Statistik Dan Probabilitas
Statistik Dan Probabilitas
Statistik Dan Probabilitas
DI SUSUN OLEH :
NAMA
NPM
: 0723 11 040
KELAS
:A
P R O G R A M S T U D I T EK NI K S I P I L
F A K U L T AS
T E K N I K
UNIVERSITAS KHAIRUN
T E R N A T E
2012
BAB I PEMBAHASAN
A. Distribusi Teoritis Variabel Acak Diskrit
1. Distribusi Bernouli
Percobaan Bernoulli adalah percobaan yang memenuhi kondisi-kondisi berikut:
a. Satu percobaan dengan percobaan yang lain independen. Artinya, sebuah hasil tidak
mempengaruhi muncul atau tidak munculnya hasil yang lain
b. Setiap percobaan memberikan dua hasil yang mungkin, yaitu sukses dan gagal. Kedua hasil
tersbut bersifat mutually exclusive dan exhaustive.
c. Probabilitas sukses, disimbolkan dengan p, adalah tetap atau konstan. Probabilitas gagal,
dinyatakan dengan q, adalah q = 1-p.
Pada smester 6 di Jurusan Teknik Kelutan setiap mahasiswa akan mendapatkan Tugas
Rancang Besar II (Perancangan Struktur Lepas Pantai Terpancang - Statis). Derdapat dua
software yang sudah familiar digunakan untuk mengerjakan TRB II, yakni GT Strudl dan SACS.
Data yang ada selama ini menunjukkan 80% mahasiswa menggunakan SACS karena lebih
friendly use daripada GT Strudl. Jika variabel acak X menyatakan mahasiswa yang
menggunakan SACS, maka dapat dibentuk distribusi probabilitas sebagai berikut:
2. Distribusi Binomial
Distribusi binomial berasal dari percobaan binomial yaitu suatu proses Bernoulli yang
diulang sebanyak n kali dan saling bebas. Distribusi Binomial merupakan distribusi peubah acak
diskrit. Secara langsung, percobaan binomial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. percobaan tersebut dilakukan berulang-ulang sebanyak n kali
b. setiap percobaan menghasilkan keluaran yang dapat dikategorikan sebagai gagal dan sukses
P=
3 X 2 X1
2 X 1X 1
(0,5)2 . 0,5
= 0,375
3. Distribusi Binomial Negatif
Distribusi binomial negatif terjadi apabila memenuhi kondisi-kondisi sebagai berikut
a. Percobaan terdiri atas n usaha yang saling independen.
b. Tiap usaha hanya terdiri dari dua kejadian yang mungkin, sukses atau gagal.
c. Probabilitas tiap sukses untuk tiap usaha adalah tetap, yaitu p (probabilitas gagal, 1 p).
d. Variabel random yang menyatakan banyaknya. usaha agar terjadi sukses kek merupakan
variabel random binomial negatif.
Contoh Perhitungan:
Probabilitas produk cacat adalah 0,1. Jika produk diambil satu per satu, probabilitas
ditemukannya produk yang cacat yang ketiga pada pengambilan kelima?
Penyelesaian:
4!
51
3
53
P ( x=5 )=C 31(0,1) (10,1) =
(0,1)3(0,9)2 =0,0049
2 ! 2!
Variabel random binomial negatif X dapat juga didefinisikan sebagai banyaknya gagal
sebelum memperoleh k sukses.
Contoh Perhitungan:
Probabilitas produk cacat adalah 0,1 Jika produk diambil satu per satu, probabilitas
terambilnya produk baik (tidak cacat) sebanyak dua sebelum menghasilkan produk cacat ketiga?
Penyelesaian:
4!
C22 +31(0,1)3 (10,1)2 =
(0,1)3 (0,9)2=0,0049
P(x=2)=
2 ! 2!
4. Distribusi Geometrik
Bila percobaan yang berulang secara independent menghasilkan kesuksesan dengan
probabilitas p dan gagal dengan probabilitas q = 1 p. Maka distribusi probabilitas variabel acak
X pada saat terjadinya kesuksesan pertama adalah:
Rata-rata dan varians dari suatu variabel acak dengan distribusi geometrik:
Percobaan Geometris:
a. Percobaan terdiri atas n usaha yang saling independen
b. Tiap usaha hanya terdiri dari dua kejadian yang mungkin, sukses atau gagal.
c. Probabilitas tiap sukses untuk tiap usaha adalah tetap, yaitu p (probabilitas gagal, 1 p)
d. Variabel random yang menyatakan banyaknya usaha agar terjadi sukses pertama merupakan
variabel random geometris.
Contoh Perhitungan:
Probabilitas produk cacat adalah 0,1.Jika produk diambil satu per satu, probabilitas
ditemukannya produk yang cacat pada pengambilan ketiga?
Penyelesaian:
31
P(x=3)=(0,1) (10,1)
Distribusi Hipergeometrik
Percobaan Hipergeometris
a. Dalam suatu populasi berukuran N, terdapat S obyek yang dikategorikan sukses S, dan sisanya
N S dikategorikan gagal
b. Suatu sampel random berukuran n diambil dari populasi
c. Variabel random yang menyatakan banyaknya obyek berkategori sukses yang terpilih
merupakan variabel random hipergeometris.
Contoh Perhitungan
Suatu kotak mengandung 7 komponen yang terdiri dari 4 komponen merek A dan 3 bola
komponen merek B. Jika 3 komponen diambil secara random dari kotak, probabilitas bahwa
tepat terdapat 2 komponen merek A yang terambil:
Penyelesaian:
4!
3!
4
(
)
4 74
C 2 C 32 C2 C
2! 1 ! 1 ! 2!
P=(X-2)= C 73 = C73 =
=0,5143
7!
(
)
3 ! 49 !
3
1
( )
6. Distribusi Poission
Banyak masalah yang menjadi perhatian seorang insinyur adalah mengetahui kemungkinan
terjadinya suatu peristiwa pada interval waktu tertentu. Contoh : gempa dapat terjadi pada waktu
tertentu, kecelakaan lalu lintas dapat terjadi pada rentan waktu tertentu di suatu jalan raya. Dalam
kasus seperti ini kejadian suatu peristiwa lebih tepat bila dimodelkan dengan Proses Poisson.
Asumsi proses poisson adalah sebagai berikut :
Suatu peristiwa dapat terjadi secara acak dan pada interval waktu tertentu.
Kejadian satu peristiwa dengan peristiwa lain pada interval waktu tertentu adalah independen
(bebas).
Probabilitas kejadian suatu peristiwa pada interval waktu t adalah proporsional terhadap t,
dan dapat diberikan dengan vt, dimana v adalah rata-rata kejadian suatu peristiwa.
Berdasarkan asumsi diatas, disribusi Poissson dinyatakan dengan rumus berikut :
Contoh Perhitungan:
Berdasarkan data, badai hujan di suatu kota selama 20 tahun, menunjukkan bahwa ratarata terdapat 4 kali badai hujan per tahun. Asumsikan kejadian badai hujan adalah proses
Poisson, berapa probabilitas bahwa tidak ada badai hujan tahun depan :
Penyelesaian:
x 2
1/ 2
f x; , 1 e
2
dan variansi
diberikan oleh:
- x
Luas dalam Gambar 6.9 (a) di sebelah kanan z = 1,84 adalah sama dengan 1
minus luas dalam Tabel ke sebelah kiri z = 1,84 yaitu 1 0,9671 = 0,0329
(b)
Luas dalam Gambar 6.9 (b) diantara z = -1,97 dan z = 0,86 adalah sama dengan
luasan di sebelah kiri z = 0,86 minus luasan di sebelah kiri z = -1,97. Dari Tabel didapatkan
luasan yang diharapkan menjadi 0,8052 0,0244 = 0,7807
Contoh perhitungan:
50
Diketahui suatu sebaran normal dengan
memiliki suatu nilai diantara 45 dan 62!
dan
10
Penyelesaian:
Nilai-nilai z yang bersesuaian dengan x1 = 45 dan x2 = 62 adalah
z1
Sehingga,
45 50
0,5
10
z2
dan
62 50
1, 2
10
P 45 X 62 P 0,5 Z 1, 2
P 0,5 z 1, 2
diperlihatkan oleh luasan yang diarsir pada Gambar 6.11. Luas ini bisa
ditemukan dengan mengurangkan luas yang berada di sebelah kiri ordinat z = -0,5 dari luasan menyeluruh
yang berada di sebelah kiri z = 1,2. Dengan menggunakan Tabel, kita dapatkan
P 45 X 62 P 0,5 Z 1, 2
P Z 1, 2 P Z 0,5
0,8849 0,3085 0,5764
2.
Tidak selamanya distribusi normal dapat digunakan untuk memecahkan masalah teknik
dan sains. Contohnya dalam teori antrian dan keandalan, kurang tepat bila digunakan pendekatan
dengan distribusi normal, distribusi eksponensial dan Gamma lebih tepat menjadi solusinya.
Distribusi eksponensial adalah sebuah kasus distribusi Gamma.
Fungsi Gamma didefinisikan oleh:
x 1e x dx
0
- 1 - 1
Bila
, maka
n n 1!
Jika parameter skala sebuah distribusi gamma = 1 diperoleh suatu distribusi gamma
standard. Maka jika X adalah variabel acak kontinu dari distribusi gamma standard fungsi
kepadatan probabilitasnya adalah:
x 1e x
fG x; ( )
x0
yang lain
t 1e t
dt
( )
Fungsi distribusi kumulatif gamma standard disebut juga fungsi gamma tak lengkap.
Fungsi ini dapat digunakan untuk menghitung probabilitas dari suatu distribusi gamma yang
tidak standard karena untuk sebuah variabel acak kontinu X yang memiliki distribusi gamma
dengan parameter dan berlaku hubungan:
P ( X x ) FG x;, FG
Misalkan variabel acak kontinu X yang menyatakan ketahanan suatu bantalan peluru
(dalam ribuan jam) yang diberi pembebanan dinamik pada suatu putaran kerja tertentu mengikuti
suatu distribusi gamma dengan = 8 dan = 15, maka probabilitas sebuah bantalan peluru dapat
digunakan selama 60 ribu sampai 120 ribu jam dengan pembenan dinamik pada putaran kerja
tersebut adalah:
Mean
:
x2 2 (8)(152 ) 1800 x 42, 43
Varians
:
1 32
4 4
0,5
8
2 4
6
6
3 3 3,75
Kemencengan :
Keruncingan :
Misalkan X adalah waktu tanggap (response time) suatu terminal komputer on-line yang
merupakan tenggang waktu antara masuknya suatu permintaan dari pengguna sampai sistem
mulai memberikan tanggapan atas permintaan tersebut memiliki suatu distribusi eksponensial
dengan waktu tanggap rata-rata 5 detik. Jika seseorang memanfaatkan terminal komputer
tersebut dan memasukkan suatu perintah maka probabilitas perintah tersebut akan dijalankan
selambat-lambatnya setelah 10 detik kemudian dapat ditentukan sebagai berikut.
Rata-rata waktu tanggap, x = 1/ = 5 . Jadi = 1/5 = 0,2
P( X 10) = F(10; 0,2) = 1 e-(0,2)(10) = 1 e-2 = 1 0,135 = 0,865
o
o
1
x 1e x /
x0
lainnya
f x
dan
bila
dimana
0
dan
dan 2 2
oleh
1 x /
e
f x
, bila
x0
lainnya
0
dimana
dan 2 2
3. Distribusi Chi-Kuadrat.
Distribusi Chi-kuadrat banyak digunakan untuk pengujian statistik, seperti analisa variansi.
2
dan
dengan
adalah derajat kebebasan. Variabel acak kontinyu X memiliki distribusi Chi-Kuadrat, dengan
derajat kebebasan
1
/ 2 1 x / 2
e
2 / 2 x
x0
f x
lainnya
dimana
dan 2 2
.
................................................................................(A)
Varians
x2 2
.............................................................................................(B)
Kemencengan (skewness)
1 32
.......................................................................................(C)
Keruncingan (kurtosis)
4
2 4 3 1
....................................................................................(D)
2x
f x
2
2
e ln x / 2
x0
x0
Mean
dan
variansi
dari
distribusi
E X e dan Var X e 2 e 1
2
lognormal
masing-masing
diberikan
oleh
2
2
(A)
Varians
x2 e 2
(B)
Kemencengan (skewness)
2
2
1 32 e 1 e 1
(C)
Keruncingan (kurtosis)
2 4 e 1 e 3 3e 2 6e 6 3
(D)
Dalam sebuah artikel ilmiah berjudul Reliability of Wood Joist Floor Systems with Creep
di dalam Journal of Structural Engineering (1995: 946-954) direkomendasikan bahwa modulus
elastisitas batang-batang penyangga sistem lantai kayu yang dikonstruksikan dari sejenis kayu
dapat dimodelkan mengikuti distribusi lognormal dengan = 0,375 dan = 0,25. Dari model
ini dapat dihitung:
Rata-rata dan varians dari modulus elastisitas adalah:
o
x
e 0,375
E( X ) e
2
2
x2 e2
2(0,375)0,252
0,252
0,252
2
e 0,40625 1,50
1 e0,8125
0,0625
1 0,1453
Nilai batas modulus elastisitas yang meliputi 95% dari seluruh distribusi
modulus elastisitas adalah:
ln x
ln x
Fln ( x; , ) P X x P Z
0,95
1,65
maka :
ln( x ) 1,65 0,375 (1,65)(0,25) 0,7875
x e 0,7875 2,198
5. Distribusi Weibull
Variabel acak kontinyu X memiliki distribusi Weilbull dengan parameter-parameter
dan
x 1e x
f x
Mean
dan
-1/
x0
lainnya
variansi
dari
distribusi
Weilbull
1
2
1
1 dan 2 2 / 1 1
masing-masing
x E ( X ) 1
(A)
Varians
2
x2 2 1
Kemencengan (skewness)
1
1
(B)
diberikan
oleh
3
3
1
2
1 32 1 3 1 1
2 1
(C)
Keruncingan (kurtosis)
4
1
3
1
2 4 1 4 1 1
6 1
2
1
1 3 1
(D)
Contoh.
Waktu sampai gagal bekerjanya sebuah pelat gesek (dalam jam) pada sebuah kopling dapat
dimodelkan dengan baik sebagai sebuah variabel acak Weibull dengan = 0,5 dan = 5000
jam. Berapakah waktu sampai gagal rata-rata pelat gesek tersebut dan berapakah probabilitas
pelat gesek tersebut mampu bekerja sekurang-kurangnya 6000 jam.
Rata-rata waktu sampai gagal :
x E ( X ) 1
5000 1
5000 3 5000 2! 10000 jam
0.5
P ( X 6000) 1 FW 6000;0,5,5000
0.5
6000 / 5000
1.095
1 1 e
0,334 33,4%
e
C. Distribusi Sampling
1. Distribusi Mean
Pertama yang akan kita pelajari adalah mean distribusi sampling, dengan asumsi yang
sangat umum tentang sampel populasi .
Teorema
Jika x1, x2, , xn merupakan sampel random dari suatu populasi dengan mean dan variansi
2
disebut deviasi standar dari mean. Rumus dari deviasi standar dari
mean,
Menunjukkan bahwa deviasi standar dari distribusi mean berkurang ketika n (ukuran
sampel) bertambah. Ini berarti dengan n besar , diperoleh banyak informasi yang diharapkan,
misalkan x akan mendekati . Dengan menggunakan teorema Chebyshev dapat dikatakan bahwa
untuk beberapa konstanta c positif pada peluang x akan ditemukan sebuah nilai diantara - c dan
+ c yaitu paling sedikit 1- /nc2.
Soal.
Jika X~N(, 2) maka tunjukkan bahwa :
.
2. Distribusi Perbedaan dan Jumlah sampling