LP Persalinan Normal Scribd
LP Persalinan Normal Scribd
LP Persalinan Normal Scribd
Oleh:
Novita Elvandary
Tiara Cindy
Lila Demi Kuhawie
Cheysia Tahitu
Algung Yosinta Laim
Carolina Tatemba
Gilsara Pamela
PERSALINAN NORMAL
A. DEFINISI
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila tidak
dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat, 2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan dan lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo,
2006).
B. SEBAB-SEBAB PERSALINAN
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh
tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi
uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
C. PATOFISIOLOGI
Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah
(bloody show) (Haffieva, 2011).
Tanda-Tanda In Partu :
1.
Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2.
Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada bagian
servik.
3.
Kadang-kadang ketuban pecah
4.
Pada pemeriksaan daam, servik mendatar
E. FAKTOR PERSALINAN
1. PASSAGE (JALAN LAHIR)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat
melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus
normal. Passage terdiri dari :
a. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
1) Os. Coxae
Os illium
Os. Ischium
Os. Pubis
2) Os. Sacrum = promotorium
3) Os. Coccygis
b. Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
Pintu Panggul
a. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium, linea
inominata dan pinggir atas symphisis.
b. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut midlet
c. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut outlet
d. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan outlet.
Bidang-bidang :
a. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas symphisis dan
promontorium
b. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah symphisis.
c. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan dan kiri.
d. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis
2. POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his
atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer
atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot
rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
a. His (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna. Pada waktu kontraksi otot otot rahim menguncup sehingga menjadi
tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin
dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan serviks.
b. kontraksi otot-otot dinding perut
c. kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
d. ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum
Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat :
a. kontraksi simetris
b. fundus dominan
c. relaksasi
d. involuntir : terjadi di luar kehendak
e. intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling)
f. terasa sakit
g. terkoordinasi
h. kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Perubahan-perubahan akibat his :
a. Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan
hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks
menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi).
b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada kenaikan
nadi dan tekanan darah.
c. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka timbul
hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang jelas
didengar karena adanya iskemia fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu ibu bersalin hal hal yang harus diperhatikan
dari his:
a. Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau
persepuluh menit.
b. Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi
kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu
persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah besar
jika wanita tersebut berjalan jalan sewaktu persalinan masih dini.
c. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik,
misalnya selama 40 detik.
d. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
e. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2
sampe 3 menit
f. Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung kencing dan
otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa hari sampai satu bulan
sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat merugikan yaitu dengan membuat lelah
pasien sehingga pada waktu persalinan sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang
jelek, baik fisik maupun mental.
5. PENOLONG
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill
dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.
F. KALA PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:
1. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik mulai
membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis
servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a. Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan berlangsung 2 jam,
cepat menjadi 9 cm.
b. Fase aktik
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
1) periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
2) periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan berlangsung 2
jam, cepat menjadi 9 cm.
3) periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm.
Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina menjadi saluran yang
continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk
setiap kontraksi, kepala janin turun ke pelvis.
2. Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah turun dan
masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB
dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka
dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh
seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.
Mekanisme persalinan:
b.
c.
d.
e.
yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim, sehingga terjadi
penipisan dan dilatasi servik. Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong ke dalam
jalan lahir. Penurunan kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan intra
uterine, kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-otot abdomen dan
melurusnya badan anak.
Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simpisis
dan promontorium.
Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os parietal belakang lebih rendah dari
os parietal depan
Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih
rendah dari os parietal belakang
Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan.
Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini dagu
dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari
ubun-ubun besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding seviks,
dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito
bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai
di dasar panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian
rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke
bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah
daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan kearah
simpisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan, karena rotasi
dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk
jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul.
Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil
berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di
sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan
dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya. Kalau
kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan
ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum dan dapat menembusnya.
Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi
pusat pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas
perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan gerakan
ekstensi.
Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala
bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada
leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam
keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan
bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi
lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial)
menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.
Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang
kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak.
f.
Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan
menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi
lahir , selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin
dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya posterior
berputar cepat segera setelah mencapai dasar panggul, dan persalinan tidak begitu
bertambah panjang. Tetapi pada kira-kira 5-10 % kasus, keadaan yang
menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau fleksi
kepala yang salah atau keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin
tidak terjadi sama sekali, khususnya kalau janin besar.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG
Pemeriksaan Hb
H. PENATALAKSANAAN
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan
plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
1.
Kaji kondisi fisik klien
2.
Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3.
Menganjurkan klien istirahat
4.
Mengobservasi perdarahan
5.
Memeriksa tanda vital
6.
Memeriksa kadar Hb
7.
Berikan cairan pengganti intravena RL
8.
Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih
premature
PERSIAPAN PERSALINAN
1. Ibu :
a. Gurita, 3 buah
b. Baju tidur, 3 buah
c. Underware secukupnya
d. Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi
e. Pembalut khusus, 1 bungkus
f. Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar
2. Bayi :
a. Popok dan gurita bayi, 1-2 buah
b. Baju bayi, 1-2 buah
c. Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah
d. Selimut,topi dan kaos kaki bayi
e. Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir
3. Penolong :
a. Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas kaki, celemek
b. Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan
Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan akan
berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki pencahayaan atau penerangan yang
cukup. Tempat tidur dengan kasur yang dilapisi kain penutup yang bersih, kain
tebal, dan pelapis anti bocor. Ruangan harus hangat (tetapi jangan pamas), harus
rersedia meja atau permukaan yang bersih dan mudah dijangkau untuk meletakkan
peralatan yang diperlukan.
c. Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi.
Memastikan bahwa rungan tersebut bersih, hangat (minimal 25 oC, pencahayaan
cukup dan bebas dari tiupan angin.
4. Alat :
Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup) :
a. 2 klem Kelly atau 2 klem kocher
b. Gunting tali pusat
c. Benang tali pusat
d. Kateter nelaton
e. Gunting episiotomy
f. Alat pemecah selaput ketuban
g. 2 psang sarung tangan dtt
h. Kasa atau kain kecil
i. Gulungan kapas basah
j. Tabung suntik 3 ml dengan jarum i.m sekali pakai
k. Kateter penghisap de lee (penghisap lender)
l. 4 kain bersih
m. 3 handuk atau kain untuk mengeringkan bayi
Bahan :
a. Partograf
b. Termometer
c. Pita pengukur
d. Feteskop / dopler
e. Jam tangan detik
f. Stetoskop
g. Tensi meter
h. Sarung tangan bersih
5. Obat-Obatan
Ibu:
a. 8 Ampul Oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml
b. 20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa Epinefrin
c. 3 botol RL
d. 2 Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C
Bayi:
a. Salep mata tetrasiklin
b. Vit K 1 mg
I.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. KALA I (fase laten)
a. Pengakajian
1) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
2) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
3) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau terdiri
dari flek lendir.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
2) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang mengingat
informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
3) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina berulang dan
kontaminasi fekal.
4) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan peningkatan
kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
5) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d ketidakadekuatan
system pendukung.
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO
NOC
NIC
KEPERAWATAN
1.
Ansietas b/d krisis Setelah
dilakukan Orientasikan klien
situasi
kebutuhan asuhan
keperawatan
pada lingkungan,
tidak terpenuhi.
selama
staf dan prosedur
..diharapkan
Berikan informasi
ansietas
pasien
tentang perubahan
berkurang
dengan
psikologis
dan
criteria hasil:
fisiologis
pada
o TTV dbn
persalinan
o Pasien
dapat Kaji tingkat dan
mengungkapkan
penyebab ansietas
perasaan cemasnya
Pantau
tekanan
o Lingkungan sekitar
darah dan nadi
2.
Kurang pengetahuan
tentang
kemajuan
persalinan b/d kurang
mengingat informasi
yang
diberikan,
kesalahan interpretasi
informasi.
3.
Risiko
tinggi
terhadap
infeksi
maternal
b/d
pemeriksaan vagina
berulang
dan
kontaminasi fekal.
4.
Risiko
tinggi
terhadap kekurangan
cairan b/d masukan
dan
peningkatan
kehilangan
cairan
melalui
pernafasan
mulut.
cairan seimbang
o Turgor kulit baik
5.
Risiko
tinggi
terhadap
koping
individu tidak efektif
b/d ketidakadekuatan
system pendukung.
Setelah
dilakukan Tentukan
asuhan
keperawatan
pemahaman dan
selama..,diharapkan
harapan terhadap
koping pasien efektif
proses persalinan
dengan criteria hasil:
Anjurkan
o Pasien
dapat
mengungkapkan
mengungkapkan
perasaan
perasaannya
Beri anjuran kuat
thd
mekanisme
koping positif dan
Bantu relaksasi
N
O
1.
c. Intervensi
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nyeri
akut
berhubungan
dengan tekanan
mekanik dari bagian
presentasi.
NOC
NIC
Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
selama..,diharapkan
nyeri terkontrol dengan
criteria hasil:
o TTV dbn
Pasien
dapat
mendemonstrasi
kan kontrol nyeri
2.
Perubahan eliminasi
urin b/d perubahan
masukan
dan
kompresi
mekanik
kandung kemih.
Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
selama.,diharapkan
o Cairan seimbang
o Berkemih teratur
Kaji derajat
ketidaknyamana
n secara verbal
dan nonverbal
Pantau dilatasi
servik
Pantau
tanda
vital dan DJJ
Bantu
penggunaan
teknik
pernapasan dan
relaksasi
Bantu tindakan
kenyamanan
spt.
Gosok
punggung, kaki
Anjurkan
pasien berkemih
1-2 jam
Berikan
informasi
tentang
ketersediaan
analgesic
Dukung
keputusan klien
menggunakan
obatobatan/tidak
Berikan
lingkungan yang
tenang
Palpasi di atas
simpisis pubis
Monitor
masukan
dan
haluaran
Anjurkan upaya
berkemih
sedikitnya 1-2
jam
Posisikan klien
tegak
dan
cucurkan
air
hangat di atas
perineum
Ukur suhu dan
nadi,
kaji
adanya
peningkatan
Kaji kekeringan
kulit
dan
membrane
mukosa
3.
Setelah
dilakukan Tentukan
asuhan
keperawatan
pemahaman dan
selama.,diharapkan
harapan
koping pasien efektif
terhadap proses
dengan criteria hasil:
persalinan
o Pasien
dapat Anjurkan
mengungkapkan
mengungkapkan
peraannya
perasaan
Beri
anjuran
kuat
terhadap
mekanisme
koping positif
dan
bantu
relaksasi
4.
Setelah
dilakukan Pantau aktivitas
asuhan
keperawatan
uterus
secara
selama.,diharapkan
manual
cidera terkontrol dengan Lakukan tirah
criteria hasil:
baring
saat
o TTV dbn
persalinan
o Aktivitas uterus baik
menjadi intensif
o Posisi pasien nyaman Hindari
meninggikan
klien
tanpa
perhatian
Tempatkan
klien
pada
posisi
tegak,
miring ke kiri
Berikan
perawatan
perineal selama
4 jam
Pantau
suhu
dan nadi
Kolaborasi
pemberian
antibiotik (IV)
5.
Setelah
asuhan Kaji
adanya
keperawatan
kondisi
yang
selama.,diharapkan
menurunkan
janin dalam kondisi baik
situasi
uteri
dengan criteria hasil:
plasenta
o DJJ dbn
Pantau
DJJ
o Presentasi kepala (+)
dengan segera
o Kontraksi
uterus
bila
pecah
teratur
ketuban
Instuksikan
untuk
tirah
baring
bila
presentasi tidak
masuk pelvis
Pantau
turunnya janin
pada jalan lahir
Kaji perubahan
DJJ
selama
kontraksi
3. KALA II
a. Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
- Melaporkan kelelahan
- Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik
relaksasi
- Lingkaran hitam di bawah mata
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
5) Nyeri / ketidaknyamanan
- Dapat merintih / menangis selama kontraksi
- Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
Perubahan
curah Setelah
dilakukan
jantung b/d fluktasi asuhan
keperawatan
aliran balik vena
selama..,diharapkan
kondisi cardiovaskuler
pasien
membaik
dengan criteria hasil:
o TD dan nadi dbn
o Suplay O2 tersedia
Pantau tekanan
darah dan nadi
tiap 5 15 menit
Anjurkan pasien
untuk inhalasi
dan ekhalasi
selama upaya
mengedan
Anjurkan klien /
pasangan
memilih posisi
persalinan yang
mengoptimalkan
sirkulasi
3.
Setelah
asuhan
keperawatan
selama.,diharapkan
integritas
kulit
terkontrol
dengan
criteria hasil:
o Luka
perineum
tertutup (epiostomi)
4. KALA III
a. Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal dengan cepat
- Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
- Nadi melambat
3) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 300 ml
4) Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5) Seksualitas
- Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
- Tali pusat memanjang pada muara vagina
b. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan oral,
muntah.
2) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
3) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO
NOC
NIC
KEPERAWATAN
1.
Risiko tinggi terhadap Setelah
dilakukan Instruksikan
kekurangan
volume asuhan
keperawatan
klien untuk
cairan b/d kurang selama.,diharapkan
mendorong pada
masukan oral, muntah. cairan
seimbang
kontraksi
denngan criteria hasil:
Kaji tanda vital
o TTV dbn
setelah
o Darah yang keluar
pemberian
200 300 cc
oksitosin
Palpasi uterus
Kaji tanda dan
gejala shock
Massase uterus
dengan perlahan
setelah
pengeluaran
plasenta
Kolaborasi
pemberian cairan
parentral
2.
3.
perubahan
system saraf
pusat
Dapatkan
sampel darah tali
pusat, kirim ke
laboratorium
untuk
menentukan
golongan darah
bayi
Kolaborasi
pemberian cairan
parenteral
5. KALA IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih
rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon
pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan
400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
3) Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4) Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5) Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6) Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
7) Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
8) Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9) Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada
abdomen, paha dan payudara.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis, ansietas
2) Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan miometri
3) Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota leluarga
c. Intervensi
N
O
1.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nyeri akut b/d efek
hormone,
trauma,edema
jaringan,
kelelahan
fisik dan psikologis,
ansietas
2.
Resiko
tinggi
kekurangan
volume
cairan
b/d
kelelahan/ketegangan
miometri
NOC
NIC
Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
selama.,diharapkan
nyeri terkontrol dengan
criteria hasil:
o Pasien dapat control
nyeri
Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
selama.,diharapkan
cairan simbang dengan
criteria hasil:
o TD dbn
o Jumlah dan warna
lokhea dbn
Tempatkan
klien pada posisi
rekumben
Kaji hal yang
memperberat
kejadian
intrapartal
Kaji masukan
dan haluaran
Perhatikan jenis
persalinan dan
anastesi,
kehilangan
daripada
persalinan
Kaji tekanan
darah dan nadi
setiap 15 menit
Dengan
perlahan
massase fundus
bila lunak
Kaji jumlah,
warna dan sifat
aliran lokhea
Kolaborasi
pemberian cairan
parentral
3.
Perubahan
ikatan
proses keluarga b/d
transisi/peningkatan
anggota keluarga
Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
selama..,diharapkan
proses keluarga baik
dengan criteria hasil:
o Ada kedekatan ibu
dengan bayi
Anjurkan klien
untuk
menggendong,
menyentuh bayi
Observasi dan
catat interaksi
bayi
Anjurkan dan
bantu pemberian
ASI, tergantung
pada pilihan
klien
DAFTAR PUSTAKA
Depkes.(2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID
FKUI. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Gary dkk. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.
Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal. Dimuat
dalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/laporanpendahuluan-pada-pasien-dengan.html (Diakses tanggal 18 Maret 2012)
Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America: Mosby.
Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America:
Mosby.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana
Prawirohardjo.