak

atau di sebut Crucifera ( Brassicaceae ).


Klasifikasi Tanaman Sawi
Kingdom

: Plantae

Sub Kingdom : Tracheobinonta


Super Divisio

: Spermatophyta

Divisio

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliophyta

Sub kelas

: Dileniidae

Ordo

: Capparales

Familia

: Brassicaceae

Genus

: Brassica

Spesies

: Brassica juncea L.
Sawi hijau (caisim) termasuk jenis sayuran daun yang mempunyai nilai ekonomi tinggi di

Indonesia maupun beberapa negara di dunia. Pengembangan budidaya sawi hijau mempunyai prospek
baik untuk mendukung upaya peningkatan pendapatan petani, peningkatan gizi masyarakat, perluasan
kesempatan kerja, pengembangan agribisnis, peningkatan pendapatan negara melalui pengurangan impor
dan memacu laju pertumbuhan ekspor (Rukmana, 1994: 12-13).
Menurut Syukur (2005), budidaya sawi hijau (caisim) dengan memanfaatkan lahan setelah panen
padi pada lahan sawah irigasi pada umumnya dilakukan oleh sebagian besar petani di Kabupaten Tabanan
khususnya di Kecamatan Tabanan. Tanaman sayuran yang cukup potensial diusahakan dan memberikan
keuntungan yang cukup tinggi adalah sawi hijau (caisim), mentimun, kacang panjang, bayam potong, dan

gonda (sayuran khas Bali). Diantara tanaman sayuran tersebut, caisim yang paling banyak diusahakan
karena ditinjau dari aspek teknis budidaya caisim relatif lebih mudah dibandingkan dengan jenis tanaman
hortikultura lainnya. Pengembangan berbagai tanaman hortikultura, khususnya penanaman caisim,
mentimun, kacang panjang, bayam potong, dan gonda setelah padi dapat ditingkatkan, namun masih
belum seimbang dengan permintaan pasar. Keadaan ini dimungkinkan antara lain sebagai akibat
peningkatan jumlah penduduk, perbaikan pendapatan dan peningkatan kesadaran gizi masyarakat. Selain
itu di kota-kota besar tumbuh permintaan pasar yang menghendaki kualitas yang baik dengan berbagai
jenis yang lebih beragam.
Deskripsi sawi varietas prima
Nama latin

: Caisim (Bangkok)

Umur tanaman

: 30 hari

Batang

: Tumbuh tegak

Warna daun

: hijau

Rasa

: Manis dan tidak


berserat

Keseragaman

: Tinggi

2.3 Macam keanekaragaman tanaman


Keragaman sifat individu setiap populasi tanaman tersebut dinamakan variabilitas.
Manfaat variabilitas dalam pemuliaan tanaman adalah akan menentukan keberhasilan
program pemuliaan tanaman. Keragaman dalam spesies tanaman dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu keragaman yang disebabkan faktor lingkungan dan keragaman yang disebabkan
oleh faktor genetik.
Menurut Sastrahidajat (1996) faktor lingkungan dan keragaman yang disebabkan oleh factor
genetik :

1.

Keragaman akibat faktor lingkungan


Keragaman karena pengaruh lingkungan sering dikatakan non-heritable variation.
Adanya keragaman tersebut tidak diwariskan kepada keturunannya. Misal, sepuluh tongkol
jagung yang dipanen dari perlakuan yang berbeda. Lima tongkol berasal dari tanaman
jagung yang dipupuk secara teratur dan yang lima lagi dari tanaman jagung yang kurang
pupuk. Jadi perbedaan kondisi lingkungan memberikan peluang munculnya keragaman
yang menentukan kenampakan akhir tanaman tersebut. Oleh karena itu, pemuliaan
tanaman harus mengetahui faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh dan cara
mengendalikannya agar program pemuliaan berhasil.

2.

Keragaman karena faktor genetik


Keragaman akibat faktor genetic dinamakan heritable variation, yaitu keragaman
yang diwariskan kepada keturunannya. Keragaman ini dapat dilihat ketika kondisi
lingkungan sama, namun timbul keragaman, maka keragaman tersebut merupakan
keragaman genetik karena berasal dari genotip individu pada populasi tersebut. Keragaman
ini diwariskan sehingga menjadi perhatian utama pemulia tanaman. Keragaman genetic
dapat terjadi akibat pencampuran material pemuliaan, rekombinasi genetik sebagai akibat
adanya persilangan, mutasi, atau pun poliploidisasi:

Mutasi Gen: perubahan genetik baik gen tunggal atau sejumlah gen atau susunan
kromosom
- Kemungkinan terjadi: setiap bagian tanaman (khususnya aktif membelah misal tunas,
embrio biji)
- Mutasi alami: spontan atau tekanan lingkungan
Nukleotid DNA berubah perubahan kode perubahan kodon mRNA (messenger ribonucleic
acid) asam amino yang diikat dalam sintensis menjadi protein berbeda.
Hasil Mutasi
Organisme

sifat

Jagung (Zea mays)

Merah (R)aleuron menjadi tidak berwarna

Jagung

Normal (Su) menjadi endosperm manis (su)

Catatan : Aleuron lapisan terluar pada bulir jagung untuk menyimpan cadangan makanan seperti
protein.
Sejumlah cara untuk mengadakan mutasi: radiasi sinar X, bahan kimia, radiasi sinar UV, dll.
Akibat mutasi yaitu: Bermanfaat, merusak/mengganggun, netral.
Contohnya: Mutasi dari gen ke tipe liar atau sebaliknya tetapi delesi satu atau lebih basa pada
DNA dan aberasi kromosom beberapa mutasi bersifat merusak dan tidak menguntungkan.
Mutan(hasil mutilasi) tersebut tereliminasi dalam proses seleksi baik alam maupun artificial
(seleksi manusia).
Rekombinasi Gen
-

Tidak berkaitan dengan perubahan gen itu sendiri

menghasilkan keragaman genetik baru

Rekombinasi gen tidak berimplikasi dalam perubahan gen tetapi dalam kombinasi gen yang
datang dari tetua yang berbeda.
Transfer Gen
-

Mengisolasi suatu gen dari organisme tertentu

Mengklonkan gen tertentunya

Menggabungkannya kedalam organisme yang lain=tanaman transgenik

Contoh: Jagung Bt yang merupakan jagung hasil penyisipan gen Cry dari Bacillus

thuringiensis sehingga tahan terhadap hama lepidoptera karena dapat menghasilkan toksin karena
adanya gen Cry tersebut.
Poliploidisasi
-

Poliploid: kelipatan sempurna genom (euploid) atau tidak sempurna (uneuploid)

Autopoliploid: poliploid dari penggandaan langsung kromosom sendiri

Autopoliploid penambahan kolkisin akan mengubah jumlah kromosom pada bawang


merah.

Allopoliploid: tanaman poliploid yang dihasilkan melalui persilangan tanaman berbeda


genom

Tanaman allopoliploid: steril (sebagian/total)

Ciri tanaman poliploid yaitu pertumbuhan lebih lambat, daun lebih tebal, kandungan
kimiawinya lebih tinggi.

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1

Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pengamatan keragaman genetic adalah:
1. Buku panduan karakterisasi PPI ( Panduan Pengujian Individual) digunakan sebagai
pedoman pengamatan
2. Alat ukur (meteran atau penggaris) digunakan untuk mengukur tinggi tanaman
3. Alat tulis digunakan untuk mencatat data hasil pengamatan
4. Kamera sebagai alat untuk mendokumentasikan hasil pengamatan

3.1.2

Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam pengamatan keragaman genetic adalah populasi
tanaman sawi

3.2 Kondisi Umum Lokasi Pengamatan


Secara geografis Desa Ngijo terletak pada posisi 720'-731' Lintang Selatan dan
10908'-11010' Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang
yaitu sekitar 525 m di atas permukaan air laut. Berdasarkan data BPS Kabupaten Malang
tahun 2004, selama tahun 2004 curah hujan di Desa Ngijo rata-rata mencapai 2.400 mm.
Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai 405,04 mm yang
merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu 2000-2010.
Secara administratif, Desa Ngijo terletak di wilayah Kecamatan Karangploso
Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah Utara
berbatasan dengan Desa Ngenep Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Girimoyo
Kecamatan Karangploso Di sisi Selatan berbatasan dengan Desa Ampeldento Kecamatan
Karangploso, sedangkan di sisi timur berbatasan dengan Desa Kepuharjo Kecamatan
Karangploso. Jarak tempuh DesaNgijo ke ibu kota kecamatan adalah 3 km, yang dapat
ditempuh dengan waktu sekitar 10 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten
adalah 15.5 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 34 Menit.

3.3 Prosedur Pengamatan

Satu kelompok praktikum dibagi menjadi 4


kelompok kecil masing-masing kelompok
terdiri dari 4-5 orang

Setiap 2 kelompok kecil melakukan pengamatan terhadap 1 komoditas yang


sama tetapi berbeda varietas (1 kelompok praktikum terdapat 2 jenis komoditas
masing-masing 2 varietas)

Mengamati komoditas yang diamati sesuai


pembagian yang telah ditentukan asisten yaitu
komoditas sawi

Mengamati karakter kualitatif dan kuantitatif


komoditas sawi menggunakan panduan PPI

Mengamati jumlah tanaman untuk tiap populasi masingmasing 5 tanaman per bedengan (bedengan yang diamati
minimal 2 bedengan per kelompok kecil).

Catat hasil pengamatan

Anda mungkin juga menyukai