Konduktor
Konduktor
Konduktor
1
Rt 2 Rt1 1 t 2 t1
dimana:
Rt2 = tahanan dari bahan pada temperatur t2 (Ω)
Rt1 = tahanan dari bahan pada temperatur t1 (Ω)
t1 = temperatur permulaan yang rendah (oC)
t2 = temperatur yang lebih tinggi (oC)
α = koefisien suhu tahanan pada masa konstan (Ω/oC)
R1
0
a
a
R0 T(0C)
d
f
b. Bahan campuran
2
Pertambahan harga/nilai tahanan listrik pada bahan campuran apabila
suhu dinaikkan adalah relatif kecil dan tidak teratur. Contohnya pada bahan
Eureka (konstantan), yaitu campuran 60% Cu dan 40% Ni), karena
pertambahan nilai resistansi yang kecil, maka α sering diabaikan.
2
2
1111
Didapat :
ф1< ф2 dan L1>L2, dari sini didapat hubungan; i akan sebanding dengan ф
sehingga :
i1<i2 dan ф1< ф2.
Menurut Maxwell dan Rayleight, perbandingan antara tahanan skin effect (Rs)
terhadap tahanan arus searah (R) adalah :
3
2 2
Rs 1 m2 1 m2
1
R 12 4 180 4
dimana :
R f l 10 9
m 8
R
f = frekuensi (Hz)
l = panjang saluran (m)
m
Rs R 0,26 , untuk m diatas 3
2 2
4
(a) (b) (c) (d) (e)
5
a. Bahan konduktor berbentuk padat
b. Bahan konduktor berbentuk cair
c. Bahan konduktor berbentuk gas
1. Tembaga (Cu)
Sifat-sifat elektris bahan tembaga dapat dilihat pada tabel 1.
Daya hantar panasnya 0,93 kal/cm sec oC.
Daya tahan tembaga terhadap korosi sangat besar.
Titik leburnya 1080 0C.
Kekuatan menahan gaya tarik/tekan cukup tinggi, yaitu sekitar 40-50
kgf/mm2
Tidak rapuh (artinya dapat dibengkokan tetapi tidak mudah putus/patah).
Penggunaan tembaga antara lain:
sebagai bahan penghantar pada inti kabel, kumparan-kumparan trafo,
generator dan motor, serta jaringan listrik karena bahan tembaga
mempunyai konduktifitas yang cukup tinggi.
sebagai alat/bahan pengukur temperatur (pada termokopel)
Tembaga keras (hard drawn copper), digunakan apabila diperlukan untuk
menahan tegangan tarik/tekan yang tinggi dan tahan terhadap medan
keras.
Tembaga lunak (analed copper), digunakan apabila dipentingkan sifat
lenturnya.
Dicampur dengan bahan lain (banyak kita jumpai di pasaran )
- tahanan jenisnya akan turun,
- supaya sifat-sifat mekanisnya dapat ditingkatkan sesuai
kebutuhan atau untuk keperluan tertentu.
2. Aluminium (Al)
6
Sifat elektris : lihat tabel 1.
Sifat-sifat fisik yang lain :
Daya hantar panasnya = 0,5 kal/cm sec oC
Daya tahan terhadap korosi lebih besar daripada tembaga.
Massa jenisnya ± 3 kali lebih kecil daripada masa jenis tembaga.
Aluminium tidak baik untuk dipatri, akan tetapi dapat dilas.
Titik leburnya 660o C
Sifat-sifat mekanis :
kekuatan menahan tegangan tarik/tekan lebih rendah daripada tembaga
yaitu ±15-23 kgf/mm2 akan tetapi aluminium mudah dikerjakan,
dibengkokkan atau dipress.
Sehingga aluminium banyak dipakai antara lain :
Sebagai penutup pada transistor, karena mempunyai daya hantar panas
yang cukup tinggi.
Sebagai bahan pelindung pada bagian-bagian peralatan yang tidak boleh
terkena gelombang elektromagnetik, karena aluminium termasuk bahan
yang magnetis.
Sebagai bahan yang digunakan pada kumparan transformator arus, rotor
dsb. karena pengerjaannya mudah.
Karena kemampuan menahan tegangan tariknya tidak terlalu besar, maka bila
diperkuat atau dipadukan dengan bahan/kawat baja (baja mempunyai
tegangan tarik ±46 s/d 380 kgf/mm 2) akan diperoleh kawat atau bahan yang
disebut dengan istilah ACSR (Aluminium Cable Stell Reinforce).
3. Bahan campuran
7
a. Kuningan (Brass)
Campuran antara tembaga (Cu) dan seng (Zn).
Warnanya kuning,
Tegangan tarik maksimum : 23 s/d 40 kgf/mm2
Harganya lebih murah dibandingkan dengan bahan tembaga murni
Mudah dikerjakan walaupun dalam keadaan dingin
Kurang cocok bila dipakai dalam udara terbuka
Titik leburya 900o C.
Kurang tepat dipakai sebagai konduktor karena konduktivitasnya
rendah, tetapi cocok dipergunakan sebagai media gelombang UHF
(microwave).
b. Perunggu (Bronze)
Campuran antara tembaga (Cu) dan timah (Sn).
Tahanan jenisnya lebih besar daripada bahan kuningan
Titik leburnya 10400 C, tegangan tariknya 20 s/d 40 kgf/mm2
Mempunyai daya tahan yang baik terhadap korosi.
Sebagai penghantar/konduktor biasanya dipakai untuk hantaran-
hantaran yang halus, misalnya untuk kawat telegraf, telepon, dan
sebagainya.
8
V. Bahan tahanan (resistor)
Bahan tahanan (resistor) adalah suatu bahan listrik yang dapat menyalurkan
arus listrik, akan tetapi mempunyai tahanan listrik (resistivitas) yang tinggi
atau konduktivitasnya rendah.
Penggunaan wolfram :
sebagai filament lampu pijar, campuran bahan kontak, elektroda gas mulia,
dan bagian-bagian dari tabung elektroda.
2. Timbel/timah hitam (Pb)
9
Di pasaran banyak dijumpai sebagai timbel dan berupa lempengan 3x1,5 m
atau 10x2,5 m dengan tebal kira-kira 0,3-12 mm.
Sifat-sifatnya antara lain :
Sangat lunak dan mudah dikerjakan
Mempunyai berat jenis/ massa jenis yang tinggi
Titik leburnya rendah ± 300o C
Tahanan jenisnya ± 7%-nya tahanan jenis tembaga
Tegangan tariknya rendah
Penggunaannya antara lain sebagai elektroda akumulator, pembungkus kabel,
campuran solder, dan untuk bahan pembuat sekering.
VI. Thermistor
“Thermistor” berasal dari kata thermally sensitive resistor.
Thermistor adalah suatu jenis tahanan yang peka terhadap perubahan
temperatur atau memiliki harga koefisien suhu tahanan (α) yang tinggi
Ditemukan oleh Michael Faraday berdasarkan (α) negatif dari silver
sulfida pada tahun 1833.
(a) (b)
Gambar 4. Simbol dari Thermistor
(a) Thermistor dengan pemanas langsung
(b) Thermistor dengan pemanas tidak langsung
10
Thermistor pada umumnya didasarkan pada “a negative temperature coefisien
(NTC)”, atau ada pula yang berdasarkan pada “a positive temperature
coefisien (PTC)”.
Penggunaannya :
Basic Thermistor Measuring Micro
Circuit Wave Meter
Half Bridge Gas Analyzer
Thermometer Thermal Protection
Basic Four Arm For Motor
Bridge Type Thermometer Pilot Or Flame Alarm
Two Thermistor Control
Thermometer Voltage Regulation
Temperature Remote Control
Measurement Audio Compressor
Anemometer (Umeter)
Flow Meter Audio Expander
Vacuum Gauge Pilot Lamp Protection
Altimeter Crystal Oscillator
Rf Power Meter Stabilization
11
VII. Corona
Gejala corona, yang dapat mengakibatkan gangguan pada komunikasi
radio (radio interference) dan daya hilang (power losses) corona.
Masalah isolasi pada kawat penghantar.
Masalah isolasi pada peralatan listrik.
Masalah keamanan terhadap manusia, hewan atau barang.
12
(seragam) pada seluruh kawat, sedangkan untuk kawat nolnya (ground),
corona hanya terjadi pada tempat-tempat tertentu saja (Spooty).
b. Secara fisis
Corona terjadi karena adanya ionisasi dalam udara disekitar konduktor,
selain itu molekul udara disekitar penghantar/konduktor tersebut kehilangan
elektron. Dengan lepasnya elektron dan ionisasi ini dan disertai adanya medan
listrik, maka elektron -elektron bebas tersebut akan mengalami gaya, sehingga
gerakannya dipercepat. Akibatnya elektron ini akan mengalami tabrakan
dengan molekul lain sehingga akan menimbulkan ion-ion dan elektron
-elektron baru.
Proses ini berjalan terus-menerus, sehingga jumlah ion dan elektron
bebas menjadi berlipat ganda (bila gradien potensialnya cukup besar). Ionisasi
udara dapat mengakibatkan redistribusi tegangan dan bila redistribusi ini
besarnya sedemikian rupa sehingga gradien udara (tegangan listrik) diantara
dua kawat lebih besar daripada gradien udara normal, maka akan terjadi
loncatan bunga api.
Bila hanya sebagian saja dari udara antara dua kawat yang terionisasikan,
maka corona merupakan sampul yang mengelilingi kawat tersebut. Gradien
tegangan listrik seragam yang dapat menimbulkan ionisasi kumulatif di udara
normal (25oC, 760 mmHg) adalah 30 kV/cm.
13
2. Kerugian daya corona
Kerugian daya corona menurut PEEK dinyatakan sebagai berikut:
244
Pk f 25V r V Vd 210 5 kWatt/km
D
dimana:
0,392b
273 T
dimana :
mo = factor tak tentu (irregular factor)
= 1,00 untuk konduktor yang permukaannya halus
= 0,93-0,98 untuk penghantar kasar
= 0,83-0,87 untuk kawat berlilit 7
= 0,80-0,85 untuk kawat berlilit 15, 37 dan 61
14
Perbandingan antara jarak konduktor dengan jari-jari konduktor
Faktor permukaan
15