Handuot Interpertasi Seismik
Handuot Interpertasi Seismik
Handuot Interpertasi Seismik
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
TerjadinyaGelombangRefleksi
Skema sederhana mengenai konsep dasar metoda seismik refleksi (a) Skema wavelet sumber, (b) Refleksi dan refraksi pada batas AI, (c)Geometrirefleksipadareflektorhorizontal
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 2
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
Interferensi destruktif dan konstruktif pada gelombang seismik dengan fasa Minimumdannormalpolarity(badley,1984)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
amplitudo (trough) membentuk amplitudo yang lebih kuat pada akhir penipisan, karena RC semakin tinggi Pada ketebalan > , Wavelet mulai terpisah menjadi 2, dengan amplitudo yang lebih lemah, karena RC rendah
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 6
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
10
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
11
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
12
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
13
DAFTAR PUSTAKA
1. INTRODUCTION TO SEISMIC INTERPRETATION, 1979, McQuillin, Graham and Trotmen Limited 2. PRACTICAL SEISMIC INTERPRETATION, 1947, Badley, Prentice Hall, New Jersey
PENGOLAHANDATASEISMIK By:ArdianNovianto
14
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
15
TujuandanRuangLingkup
Ruang lingkup pekerjaan interpretasi seismik sangat bervariasi, dari interpretasi untuk studi regional sampai untuk studi resevoar detail sehingga sangat sulit untuk merumuskantujuandanproseduryangbaku. Tujuan interpretasi sendiri secara umum adalah untuk menyediakan jawaban yang paling dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan hasil analisa seluruh data yang ada. Oleh karenanya, interpreter harus mampu untuk menganalisa seluruh informasi yang tersedia misalnya arsitektur cekungan, evolusi cekungan, proses sedimentasi, dan tentunya prinsipprinsip pemrosesandataseismiklainnya.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 16
TerjadinyaGelombangRefleksi
Gambar 1. Skema sederhana mengenai konsep dasar metoda seismik refleksi (a) Skema wavelet sumber, (b) Refleksi dan refraksi pada batas AI, (c) Geometri refleksi pada reflektor horizontal
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 17
ImpedansiAkustikdanReflektivitas
Impedansi akustik (AI) adalah sifat batuan yang dipengaruhiolehjenislitologi,porositas,kandunganfluida, kedalamantekanan,dantemperatur. Impedansi Akustik (AI) diperoleh dengan mengalikan densitas()dankecepatan(V),sebagaiberikut:
AI = . V
Harga kontras AI dapat diperkirakan dari amplitudo refleksinya, semakin besar amplitudonya maka akan semaki besar refleksi dan kontras AInya (perhatikan persamaanAI)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 18
Anstey (1977) menganalogikan IA dengan acoustic hardness. Batuan yang keras (hard rock) dan sukar dimampatkan, seperti batugamping atau granit mempunyaiIAyangtinggi,sedangkanbatuanyang lunak seperti lempung yang lebih mudah dimampatkan mempunyaiIArendah. AI menggambarkan sifat dari lapisan itu sendiri sehingga AI dapat digunakan sebagai indikator litologi, porositas, keberadaanhidrokarbon,danpemetaanlitologi.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
19
FaktorFaktorYangBerpengaruhTerhadapNilaiAI
Gambar2.Beberapafaktoryangberpengaruhterhadapkecepatangelombangseismik
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
20
EfekPorositas
Gambar 2. menunjukkan pengaruh berbagai faktor pada kecepatan. Dari berbagai faktor tersebut, efek porositas sangatlahpenting. Pada batuan klastik, porositas tergantung pada tekanan diferensialyaituperbedaanantaratekananoverburdendan tekananinterstitial. Porositas menurun dengan peningkatan tekanan diferensial dalam proses yang irreversible, oleh karena itu porositas batuan klastik umumnya tergantung pada tekanandiferensialmaksimumyangpernahterjadi.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 21
Apabila spektrum kecepatan digambarkan terhadap jenis batuan yang berbeda (Gambar 3) maka terlihat banyaknya overlap. Oleh karena itu, kecuali hanya pada kasusumumsepertimisalnyamengasosiasikankecepatan rendah dengan batuan klastik dan kecepatan tinggi dengan karbonat atau evaporit, maka data kecepatan sendiritidakdapatdigunakanuntuk menyimpulkan jenis batuan. Spektrum yang lebar dari kecepatan tersebut berkaitan erat dengan kisaran porositas (Gambar 4.). Nilai porositas tinggi umumnya berkaitan dengan kecepatan rendah dan sebaliknya. Porositas batuan klastik umumnya berkurang terhadap kedalaman akibat kompaksi, berkurangnya pemilahandanmeningkatnyasementasi.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 22
Gambar4.Efekdaribeberapafaktorpadaporositas(Sheriff,1980)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 24
EfekKedalaman
Respon seismik akan bervariasi terhadap kedalaman, meskipununtukpasanganbatuanyangsama(Gambar5).
Contoh:batugampingyangditutupiolehbatulempung. Pada kedalaman rendah, frekuensi akan sangat tinggi sehingga menghasilkan refleksi yang juga beramplitudo tinggi. Dengan bertambahnya kedalaman, lempung akan mengalami kompaksi dan batugamping berkurang porositasnya. Ini akan mengakibatkan berkurangnya kontras IA dengan bertambahnya kedalaman. Bumi juga cenderung melakukan atenuasi terhadap bagian frekuensi tinggi dari sinyal seismik dengan meningkatnya waktu penjalaran. Hal ini kemudian akan mengakibatkan peningkatan panjang gelombang terhadapkedalaman,perubahanbentukgelombangdanberkurangnya frekuensisertaresolusi(Gambar6).
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 25
26
KonsepKoefisienRefleksi(RC)
Sumber Receiver
Eincident
Ereflected
RC1 =
AI 2 AI1 AI 2 + AI1
RC2 = ?
RC 2 =
Er Ei
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
POLARITASDANFASA Polaritas
Berdasarkan aturan SEG, istilah polaritas dihubungkan dengan refleksi positivdannegativyangdapatdigambarkansebagaiberikut:
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
29
Fasa
Padaumumyapulsaseismikyangditampilkandalamrekamanseismik dapatdikelompokkanmenjadi2jenisfasayaitu 1. Fasaminimum EnergiyangberhubungandenganbatasIAterkonsentrasipadaonset (bagianmuka)pulsatersebut 2. Fasanol batasIAakanterdapatpadapeak/trough (bagiantengah).
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
30
Kelebihanfasanoldarifasaminimum: 1. Amplitudo maksimum sinyal fasa nol umumnya akan selalu berimpit dengan spike refleksi, sedangkan pada kasus fasa minimum amplitudo maksimum tersebut terjadisetelahspikerefleksiterkait. 2. Bentuk wavelet fasa nol simetris sehingga memudahkan pikinghorisonterkait. 3. Untuk spektrum amplitudo yang sama, sinyal fasa nol akan selalu lebih pendek dan beramplitudo lebih besar daripada fasa minimum, sehingga rasio sinyalnoisenya jugaakanlebihbesar
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 31
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
32
Quis
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
33
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
34
EfekInterferensi
Refleksi gelombang seismik akan timbul setiap terjadi perubahan harga IA. Meskipun begitu apakah perubahan tersebut cukup signifikan untuk dapat menghasilkan refleksi akan tergantung pada sensitivitasalatperekamdanpemrosesandatanya. Salah satu masalah utama dalam metoda seismik refleksi adalah timbulnya interferensi respon seismik dari batas IA yang sangat rapat. Interferensi bisa bersifat negatif (destruktif) atau posif (konstruktif) (Gb.10) dan peran panjang gelombang serta jenis fasa pulsaseismiksangatpentingdalamhalini.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
36
37
Gambar 11 dan 12 menunjukkan perbedaan jenis interferensi tersebut danpengaruhnyapadapenampangseismik: a. wavelet dengan fasa nol akan terpusat pada batas IA, sehingga interferensi terjadi dengan wavelet yang terletak didekat batas tersebut, b. wavelet dengan fasa minimum akan terjadi interferensi dengan waveletyangterletakdibawahbatasIA.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
38
39
Gambar12. Interferensi pada gelombang seismik dengan fasa nol dan normal polarity untuk beberapa kasus lapisan batuan seperti pada gambar 11 (badley,1984)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 40
Gambar13. Interferensi pada gelombang seismik dengan fasa minimum dan normal polarityuntuk beberapa kasus lapisan batuan (badley,1984)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
41
Gambar14. Interferensi pada gelombang seismik dengan fasa nol dan normal polarity untuk beberapa kasus lapisan batuan seperti pada gambar 13 (badley,1984)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 42
RESOLUSI
A. ResolusiVertikal
Resolusi didefinisikan sebagai jarak minimum antara dua obyek yang dapat dipisahkan oleh gelombang seismik (berhubungan denganfenomenainterferensi). Sebagai contoh pada Gambar 15 ditunjukkan model batugamping berkecepatan tinggi yang membaji kedalam batulempung yang berkecepatan lebih rendah. Displai model seismik menggunakan polaritas normal dan fasa minum. Pada batas atas gamping refleksi akanberupaTrough sedangpadabagianbawahakanberupapeak.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
43
amplitudo (trough) membentuk amplitudo yang lebih kuat pada akhir penipisan, karena RC semakin tinggi Pada ketebalan > , Wavelet mulai terpisah menjadi 2, dengan amplitudo yang lebih lemah, karena RC rendah
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 45
Dua buah wavelet yang mempunyai polaritas berlawanan tersebut akan terpisah selama tebal waktu dari batugamping tersebut sama atau lebih besar dari setengah panjang gelombang seismik. Bila tebal waktu batugamping tersebut kurang dari setengah panjang gelombang, kedua buah polaritas yang berlawanan tersebut akan mulaioverlapdanterjadiinterferensi.
Saat TWT (two way travel time) dari batugamping mencapai seperempat panjang gelombang, maka akan terjadi interferensi konstruktif maksimum, dan ketebalan ini dikenal dengan tuning thickness.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
46
Dengan bertambahnya kedalaman, maka kecepatan akan bertambah tinggi dan frekuensi bertambah kecil, sehingga tuning thickness dan detectablelimitjugaakanbertambahbesar. Hubungan antara frekuensi (f), kecepatan (v) dan panjang gelombang ()dirumuskansebagai:=v/f Sebagai contoh, bila frekuensi gelombang seismik 50 Hz atau periodanya 20 ms, maka pada kedalaman dimana kecepatan batugamping adalah 5000 m/s, maka tebal batugamping paling tidak adalah 50 m agar refleksi bidang batas atas dan bawah dapat dibedakan.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
47
Gambar16. KetergantunganefekInterferensipadagelombang(brown,1991)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
48
B.ResolusiHorisontal
Meskipun sering dilakukan penyederhanaan dengan
mengasumsikan bahwa gelombang seismik refleksi berasal dari satu titik tapi sebenarnya refleksi tersebut berasal dari daerah dimana terjadi interaksi antara muka gelombang dan bidang reflektor. Daerah yang menghasilkan refleksi tersebut dikenal sebagai zona Fresnel yaitu bagian dari reflektor dimana energi dipantulkan ke receiver setelah setengah atau seperempat panjang gelombangsetelahterjadinyarefleksipertama(Gb.17).
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
49
Gambar17.HighdanlowFrekuensiZonaFresnel
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
50
Gambar 2.18 menunjukkan model lapisan melensa dan efek Fresnel yangdapatdisimpulkansebagaiberikut: 1. Pada setiap ujung lapisan terjadi difraksi yang amplitudonya berkurang secara cepat dengan semakin jauhnya terhadap ujung lapisan. 2. Polaritas difraksi pada kedua ujung lapisan adalah saling berlawanan dan Gap antara lapisan sebagian besar tertutup oleh difraksi. 3. Lapisan dengan dimensi lateral 1/2 zona Fresnel menimbulkan respon seismik yang tidak dapat dibedakan dengan sumber titik. Bahkan dengan dimensi sama dengan satu zona Fresnelpun respon seismiknya sangat sulit dibedakan dengan yang berasal daridifraksisederhana.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
52
Dimana: rf = radiuszonaFresneldalammeter V = kecepatanratarata t = TWTdalamsecond f = frekuensidominandalamhertz. Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa resolusi horisontal akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman, bertambahnya kecepatan dan berkurangnya frekuensi. Contoh lain dari efek zona FresneljugadiperlihatkanpadaGambar19dan 20.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
53
54
Gambar 20. Contoh efek zona Fresnel terhadap nilai amplitudo didekat sesar a. Bidang sesar tegak lurus terhadap lintasan seismik b. Bidang sear miring terhadap lintasan seismik
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 55
56
NoisePadaInterpretasiSeismikRefleksi
Dalam melakukan interpretasi data seismik refleksi mutlak diingat bahwa data ini mengandung noise yaitu seluruh fenomena refleksi yang tidak berkaitan dengan refleksi primer dan aspek geologi sehinggaperludikenalidandinetralisirefeknya. Meskipun data seismiknya telah diproses secara intensif, efek dari noise sering masih tertinggal dalam rekaman seismik dan dapat menjadi jebakan (pitfall) dalam interpretasi. Sumber umum dari noise ini antara lain multipel,difraksi,distorsi kecepatan dll.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
57
A.Multipel
Multipel terjadi akibat muka gelombang terpantulkan lebih dari satu kali, contoh sederhananya ditunjukkan pada Gambar 1 sedang macammacamnyaditunjukkanpadaGambar2. Parameter pengambilan data dapat didesain sedemikian rupa untuk menghilangkan multipel tapi umumnya efek ini dihilangkan pada saat pemrosesan data yaitu dengan menggunakan teknik stacking (Gambar 3). Meskipun begitu, efek multipel ini masih sering dijumpai meskipun data seismiknya telah diproses secara intensif(Gambar4).
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
58
Gambar 1. Ilustrasi multiple sederhana dimana gelombang terpantulkan ke permukaan kemudian kembali ke reflektor dan geophon sehingga menghasilkan refleksi multiple(Badley,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 59
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
60
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
61
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
62
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
63
Gambar 6. Contoh multiple dari WBM (Water Bottom Multiple) dan IBM (Interbed Multiple)dan Sideswide
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
64
Gambar 7. Diagram yang menunjukkan bagaimana multiple pada reflektor miring akan menunjukkan kemiringan yangsemakin besar (Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
65
B.Difraksi
Difraksi merupakan sumber umum dari noise dan dapat timbul akibat perubahan tajam dari bidang reflektor (Gb 8), misalnya akibatsesar,intrusi,permukaantidakteraturdaerahkarst,dll. Bidang kontak yang tajam, misalnya akibat bidang sesar, akan membiaskan energi keseluruh arah dan terekam dalam bentuk tras hiperbolikdengansumberdifraksisebagaipusatpuncaknya(apex). Bidang sesar tersebut dapat diperkirakan dengan cara menggabungkan apex tersebut. Efek difraksi ini bisanya
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
66
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
67
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
68
C. EfekDistorsiKecepatan
Perubahan sifat batuan, misalnya perubahan ketebalan formasi, perubahan fasies dapat menyebabkan perubahan kecepatan. Perubahan ini dapat menyebabkan distorsi pada stackedtimesectionbiladibandingkandenganketebalan kedalamansebenarnya. Penipisan Semu Downdip terjadi bila suatu lapisan yang sebenarnya mempunyai ketebalan konstan, tapi akibat proses diagenesa maka bagian yang terletak lebih kearah cekungan akan mempunyai kecepatan yang lebih tinggi sehingga pada rekaman seismiktampakseolaholahsepertilebihtipis(Gb.9). dan
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
69
Gambar9. Ilustrasi efek distorsi kecepatan pada lapisan batupasir yang mempunyai kedalamanberbeda(Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
70
Penipisan semu juga dapat terjadi sepanjang bidang sesar. Penipisan semu ini terjadi karena peningkatan kecepatan interval antara X dan Y pada bagian hanging wall. Refleksi pada blok yang tersesarkan (Gb.10) pada blok yang atas (upthrown block) juga sering menunjukkan fenomena pelengkungan semu (apparent rollover) akibat pengaruh downthrown.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
kecepatan
lebih
rendah
dari
bagian
71
Gambar10. Refleksi downbending pada fault yang disebabkan oleh kecepatan rendah padabagianhangingwall(Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
72
Anomali kecepatan juga sering dijumpai di bawah sesar dengan kemiringan kecil seperti pada sesar anjak atau sesar normal listrik (Gb.11) dan terutama disebabkan oleh perubahan kecepatan kearah lateralakibatpensesarantersebut. Anomali kecepatan pullup akan terjadi akibat struktur garam, karbonat atau channel yang mempunyai kecepatan jauh lebih tinggi dari sekitarnya. Sebaliknya anomali pulldown juga terjadi akibat diapirserpihataukarbonatyangmempunyaikecepatanlebihrendah darisekitarnya.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
73
Gambar 11. a) Model geologi yang menunjukkan sesar normal listrik b) Ekspresi pull up dan pulldownakibat sesar.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
74
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
75
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
76
Secara sepintas, hubungan antara kondisi geologi dan rekaman seismik terlihat seperti sederhana dan tidak komplek. Namun perlu diingat bahwa terdapat perbedaan mendasar antara fakta yang terekam oleh seismik dengan fakta geologi sebenarnya. Seismik hanya mampu mendeteksi batas litologi bila terdapat perubahan impedansi akustik (AI) yang besarnya lebih dari detectable limit dari gelombang seismik yang dipakai. Jadi gelombang seismik hanya mampu mendeteksi sebagian dari batas-batas tersebut.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 77
Contoh bila batas lapisan rapat, interferensi akan mempengaruhi respon seismik sehingga menggangu interpretasi. Selain itu pada umumnya penampang seismik terekam dalam skala waktu (time domain) sehingga menimbulkan kelemahan lainnya karena distorsi kecepatan vertikal maupun lateral akan menghasilkan rekaman seismik yang berbeda dengan kondisi geologi yang sebenarnya. Dalam hal ini, tugas interpreter-lah untuk mengisi gap antara rekaman seismik dan kondisi geologi sebenarnya.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
78
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
79
Parameter Refleksi Individual Refleksi individual dapat memberikan gambaran arti geologi bawah permukaan. Parameter refleksi individual tersebut adalah : Amplitudo Polaritas Kontinyuitas Spacing atau frekuensi refleksi
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
80
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
81
Amplitudo adalah ketinggian puncak (peak) atau palung (trough) refleksi, yang besarnya tergantung pada koefisien refleksi (RC). Ukuran kwalitatif seperti tinggi, sedang dan rendah sering dipakai untuk mendeskripsi besarnya amplitudo tersebut (Gb. 3) Perubahan vertikal amplitudo dapat digunakan untuk membantu identifikasi ketidakselarasan, sedangkan perubahan lateral untuk identifikasi perubahan fasies seismik. Jebakan (pitfall) dapat berasal dari pola interferensi, multiple, dan noise lainnya yang merubah besar amplitudo
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 82
Frekuensi
refleksi
adalah
jumlah
refleksi
per
unit serta
waktu dan dipengaruhi oleh kombinasi efek interferensi dimensi sinyal seismik. Perubahan vertikal frekuensi refleksi dapat
digunakan
untuk mendeteksi batas antar sekuen pengendapan sedangkan perubahan lateral digunakan untuk menduga perubahan fasies. Perlu diingat bahwa perubahan lateral frekuensi sangat rentan terhadap efek noise dan struktur. Misalnya multipel dapat menimbulkan kesan bertambahnya frekuensi refleksi, sebaliknya berkurangnya secara berangsur frekuensi terhadap kedalaman menimbulkan kesan bertambah renggangnya reflektor.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
84
Jenis batuan sedimen dalam rekaman seismik dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu : 1. Sedimen yang terendapapkan secara (tertransport dan terendapkan oleh fluida) mekanis
2. Sedimen yang terbentuk secara kimiawi (misal garam dan evaporite) atau proses biologis (reef) Walaupun masih berambiguitas, tapi ada kemungkinan untuk menduga jenis litologi dari rekaman seismik.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
86
Interpretasi berbagai jenis litologi dari rekaman seismik : 1. Klastik Halus (Lempung dan lanau) Lempung dan lanau terendapkan oleh mekanisme suspensi, apapun lingkungan pengendapannya. Pada penampang seismik dicirikan dengan : a. Sedimen seperti ini cenderung untuk berlapis tipis dengan spasi reflektor yang rapat dibandingkan dengan reflektor lainnya pada rekaman seismik. Bila daerah pengendapannya ekstensif, refleksinya biasanya berkontinyuitas sedang sampai baik.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
87
b. Amplitudo cenderung sedan sampai buruk, tapi juga sangat tergantung pada jarak perlapisan (efek interferensi) dan litologi. c. Pola refleksi divergen juga merupakan indikasi dari endapan butir halus, karena mengindikasikan pengendapan pada kondisi dimana terjadi penurunan cekungan dan kecepatan pengendapan dengan magnitudo sama. d. Tidak jarang, kontras impendansi akustik sangat rendah sehingga menunjukkan gejala reflection free (Gb.4). Pola reflection coutik dapat terjadi akibat slumping atau aktivitas air laut (Gb.4).
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 88
2. Batuan Klastik Kasar Batuan klastik kasar relatif lebih mudah untuk diidentifikasi pada interpretasi seismik. Kesulitannya adalah batuan ini terendapkan hampir disemua jenis lingkungan pengendapan sehingga mempunyai variasi yang sangat besar pada ketebalan, bentuk dan penyebaran lateral. Identifikasi menggunakan kecepatan interval sulit untuk dilakukan karena nilainya sering overlap dengan litologi lainnya. Sehingga posisi lingkungan pengendapan merupakan petunjuk terbaik, dimana sangat tergantung pada kemampuan identifikasi terhadap konfigurasi struktur internal dan asosiasi fasies.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 89
90
91
3. Batuan Karbonat Pada batuan karbonat, refleksi pada batas atasnya umumnya menghasilkan koefisien refleksi positif yang besar karena karbonat biasanya mempunyai kecepatan dan densitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan batuan sedimen lainnya. Hanya pada kasus dimana batuan karbonat tersebut sangat berpori atau sangat terkekarkan maka batas atasnya menghasilkan koefisien refleksi negatif.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
92
Dari segi seismik, batuan karbonat terbagi menjadi dua kelompok besar : a. Endapan berbentuk sheet umumnya penyebaran lateralnya luas dan terdiri atas partikel karbonat berbutir halus yang terendapkan secara suspensi Endapan ini menunjukkan karakter yang sama dengan endapan butir halus lainnya, tapi biasanya dapat dibedakan dari ciri amplitudo tingginya, kontinyuitas baik, dan bila cukup tebal akan mempunyai kecepatan interval yang tinggi (jarang dibawah 3500 m/s). Debu volkanik atau lapisan tufa mempunyai ciri yang sama dengan endapan ini dan dapat menimbulkan pitfall interpretasi.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 93
b. Buildups, reefs, mounds, dll Endapan sehingga ini tersusun oleh kegiatan tergantung organisme kondisi
penyebarannya
lingkungan dimana organisme tersebut dapat tumbuh. Dicirikan oleh bentuknya yang khas dan kecepatan intervalnya yang tinggi. Gambar 6 menunjukkan kriteria konfigurasi refleksi untuk mengenali endapan ini.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
94
Bubb dan Hatlelid (1977) membagi build up karbonat menjadi empat jenis (Gb.7) : 1. Barrier Barrier buildups cenderung linier dibatasi oleh air relatif dalam pada dua sisinya selama pengendapannya. 2. Pinnacle Pinnacle cenderung ekuidimensional dan dikelilingi air yang dalam selama pengendapanya. 3. Shelf margin Shelf margin berbentuk linier dimana air dalam pada satu sisi dan dangkal pada sisi lainnya.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 95
4. Patch Patch cenderung terbentuk pada air dangkal, apakah dekat pada shelf margin atau pada paparan laut dangkal.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
96
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
97
Gambar 7. Jenis build up yang dapat dikenali dari data seismik (Badley, 1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
98
Gambar 8 menunjukkan contoh buildup paparan karbonat di Louisiana. Sisi belakang shelf margin ke arah utara terdiri atas perselingan lapisan batugamping dan serpih, dengan respon seismik pararel frekuensi tinggi dan amplitudo rendah. Shelf margin buildup terdiri atas endapan energi tinggi, porositas tinggi dan menimbulkan refleksi interval yang buruk. Kearah cekungan di selatan terdiri atas endapan kalkareous butir halus dengan downlap dan variasi amplitudo lateral.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
99
Gambar 8a. Ekspresi seismik dari model paparan karbonat dari gambar 8b (Badley 1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
100
Gambar 8b. Model geologi paparan karbonat dari gambar 8a (Badley 1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
101
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
102
103
4. Diapir Garam Garam mempunyai densitas sekitar 2.2 gr/cc, sangat rendah dibandingkan jenis sedimen lainnya. Bila diendapkan dengan ketebalan yang cukup, maka cenderung tidak stabil bila tertutupi oleh batuan lainnya yang mempunyai densitas lebih tinggi. Akibatnya akan terjadi aliran garam yang terdiri atas tiga tahapan umum : pillowing, diapirism, postdiapirism. Gambar 11 menunjukkan skema perkembangan tiga tahapan tersebut dan dapat digunakan sebagai dasar interpretasi konfigurasi reflektor.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 104
PILLOWING
POSTDIAPIR
DIAPIR
Gambar 11. Tahapan pertumbuhan diapir garam
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
105
Tahap pillowing penipisan sedimen sindeposisional di atas sayap dan punggung pillow, terbentuk sebagai respon dari pertumbuhan pillow, merupakan alat diagnostik utama untuk identifikasi tahapan ini. Tahapan diapir mengalirnya garam yang sedang tumbuh tersebut akan mengakibatkan runtuhnya sekuen di bagian sayap yang menipis kearah original pillow. Tahapan postdiapir penurunan sinklin terus berlangsung membentuk lingkaran sinklin (sering kenampakannya kurang jelas), mengelilingi diapir tersebut.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 106
Konfigurasi refleksi akibat diapir serpih sangat mirip dengan yang dihasilkan oleh diapir garam. Bila terjadi refleksi di bawah diapir, kedua litologi tersebut dapat dibedakan dari efek kecepatannya. Garam Bila umumnya terjadi mengakibatkan refleksi dibawah pull-up diapir, sedangkan maka akan serpih sulit mengakibatkan pull down dari reflektor yang lebih dalam (Gb.12-13). tidak membedakan kedua buah litologi tersebut. Sering diapir garam berasosiasi dengan fenomena collapse akibat pelarutan garam postdiapiric (Gb.14). Akibat densitasnya yang sangat rendah, garam juga mempunyai impedansi akustik yang rendah, meskipun kecepatannya tinggi.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
107
108
Gambar 13. Rekaman seismik yang menunjukkan aliran serpih dan efek push-down veocity anomaly yang mempengaruhi refleksi A dan B (Badly, 1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
109
Gambar 14. Rekaman seismik yang menunjukkan fenomena runtuhan pada diapir garam. (Badly, 1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
110
Gambar 15. Rekaman seismik yang menunjukkan fenomena intrusi batuan beku (Badly, 1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 111
5. Batuan Dasar Terdapat dua definisi batuan dasar : batuan beku atau batuan metamorf dan batuan dasar nonekonomik yaitu batuan sedimen berporositas kecil yang tidak mempunyai potensi reservoir. Tidak ada satu karakter seismik unik yang membedakan dua jenis basemen tersebut. Gambar 16a menunjukkan contoh batuan dasar kristalin yang berada dibawah refleksi kuat dari batas atas batuan dasar tersebut (koefisien retleksi positif), rekaman seismik menunjukkan pola reflection free.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
112
Gambar 16b menunjukkan batuan dasar kristalin yang tersingkap di lantai samudra. Umumnya batuan dasar kristalin mengakibatkan terbentuknya pola reflection free. Oleh karena itu karakternya kadang mirip dengan diapir garam, serpih, intrusi batuan beku, dll. Batas atas batuan dasar kristalin umumnya akan mempunyai koefisien refleksi positif bila tertutupi oleh batuan sedimen tapi efek pelapukan dapat juga mengakibatkan pengurangan nilai koefisien refleksi tersebut. Perlapisan internal dapat mengakibat terbentuknya refleksi internal, sehingga "mengaburkan" makna reflection free untuk identifikasi batuan dasar (Gb.16 c).
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 113
Gambar 16. Rekaman seismik yang menunjukkan batuan dasar (Badly, 1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
114
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
115
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
116
Penafsiran Struktur geologi dari rekaman seismik mempunyai nilai penting karena peranan struktur tersebut dalam pembentukan perangkap hidrokarbon. Namun perlu diingat bahwa terdapat kelemahan pada metoda seismik dalam interpretasi Struktur bawah permukaan tersebut. Bila rekaman tak termigrasi dipakai dalam analisa struktur, maka akan terjadi distorsi akibat asumsi yang digunakan dalam metoda CMP, kemiringan terlalu rendah, refleksi terletak pada posisi yang tidak benar, antiklin terlalu lebar dan sinklin terlau sempit, dll.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 117
Migrasi umumnya akan mampu mengeliminasi efek-efek diatas. Meskipun begitu didaerah dengan struktur komplek, proses migrasi mungkin tidak dapat secara sempurna menghilangkan efek tersebut karena sulitnya pemilihan kecepatan dan pembelokan tajam dari gelombang seismik. Dalam menafsirkan rekaman yang termigrasi, perlu juga diingat bahwa sering terjadi distorsi kecepatan, seperti ditunjukan pada Gambar 1 untuk kasus sesar normal planar. Pada daerah perlipatan, distorsi kecepatan ini juga dapat mengakibatkan pemanjangan semu lapisan atas dibandingkan pada lapisan bawahnya pada sayap lipatan dan penebalan semu didaerah punggungan (Gb.2)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 118
Selain distorsi kecepatan yang mempengaruhi struktur skala besar, efek resolusi juga sangat berpengaruh dalam analisa struktur skala lebih kecil, terutama struktur sesar. Gambar 3 menunjukan reflektor yang terpengaruhi oleh sesar dengan peningkatan besar throw. Throw dari sesar tersebut diindikasikan oleh panjang gelombang seismik dominan. Besar throw yang lebih kecil dari 1/4 panjang gelombang akan sulit terdeteksi pada rekaman seismik.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
119
Gambar 1.
Efek peningkatan kecepatan terhadap kedalaman menyebabkan melengkungnya bidang sesar yang seharusya planar (Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
120
Gambar 2.
Efek peningkatan kecepatan terhadap kedalaman pada a. ekspresi geologi b. ekspresi seismik (Badly,1985)
struktur
lipatan
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
121
Gambar 3. Urutan sesar dengan peningkatan besarnya throw yang ditunjukan dalam besaran panjang gelombang (Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
122
1. Struktur Lipatan Secara garis besar struktur lipatan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok : a. Lipatan yang beasosiasi dengan kompresi skala regional akibat proses deformasi kerak secara regional (Gb.4) b. Lipatan berskala lebih kecil yang berasosiasi dengan kompresi skala lokal, misalnya lipatan akibat pensesaran geser, dll c. Pelipatan atau pelengkungan akibat intrusi (contoh Gb.2.80).
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 123
Gambar 4. Contoh rekaman seismik yang menunjukkan struktur lipatan skala besar (Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
124
Gambar 5. Contoh rekaman seismik yang menunjukkan struktur lipatan akibat intrusi (Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
125
2. Struktur Sesar Kenampakan langsung dari bidang sesar umumnya sangat jarang dapat dilihat pada penampang seismik. Lokasi dan geometri sesar tersebut lebih banyak diidentifikasi dari kenampakan refleksi, difraksi, perubahan kemiringan, dll. Terminologi umum jenis sesar diperlihatkan pada Gambar 6. Berdasarkan geometrinya dan kinematikanya, sesar dapat dibagi menjadi tiga kategori : 1. Sesar normal 2. Sesar naik atau anjak 3. Sesar geser atau wrench
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 126
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
127
A. Sesar Normal Sesar ini ditunjukkan dengan bagian hanging wall bergerak relatif turun dibandingkan bagian foot wall. Sesar normal planar (Gb.7) merupakan jenis sesar yang paling sering dijumpai, dapat dikenali dari parameter berikut : 1. Bidang sesar hampir lurus kemiringan bidang sesar relatif konstan terhadap kedalaman. 2. Seretan normal pada hanging wall mengindikasikan pergerakan turun blok hanging wall relatif terhadap blok foot wall. Perlu diperhatikan bahwa seretan normal ini tidak selalu berasosiasi dengan sesar normal planar.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 128
3. Tidak ada perubahan kemiringan reflektor dari blok hanging wall ke foot wall. 4. Terbentuknya sesar antitetik Sesar tumbuh atau syn-faull sedimentation sering berasosiasi dengan sesar normal-planar ini. Bila pensesaran normal planar ini melibatkan atau mempengaruhi lapisan miring, maka sedimen pengisi terkait akan terbentuk membaji (wedge, Gb.7).
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
129
Gambar 7 Model sesar planar (kiri) dan sesar normal listrik (kanan) (Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
130
Sesar normal listrik (Gb.7) mempunyai bidang sesar melengkung yang memungkinkan block hanging-wall berotasi. Sesar listrik ini dapat dikenali dari : 1. Perbedaan kemiringan (tilting) dari blok hangingwall dan foot-wall. 2. Terbentuknya lipatan seretan terbalik (reserve drag fold). 3. Terbentuknya sesar antitetik dibagian atas lipatan seretan terbalik tersebut. 4. Umumnya merupakan sesar tumbuh.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
131
Sesar normal listrik ini dapat mengikutsertakan batuan dasar ataupun tidak. Sesar normal listrik yang mengikutsertakan batuan dasar sering berasosiasi dengan mekanisme utama rifting kerak bagian atas dan sering dijumpai pada cekungan rifting dan passive margin. Kombinasi komplek antara sesar tumbuh, sesar antitetik, sesar naik, dapat terjadi dalam satu sistem sesar normal listrik yang mempunyai kemiringan berbedabeda (Gb.8). Sesar normal listrik yang tidak melibatkan batuan dasar umumnya mempunyai kelengkungan bidang sesar lebih besar sehingga lipatan seretan terbalik sering berkembang dan membentuk antiklin rollover (Gb.9).
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 132
Gambar 8 (294) Sketsa yang menunjukkan rotasi progresif sepanjang sesar normal listrik dan struktur sesar sekunder yang dihasilkan oleh kombinasi sesar sin sedimentasi dan antitetik (Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 133
Gambar 9. Contoh sesar normal listrik yang tidak melibatkan batuan dasar (Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
134
Reaktivasi Sesar Banyak sesar menunjukan gejala pergeseran berulang yang sering dipisahkan oleh interval waktu dan dapat melibatkan perubahan jenis sesarnya. Gambar 10 menunjukkan bagaimana sesar normal teraktivasi menjadi sesar naik. Bila reaktivasi sesar terjadi selama sedimentasi, maka sesar akan berpropagasi ke atas melalui sedimen yang menutupinya. Bila reaktivasi terjadi secara episodik dan batuan sedimen yang cukup tebal menutupi sesar "tua" tersebut sebelum tereaktivkan, maka dapat menghasilkan perubahan geometri sesar. Gambar 11 menunjukan hipotesis perilaku sesar normal planar vertikal pada batuan dasar yang tereaktifkan.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 135
Gambar 10 (296) Contoh rekaman seismik yang menunjukkan dua sesar normal A dan B yang teraktifkan kembali menjadi sesar naik (Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
136
137
Gambar 12 (298) Contoh reaktivasi sesar yang menunjukkan beberapa episode pergeseran (Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 138
B. Sesar Naik dan Anjak Sesar naik mempunyai pergeseran dominan searah kemiringan dimana blok hanging-wall relatif bergeser ke arah atas dibandingkan dengan blok foot-wall. Sesar naik sudut rendah sering disebut sebagai sesar anjak untuk membedakan dengan sesar naik sudut tinggi. Sesar anjak dapat melibatkan batuan dasar atau tidak. Sesar anjak yang melibatkan batuan dasar dapat menyebabkan tersesarkannya batuan dasar di atas sedimen yang lebih muda (Gb.13 -14).
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 139
Gambar 13 (299) Interpretasi rekaman seismik yang menunjukkan fenomena komplek sesar anjak (Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
140
Gambar 14 (2.100) Ekspresi seismik dari sesar anjak di daerah Wyoming (Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
141
Kalau sesar anjak selalu mencerminkan kompresi, tidak demikian halnya dengan sesar naik sudut tinggi. Mayoritas sesar naik memang merupakan respon terhadap kompresi, tapi dapat juga berkembang akibat reaktivasi sesar vertikal yang lebih dalam (Gb.12), asosiasi pergerakan sesar normal listrik dan akibat rotasi sesar normal (Gb.8).
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
142
C. Sesar Geser atau Wrench Sesar geser mempunyai pergeseran dominan searah jurus sesar. Sesar ini umumnya mempunyai kemiringan vertikal. Sesar geser skala besar sering disebut sebagai wrench atau sesar transkuren. Struktur yang berasosiasi dengan sesar geser ini jauh lebih bervariasi daripada yang berasosiasi dengan jenis sesar lainnya. Sering terjadi lipatan, sesar normal, naik dan anjak yang berasosiasi dengan sesar geser ini (Gb.2.101).
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
143
Gambar 15 (2.101) Pola struktur yang berasosiasi dengan sesar geser (Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
144
Kepastian mengenai keberadaan sesar geser ini sulit diidentifikasi dari rekaman seismik saja, tapi lebih dicerminkan oleh keberadaan struktur asosiasinya seperti graben, sesar anjak, lipatan yang sumbu-sumbunya miring terhadap arah pergeseran sesar geser seperti ditunjukan pada Gambar 2.101-102. Struktur bunga sering diasosiasikan dengan sesar geser ini (Gb.2.102104) tapi tidak selalu merupakan keharusan karena struktur ini juga berkembang pada sesar normal listrik
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
145
3. Analisa Struktur
Salah satu aspek yang penting dalam interpretasi struktur adalah pemahaman penyebab struktur tersebut. Pada dasarnya, struktur dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori umum : a. Struktur primer Disebabkan oleh proses tektonik/pergerakan lempeng, seperti sesar pinggir cekungan, sesar geser San Andreas, dll. Secara definisi semua struktur primer ini melibatkan batuan dasar.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
146
2. Struktur sekunder Secara langsung berhubungan dan merupakan konsekuensi langsung dari struktur primer. Contohnya adalah lipatan yang terbentuk akibat pensesaran lapisan yang lebih dalam dan lain-lain. 3. Struktur pasif Berkembang sebagai konsekuensi atau efek sisa dari efek struktur primer dan sekunder. Misalnya pensesaran lokal pada punggung antiklin dari lapisan kompeten, diapir garam yang dirangsang oleh penurunan cekungan, dll.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 147
Pemekaran cekungan (basin rifting) umumnya terdiri atas dua tahapan pengembangan : 1. Fasa pemekaran (Syn-rift) Merupakan proses awal dimana terjadi penipisan kerak dan litosfer akibat proses ekstensi yang diikuti oleh penurunan dan sedimentasi. Dalam hal ini geometri cekungan sangat dikontrol oleh pola pensesaran hasil rejim tegasan ekstensi regional. Sesar normal listrik disertai tilting, akan menghasilkan blok sesar tilted. Variasi tajam tebal sedimen terjadi sepanjang tilted blocks terutama sepanjang sesar normal listrik dan menghasilkan pola sedimentasi yang komplek.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 148
2. Fasa post-rift Merupakan fasa perkembangan selanjutnya setelah proses pemekaran (rifting) selesai. Proses ini akan menghasilkan dimana pola sedimentasi yang relatif simpel menunjukan penebalan lapisan-lapisan
kearah cekungan.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
149
Faktor-faktor berikut ini perlu diperhatikan dalam pemahaman proses-proses di atas berdasarkan analisa seismik refleksi : 1. Identifikasi Fasa Pemekaran : Pemekaran terjadi pada suatu perioda dimana cekungan mengalami tarikan dimana sekuen synrift akan mengandung sedimen koeval (berumur sama). Umumnya sesar normal listrik merupakan mekanisme utama penyebab ekstensi selama fasa pemekaran.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 150
Sesar normal listrik itu sendiri dapat dikenali dari kriteria berikut ini : a. Tilting (miringnya) reflektor pre-rift antara blok hanging dan footwall mengindikasikan terjadinya rotasi akibat pensesaran. b. Seretan terbalik sering terjadi pada refleksi pre-rift dan syn-rift yang lebih tua pada sisi sesar yang turun dan merupakan gambaran pergerakan rotasi dari bidang sesar yang melengkung. c. Bentuk membaji dari reflektor syn-rift mengindikasikan tilting aktif selama sedimentasi.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 151
2. Identifikasi Tahapan Post-rift Batas sekuen bisanya berkembang pada tahapan ini, dengan batas erosi di atas dan baselap dibawah, memisahkan sekuen syn dan post-rift di semua tempat. Ini disebut sebagai ketidakselarasan postrift. Hubungan reflektor pada ketidakselarasan post-rift ini sering tidak terlihat jelas dan bersudut rendah.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
152
Blok sesar yang terjungkit (tilted fault blocks) merupakan hasil khas dari proses pemekaran dan dapat menyebabkan terbentuknya perangkap yang istimewa. Ekspresi seismik dari blok sesar terjungkit ini dan asosiasi gawir sesarnya ditunjukan pada Gambar 2.105 dan ciri pentingnya adalah : 1. Ketidakselarasan membatasi gawir sesar. 2. Batas yang jelas antara lapisan yang terjungkit didalam blok sesar dan sedimen diatasnya.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
153
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
154
Gambar 16 (2.107) Diagram yang menunjukkan perkembangan postrift dari struktur di daerah Oseberg (Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 156
Gambar 17 (2.108) (lanjutan) Diagram yang menunjukkan perkembangan postrift dari struktur di daerah Oseberg (Badly,1985)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 157
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
158
Post-rift
Syn-rift
Pre-rift
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
159
Pengelompokan
struktur
kedalam
skema
diatas
memungkinkan pemahaman mengenai penyebab dan efeknya sehingga dapat digunakan untuk keperluan prediktif. Sebagai ilustrasi berikut ini didiskusikan kasus daerah North sea (Badley, 1985). Pendekatan yang dipakai disini merupakan pendekatan umum yang dapat dipakai untuk interpretasi seismik pada passive margin, thrust belts, dll.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
160
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
161
Setelah memahami arti geologi rekaman seismik beserta segala keterbatasannya maka perlu dilakukan suatu interpretasi terpadu untuk menggambarkan keadaan geologi sub-surface daerah tersebut. Data-data yang diperlukan untuk analisa tersebut adalah 1. Peta dasar 2. Penampang seismik 3. Data sumur dan check shot
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
162
1. PETA DASAR
Mempunyai Kegunaan : 1. Merupakan peta dasar untuk pembuatan peta 2. Menunjukkan spasi lintasan orientasi dan
3. Menunjukkan kerangka survey seismik 4. Menunjukkan titik perpotongan antara lintasan survey yang berbeda yang tidak selalu ditunjukkan pada penampang seismik
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
163
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
164
2. PENAMPANG SEISMIK Sebelum melihat penampang seismiknya sebaiknya dipelajari dahulu label penampang seismiknya untuk mengetahui proses aquisisi dan pemrosesan datanya
Kategori dalam label penampang seismik Keterangan detil lintasan Data perekaman dan data lapangan Diagram Spread Data pemrosesan Parameter display
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
165
BEFORE MISTIE
AFTER MISTIE
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
166
BEFORE BALANCING
AFTER BALANCING
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
167
3. DATA SUMUR
Data sumur digunakan sbagai : 1. untuk melihat kondisi geologi detil secara vertikal 2. Mengikat data seismik dengan sumur yang ada (well-seismic tie) 3. Menganalisa kualitas interpretasi dengan membandingkan kedalaman horison target sebenarnya dengan kedalaman hasil prediksi pada penampang seismik.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
168
INTERPRETASI DATA Pada tahapan ini seluruh data base seismik sebaiknya dianalisa secara terpadu. Apabila memungkinkan daerah study dikelompokkan ke arah vertikal menjadi interval-interval stratigrafi (misal : penentuan batas sekuen dan fasies seismik) dan ke arah lateral menjadi provinsi struktural (daerah cekungan, tinggian, dll)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
169
1. Interpretasi Geologi
Korelasi Stratigrafi
W
BRG-32
BRG-32 [MD]
MD 2114 Completions 9.75 GR 342.93 -894.28 0.20 LLD LLS 9837.13 60.00 2000.00 NPHI 0.00 Comment UPN MD 2070 Completions 2.75 GR 234.30 -9.84 -194.09 -165.82 LLD LLM MSFL
BRG-17
BRG-17 [MD]
117.42 1.70 2144.92 60.00 1830.35 RHOB NPHI 2.70 0.00 Comment UPN MD 2024 Completions 8.84 GR
BRG-19
BRG-19 [MD]
216.61 -194.09 -21.30 -143.12 LLD LLM MSFL 2144.92 1.70 244.94 60.00 1588.28 RHOB NPHI 2.70 0.00 Comment UPN MD 2039 Completions 8.56 GR
BRG-28
BRG-28 [MD]
266.09 -19.98 LLD 0.20 LLS -1299.18 MSFL 220.00 1.70 2000.00 60.00 2299.93 RHOB NPHI 2.70 0.00 Comment UPN MD 2094 Completions 6.32
BRG-25
BRG-25 [MD]
GR 149.03 60.00 NPHI 0.00 Comment UPN
2100
2050
2050 2100
2150
BRF-1/SB-5 S.B - 5
2100
2150
BRF-1/Gas+Oil
2100 2150
2200
BRF-2/Gas
2200
2150
B-1/Gas
2150 2200
BRF-3/air
2250
S.B - 3 C-1/SB-3
2200 2250 2300
2250
2200
C-1/SB-3 S.B - 3
C-1/Gas
2300
C-2
2250 2250 2300
C-2/Gas C-2/Gas
C-2/Oil+Gas
C-2/Oil+Gas
S.B - 2 D-1/SB-2
2350
D-1/Gas
2350
2300
D-1/SB-2 S.B - 2
2400
D-2/Oil+Gas
2300 2350
D-2/-
2400
2350
D-2/Gas+Oil
(2350) (2400)
2450
(2450)
2400
(2400) (2450)
2500
(2500)
2450
(2450) (2500)
(2550)
(2557)
(2513)
(2466)
2481
(2537)
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
170
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
171
2. Interpretasi Geofisika
WELL-SEISMIC
TIE
Untuk meletakkan horizon seismik (domain waktu) pada posisi kedalaman yang sebenarnya dan agar data seismik dapat dikorelasikan dengan data geologi lainya yang pada umumnya pada doamin depth maka perlu dilakukan well-seismic tie. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan well-seismic tie tapi yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan seismogram sintetik dari hasil survey kecepatan.
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto 172
WELL-SEISMIC TIE
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
173
9603200
PICKING
HORIZON
9603200
9602400
9602400 9601600
9601600
00 -18
0 80 -1
0 85 -1
9600800
9600800
-18 00
9600000
-1
80
9600000
BRG-18 9599200
BRG-22
-1750
BRG-05 BRG-05STB
-18 00
00 -18
BRG-06 9598400
50 -18
9598400
50 -17
-1 7
50
9597600
BRG-11
9596800
BRG-12 BRG-13
-180 0
0 -185 0 85 -1
8 -1 00
9596800
0 -175
BRG-30
-1750
9596000
9596000
-175 0
-17 50
-1750
9595200
9595200
-1 8
00
-180
0 85 -1
9594400
-1850
-1 75 0
-1750
9594400
9593600
-1
0 75
9593600
Time
-1720 -1730 -1740 -1750 -1760 -1770 -1780 -1790 -1800 -1810 -1820 -1830 -1840 -1850 -1860 -1870 -1880 -1890 -1900
9592800
9592800
0.25
0.5
0.75
1.25km
414000
414500
415000
415500
416000
416500
417000
417500
418000
418500
419000
419500
420000
420500
421000
421500
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
174
PROSPECT AREA
010
011 012
INTERPRETASISEISMIKREFLEKSI By:ArdianNovianto
175