MENARA BABEL (Part 2)
MENARA BABEL (Part 2)
MENARA BABEL (Part 2)
Kej 11:1-9 : (1) Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya. (2) Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana. (3) Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tr gala-gala sebagai tanah liat. (4) Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi." (5) Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, (6) dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. (7) Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing." (8) Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. (9) Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.
P
III.
ada bagian pertama pembahasan tentang menara Babel ini, kita sudah bicarakan 2 hal yakni : (1) KONDISI MANUSIA PADA ZAMAN ITU, di mana mereka semua satu bahasanya dan satu logatnya. Ini sesuatu yang wajar dan masuk akal karena semua manusia memang berasal dari 1 orang yakni Adam dan setelah peristiwa air bah, berasal dari satu orang juga yakni Nuh. (2) RENCANA PENDIRIAN MENARA BABEL, yang mana dalam perencanaan itu mereka melakukan 3 dosa yakni : tidak melibatkan Tuhan dalam perencanaan itu, mencari kemuliaan diri sendiri dan bukan kemuliaan Tuhan dan bertindak melawan Firman Tuhan. Sekarang kita akan lanjutkan pembahasan kita dengan beberapa point lagi :
Di dalam ayat 4 bacaan kita dikatakan : Kej 11:4 - Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit,.
Kesan yang kita tangkap dari ayat ini adalah bahwa ini adalah suatu proyek yang luar biasa hebat (mega proyek) untuk ukuran zaman yang purba semacam itu. Mungkin kita bertanya, apakah orang-orang pada zaman purba semacam itu (sekitar tahun 3500 SM) mampu membuat proyek sebesar atau setinggi itu? Apakah mereka mempunyai peralatan yang memadai? Apakah mereka mempunyai disiplin ilmu yang bisa diterapkan untuk pembangunan semacam itu? Untuk menjawab ini kita perlu sedikit mengorek kebudayaan Mesopotamia pada zaman itu. Di dalam Kej 11:2 dikatakan : Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana. Jadi setelah keturunan Nuh sampai ke tanah Sinear, mereka menetap di sana. Mereka mulai membangun kehidupan mereka di sana. Dan dari situlah kebudayaan Mesopotamia kuno berkembang dengan pesat pada tahun-tahun yang kemudian. Berbagai data arkeologi menunjukkan bahwa kebudayaan Mesopotamia zaman itu sudah cukup kalau tidak mau dikatakan sangat maju. a. Dalam dunia pendidikan. Joseph P. Free - Pendidikan pada zaman itu sudah sangat maju dan meluas. Pada usia muda murid-murid telah belajar menulis tanda-tanda kuneiform sementara guru memberi contoh pada sebongkah tanah liat lunak yang telah dipipihkan. Mereka juga mendapat pelajaran membaca. Lempeng-lempeng tanah liat lain menunjukkan bahwa dalam matematika mereka belajar perkalian dan pembagian, dan ketika mereka makin maju mereka diharuskan belajar akar pangkat dua dan akar pangkat tiga serta mengerjakan soal-soal geometri yang sederhana. Ketika hasil-hasil dari bagian penggalian ini ditinjau, ternyata bahwa empat ribu tahun lalu, murid-murid sekolah harus belajar membaca, menulis dan berhitung", sama seperti yang dipelajari oleh murid-murid masa kini. (Archaeology and Bible History; 63).
Contoh Kuneiform Berikut ini contoh-contoh tulisan, simbol-simbol dan huruf-huruf yang dipakai pada zaman itu.
b. Dalam dunia arsitektur. Mereka sudah bisa membangun rumah bertingkat. John J. Davis - Rumah-rumah biasanya dibangun dari batu bata yang terbuat dari lumpur yang dibakar, sisi luarnya dicampuri atau diplester; banyak rumah itu mempunyai dua tingkat. (Paradise to Prison, hal. 176). Joseph P. Free - Rumah-rumah pada zaman itu berukuran sekitar 12 kali 15,6 m. Dinding-dinding bagian bawah dibangun dari batu-bata yang dibakar, yang bagian atas dari batu-bata yang dibuat dari lumpur, dan seluruh dinding biasanya diplester dan dikapur. Rata-rata rumah di sana berlantai dua. Pada lantai bawah terdapat ruangan pelayanpelayan, dapur, kamar mandi, kamar tamu, dan juga kamar mandi dan tempat cuci yang dicadangkan untuk para tamu. Jadi seluruh lantai pertama dimanfaatkan untuk para pelayan dan tamu, lantai kedua adalah tempat tinggal keluarga. Seluruh rumah orang kelas
menengah memiliki antara sepuluh sampai dua puluh kamar. (Archaeology and Bible History; 63) Bahwa rumah-rumah dibuat dari batu-bata yang dibakar dikonfirmasi oleh data arkeologis bahwa memang daerah Mesopotamia adalah daerah yang miskin batu sehingga untuk membangun mereka harus menggunakan batu-bata yang dibuat dari tanah liat yang dibakar. John J. Davis Mesopotamia Selatan, meskipun kaya dengan tanah endapan, kekurangan batu dalam jumlah yang berarti. Bangunan-bangunan dalam negara yang tertua sekali terus menerus dibangun dengan batu bata yang terbuat dari lumpur, seringkali dijemur di panas matahari, tetapi gedung-gedung besar untuk umum dan monumen-monumen dibangun dari batu-bata yang dibakar agar lebih tahan lama.mereka menggunakan ter (lumpur) sebagai bahan perekat yang sudah sangat lazim di Mesopotamia Selatan. (Paradise to Prison, hal. 154,155). Ini cocok dengan keterangan di dalam Kej 11:3 : Kej 11:3 - Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tr gala-gala sebagai tanah liat. Mereka sudah bisa membangun kota yang dikelilingi tembok yang tinggi bahkan dengan tata kota yang bagus. Misalnya : Kota Ur (tempat asal Abraham). John J. Davis - Kota tersebut dilindungi oleh sederetan tembok yang tingginya rata-rata sembilan meter.Data arkeologis memberi kesan bahwa kota Uradalah sebuah kota yang canggih, dirancang sangat indah, kaya dan menyajikan segala kesenangan hidup yang terbaik. (Paradise to Prison, hal. 176).
Kota Khorsabad dengan istana yang indah di dalamnya dan tata kota yang bagus.
Kota Niniwe dengan gerbangnya yang terkenal sebagai Gerbang Mashki yang masih ada sampai sekarang.
Dan kota-kota lainnya (seluruh wilayah Mesopotamia terdapat kira-kira 27 kota seperti Borsippa, Nippur, Syuruppak, Erekh, dll) dengan tembok batu yang tinggi.
Mereka juga sudah bisa membangun monumen-monumen / kuil-kuil / bangunanbangunan bersusun yang menjulang tinggi yang dikenal dengan istilah ziggurat. Walter Lempp Seperti yang dibuktikan oleh hasil pekerjaan ilmu sodok, banyak ibukota negeri, baik di Babel (Efrat hilir) maupun Asyur (Tigris hulu) mempunyai sebuah menara yang bertingkat-tingkat. Dalam reruntuhan dari 27 kota telah terdapat sisa-sisa dari 33 menara bertingkat-tingkat itu. (Tafsiran Alkitab Kitab Kejadian 5:1-12:3, hal. 164).
John J. Davis Beberapa menara-kuil bertingkat yang sangat besar atau ziggurat bertingkat banyak, telah ditemukan di Babilonia. Sebuah ziggurat semacam itu di Babilonia coraknya benar-benar mengagumkan, dibuat dari ubin berwarna mengkilap, tingginya lebih dari 89 m. (Paradise to Prison, hal. 155).
Bahkan di zaman yang lebih kemudian, Nebukadnezar membangun suatu taman bersusun untuk isterinya yang dikenal sebagai Hanging Garden of Babylon (taman gantung Babilonia) yang termasuk dalam salah 1 dari 7 keajaiban dunia yang lalu. Taman ini terdiri dari pentas dan gunung-gunungan yang disusun bertingkat-tingkat. Taman itu ditanami beraneka ragam rumput, juga beraneka warna bunga, dan disirami oleh air mancur yang disedot dari sungai Efrat sehingga dari kejauhan nampak seperti sebuah puncak gunung yang dipenuhi oleh pepohonan nan hijau menawan.
Ada penafsir yang berkata bahwa Nebukadnezar mendirikan taman gantung ini karena mendapat inspirasi dari para pendahulu mereka yang berniat mendirikan menara Babel tetapi gagal.
Jadi dengan kebudayaan dan kemampuan yang hebat pada waktu itu, bukanlah sesuatu yang berlebihan atau bahkan mustahil jika mereka mempunyai niat : Kej 11:4 Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, Mereka sanggup untuk itu, mereka mampu untuk itu. Sayangnya kesanggupan / kemampuan yang hebat itu mereka gunakan bukan untuk memuliakan Tuhan tetapi untuk memuliakan diri sendiri dan bahkan melawan Firman Tuhan seperti yang sudah saya jelaskan pada bagian pertama (minggu lalu). Karena itu setiap kita harus berhati-hati terhadap kemampuan kita atau titik kuat kita. Jikalau tidak maka kemampuan kita itu akan menjadi alat untuk melawan Firman Tuhan. Hati-hatilah dengan kepintaran / kepandaian karena dengan itu banyak orang menjadi sombong dan bahkan menjadi ateis. Hati-hatilah dengan kegantengan dan kecantikan karena dengan itu banyak orang menjadi pelacur. Hati-hatilah dengan kekayaan karena dengan itu banyak orang menjadi mudah berdosa seperti berzinah, menyuap, menjauh dari Tuhan, dsb. Bahkan hati-hatilah dengan karunia rohani yang kita miliki karena banyak orang menjadi sombong, menganggap remeh orang lain, bahkan menggunakan karunia itu untuk meraup keuntungan materil yang banyak. Dalam hal apa saudara merasa mampu? Dalam study, bekerja / mencari uang, melayani Tuhan, memberitakan Injil? Hati-hatilah terhadap kemampuan itu!
IV.
MENARA BABEL.
Ayat 4 dari bacaan kita menunjukkan bahwa pendirian kota dan menara oleh orang-orang pada saat itu barulah ada di dalam ide / rencana mereka. Kej 11:4 - Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi." Jadi sepertinya kota ini dan menara ini belum dibuat. Masih ada dalam ide / rencana saja. Tetapi ayat 5-6,8 menunjukkan bahwa proyek kota dan menara itu sudah mulai dikerjakan.
Kej 11:5-6,8 (5) Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu, (6) dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. (8) Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. Menara yang hendak didirikan itu direncanakan ujungnya sampai ke langit. Kej 11:4 - Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, Apa maksudnya ujungnya sampai ke langit? Mana ada menara / gedung di dunia ini yang ujungnya bisa sampai ke langit? Sebenarnya ini tidak jadi soal kalau kita tidak memahami langit di sini sebagai langit tempatnya bulan, bintang-bintang dan matahari. Ungkapan ini hanya mau berkata bahwa menara yang mau dibangun sangat tinggi di mana ujungnya seolaholah menyentuh langit. Bandingkan dengan gedunggedung pencakar langit yang sekalipun tidak ujungnya tidak sampai ke tempat bulan bintang tetapi tetap kelihatan menjulang di langit. Lalu kira-kira menara Babel itu modelnya bagaimana? Kita tidak tahu pasti karena memang menara itu tidak pernah selesai. Tetapi ada yang menarik dari penggalian arkeologi di mana di wilayah Babilonia ditemukan sebuah prasasti batu dengan tulisan paku. Prasasti ini sekarang tersimpan di museum Louvre Paris.
Dalam prasasti ini ada kutipan kata-kata dari raja Nabopolassar yang berbunyi seperti ini :
Marduk, Tuhan itu menyuruh aku mendandani Etemenanki, menara yang bertingkat-tingkat di Babel, yang telah rusak dan runtuh sebelum masaku, supaya aku meletakkan dasarnya di atas pangkuan dan membuat puncaknya sama rata dengan langit. (Andre Parrot; Bible and Archeology, hal. 67). Dari kata-kata ini kita dapat ketahui bahwa ada sebuah menara di Babel yang bertingkattingkat yang namanya Etemenanki yang sudah rusak / runtuh sebelum zaman Nabopolassar. (Mungkinkah ini menara Babel yang dihancurkan Tuhan itu?). Nabopolassar lalu disuruh oleh Marduk (dewa utama di Babel) untuk merenovasi menara ini dan menjadikan puncaknya sama rata dengan langit. Berikut ini adalah gambar menara Etemenanki yang masih ada sampai sekarang.
Para arkeolog yang mengadakan rekonstruksi terhadap kota Babel kuno dengan menara Etemenanki di dalamnya memberi gambaran model dan posisinya sebagai berikut :
Di dalam prasasti itu juga dijelaskan bahwa Etemenanki ini bertingkat 7 di mana Ukurannya sebagai berikut :
10
Lalu ada lagi keterangan tambahan dalam prasasti tersebut yang bunyinya demikian : Semua kaum dari bermacam-macam bangsa saya paksa bekerja pada pembangunan Etemenanki Rumah Agung Marduk, Tuhanku kudirikan di atas puncaknya. (Andre Parrot; Bible and Archeology, hal. 68). Berarti di puncak Etemenanki itu ada sebuah kuil yang diperuntukkan bagi dewa Marduk, dewa utama bangsa Babel.
Dewa Marduk
11
Jikalau Etemenanki ini adalah hasil renovasi dari sebuah menara yang sebelumnya sudah hancur / runtuh, maka tentu bentuknya tidak bisa berubah drastis dari bentuknya semula. Di sini kita mempunyai 2 kemungkinan tentang Etemenanki, menara yang sudah hancur / runtuh itu : Itu adalah menara Babel yang dibicarakan dalam Kej 11. Kalau ini benar maka kita boleh membayangkan bahwa menara Babel yang hendak di bangun itu adalah Etemenanki tetapi mungkin ukurannya jauh lebih besar. Itu adalah menara lain yang bukan dibicarakan dalam Kej 11. Kalau demikian itu juga tidak jadi soal karena dari semua ziggurat yang ditemukan di wilayah Mesopotamia, bentuknya kurang lebih sama sehingga sangat mungkin bahwa ziggurat-ziggurat itu adalah model menara di wilayah Babel sehingga memungkinkan bahwa menara yang hendak didirikan di Kej 11 itu bentuknya demikian juga hanya saja ukurannya jauh lebih besar. Jadi boleh kita simpulkan bahwa kemungkinan besar menara Babel adalah atau sama bentuknya dengan Etemenanki tetapi dalam ukuran yang jauh lebih besar. ********** Kita tinggalkan dulu urusan arkeologi, sekarang marilah kita berpikir, sebenarnya untuk apa orang-orang pada saat itu mendirikan menara seperti yang sudah digambarkan? Atau dengan kata lain, mau digunakan untuk apa menara setinggi itu? Sekalipun tidak dicatat secara eksplisit tetapi ada cukup banyak penafsir yang mengatakan bahwa menara Babel ini dimaksudkan untuk 2 hal : a. Sebagai pusat penyembahan berhala. Jikalau menara Babel adalah seperti ziggurat-ziggurat Babilonia, atau bahwa Etemenanki itu adalah menara Babel yang diceritakan dalam Kej 11 maka boleh dipastikan bahwa memang menara yang dibangun itu direncanakan terdapat suatu kuil bagi dewa Marduk di atasnya. Ini tidak bisa mempunyai tujuan yang lain selain untuk disembah. Jadi orang-orang Babel ini ternyata bukan saja melawan perintah Tuhan, tidak mencari kemuliaan Tuhan tetapi kemuliaan diri sendiri, tetapi juga melakukan penyembahan berhala. Ini dosa yang paling dibenci di dalam Perjanjian Lama. Tetapi itulah yang mereka lakukan. b. Sebagai antisipasi terhadap datangnya air bah. Mereka pasti tahu bahwa sekitar 100 tahun yang lalu Tuhan menghapus seluruh dunia dengan air bah sebagai akibat dari dosa. Mungkin saja ada ketakutan di dalam diri mereka jikalau Tuhan akan mengirimkan air bah tahap kedua. Apa yang mereka buat?
12
Mereka tidak bisa diam-diam dan mati konyol. Mereka perlu melakukan langkah antisipasi. Dan antisipasinya adalah dengan membuat menara yang tingginya sampai ke langit sehingga apabila Tuhan mengirimkan air bah lagi, mereka dapat menyelamatkan diri mereka dengan naik ke puncak menara itu. John J. Davis - Orang-orang yang mendirikan menara Babel sebenarnya tengah berusaha melindungi diri mereka dari, antara lain, hukuman Allah yang lainnya seperti air bah. (Paradise to Prison, hal. 157). Jack Finegan Sebuah kota benteng seperti itu akan melindungi mereka dari serangan, dan mereka yakin akan memungkinkan mereka meloloskan diri dari air bah yang lainnya. Air bah itu menutupi segala gunung tertinggi di dunia pra air bah namun tidak mencapai ke langit. Oleh sebab itu, jika didirikan suatu bangunan yang lebih tinggi daripada segala gunung, menurut akal manusia mereka akan selamat, apapun yang akan dilakukan oleh Allah. (Light from the Ancient Past, hal. 23-34). Di sini kita bisa melihat bahwa orang-orang Babel ini di satu sisi tidak percaya kepada Firman Tuhan yang mengatakan bahwa Tuhan tidak akan menghukum dunia ini dengan air bah lagi : Kej 9:11-15 (11) Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi." (12) Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamuuntuk selama-lamanya: (13) Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi. (14) Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan, (15) maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu. sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup. Dan di sini yang lain berusaha untuk mencari keselamatan mereka sendiri tanpa Allah. Mereka menciptakan jalan keselamatan mereka sendiri yang bukan ditetapkan oleh Allah. Di dalam Perjanjian Baru kepada kita ditegaskan bahwa manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari dosa-dosanya. Allahlah yang lalu memberikan jalan keselamatan melalui Kristus yang harus diimani / diterima sebagai Tuhan dan Juruselamat. Tetapi dalam faktanya ada begitu banyak orang yang tidak mempercayai Firman Tuhan ini dan lalu berusaha dengan kekuatannya sendiri untuk selamat melalui amal / perbuatan baik / ketaatan mereka. Pada dasarnya ini adalah dosa yang sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang Babel. Jikalau saudara sudah mendengar Injil bahwa orang diselamatkan hanya melalui iman kepada Yesus dan bukan karena usahanya sendiri melalui semua perbuatan baik, tetapi saudara tidak mempercayai itu dan masih terus berjuang untuk selamat dengan jalan sendiri, maka pada dasarnya saudara tidak berbeda dengan orang-orang Babel ini. Tuhan pada akhirnya menghancurkan menara Babel itu sehingga apa yang menjadi harapan mereka untuk selamat dari hukuman Tuhan menjadi tidak berguna apa-apa. Demikian
13
juga semua usaha manusia, semua jalan keselamatan yang ditempuh manusia, semua perjuangan untuk taat demi keselamatan pada akhirnya akan runtuh dan sia-sia. Karena itu jangan pernah meragukan Firman Tuhan dan lalu mencari keselamatan dengan cara saudara sendiri. Percayalah kepada Firman Tuhan bahwa hanya dengan iman saudara diselamatkan. Itu jalan keselamatan / cara keselamatan yang ditetapkan / diberikan oleh Tuhan. Percayalah itu! Efs 2:8-9 (8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
14
Apakah saudara merasa aman di dalam dosa, asal dosa-dosa itu tak diketahui manusia? Mungkin saudara mencuri, memfitnah, berdusta, mempunyai pikiran cabul, berzinah, mempunyai rencana jahat, dsb, dan saudara merasa aman karena tidak ada orang yang tahu? Ingat, bahwa Allah tahu segala sesuatu! b. Allah membiarkan untuk sementara. Kej 11:5 - Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu. Dari ayat ini jelas bahwa pembangunan menara sudah berjalan sampai tahap tertentu. Jadi, Allah tidak langsung turun tangan begitu mereka mulai merencanakan pekerjaan itu atau Ia tidak langsung turun tangan begitu mereka memulai pekerjaan itu. Tidak! Dia membiarkannya untuk sementara waktu. Dia membiarkan mereka memulai proyek mereka yang berdosa itu. Di tengah jalan barulah Dia turun tangan dan mengacaukan mereka. Bandingkan dengan Yunus yang tidak dihajar sebelum dia lari ke Niniwe tetapi baru dihajar ketika dia sudah berada di atas kapal. Karena itu kalau saudara berbuat dosa, dan tidak ada apa-apa yang terjadi (saudara tidak sakit / bangkrut, keluarga saudara baik-baik saja dsb), jangan lalu mengambil kesimpulan bahwa Allah merestui dosa saudara. Tidak! Allah hanya menunda penghukuman! Kalau saudara tidak bertobat, Ia pasti turun tangan! Rom 2:4-5 - (4) Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? (5) Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Perhatikan frase engkau menimbun murka atas dirimu sendiri. Itu berarti dengan tertundanya hukuman maka hukuman itu akan lebih berat jika kita tidak bertobat. Tetapi ini juga mengajarkan kepada kita hal lain yaitu bahwa kalau ada orang menjahati saudara dan orang itu hidupnya tenang-tenang saja, bahkan kelihatannya diberkati Tuhan, jangan iri hati dan berpendapat bahwa Allah mengabaikan dosa orang itu. Ada waktunya Allah pasti bertindak! Bacalah Maz 73! c. Allah mengacaukan bahasa mereka. Kej 11:7 - Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing." Pertama-tama perhatikan bahwa di sini ada permainan kata yang indah yang bersifat sindiran Allah kepada manusia. Di awal rencana pendirian kota dan menara Babel ini, orang-orang itu berkata seorang kepada yang lain :
15
Kej 11:3-4 : (3) Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." . (4) Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi." Jadi mereka berulang-ulang menggunakan kata kita terutama ketika berkata kita membuat, kita dirikan. Dan sekarang Tuhan membalasnya : Kej 11:7 - Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing." Kita di sini pasti menunjuk pada Allah Tritunggal tetapi penggunaannya di dalam ayat ini lebih berfungsi sindiran daripada sekedar memperkenalkan konsep Trinitas. Tuhan lalu mengacaukan bahasa mereka. Ini jelas adalah sebuah mujizat. Mengapa Allah melakukan hal itu? Supaya mereka tidak melakukan dosa yang lebih hebat lagi. Kej 11:6 - dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana. Supaya mereka berpencar dan Kej 9:1 terjadi. Kej 9:1 - Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi. Itulah 3 hal yang dilakukan oleh Allah. Sebagai akibatnya adalah : a. Ada banyak bahasa. Ini menimbulkan banyak penderitaan bagi manusia. Dosa, sekalipun pada mulanya terasa enak, tetapi akhirnya pasti membawa penderitaan! Karena itu jangan menuruti bujukan setan untuk berbuat dosa! b. Pekerjaan mereka terhenti. Kej 11:8 - Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. Semua usaha, sekalipun didukung seluruh dunia, kalau tidak disertai / diberkati oleh Allah, akan hancur / tak berguna! (Maz 121:1). Karena itu kalau saudara akan melakukan sesuatu, baik itu merupakan sesuatu yang bersifat jasmani ataupun rohani, mintalah petunjuk Tuhan. Tuhan menghendaki hal itu atau tidak? Kalau Tuhan memang
16
menghendaki saudara melakukan hal itu, maka berdoalah supaya Ia memimpin / menyertai dan memberkati usaha saudara dalam melakukan hal itu. c. Manusia terserak ke seluruh penjuru bumi. Kej 11:8-9 - (8) Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. (9) Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi. Jadi, akhirnya perintah Tuhan dalam Kej 9:1 terjadi. Ini mirip dengan apa yang terjadi pada abad pertama! Yesus menyuruh murid-muridnya untuk memberitakan Injil sampai ke ujung bumi (Kis 1:8). Tetapi mereka terus berada di Yerusalem saja. Akhirnya Tuhan memberikan penganiayaan yang menyebabkan mereka terpaksa berpencar dan memberitakan Injil di tempat-tempat lain (Kis 8:1b,4). Manusia tidak mungkin bisa menolak kehendak Allah! d. Kota itu disebut Babel. Kej 11:9 - Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi Kata Babel berarti confusion (kebingungan). Mereka mencari nama (ayat 4) dan akibatnya mereka mendapatkan nama yang memalukan! Ini menunjukkan bahwa orang yang ingin meninggikan diri akan direndahkan, dan orang yang mau merendahkan diri akan ditinggikan (Mat 23:12 1 Pet 5:5,6). Karena itu janganlah mencari nama / kehormatan untuk diri sendiri. Carilah kemuliaan / kehormatan bagi Allah saja! Maukah saudara?
- AMIN -
17