Isolasi Kurkumin Dari Kunyit
Isolasi Kurkumin Dari Kunyit
Isolasi Kurkumin Dari Kunyit
PERCOBAAN IX
ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT
OLEH:
NAMA
: MUH. YAMIN A.
NIM
: F1C1 08 049
KELOMPOK
: I
ASISTEN
: RIZA AULIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2010
Goot, 1997), dan diduga bersifat COX-2 selektif, berdasarkan sifat tidak toksik pada
gastrointestinal meskipun pada dosis tinggi (Kawamori, et al., 1999). Aktivitas
penghambat COX-2 memungkinkan pengembangan kurkumin sebagai zat antikanker
yang bersifat antiproliferaif dan memacu apoptosis (Meiyanto, 1999)(Supardjan dan M.
Dai, 2005).
Salah satu cara pengambilan kurkumin dari rimpangnya adalah dengan cara
ekstraksi. Ekstraksi merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan perbedaan
kelarutan. Secara umum ekstraksi dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan dan
isolasi zat dari suatu zat dengan penambahan pelarut tertentu untuk mengeluarkan
komponen campuran dari zat padat atau zat cair. Dalam hal ini fraksi padat yang
diinginkan bersifat larut dalam pelarut (solvent), sedangkan fraksi padat lainnya tidak
dapat larut. Proses tersebut akan menjadi sempurna jika solute dipisahkan dari
pelarutnya, misalnya dengan cara distilasi/penguapan (Wahyuni, et al., 2004).
Kurkumin atau 1,7-bis-(4 hidroksi-3-metoksi fenil) hepta-1,6-diena-3,5-dion
memiliki berat molekul 368,126. Kurkumin dikenal sebagai bahan alam berupa zat warna
kuning yang diisolasi dari Curcuma longa, L. Pertama kali kurkumin ditemukan pada tahun
1815 oleh Vogel dan Pelletier (van der Goot, 1997). Kristalisasi kurkumin pertama kali
dilakukan oleh Daube (1870) dan elusidasi struktur kimia dilakukan pada tahun 1910 oleh
Lampe. Sintesis kurkumin dilakukan pada tahun 1913 oleh Lampe dan Milobedzka
(Aggarawal et al., 2003).
Batang pengaduk
Kolom kromatografi
Filler
Pipet ukur
Erlenmeyer
Plat KLT
Gelas kimia
Chember
Filler
Cutter
Pipet volume
Oven
Timbangan analitik
Alumunium foil
Corong
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
Silika gel
Diklorometan
Methanol
Kloroform
Kertas saring
Kapas
D. Prosedur Kerja
-
Preparasi Sampel
30 g rimpang kunyit
-
Lar. Kuning
Residu
-
Ekstrak
dicampurkan 20 ml heksan
diaduk merata
disaring
Residu
Analisis Senyawa
0,3 g ekstrak kunyit
-
Rf
Rf
Rf
Rf
Rf
A1 = 0,13
B1 = 0,15
C1 = 0,15
D1 = 0,15
E1 = 0,15
A2 = 0,23
B2 = 0,31
C2 = 0,31
D2 = 0,31
A3 = 0,33
B3 = 0,56
C3 = 0,54
A4 = 0,62
E. Hasil Pengamatan
1. Rangkaian alat kromatografi kolom
Kolom Kromatografi
Klem
Pelarut (Fasa Gerak)
Statif
2. Hasil KLT
Sampel
Kertas Saring
Silika Gel (Fasa Diam)
Kertas Saring
Kapas
Gelas Kimia
Eluat
A4
B3
C3
A3
B2
C2 D2
B1
C1 D1
A2
A1
A B
E1
C D E
G H
A2 = 0,9 cm
A3 = 1,3 cm
B2 = 1,2 cm
B3 = 2,2 cm
C2 = 1,2 cm
C3 = 2,1 cm
D2 = 1,2 cm
A4 = 2,4 cm
Rf
A1 = 0,13
A2 = 0,23
A3 = 0,33
Rf
B1 = 0,15
B2 = 0,31
B3 = 0,56
Rf
C1 = 0,15
C2 = 0,31
C3 = 0,54
Rf
D1 = 0,15
D2 = 0,31
Rf
E1 = 0,15
F. PEMBAHASAN
A4 = 0,62
Kurkumin adalah senyawa turunan fenolik dari hasil isolasi rimpang tanaman
kunyit (Curcuma longa). Zat ini adalah polifenol dengan rumus kimia C21H20O6.
Kurkumin dapat memiliki dua bentuk tautomer: keton dan enol. Struktur keton lebih
dominan dalam bentuk padat, sedangkan struktur enol ditemukan dalam bentuk
cairan. Senyawa ini memiliki rumus molekul 2 gugus vinilguaiacol yang saling
dihubungkan dengan rantai alfa beta diketon
Pada percobaan ini dilakukan isolasi kurkumin dari rimpang kunyit. Proses
isolasi ini meliputi dua tahap pengerjaan yaitu dengan kromatografi kolom
kromatografi lapis tipis. Prinsip pemisahan dari metode kromatografi adalah
memisahkan
campuran
senyawa
atas
komponen-komponennya
berdasarkan
perbedaan kecepatan migrasi masing-masing pada dua fase, yakni fase diam dan fase
gerak. Berdasarkan definisi prinsip kromatografi tersebut, kromatografi kolom sama
dengan KLT, dimana senyawa-senyawa dalam campuran terpisahkan karena adsorbsi
suatu padatan penyerap sebagai fasa diam dan eluennya sebagai fasa gerak. Perbedaa
kecepatan migrasi tiap komponen dapat disebabkan oleh kemampuan masing-masing
komponen untuk teradsorpsi atau perbedaan distribusi diantara dua fase yang tak
saling campur.
Pada percobaan ini sebelum dilakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan
proses preparasi sampel. Kunyit yang digunakan berbentuk serbuk halus, agar
mempermudah pemisahan kurkumin dari kunyit dan hasil yang akan diperoleh lebih
maksimal. Proses refluks dilakukan dengan menggunakan dikloroetan, tujuannya
untuk memaksimalkan proses isolasi. Dengan menggunakan pelarut yang bersifat
nonpolar sebab kurkumin juga bersifat nonpolar. Jadi senyawa yang bersifat nonpolar
filtrat yang
gel. Senyawa organik terelusi oleh eluen proses elusi terjadi karena keseimbangan
distribusi zat analit pada fase gerak eluen dan fase diam selika gel. Elusi terus
berlangsung hingga tidak ada lagi yang tinggal dalam kolom. Proses elusi ini
menghasilkan eluat yang diharapkan mengandung banyak kurkumin.
Dari fraksi yang dihasilkan pada kromatografi kolom selanjutnya dilakukan
kromatografi lapis tipis, namun sebelumnya fraksi yang diperoleh dari kromatografi
kolom dipekatkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan pelarut
yang masih terkandung dalam fraksi tersebut. Kromatografi Lapis Tipis dilakukan
dengan cara menotolkan fraksi tersebut pada plat KLT, dan selanjutnya dielusi dengan
eluen yang sudah di jenuhkan. Eluen digunakan adalah dikloroetan dan MeOH
dengan perbandingan 99:1. Ketika eluen mulai membasahi lempengan plat KLT,
pelarut pertama akan melarutkan senyawa-senyawa dalam bercak yang telah
ditempatkan pada garis dasar. Senyawa-senyawa akan cenderung bergerak pada
lempengan kromatografi sebagaimana halnya pergerakan pelarut. Cepatnya senyawasenyawa dibawa bergerak ke atas pada lempengan, tergantung pada kelarutan
senyawa dalam pelarut. Hal ini bergantung pada bagaimana besar atraksi antara
molekul-molekul senyawa dengan pelarut. Kurkumin merupakan senyawa yang
terkandung dalam ekstrak kunyit yang dapat membentuk ikatan kimia karakteristik
dengan silikon dioksida. Senyawa ini dapat membentuk ikatan hidrogen maupun
ikatan van der walls yang lemah. Senyawa yang dapat membentuk ikatan hydrogen
ini akan melekat pada plat lebih kuat dibanding senyawa lainnya. Atau dapat
dikatakan bahwa senyawa Kurkumin ini terjerap lebih kuat dari senyawa yang
lainnya. Penjerapan merupakan pembentukan suatu ikatan dari satu substansi pada
diamnya dan eluen sebagai fasa geraknya. Komponen yang terpisahkan pada
kromatografi kolom berupa fraksi sedangkan pada kromatografi lapis tipis berupa
noda atau spot.
DAFTAR PUSTAKA
Aggarawal, BB., Kumar, A. Aggarawal, MS., and Shishodia, S., 2003, Curcumin
derived from Turmeric (Curcuma longa): A Spice for All Seasons,
Phytochemical in cancer chemoprevention, 8(28).
Chearwae, W., Anuchapreeda, S., Nandigama, K., Ambudkar, S. V., dan Limtrakul, P.
(2004). Biochemical mechanism of modulation of human P-glycoprotein
(ABCB1) by curcumin I, II, and III purified from Turmeric powder.
Biochemical Pharmacology 68.
Hayani, E., 2007. Pemisahan Komponen Rimpang Temu Kunci Secara Kromatografi
Kolom. Buletin Teknik Pertanian Vol. 12 No. 1.
Kawamori, T., Lubet, R., Steele, V.E., Kellof, G.J., Kakey, R.B., Rao., C.V., and
Reddy, B.S., 1999, Chemopreventive Effect of Curcumin, a Naturally
Occuring Anti-Infalammatory Prevent, during the Promotion/Progession
Stages of Colon Cancer, CancerRes., 59.
Majeed, M., Badmaev, V., Shirakumar U., and Rajendran R., 1995, Curcuminoids
antioxidant phytonutrients, 3-80, Nutrience Publisher Inc., PisCataway, New
Jersey.
Meiyanto, E., 1999, Kurkumin Sebagai Obat Anti Kanker: Menelusuri Mekanisme
Aksinya, Majalah Farmasi Indonesia, 10(4).
Pabon, H.J.J., 1964, A Synthesis of Curcumin and related Compounds, Recl. Trav.
Chem., 23: 379-386.
Sudjadi, 1986, Metode Pemisahan, UGM-Press, Yogyakarta.
Supardjan, A.M., dan M. Dai. 2005, Hubungan Struktur Dan Aktivitas Sitotoksik
Turunan Kurkumin Terhadap Sel Myeloma. Majalah Farmasi Indonesia
16(2).
Supardjan, A.M. dan Muhammad DaI, 2005, Hubungan Struktur dan Aktivitas
Sitotoksik Turunan Kurkumin terhadap Sel Myeloma, Majalah Farmasi
Indonesia 16(2):100-104.
Trully, M.S.P., dan Kris H.T., Pengaruh Penambahan Asam Terhadap Aktivitas
Antioksidan Kurkumin. BSS_194_1.
Wahyuni, A. Hardjono dan P.H. Yamrewav, 2004. Ekstraksi Kurkumin Dari
Kunyit. Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Kimia Dan Proses.
TUGAS SETELAH PRAKTIKUM
SOAL:
1. Mengapa analisis komponen-komponen senyawa yang menggunakan KLT atau
kromatografi kolom perbandingan campuran pelarutnya divariasikan, jelaskan
secara singkat dan jelas!
2. Bagaimana tingkat kemurnian kurkumin hasil pemisahan secara kromotografi
kolom? Jelaskan!
JAWAB:
1. Karena dengan memvariasikan campuran pelarutnya maka pemisahan yang
terjadi dapat secara maksimal sekaligus meningkatkan kemurnian senyawa hasil
elusi tersebut.
2. Tingkat kemurnian hasil pemisahan kromotografi kolom dapat dikatakan rendah
atau kurang murni. Hal ini terlihat jelas saat larutan diuji dengan KLT dimana
banyak sekali noda yang terbentuk pada plat. Hal ini menandakan bahwa pada
eluen tersebut banyak terdapat senyawa pengotor selain kurkumin.