Askep Post Partum
Askep Post Partum
Askep Post Partum
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak
bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal
sebelum hamil (Bobak, 2005).
Masa nifas atau masa purpenium adalah masa setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira 6-8 minggu ( Mansjoer,Arif ,2001)
Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alatalat reproduksi tengah kembali ke kondisi normal.
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa
bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam (Farrer, 2001 ).
Jadi dapat disimpulkan bahwa masa nifas atau post partum adalah masa setelah
kelahiran bayi pervagina dan berakhir setelah alat-alat kandungan kembali seperti
semula tanpa adanya komplikasi.
B. Anatomi Fisiologi
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak didalam rongga
pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang terletak di
perineum. Struktur reproduksi interna dan eksterna berkembang menjadi matur
akibat rangsang hormon estrogen dan progesteron (Bobak, 2005).
1. Stuktur eksterna
a.
Vulva
Vulva adalah nama yang diberikan untuk struktur genetalia externa. Kata ini
berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran
panjang, mulai klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai ke belakang
dibatasi perineum.
b.
Mons pubis
Mons pubis atau mons veneris adalah jaringan lemak subkutan berbentuk
bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas
simfisis pubis. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea dan
ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas, mons
berperan dalam sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama koitus.
c.
Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi
lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya
memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengililingi labia minora, berakhir
di perineum pada garis tengah. Labia mayora melindungi labia minora,
meatus urinarius, dan introitus vagina. Pada wanita yang belum pernah
melahirkan anak pervaginam, kedua labia mayora terletak berdekatan di garis
tengah, menutupi stuktur-struktur di bawahnya. Setelah melahirkan anak dan
mengalami cedera pada vagina atau pada perineum, labia sedikit terpisah
dan
bahkan
introitus
vagina
terbuka.Penurunan
produksi
hormon
menyebapkan atrofi labia mayora. Pada permukaan arah lateral kulit labia
tebal, biasanya memiliki pigmen lebih gelap daripada jaringam sekitarnya dan
ditutupi rambut yang kasar dan semakin menipis ke arah luar perineum.
Permukaan medial labia mayora licin, tebal, dan tidak tumbuhi rambut.
Sensitivitas labia mayora terhadap sentuhan, nyeri, dan suhu tinggi. Hal ini
diakibatkan adanya jaringan saraf yang menyebar luas, yang juga berfungsi
selama rangsangan seksual.
d. Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit
yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang, memanjang ke arah bawah
dari bawah klitoris dan menyatu dengan fourchett. Sementara bagian lateral
dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia
minora sama dengan mukosa vagina. Pembuluh darah yang sangat banyak
membuat labia berwarna merah kemerahan dan memungkankan labia minora
membengkak, bila ada stimulus emosional atau stimulus fisik. Kelenjarkelenjar di labia minora juga melumasi vulva. Suplai saraf yang sangat
banyak membuat labia minora sensitif, sehingga meningkatkan fungsi
erotiknya.
e.
Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat di
bawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat
adalah sekitar 6x6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamai glans dan
lebih sensitif dari pada badannya. Saat wanita secara seksual terangsang,
glans dan badan klitoris membesar.Kelenjar sebasea klitoris menyekresi
smegma, suatu substansi lemak seperti keju yang memiliki aroma khas dan
berfungsi sebagai feromon. Istilah klitoris berasal dari kata dalam bahasa
yunani, yang berarti kunci karena klitoris dianggap sebagai kunci
uretra,
kelenjar
parauretra,
vagina
dan
kelenjar
paravagina.
Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh
bahan kimia. Kelenjar vestibulum mayora adalah gabungan dua kelenjar di
dasar labia mayora, masing-masing satu pada setiap sisi orifisium vagina.
g.
Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan
terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis
tengah di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan dan fosa navikularis
terletak di antara fourchette dan himen.
h.
Perineum
Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina
dan anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.
2.
Struktur interna
a. Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba
falopi. Dua lagamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
mesovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi
dinding pelvis lateral kira-kira setinggi krista iliaka anterosuperior, dan
ligamentum ovari proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. Dua fungsi
ovarium adalah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Saat
lahir, ovarium wanita normal mengandung banyak ovum primordial. Di antara
interval selama masa usia subur ovarium juga merupakan tempat utama
produksi hormon seks steroid dalam jumlah yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi wanita normal.
b. Tuba fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini memanjang ke
arah lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan berlekuk-lekuk
mengelilingi setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan
berdiameter 0,6 cm. Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum. Ovum didorong
di sepanjang tuba, sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh gerakan
peristaltis lapisan otot. Esterogen dan prostaglandin mempengaruhi gerakan
peristaltis. Aktevites peristaltis tuba fallopi dan fungsi sekresi lapisan mukosa
yang terbesar ialah pada saat ovulasi.
c. Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang tampak
mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila
di tekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian, fudus yang
merupakan tonjolan bulat di bagian atas dan insersituba fallopi, korpus yang
merupakan bagian utama yang mengelilingi cavum uteri, dan istmus, yakni
bagian sedikit konstriksi yang menghubungkan korpus dengan serviks dan
dikenal sebagai sekmen uterus bagian bawah pada masa hamil. Tiga fungsi
uterus
adalah
siklus
menstruasi
dengan
peremajaan
endometrium,
2)
3)
Peritonium perietalis,
Suatu membran serosa, melapisi seluruh korpus uteri, kecuali
seperempat permukaan anterior bagian bawah, di mana terdapat
kandung kemih dan serviks. Tes diagnostik dan bedah pada uterus
dapat dilakukan tanpa perlu membuka rongga abdomen karena
peritonium perietalis tidak menutupi seluruh korpus uteri.
d. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat terhadap
stimulai esterogen dan progesteron. sel-sel mukosa tanggal terutama
selama siklus menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang di ambil dari
mukosa vagina dapat digunakan untuk mengukur kadar hormon seks
steroid. Cairan vagina berasal dari traktus genetalis atas atau bawah. Cairan
sedikit
asam.
Interaksi
antara
laktobasilus
vagina
dan
glikogen
Post partum dini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri, berjalanjalan.
2.
3.
Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau
tahunan.
D. Etiologi
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti atau
jelas terdapat beberapa teori antara lain :
1. Penurunan kadar progesterone
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan ketentraman otot rahim.
2. Penurunan kadar progesterone
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah, oleh karena itu timbul kontraksi
otot rahim.
3. Keregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot rahim makin
rentan.
4. Pengaruh janin
Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan
oleh karena itu pada enencephalus kehamilan sering lebih lama dan biasa.
5. Teori prostaglandin
Teori prostaglandin yang dihasilkan dan decidua, disangka menjadi salah satu
sebab permulaan persalinan.
E. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut involusi.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi
dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh lactogenik hormon dari
kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah
yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada
serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga seperticorong,
bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahanperubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi
dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kirakira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua
dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis
yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis
serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
F.
Manifestasi Klinis
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala pendahuluan
(preparatory stage of labor) ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
1.
Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara.
2.
3.
4.
Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus,
kadang disebut false labor pains.
5.
Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah dan bisa
bercampur darah (bloody shoe )
Perdarahan
Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc
dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir . Perdarahan Post partum
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
a.
b.
Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan
komplikasi perdarahan post partum :
Menghentikan perdarahan.
Rupture uteri
Penyakit darah
Kelainan
pembekuan
darah
misalnya
afibrinogenemia
/hipofibrinogenemia.
2.
Infeksi
Infeksi adalah berhubungan dengan berkembang - biaknya mikroorganisme
dalam tubuh manusia yang disertai dengan reaksi tubuh terhadapnya .
Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau demam setelah melahirkan)
ialah infeksi klinis pada saluran genital yang terjadi dalam 28 hari setelah
abortus atau persalinan .
Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman masuk dalam tubuh pada saat
berlangsungnya proses persalinan. Diantaranya, saat ketuban pecah
sebelum maupun saat persalinan berlangsung sehingga menjadi jembatan
masuknya kuman dalam tubuh lewat rahim. Jalan masuk lainnya adalah dari
penolong persalinan sendiri, seperti alat-alat yang tidak steril digunakan
pada saat proses persalinan.
Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah :
Staphylococcus aureus
Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan
sebagai penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan
orang-orang
yang
nampaknya
sehat.
Kuman
ini
biasanya
Escherichia Coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi
terbatas pada perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini
merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius.
Clostridium Welchii
Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat
berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan
partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.
3. Penyakit blues
Post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues atau
baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang
sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan atau pada saat
fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima
dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca
persalinan.
Baby blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan
tidak nyaman (kesedihan atau kemurungan)/gangguan suasana hati
setelah persalinan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi,
atau pun dengan dirinya sendiri.
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini
belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap
terjadinya postpartum blues, antara lain:
H. Penatalaksanaan
1.
2.
6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
3.
Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.
I.
4.
5.
Mobilisasi
Setelah melahirkan ibu harus cukup beristirahat dan pada 24 jam post partum
ibu boleh melalukan mobilisasi (berjalan).
2.
Diet
Makanan pada ibu post partum harus bergizi, bermutu, cukup kalori dan
sebaiknya ibu memakan sayur-mayurdan buah-buahan.
3.
Perawatan payudara
Konsistensi hormon-hormon yang distimulasikan pada payudara berkembang
setelah selama kehamilan (estrogen, progesterone, gonadotropin, prolaktin,
kositol dan insulin)menurun dengan cepat setelah persalinan. Sekresi dan
eksresi berlangsung pada beberapa hari setelah persalinan. Palpasi payudara
pada hari kedua atau ketiga atau keempat post partum payudara menjadi penuh,
peyudara menjadi tegang (bengkak), keras, perih dan hangat ketika di sentuh.
Ketegangan payudara disebabkan oleh kongesti sementara vena dan kelenjar
limfe dari suatu akumulasi susu. Perawatan payudara dapat dilakukan sejak
mulai hamil supaya puting susu lemas tidak keras dan kering untuk persiapan
menyusui bayinya.
4.
Laktasi
Untuk menghadapi sejak kehamilan telat terjadi perubahan- perubahan pada
kelenjar mamae yaitu proliferasi jaringan dan kelenjar alveoli dan jaringan lemak
bertambah dan hipervaskularisasi pada permukaan dari bagian dimana venavena berdilatasi sehingga tampak jelas. Setelah persalinan pengaruh supresi
astrogen dan progesteron hilang maka timbul pengaruh hormon laktogenik atau
proklatin yang akan merangsang air susu. Disamping itu pengaruh oksitosin
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. IDENTITAS KELUARGA
1.
: Tn. F
Pendidikan : D3 Akuntansi
Pekerjaan
: Karyawan Swasta
Agama
: Islam
2. Komposisi Keluarga
No Nama Umur Sex
Hub
Ket
Tn.F
31 th
KK
Islam
D3
Swasta
Sehat
Ny. R
32 th
IK
Islam
S1
Swasta
Ibu
post
partum
hr ke 6
An. A
An. E
3 th
6 hr
AK1
AK2
Islam
Islam
Blm
Belum
Lengkap
Sehat
sekolah
bekerja
Blm
Belum
Belum
Byi
sekolah
bekerja
imunisasi
baru
lahir
Keterangan : KK
IK
: kepala keluarga
: Ibu keluarga
AK 1 : anggota keluarga 1
AK 2 : anggota keluarga 2
3. Genogram
Keterangan :
: Tn. F ( KK )
: Ny. R ( IK )
: An. A ( AK 1 )
: An. E ( AK 2 )
: tinggal serumah
4.
Tipe / bentuk keluarga : Tipe keluarga adalah keluarga Inti terdiri dari kepala
keluarga, Ibu dan dua orang anak
5.
b.
c.
d.
6.
Kegiatan Keagamaan
a.
b.
c.
7.
b.
c.
Keluarga memiliki tabungan untuk persediaan bila ada kejadian yang tidak
diingini .
d.
e.
C.
DATA LINGKUNGAN
1.
Karakteristik Rumah
a.
b.
c.
d.
Luas ventilasi lebih > 10% luas lantai,pada siang hari jendela di kamar dan
ruang tamu dibuka, cahaya dapat masuk rumah pada siang hari dengan
pencahayaan yang cukup, penerangan rumah keluarga Tn. F jika malam
adalah menggunakan listrik.
e.
f.
Sumber air untuk kebutuhan rumah tangga seperti mencuci dan mandi
menggunakan sumur bor, sedangkan kebutuhan air minum dan memasak,
keluarga harus membelinya,dengan 1 jirigen seharga Rp. 2.500,00.
g.
Jumlah ruangan dalam ada 5 , yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 dapur, 1
kamar mandi , 1 ruang tamu merangkap ruang keluarga, keluarga tidur
dalam satu kamar tidur secara bersama-sama.
j.
k.
2.
4)
b.
c.
Fasilitas dan pelayanan yang ada di rumah : untuk bidan ada di depan
rumah 50 M, Puskesmas 400 M, Paud 200 M, untuk SD, SMP, SMA
500 M, untuk pasar 2,5 kilo tetapi disekitar rumah ada warung-warung
untuk kebutuhan sehari-hari, mesjid untuk kegiatan 400 M, sarana
rekreasi ada kolam renang umum 1 kilo, sarana transportasi
menggunakan ojeg, tetapi untuk keluarga Tn. F memiliki 2 buah motor
untuk sarana transportasi keluarga.
d.
3.
b.
4.
b.
c.
Kegiatan yang ada di lingkungan, saat ini belum terlalu banyak, karena
belum terbentuknya susunan lingkungan
5.
Informal : hubungan antara keluarga dengan keluarga lain baik dan terjalin
harmonis begitupun dengan hubungan antar teman, keluarga dan teman
saling mendukung dan menolong bila ada masalah
b.
D.
STRUKTUR KELUARGA
1.
b.
2.
Struktur Kekuasaan
a.
b.
c.
3.
Struktur Peran
a.
b.
Informal : Tidak ada peran informal dari setiap anggota keluarga selain
menjadi Tn. F dan Ny. R sehingga hal tersebut tidak menjadi masalah
dalam keluarga
4.
b.
c.
Sampai saat ini belum ada konflik yang berarti di dalam keluarga
d.
E.
FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1.
Fungsi Afektif
Setiap keluarga saling saling menyayangi dan menghormati satu sama lain
serta saling mendukung apabila ada salah satu keluarga yang mendapat
masalah.
2.
Fungsi Sosialisasi
Interaksi antara sesama anggota keluarga maupun anggota keluarga dengan
masyarakat berlangsung baik dengan mengikuti kegiatan yang dilakukan dalam
masyarakat.
3.
4.
Fungsi Reproduksi
Jumlah anak 2 orang, keduanya berjenis kelamin laki-laki, keluarga sampai
saat ini menggunakan kontrasepsi alami yaitu tanggal dan penggunaan
kondom.
5.
F.
KOPING KELUARGA
1. Stressor keluarga jangka pendek dan panjang
Tn F kadang-kadang merasa cemas karena Ny. R masih sering mengeluh nyeri
pada luka jahitan dan juga merasa cemas karena sampai saat ini belum
mendapatkan pengasuh untuk mengurus anak bila Ny.R sudah mulai bekerja
lagi
2. Respons Keluarga terhadap stressor
Keluarga Tn. F berusaha untuk menyelesaikan dan mengatasi masalah yang
ada tanpa emosi
3. Penggunaan Strategi Koping
Apabila ada masalah diselesaikan bersama dengan anggota keluarga yang lain.
4. Koping yang Berhasil dilakukan oleh Keluarga
Semua masalah yang ada selalu dihadapi dengan sabar dan tetap berusaha
untuk mengatasinya dengan dukungan anggota keluarga yang lain.
5. Koping yang disfungsional
Sampai saat ini belum ada koping disfungsional yang dapat menjadi masalah
dalam keluarga
G.
PEMERIKSAAN FISIK
1.
Nama
: Tn. F
Keadaan Umum
: Baik, kesadaran CM
TTV
Kulit /kepala
Mata
Hidung
Mulut
Dada
: Simetris, vesikuler.
Abdomen
Ekstremitas
2.
Nama
: An. A
Keadaan Umum
: baik, kesadaran CM
TTV
Kulit/kepala
Mata
Hidung
Mulut
Dada
: Simetris, vesikuler.
Abdomen
Ekstremitas
3. Nama
: An. E
Keadaan Umum
: baik, kesadaran CM
TTV
Kulit/kepala
Mata
Hidung
Mulut
Dada
: Simetris, vesikuler.
Abdomen
Ekstremitas
4. Nama
: Ny. R
Keadaan Umum
: baik, kesadaran CM
TTV
Keluhan utama :
Klien mengatakan setelah melahirkan merasa tidak nyaman dan nyeri
pada daerah vagina dan perineum terutama pada luka jahitan, keluhan ini
dirasakan kadang-kadang, terasa pada skala 3/5
PB : 49 cm
Masalah Dalam Persalinan : Keluar lendir
Pengalaman Menyusui
Riwayat Ginekologi
Riwayat Menstruasi Menarche : 13 tahun, siklus : 35 hari, Lama : 7 hari,
Keluhan : nyeri haid saat menstruasi hari pertama
Riwayat KB
program KB
Penyakit Ginekologi : tidak ada riwayat kanker, tumor, kista, mioma
maupun gangguan menstruasi
Pemeriksaan Fisik
Kepala Leher
No.
1.
Kepala leher
Kepala
Hasil
Bentuk kepala bulat, tidak terdapat luka atau benjolan,
rambut warna hitam, rambut lurus, pertumbuhan rambut
merata, kulit kepala bersih
2.
Mata
Fungsi
penglihatan:
tidak
memakai
alat
bantu
pandang normal
3.
Hidung
4.
Mulut
5.
Telinga
6.
Leher
Tidak
tiroid,
tidak
ada
Masalah khusus
Tidak ada
Dada
1. Jantung dan paru
2. Payudara
3. Aerola mammae
: hitam, bersih
4. Putting Susu
5. Pengeluaran Asi
: lancar
6. Masalah Khusus
terlalu mengerti dan mengetahui secara benar perawatan payudara, klien tampak
membersihkan putingnya dengan kapas ketika akan menyusui
Abdomen
1. Kandung kemih
: kosong
2. Bising Usus
: 14 x/ menit
3. Masalah khusus
menjadi masalah
Perineum dan Genital
1. Vagina
2. Perineum
3. Kebersihan
: Bersih
4. Hemorrhoid
5. Masalah Khusus: nyeri pada daerah perineum, skala 3/10, klien kadang-kadang
terlihat meringis kesakitan saat beraktivitas
Ekstrimitas
1. Ekstrimitas atas
2. Ekstrimitas bawah
3. Masalah khusus
berdiri lama
Pola Kebiasaan Sehari-Hari
Eliminasi
1. Urin setelah melahirkan
Lama : 8Jam
2. Pola Tidur Saat Ini
kadang siang tidur 1 jam, tetapi hal ini tidak menjadi masalah
3. Keluhan ketidaknyamanan
: ya
2. Keterbatasan mobilisasi
: tidak
3. Masalah khusus
3. Masalah khusus
: tidak ada
Keadaan mental
1. Adaptasi psikologis
: ya
3. Masalah khusus
: tidak ada
Kemampuan menyusui
Obat yang diminum saat nifas ini :
1. Amoxicillin tablet 3 x 500 mg
2. Asam mefenamat tablet 3 x 500 mg
ANALISA DATA
No
1
Data
Etiologi
DS :
Ketidakmampuan
manajemen nyeri
Masalah
Nyeri perineum
DS :
Ketidaktahuan
perawatan
kedua payudara
payudara
Nyeri payudara
DS :
Ketidaktahuan
Resiko inefektif
perawatan bayi
tumbuh kembang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri perineum pada Ny. R b.d ketidakmampuan Ny. R dalam manajemen
nyeri
2. Nyeri payudara pada Ny. R b.d ketidaktahuan mengenai perawatan payudara
3. Resiko inefektif tumbuh kembang b.d ketidaktahuan dalam perawatan bayi
Kriteria
Skor
Bobot
Pembenaran
Sifat masalah
Aktual
Resiko
Potensial / wellness
3x1 = 1
1
1x2 =1
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
2
2
Tinggi
Cukup
2x1=2
1
Rendah
4
Menonjolnya masalah
Segera
Tidak dirasakan
2x1=1
1
Skor : 3 2/3
2. Nyeri payudara
No
Kriteria
Sifat masalah
Skor
Bobot
3x1 =1
Aktual
Resiko
Potensial / wellness
3
1
2x2=2
diubah
pembenaran
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
3x1=1
dicegah
Tinggi
Cukup
3
1
Rendah
4
Menonjolnya masalah
2x1=1
Segera
Tidak dirasakan
Skor : 5
2
1
Kriteria
Sifat masalah
Skor
Bobot
3x1 =1
Aktual
Resiko
Potensial / wellness
3
1
2x2=2
diubah
pembenaran
Mudah
Sebagian
Tidak dapat
3x1=1
dicegah
Tinggi
Cukup
3
1
Rendah
4
Menonjolnya masalah
2x1=1
Segera
Tidak dirasakan
Skor : 5
2
1
Prioritas masalah :
1. Nyeri payudara pada Ny. R b.d ketidaktahuan mengenai perawatan payudara
2. Resiko inefektif tumbuh kembang b.d ketidaktahuan dalam perawatan bayi
3. Nyeri perineum pada Ny. R b.d ketidakmampuan Ny. R dalam manajemen nyeri
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri payudara pada Ny. R b.d ketidaktahuan mengenai perawatan payudara
Tujuan : rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria :
INTERVENSI
Kaji ulang keluhan pasien
RASIONAL
Keluhan pasien merupakan dasar untuk
melakukan intervensi keperawatan
selanjutnya
perawatan payudara
payudara
payudara
2.
Tujuan : Perawatan bayi dapat dilakukan dengan baik dengan kriteria Tn. F dan Ny.R
mengetahui cara pijat bayi
Intervensi
Rasional
bayi
pijat bayi
dapat dihindari
3. Nyeri perineum pada Ny. R b.d ketidakmampuan Ny. R dalam manajemen nyeri
Tujuan : Ny. R dapat mengatasi nyerinya dengan kriteria keluahan nyeri berkurang
sampai hilang, skala nyeri 1-2/5
Intervensi
Mengkaji ulang keluhan nyeri pasien
rasional
Dengan mengkaji nyeri pasien, dapat
menentukan intervensi yang dilakukan
pengertian nyeri
nyeri
nyeri
IMPLEMENTASI
Tanggal
Jam
Implementasi
29-11-2014
16.00
16.30
17.00
18.00
30-11-2014
16.30
16. 35
16.40
16.45
16.50
16.50
17.30
17.35
17.40
18.00
1-12-2014
16.00
17.00
17.15
17.20
17.25
18.00
18.15
EVALUASI
TANGGAL
30-112014
DK
I
SOAP
S : Ny. R mengatakan sudah mengerti mengenai perawatan
payudara dari pengertian, tujuan, waktu pelaksanaan, akibat dan
langkah-langkah dari perawatan payudara, skala nyeri 2
O : Ny. R dapat melakukan perawatan payudara dengan baik dan
benar, payudara tidak bengkak, Suhu : 36,5o C, nadi 80 x/ menit, TD
: 110/80 mmHg
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
1-12-2014
II
1-12-2014
III
DAFTAR PUSTAKA
Benson , Ralph C. 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi . Jakarta : EGC
Bobak, Irene. M dan Jensen, Margaret D .2000. Perawatan Maternitas dan Ginekologi.
YIA-PKP. Bandung.
Bobak, Lowdermik, Jensen .2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi. 4. EGC.
Jakarta.
Ibrahim,Cristina S. 1998. Keperawatan Kebidanan jilid II. EGC, Jakarta.
Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas . Jakarta : EGC
Johnson, Ruth . Buku Ajar Kebidanan. Jakarta : EGC
Hamilton, Persis Mary .1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas Edisi. 6. EGC.
Jakarta.
Lenevo, Kenneth J. 2009. Obstetri Williams : Panduan Ringkas . Jakarta : EGC
Mansjoer,Arif . 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi I. Media Aesculapius. Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Ayu C. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta : EGC
Oxorn, Harry. 2010. Ilmu Kebidanan : Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogjakarta :
Yayasan Essentia Medika
Sastrawinata, Sulaiman. 2005. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi . Jakarta :
EGC