Satuan Acara Penyuluhan Batu Ginjal AMIN
Satuan Acara Penyuluhan Batu Ginjal AMIN
Satuan Acara Penyuluhan Batu Ginjal AMIN
( 1301100051)
Anisa Fitri
(1301100052)
Eviandara Mega
(1301100053)
Yolanda Indiana
(1301100054)
Sasaran
: Ruang melati
Waktu
Penyuluhan
A. Latar Belakang
Batu Saluran Kemih (Urolithiasis) merupakan keadaan patologis karena
adanya masa keras seperti batu yang terbentuk disepanjang saluran kencing dan
dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, atau infeksi pada saluran kencing.
Terbentuknya batu disebabkan karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang
dapat membentuk batu atau karena air kemih kekurangan materi-materi yang
dapat menghambat pembentukan batu, kurangnya produksi air kencing, dan
keadaan-keadaan lain yang idiopatik (Dewi, 2007). Lokasi batu saluran kemih
dijumpai khas di kaliks atau pelvis (nefrolitiasis) dan bila akan keluar akan
terhenti di ureter atau di kandung kemih (vesikolitiasis) (Robbins, 2007).
Penyakit ini menyerang sekitar 4% dari seluruh populasi, dengan rasio
pria-wanita 4:1 dan penyakit ini disertai morbiditas yang besar karena rasa nyeri
(Tisher, 1997). Di Amerika Serikat 5-10% penduduknya menderita penyakit ini,
sedangkan di seluruh dunia rata-rata terdapat 1-2% penduduk yang menderita batu
saluran kemih.
Penyakit ini merupakan tiga penyakit terbanyak dibidang urologi
disamping infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat (Purnomo, 2011).
Penyakit batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang cukup bermakna, baik di
Indonesia maupun di dunia. Prevalensi penyakit batu diperkirakan sebesar 13%
pada laki-laki dewasa dan 7% pada perempuan dewasa. Empat dari lima pasien
adalah laki-laki, sedangkan usia puncak adalah dekade ketiga sampai keempat.
Angka kejadian batu ginjal di Indonesia tahun 2002 berdasarkan data yang
dikumpulkan dari rumah sakit di seluruh Indonesia adalah sebesar 37.636 kasus
baru, dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang. Sedangkan jumlah pasien
yang dirawat adalah sebesar 19.018 orang, dengan jumlah kematian adalah
sebesar 378 orang .
Dari data diatas tersebut, kami dari mahasiswa D-III keperawatan prodi
Malang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang tertaik untuk memberikan
penyuluhan kesehatan tentang Batu ginjal pada pasien, keluarga pasien,
pengunjung dan petugas kesehatan kesehatan di Ruang Melati RS dr. Soepraoen.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu memahami dan
mengetahui tentang Batu Saluran Kencing
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan sasaran diharapkan mampu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
TERLAMPIR
D. METODE
1.Umpan balik
2 Tanya jawab
E. ALAT BANTU
Lembar Balik
F. KEGIATAN
N
FASE
KEGIATAN PENYULUH
No
1. Pra Interaksi Menyiapkan Satuan Acara
KEGIATAN PESERTA
WAKTU
3 menit
Kerja
leaflet.
Membuka kegiatan dengan
Menjawab salam
10 menit
mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri
Mendengarkan
Memperhatikan
penyuluhan
Menyebutkan materi yang
Memperhatikan
akan diberikan.
Menggali pengetahuan
Memperhatikan
Memperhatikan
Bertanya dan
menjawab pertanyaan
untuk mengajukan
yang diajukan.
pertanyaan kemudian
menjawab pertanyaan.
Memberikan leaflet Batu
Memperhatikan
Saluran Kencing
3.
Evaluasi :
dan
kepada
10 menit
Terminasi :
menjawab pertanyaan
Mengakhiri pertemuan &
Mendengarkan
2 menit
mengucapkan terimakasih
atas partisipasi keluarga
pasien.
Mengucapkan
salam
Menjawab salam
penutup
G. KRITERIA EVALUASI
1.
Evaluasi Struktur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
H. DAFTAR RUJUKAN
Sjamsuhidrajat R, 1 W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2004. 756-763
Lampiran Materi
MATERI PENYULUHAN
Jenis kelamin
Penyakit ini lebih sering diderita oleh kaum pria daripada wanita, dengan
perbandingan 3:1. Hal ini disebabkan oleh anatomis saluran kemih pada pria
lebih panjang daripada wanita, didalam urin pria kadar kalsium lebih tinggi
sedangkan pada wanita kadar sitrat lebih tinggi, hormone testosterone pada pria
dapat meningkatkan produksi eksalat endogen di hati, dan hormone esterogen
pada wanita dapat mencegah agregasi garam kalsium.
3)
Genetik
Terdapat orang orang tertentu yang memiliki kelainan atau gangguan
ginjal sejak dilahirkan, meskipun kondisi ini jarang ditemui. Penderita kelainan
ini, sejak usia anak-anak sudah memiliki kecenderungan yang mudah
mengendapkan garam dan memudahkan terbentuknya batu. Oleh karena fungsi
ginjalnya yang tidak normal, maka proses pengeluaran urine pun mengalami
ganggguan karena urinenya banyak mengandung zat kapur, sehingga mudah
mengendapkan batu.
b. Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :
1)
Selain itu banyaknya mengonsumsi air yang mengandung kadar kalsium tinggi
akan memicu terjadinya batu ginjal. Kurang mengkonsumsi air putih
menyebabkan system metabolism tubuh tidak berjalan dengan optimal. Ginjal
memerlukan cairan dalam jumlah yang cukup banyak untuk menguraikan zatzat terurai dalam tubuh. Setidaknya minumlah 2 liter air dalam sehari agar
volume urine bertambah dan mengurangi konsentrasi mineral dan garam.
2)
ginjal hal ini disebabkan karena paparan sinar ultraviolet tinggi yang akan
memicu terjadinya dehidrasi dan peningkatan vitamin D yang memicu
peningkatan ekskresi kalsium dan oksalat. Selain itu, Temperatur yang tinggi
akan meningkatkan jumlah keringat dan meningkatkan konsentrasi air kemih.
Konsentrasi air kemih yang meningkat dapat menyebabkan pembentukan
kristal air kemih.
3) Aktivitas
Faktor pekerjaan dan olah raga dapat mempengaruhi terbentuknya batu
ginjal. Risiko penyakit ini bertambah tinggi pada orang dengan aktivitas yang
jarang berolahraga atau tidak banyak bergerak, serta pada orang yang
pekerjaannya terlalu banyak duduk. Hal ini dikarenakan aktivitas yang kurang
aktif menyebabkan kurang lancarnya peredaran darah maupun urine, sehingga
mudah terbentuk batu ginjal. Selain itu, pola hidup yang aktif dapat membantu
pembentukan kalsium menjadi tulang. Sebaliknya, gaya hidup yang kurang
bergerak dapat mendorong kalsium beredar dalam darah dan berisiko menjadi
Kristal kalsium.
4)
Berat badan
Risiko penyakit batu ginjal juga lebih tinggi pada orang dengan berat
badan berlebih (obesitas) karena pada orang dengan berat badan berlebih dapat
menyebabkan kelainan metabolism sehingga mudah mengendapkan garamgaram kalsium.
5)
Diet
Diet yang mengandung banyak purin, oksalat, dan kalsium akan memicu
terjadinya batu ginjal. Protein yang tinggi terutama protein hewani dapat
menurunkan kadar sitrat air kemih, akibatnya kadar asam urat dalam darah
akan naik.
6)
Geografi
Pada beberapa daerah kasus batu saluran kencing cukup tinggi
dibandingkan daerah lain sehingga dikenal dengan sabuk batu ( stone belt ).
Biasanya daerah ini berada di dataran tinggi atau daerah pegunungan. Hal ini
terjadi karena air yang dikonsumsi mengandung mineral seperti phosphor,
kalsium, magnesium, dan sebagainya.
7)
berakibat timbulnya Infeksi Saluran Kemih (ISK). ISK yang disebabkan oleh
kuman dapat menyebabkan terbentuknya jenis batu struvit.
8)
Makanan dan minuman
Sebagian besar penyakit batu saluran kencing disebabkan oleh makanan
dan minuman. Terutama pada makanan dan minuman yang tinggi kadar
kalsium oksalat dan fosfat yang mudah mengkristal dalam ginjal, juga pada
makanan yang banyak mengandung asam urat. Selain itu, mengkonsumsi
makanan yang tinggi kadar garam mengakibatkan tingginya kadar garam dalam
urine yang menyebabkan mudahnya terbentuk batu ginjal.
Tujuan
dasar
penatalaksanaan
medis
BSK
adalah
untuk
Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang berukuran lebih
kecil yaitu dengan diameter kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu
dapat keluar tanpa intervensi medis. Dengan cara mempertahankan
keenceran urine dan diet makanan tertentu yang dapat merupakan bahan
utama pembentuk batu ( misalnya kalsium) yang efektif mencegah
pembentukan batu atau lebih jauh meningkatkan ukuran batu yang telah
ada. Setiap pasien BSK harus minum paling sedikit 8 gelas air sehari.
b.
dapat
diberikan
untuk
meredakan
nyeri
dan
Endourologi
Tindakan endourologi adalah tindakan invasif minimal untuk
(Percutaneous
Nephro
Litholapaxy)
adalah
usaha
Tindakan Operasi
Penanganan BSK, biasanya terlebih dahulu diusahakan untuk
ginjal.
Perbanyak minum air putih minimal 2 liter per hari.
Hindari menahan kencing terlalu lama.
Berolahraga secara teratur.
Mengurangi konsumsi vitamin D secara berlebihan.
Hindari makanan dengan kadar oksalat (kacang-kacangan, bayam, ubi,
cabe,dll) , natrium ,kalsium (kol, lobak, brokoli, sarden,dan keju) yang tinggi
dan protein hewan dengan purin tinggi (ikan laut, usus goreng, hati goreng,
emping melinjo), karena dapat memicu terbentuknya batu ginjal /kandung
kemih.