0% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
1K tayangan35 halaman

Askep Post Partum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 35

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak
bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan normal
sebelum hamil (Bobak, 2005).
Masa nifas atau masa purpenium adalah masa setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira 6-8 minggu ( Mansjoer,Arif ,2001)
Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alatalat reproduksi tengah kembali ke kondisi normal.
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa
bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam (Farrer, 2001 ).
Jadi dapat disimpulkan bahwa masa nifas atau post partum adalah masa setelah
kelahiran bayi pervagina dan berakhir setelah alat-alat kandungan kembali seperti
semula tanpa adanya komplikasi.
B. Anatomi Fisiologi
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak didalam rongga
pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang terletak di
perineum. Struktur reproduksi interna dan eksterna berkembang menjadi matur
akibat rangsang hormon estrogen dan progesteron (Bobak, 2005).
1. Stuktur eksterna
a.

Vulva
Vulva adalah nama yang diberikan untuk struktur genetalia externa. Kata ini
berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran
panjang, mulai klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai ke belakang
dibatasi perineum.

b.

Mons pubis
Mons pubis atau mons veneris adalah jaringan lemak subkutan berbentuk
bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas
simfisis pubis. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea dan
ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas, mons
berperan dalam sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama koitus.

c.

Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi
lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya
memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengililingi labia minora, berakhir
di perineum pada garis tengah. Labia mayora melindungi labia minora,
meatus urinarius, dan introitus vagina. Pada wanita yang belum pernah
melahirkan anak pervaginam, kedua labia mayora terletak berdekatan di garis
tengah, menutupi stuktur-struktur di bawahnya. Setelah melahirkan anak dan
mengalami cedera pada vagina atau pada perineum, labia sedikit terpisah
dan

bahkan

introitus

vagina

terbuka.Penurunan

produksi

hormon

menyebapkan atrofi labia mayora. Pada permukaan arah lateral kulit labia
tebal, biasanya memiliki pigmen lebih gelap daripada jaringam sekitarnya dan
ditutupi rambut yang kasar dan semakin menipis ke arah luar perineum.
Permukaan medial labia mayora licin, tebal, dan tidak tumbuhi rambut.
Sensitivitas labia mayora terhadap sentuhan, nyeri, dan suhu tinggi. Hal ini
diakibatkan adanya jaringan saraf yang menyebar luas, yang juga berfungsi
selama rangsangan seksual.
d. Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit
yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang, memanjang ke arah bawah
dari bawah klitoris dan menyatu dengan fourchett. Sementara bagian lateral
dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan medial labia
minora sama dengan mukosa vagina. Pembuluh darah yang sangat banyak
membuat labia berwarna merah kemerahan dan memungkankan labia minora
membengkak, bila ada stimulus emosional atau stimulus fisik. Kelenjarkelenjar di labia minora juga melumasi vulva. Suplai saraf yang sangat
banyak membuat labia minora sensitif, sehingga meningkatkan fungsi
erotiknya.
e.

Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat di
bawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat
adalah sekitar 6x6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamai glans dan
lebih sensitif dari pada badannya. Saat wanita secara seksual terangsang,
glans dan badan klitoris membesar.Kelenjar sebasea klitoris menyekresi
smegma, suatu substansi lemak seperti keju yang memiliki aroma khas dan
berfungsi sebagai feromon. Istilah klitoris berasal dari kata dalam bahasa
yunani, yang berarti kunci karena klitoris dianggap sebagai kunci

seksualitas wanita. Jumlah pembuluh darah dan persarafan yang banyak


membuat klitoris sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan dan sensasi
tekanan.
f. Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau lojong,
terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri dari
muara

uretra,

kelenjar

parauretra,

vagina

dan

kelenjar

paravagina.

Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh
bahan kimia. Kelenjar vestibulum mayora adalah gabungan dua kelenjar di
dasar labia mayora, masing-masing satu pada setiap sisi orifisium vagina.
g.

Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan
terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis
tengah di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan dan fosa navikularis
terletak di antara fourchette dan himen.

h.

Perineum
Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus vagina
dan anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.

2.

Struktur interna
a. Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba
falopi. Dua lagamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
mesovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi
dinding pelvis lateral kira-kira setinggi krista iliaka anterosuperior, dan
ligamentum ovari proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. Dua fungsi
ovarium adalah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon. Saat
lahir, ovarium wanita normal mengandung banyak ovum primordial. Di antara
interval selama masa usia subur ovarium juga merupakan tempat utama
produksi hormon seks steroid dalam jumlah yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi wanita normal.
b. Tuba fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini memanjang ke
arah lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan berlekuk-lekuk
mengelilingi setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan
berdiameter 0,6 cm. Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum. Ovum didorong
di sepanjang tuba, sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh gerakan
peristaltis lapisan otot. Esterogen dan prostaglandin mempengaruhi gerakan

peristaltis. Aktevites peristaltis tuba fallopi dan fungsi sekresi lapisan mukosa
yang terbesar ialah pada saat ovulasi.
c. Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang tampak
mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila
di tekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian, fudus yang
merupakan tonjolan bulat di bagian atas dan insersituba fallopi, korpus yang
merupakan bagian utama yang mengelilingi cavum uteri, dan istmus, yakni
bagian sedikit konstriksi yang menghubungkan korpus dengan serviks dan
dikenal sebagai sekmen uterus bagian bawah pada masa hamil. Tiga fungsi
uterus

adalah

siklus

menstruasi

dengan

peremajaan

endometrium,

kehamilan dan persalinan.


Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
1)

Endometrium yang mengandung banyak pembuluh darah ialah suatu


lapisan membran mukosa yang terdiri dari tiga lapisan : lapisan
permukaan padat, lapisan tengah jaringan ikat yang berongga, dan
lapisan dalam padat yang menghubungkan indometrium dengan
miometrium.

2)

Miometrum yang tebal tersusun atas lapisan-lapisan serabut otot polos


yang membentang ke tiga arah. Serabut longitudinal membentuk
lapisan luar miometrium, paling benyak ditemukan di daerah fundus,
membuat lapisan ini sangat cocok untuk mendorong bayi pada
persalinan.

3)

Peritonium perietalis,
Suatu membran serosa, melapisi seluruh korpus uteri, kecuali
seperempat permukaan anterior bagian bawah, di mana terdapat
kandung kemih dan serviks. Tes diagnostik dan bedah pada uterus
dapat dilakukan tanpa perlu membuka rongga abdomen karena
peritonium perietalis tidak menutupi seluruh korpus uteri.

d. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat terhadap
stimulai esterogen dan progesteron. sel-sel mukosa tanggal terutama
selama siklus menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang di ambil dari
mukosa vagina dapat digunakan untuk mengukur kadar hormon seks
steroid. Cairan vagina berasal dari traktus genetalis atas atau bawah. Cairan
sedikit

asam.

Interaksi

antara

laktobasilus

vagina

dan

glikogen

mempertahankan keasaman. Apabila pH nik diatas lima, insiden infeksi


vagina meningkat. Cairan yang terus mengalir dari vagina mempertahankan
kebersihan relatif vagina.
C. Klasifikasi
Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu :
1.

Post partum dini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri, berjalanjalan.

2.

Post partum intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia yang


lamanya 6-8 minggu.

3.

Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau
tahunan.

D. Etiologi
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti atau
jelas terdapat beberapa teori antara lain :
1. Penurunan kadar progesterone
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan ketentraman otot rahim.
2. Penurunan kadar progesterone
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah, oleh karena itu timbul kontraksi
otot rahim.
3. Keregangan otot-otot
Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot rahim makin
rentan.
4. Pengaruh janin
Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan
oleh karena itu pada enencephalus kehamilan sering lebih lama dan biasa.
5. Teori prostaglandin
Teori prostaglandin yang dihasilkan dan decidua, disangka menjadi salah satu
sebab permulaan persalinan.
E. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut involusi.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi

dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh lactogenik hormon dari
kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah
yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada
serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga seperticorong,
bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahanperubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi
dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang kirakira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua
dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis
yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis
serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
F.

Manifestasi Klinis
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala pendahuluan
(preparatory stage of labor) ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
1.

Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara.

2.

Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

3.

Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung kemih


tertekan oleh bagian terbawa janin.

4.

Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus,
kadang disebut false labor pains.

5.

Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah dan bisa
bercampur darah (bloody shoe )

G. Komplikasi Post Partum


1.

Perdarahan
Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam kala IV lebih dari 500-600 cc
dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir . Perdarahan Post partum
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
a.

Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir

b.

Late Postpartum : Terjadi lebih dari 24 jam pertama setelah bayi lahir
Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan
komplikasi perdarahan post partum :
Menghentikan perdarahan.

Mencegah timbulnya syok.


Mengganti darah yang hilang.
Penyebab umum perdarahan postpartum adalah:
Atonia Uteri
Grandemultipara
Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
Retensi Plasenta
Sisa Plasenta dan selaput ketuban
Trauma jalan lahir

Episiotomi yang lebar

Lacerasi perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim

Rupture uteri

Penyakit darah
Kelainan

pembekuan

darah

misalnya

afibrinogenemia

/hipofibrinogenemia.
2.

Infeksi
Infeksi adalah berhubungan dengan berkembang - biaknya mikroorganisme
dalam tubuh manusia yang disertai dengan reaksi tubuh terhadapnya .
Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau demam setelah melahirkan)
ialah infeksi klinis pada saluran genital yang terjadi dalam 28 hari setelah
abortus atau persalinan .
Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman masuk dalam tubuh pada saat
berlangsungnya proses persalinan. Diantaranya, saat ketuban pecah
sebelum maupun saat persalinan berlangsung sehingga menjadi jembatan
masuknya kuman dalam tubuh lewat rahim. Jalan masuk lainnya adalah dari
penolong persalinan sendiri, seperti alat-alat yang tidak steril digunakan
pada saat proses persalinan.
Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi antara lain adalah :

Streptococcus haemoliticus anaerobic


Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat. Infeksi ini
biasanya eksogen (ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak
suci hama, tangan penolong, infeksi tenggorokan orang lain).

Staphylococcus aureus
Masuknya secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan
sebagai penyebab infeksi di rumah sakit dan dalam tenggorokan
orang-orang

yang

nampaknya

sehat.

Kuman

ini

biasanya

menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang-kadang menjadi


sebab infeksi umum.

Escherichia Coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rektum, menyebabkan infeksi
terbatas pada perineum, vulva, dan endometriurn. Kuman ini
merupakan sebab penting dari infeksi traktus urinarius.

Clostridium Welchii
Kuman ini bersifat anaerob, jarang ditemukan akan tetapi sangat
berbahaya. Infeksi ini lebih sering terjadi pada abortus kriminalis dan
partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit.

3. Penyakit blues
Post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues atau
baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang
sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan atau pada saat
fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima
dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca
persalinan.
Baby blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan
tidak nyaman (kesedihan atau kemurungan)/gangguan suasana hati
setelah persalinan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi,
atau pun dengan dirinya sendiri.
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini
belum diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap
terjadinya postpartum blues, antara lain:

Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar


estrogen, progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar
estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan
emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas
enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja
menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang berperan dalam
perubahan mood dan kejadian depresi.

Faktor demografi yaitu umur dan paritas.

Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.

Latar belakang psikososial ibu, seperti; tingkat pendidikan, status


perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan

kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi serta keadekuatan dukungan


sosial dari lingkungannya (suami, keluarga dan teman).

Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.

H. Penatalaksanaan
1.

Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)

2.

6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri

3.

Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.

I.

4.

Hari ke-2 : mulai latihan duduk

5.

Hari ke-3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

Adaptasi Pasca Persalinan


1.

Mobilisasi
Setelah melahirkan ibu harus cukup beristirahat dan pada 24 jam post partum
ibu boleh melalukan mobilisasi (berjalan).

2.

Diet
Makanan pada ibu post partum harus bergizi, bermutu, cukup kalori dan
sebaiknya ibu memakan sayur-mayurdan buah-buahan.

3.

Perawatan payudara
Konsistensi hormon-hormon yang distimulasikan pada payudara berkembang
setelah selama kehamilan (estrogen, progesterone, gonadotropin, prolaktin,
kositol dan insulin)menurun dengan cepat setelah persalinan. Sekresi dan
eksresi berlangsung pada beberapa hari setelah persalinan. Palpasi payudara
pada hari kedua atau ketiga atau keempat post partum payudara menjadi penuh,
peyudara menjadi tegang (bengkak), keras, perih dan hangat ketika di sentuh.
Ketegangan payudara disebabkan oleh kongesti sementara vena dan kelenjar
limfe dari suatu akumulasi susu. Perawatan payudara dapat dilakukan sejak
mulai hamil supaya puting susu lemas tidak keras dan kering untuk persiapan
menyusui bayinya.

4.

Laktasi
Untuk menghadapi sejak kehamilan telat terjadi perubahan- perubahan pada
kelenjar mamae yaitu proliferasi jaringan dan kelenjar alveoli dan jaringan lemak
bertambah dan hipervaskularisasi pada permukaan dari bagian dimana venavena berdilatasi sehingga tampak jelas. Setelah persalinan pengaruh supresi
astrogen dan progesteron hilang maka timbul pengaruh hormon laktogenik atau
proklatin yang akan merangsang air susu. Disamping itu pengaruh oksitosin

yang akan menyebabkan miopetel kelenjar susu berkontraksi sehingga susu


keluar. Setelah laktasi dimulai payudara terasa lembut dan mengeluarkan cairan
kekuning-kuningan, kolostrum dapat dikeluarkan dari putting susu. Putting susu
diperiksa untuk mengetahui apakah putting menonjol, datar, pecah-pecah atau
belah

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. IDENTITAS KELUARGA
1.

Identitas Kepala Keluarga


Nama

: Tn. F

Pendidikan : D3 Akuntansi
Pekerjaan

: Karyawan Swasta

Agama

: Islam

Suku / Etnis : Padang


Alamat

: Jl. C I perumahan A R Blok E 8 Kelurahan P


Kecamatan C Kotamadya B

2. Komposisi Keluarga
No Nama Umur Sex

Hub

Agama Pendidikan Pekerjaan Imunisasi

Ket

Tn.F

31 th

KK

Islam

D3

Swasta

Sehat

Ny. R

32 th

IK

Islam

S1

Swasta

Ibu
post
partum
hr ke 6

An. A

An. E

3 th

6 hr

AK1

AK2

Islam

Islam

Blm

Belum

Lengkap

Sehat

sekolah

bekerja

Blm

Belum

Belum

Byi

sekolah

bekerja

imunisasi

baru
lahir

Keterangan : KK
IK

: kepala keluarga
: Ibu keluarga

AK 1 : anggota keluarga 1
AK 2 : anggota keluarga 2

3. Genogram

Keterangan :
: Tn. F ( KK )

: Ny. R ( IK )

: An. A ( AK 1 )

: An. E ( AK 2 )

: tinggal serumah

4.

Tipe / bentuk keluarga : Tipe keluarga adalah keluarga Inti terdiri dari kepala
keluarga, Ibu dan dua orang anak

5.

Latar Belakang Kebudayaan / Suku Bangsa


a.

Kebudayaan Keluarga : Keluarga merupakan perpaduan dari budaya


Padang dan Jawa, tetapi dalam kegiatan sehari-hari tidak ada kebudayaan
yang terlalu mendominasi budaya yang lain

b.

Keluarga tinggal dalam lingkungan budaya Sunda

c.

Kebudayaan keluarga tidak sama dengan kebudayaan lingkungan

d.

Walaupun kebudayaan keluarga berbeda dengan kebudayaan dimana


keluarga tinggal, tetapi keluarga dapat beradaptasi dengan kebudayaan
lingkungan dan tidak menjadi masalah.

6.

Kegiatan Keagamaan
a.

Keyakinan keluarga sama yaitu Islam

b.

Kegiatan keagamaan yang dilakukan Tn. F biasanya sholat Jumat di


lingkungan kerja setiap hari, Ny. R belum memiliki kegiatan keagamaan di
luar, setiap hari seluruh anggota keluarga menjalani sholat bersama di
rumah.

c.

Nilai kepercayaan yang menjadi prinsip keluarga adalah kepercayaan


Islam, bahwa Sholat adalah wajib hukumnya, dan harus mentaati
pantangan apa yang dilarang sesuai dengan agama.

7.

Status Sosial Ekonomi


a.

Total pendapatan keluarga per bulan : Rp 6 juta rupiah

b.

Penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari.

c.

Keluarga memiliki tabungan untuk persediaan bila ada kejadian yang tidak
diingini .

d.

Tidak ada anggota keluarga yang membantu keuangan keluarga.

e.

Ny. R bertugas mengelola keuangan keluarga

8. Kegiatan Waktu Luang / Rekreasi


Aktivitas rekreasi keluarga biasanya dilakukan dengan menonton TV bersamasama setelah makan malam, terkadang hari Minggu Tn. F mengajak
keluarganya ke kolam renang umum di lingkungan rumah.
B. TAHAP PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUARGA
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga dengan anak pra
sekolah.
2. Jangkauan Pencapaian Tahap Perkembangan Keluarga
Tn. F dan Ny. R setiap hari membantu anaknya bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar dengan mengajak anak bermain setiap sore di lingkungan
rumah, saat ini keluarga sedang beradaptasi dengan anak yang baru lahir,
untuk pembagian tugas, saat ini Tn. F dan Ny. R membagi tugas dalam tugas
rumah tangga, bila Ny. R sedang merawat An. E maka Tn. F menjaga An. A.
Untuk tanggung jawab, dibagi secara bersama-sama dalam mengurus rumah
tangga.Saat ini karena Ny. R sedang cuti, maka Tn. F bekerja tiap hari
sedangkan Ny. R menjadi ibu rumah tangga, bila Tn. F pulang kerja akan
membantu Ny. R menjaga anak ataupun melakukan kegiatan rumah tangga di
rumah
3.

Riwayat Keluarga Inti


Tn F : Tn. F mengatakan saat ini tidak mengeluh sakit dan belum pernah
masuk puskesmas atau rumah sakit

Ny. R : Ny. R mengatakan pernah dirawat di RS ketika kuliah karena sakit


demam berdarah
An. A : Orang tua An. A mengatakan bahwa anaknya pernah sakit panas dan
cacar tetapi belum pernah sakit dirawat di RS atau puskesmas
An. E : Orang tua mengatakan bahwa saat ini An. E dalam keadaan sehat
4.

Riwayat Keluarga Asal dari Kedua Orang Tua


Tn. F berasal dari keluarga Padang sedangkan Ny. R berasal dari keluarga
Jawa

C.

DATA LINGKUNGAN
1.

Karakteristik Rumah
a.

Tipe tempat tinggal : tipe 36 dengan status kepemilikan rumah SHM

b.

Luas rumah : luas tanah 60 M2

c.

Konstruksi rumah : Jenis rumah keluarga Tn.F adalah permanen, dengan


lantai keramik, dinding tembok, atap genteng, di depan rumah dibangun
pagar besi setinggi 2 M.

d.

Luas ventilasi lebih > 10% luas lantai,pada siang hari jendela di kamar dan
ruang tamu dibuka, cahaya dapat masuk rumah pada siang hari dengan
pencahayaan yang cukup, penerangan rumah keluarga Tn. F jika malam
adalah menggunakan listrik.

e.

Kebersihan dalam rumah, tampak bersih, di dapur ada tempat sampah


untuk sampah rumah tangga begitupun di luar rumah ada tempat sampah
dengan tutup, setiap minggu ada tukang sampah yang mengambil sampah
keluarga.

f.

Sumber air untuk kebutuhan rumah tangga seperti mencuci dan mandi
menggunakan sumur bor, sedangkan kebutuhan air minum dan memasak,
keluarga harus membelinya,dengan 1 jirigen seharga Rp. 2.500,00.

g.

Jumlah ruangan dalam ada 5 , yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 dapur, 1
kamar mandi , 1 ruang tamu merangkap ruang keluarga, keluarga tidur
dalam satu kamar tidur secara bersama-sama.

h. Kamar mandi dan WC bersatu dalam satu ruangan, untuk kebutuhan


mandi, keluarga bergantian dalam menggunakannya.
i.

Kondisi perabotan di dalam rumah tampak teratur, ada kulkas di dapur,


dispenser, majic com digunakan untuk memasak nasi, TV 26 inch di ruang
keluarga, kompor gas digunakan untuk memasak, alat masak di gantung di
dapur, sedangkan untuk piring,gelas disusun dalam sebuah lemari.

j.

Perasaan keluarga terhadap rumah tinggalnya, sangat senang sekali


karena telah memiliki rumah sendiri walaupun masih harus mencicilnya.

k.

Kebutuhan privacy seluruh anggota keluarga, tidak menjadi masalah


karena keluarga saling terbuka satu sama lain

2.

Karakteristik Lingkungan Rumah ( Tetangga dan Komunitas RT / RW )


a.

Karakteristik fisik dari lingkungan tempat tinggal


1) Tipe lingkungan : kota, karena rumah berada di kotamadya B
2) Tipe tempat tinggal : daerah hunian
3)

Keadaan tempat tinggal dan jalan di lingkungan : tempat tinggal


merupakan kompleks perumahan yang baru dibangun, untuk menuju
kesana melewati jalan beraspal dan menanjak

4)

Industri, untuk industri ada pabrik tahu berjarak 500 M

b.

Karakteristik demografis, rumah berada di daerah dataran tinggi

c.

Fasilitas dan pelayanan yang ada di rumah : untuk bidan ada di depan
rumah 50 M, Puskesmas 400 M, Paud 200 M, untuk SD, SMP, SMA
500 M, untuk pasar 2,5 kilo tetapi disekitar rumah ada warung-warung
untuk kebutuhan sehari-hari, mesjid untuk kegiatan 400 M, sarana
rekreasi ada kolam renang umum 1 kilo, sarana transportasi
menggunakan ojeg, tetapi untuk keluarga Tn. F memiliki 2 buah motor
untuk sarana transportasi keluarga.

d.

Insiden kejahatan : Menurut keluarga Tn. F daerah tempat tinggal


merupakan daerah rawan kejahatan sehingga untuk jendela sudah
dipasang teralis,dan dipasang pagar di sekeliling rumah. Daerah Tn. F
merupakan daerah hunian baru sehingga masih banyak pembangunan
rumah, sehingga masih banyak debu terutama bila siang hari.

3.

Mobilitas Geografi Keluarga


a.

Keluarga tinggal di lingkungan tersebut sudah 11 bulan

b.

Riwayat mobilitas geografis keluarga : sebelumnya selama sekitar 2 tahun


keluarga menempati paviliun di daerah Titimplik sebelum menempati
rumah yang sekarang ditempati

4.

Asosiasi dan Transaksi Keluarga dengan Komunitas


a.

Keluarga memandang komunitasnya sebagai komunitas yang baik yang


mau saling menolong

b.

Fasilitas dan pelayanan komunitas sudah digunakan seperti Ny.R


melahirkan di bidan, dan menggunakan sarana rekreasi yang ada, menurut
keluarga untuk saat ini kebutuhan untuk fasilitas dan sarana di lingkungan
sudah cukup memadai

c.

Kegiatan yang ada di lingkungan, saat ini belum terlalu banyak, karena
belum terbentuknya susunan lingkungan

5.

Jaringan dukungan Sosial Keluarga


a.

Informal : hubungan antara keluarga dengan keluarga lain baik dan terjalin
harmonis begitupun dengan hubungan antar teman, keluarga dan teman
saling mendukung dan menolong bila ada masalah

b.

Formal : hubungan keluarga dengan lembaga saat ini tidak menjadi


masalah, hubungan terjalin dengan baik

D.

STRUKTUR KELUARGA
1.

Pola dan Proses Komunikasi


a.

Komunikasi keluarga terjalin baik, fungsional,bila ada masalah dibicarakan


secara bersama-sama tanpa ada yang saling mendominasi

b.

Pesan emosional keluarga disampaikan dengan baik, Tn. F tidak pernah


menyampaikan emosi dengan emosional kepada Ny.R, begitupun dengan
Ny.R kepada Tn F, semua dibicarakan dengan baik

2.

Struktur Kekuasaan
a.

Pengambilan keputusan dibicarakan secara bersama-sama, dengan tehnik


musyawarah, dan dibicarakan secara terbuka

b.

Tidak ada yang dominan dalam keluarga, kecuali dalam mengurus


keuangan dan rumah tangga, Ny. R memegang peran yang lebih besar
daripada Tn. F

c.

Keluarga mengubah perilaku anggota keluarga dengan langsung


mengatakan bila ada masalah,pada An. A, baik Tn. F maupun Ny.R
memberi contoh agar An. A dapat melihatnya selain memberi tahu secara
langsung.

3.

Struktur Peran
a.

Formal : baik Tn.F maupun Ny.R merupakan karyawan swasta di tempat


kerjanya masing-masing, dan hal tersebut tidak menjadi masalah satu
sama lain

b.

Informal : Tidak ada peran informal dari setiap anggota keluarga selain
menjadi Tn. F dan Ny. R sehingga hal tersebut tidak menjadi masalah
dalam keluarga

4.

Nilai-nilai dan Norma-norma Keluarga


a.

Nilai yang dianut dalam keluarga, bahwa keluarga harus saling


menghormati dan saling menolong

b.

Nilai tersebut dianut secara sadar oleh keluarga

c.

Sampai saat ini belum ada konflik yang berarti di dalam keluarga

d.

Nilai keluarga terhadap kesehatan, misalkan ada anggota keluarga yang


sakit, maka anggota keluarga yang lain akan mencari obat atau
mmbawanya ke sarana pelayanan kesehatan

E.

FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1.

Fungsi Afektif
Setiap keluarga saling saling menyayangi dan menghormati satu sama lain
serta saling mendukung apabila ada salah satu keluarga yang mendapat
masalah.

2.

Fungsi Sosialisasi
Interaksi antara sesama anggota keluarga maupun anggota keluarga dengan
masyarakat berlangsung baik dengan mengikuti kegiatan yang dilakukan dalam
masyarakat.

3.

Fungsi Perawatan Kesehatan


Keluarga merawat anggota keluarga yang sakit sebatas kemampuan yang
dimiliki. Apabila ada anggota yang sakit keluarga membawa ke pelayanan
kesehatan di lingkungan setempat.Pengetahuan keluarga tentang sehat sakit
didapatkan dari orang tua,tetangga, teman maupun dari internet.

4.

Fungsi Reproduksi
Jumlah anak 2 orang, keduanya berjenis kelamin laki-laki, keluarga sampai
saat ini menggunakan kontrasepsi alami yaitu tanggal dan penggunaan
kondom.

5.

Fungsi Sosial Ekonomi


Pendapatan keluarga sebagai pekerja swasta cukup untuk memenuhi
kebutuhan pokok keluarga.

F.

KOPING KELUARGA
1. Stressor keluarga jangka pendek dan panjang
Tn F kadang-kadang merasa cemas karena Ny. R masih sering mengeluh nyeri
pada luka jahitan dan juga merasa cemas karena sampai saat ini belum
mendapatkan pengasuh untuk mengurus anak bila Ny.R sudah mulai bekerja
lagi
2. Respons Keluarga terhadap stressor
Keluarga Tn. F berusaha untuk menyelesaikan dan mengatasi masalah yang
ada tanpa emosi
3. Penggunaan Strategi Koping
Apabila ada masalah diselesaikan bersama dengan anggota keluarga yang lain.
4. Koping yang Berhasil dilakukan oleh Keluarga
Semua masalah yang ada selalu dihadapi dengan sabar dan tetap berusaha
untuk mengatasinya dengan dukungan anggota keluarga yang lain.
5. Koping yang disfungsional
Sampai saat ini belum ada koping disfungsional yang dapat menjadi masalah
dalam keluarga

G.

PEMERIKSAAN FISIK
1.

Nama

: Tn. F

Keadaan Umum

: Baik, kesadaran CM

TTV

: TD : 120 / 90 mmHg, N : 76 x/mnit, RR : 20 x/menit

Kulit /kepala

: Bersih, simetris, menggunakan kaca mata, kepala


tidak ada benjolan.

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak anemis.

Hidung

: Sekret tidak ada, pernapasan cuping hidung tidak


ada

Mulut

: Mukosa bibir lembab, gigi tidak berlubang.

Dada

: Simetris, vesikuler.

Abdomen

: Nyeri tekan tidak ada, Peristaltik usus : 13 x/menit.

Ekstremitas

: Edema tidak ada, kelemahan tidak ada, lesi tidak


ada.

2.

Nama

: An. A

Keadaan Umum

: baik, kesadaran CM

TTV

: TD : tidak dikaji, N : 88 x/menit, RR : 16 x/menit

Kulit/kepala

: Bersih, simetris, tidak menggunakan kaca mata,


kepala tidak ada benjolan.

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak anemis.

Hidung

: Sekret tidak ada, pernapasan cuping hidung tidak


ada

Mulut

: Mukosa bibir lembab, gigi tidak berlubang.

Dada

: Simetris, vesikuler.

Abdomen

: Nyeri tekan tidak ada, peristaltik usus : 17 x/menit.

Ekstremitas

: Edema tidak ada, kelemahan tidak ada, lesi tidak


ada.

3. Nama

: An. E

Keadaan Umum

: baik, kesadaran CM

TTV

: TD : tidak dikaji, N : 108 x/menit, RR : 22 x/menit

Kulit/kepala

: Bersih, simetris, tidak ada lanugo, tampak bersih,


kepala tidak ada benjolan.

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak anemis.

Hidung

: Sekret tidak ada, pernapasan cuping hidung tidak


ada

Mulut

: Mukosa bibir lembab, gigi belum tumbuh.

Dada

: Simetris, vesikuler.

Abdomen

: supel, tidak kembung, tali pusat sudah puput, tidak


ada tanda-tanda infeksi

Ekstremitas

: Edema tidak ada, kelemahan tidak ada, lesi tidak


ada.

4. Nama

: Ny. R

Keadaan Umum

: baik, kesadaran CM

TTV

: TD :110/80 mmHg, N : 80 x/menit, RR : 16 x/menit


Suhu : 36,7o C, skala nyeri : 3/10

Keluhan utama :
Klien mengatakan setelah melahirkan merasa tidak nyaman dan nyeri
pada daerah vagina dan perineum terutama pada luka jahitan, keluhan ini
dirasakan kadang-kadang, terasa pada skala 3/5

Keluhan yang menyertai : klien mengatakan belum terlalu mengerti


mengenai perawatan payudara yang benar walaupun anak kedua dan
sudah diajarkan oleh bidan sebelumnya, klien mengatakan belum pernah
melakukan pijat bayi secara teratur karena tidak mengetahui cara yang
benar
Riwayat Kehamilan Ini
Berapa kali periksa kehamilan : klien mengatakan rutin memeriksakan
kehamilan dilakukan setiap bulan pada bidan swasta dan ataupun
posyandu.
Masalah/Keluhan Kehamilan: klien mengatakan selama hamil tidak ada
masalah hanya mengalami mual muntah biasa pada awal kehamilan
Riwayat Persalinan Ini
Jenis Persalinan

: partus spontan di bidan

Jenis Kelamin Bayi

: Jenis kelamin : L, BB : 3000 gram,

PB : 49 cm
Masalah Dalam Persalinan : Keluar lendir
Pengalaman Menyusui

: anak pertama, selama 1,5 tahun

Riwayat Ginekologi
Riwayat Menstruasi Menarche : 13 tahun, siklus : 35 hari, Lama : 7 hari,
Keluhan : nyeri haid saat menstruasi hari pertama
Riwayat KB

: Klien mengatakan belum pernah mengikuti

program KB
Penyakit Ginekologi : tidak ada riwayat kanker, tumor, kista, mioma
maupun gangguan menstruasi
Pemeriksaan Fisik
Kepala Leher
No.
1.

Kepala leher
Kepala

Hasil
Bentuk kepala bulat, tidak terdapat luka atau benjolan,
rambut warna hitam, rambut lurus, pertumbuhan rambut
merata, kulit kepala bersih

2.

Mata

Fungsi

penglihatan:

tidak

memakai

alat

bantu

penglihatan, konjungtiva tidak anemis/ berwarna merah


muda, sklera tidak ikterik, tidak terdapat secret pada
mata, mata simetris antara kiri dan kanan, lapang

pandang normal
3.

Hidung

Tidak teraba massa, mukosa lembab, tidak ada polip,


tidak ada deformitas, bersih

4.

Mulut

Bibir merah dan lembab, tidak ada sianosis, gigi lengkap,


tidak ada stomatitis, tidak menggunakan gigi palsu.

5.

Telinga

Klien mampu mendengar suara dengan jelas, tidak ada


sekret, letak telinga simetris antara kanan dan kiri, tidak
ada nyeri tekan pada tulang mastoid, warna kulit telinga
sama dengan warna sekitarnya

6.

Leher

Tidak

ada pembesaran kelenjar

tiroid,

tidak

ada

hiperpigmentasi, tidak ada peningkatan JVP


7.

Masalah khusus

Tidak ada

Dada
1. Jantung dan paru

: Paru tidak ada suara tambahan

2. Payudara

: simetris, tampak bengkak pada kedua payudara

3. Aerola mammae

: hitam, bersih

4. Putting Susu

: Menonjol dan bersih, ASI keluar

5. Pengeluaran Asi

: lancar

6. Masalah Khusus

: Ny. R mengatakan nyeri pada kedua payudara dan belum

terlalu mengerti dan mengetahui secara benar perawatan payudara, klien tampak
membersihkan putingnya dengan kapas ketika akan menyusui
Abdomen
1. Kandung kemih

: kosong

2. Bising Usus

: 14 x/ menit

3. Masalah khusus

: tampak striae, tapi menurut Ny. R hal tersebut tidak

menjadi masalah
Perineum dan Genital
1. Vagina

: Integritas kulit baik, tampak edema, terutama pada daerah luka

2. Perineum

: terdapat hecting,sudah mengering, klien mengatakan masih nyeri.

3. Kebersihan

: Bersih

4. Hemorrhoid

: Ny. R mengatakan tidak ada tanda atau riwayat hemoroid.

5. Masalah Khusus: nyeri pada daerah perineum, skala 3/10, klien kadang-kadang
terlihat meringis kesakitan saat beraktivitas
Ekstrimitas
1. Ekstrimitas atas

: Tidak edema, pergerakan aktif

2. Ekstrimitas bawah

: tampak edema pada kedua kaki, tidak varises

3. Masalah khusus

: Ny. R mengatakan masih terasa pegal bila harus

berdiri lama
Pola Kebiasaan Sehari-Hari
Eliminasi
1. Urin setelah melahirkan

: Ny. R mengatakan frekuensi 5- 8x/ hari, warna :

kuning jernih, kadang-kadang masih terdapat flek tetapi jarang sekali


2. BAB

: Ny. R mengatakan frekuensi 2 hari sekali,

konsistensi : lembek kuning kecoklatan


3. Masalah Khusus

: Ny. R mengatakan masih terasa nyeri bila bak dan bab,

Ny. R merasa takut untuk bak dan mengedan untuk bab


Istirahat dan Kenyamanan
1. Pola Tidur

: Ny. R mengatakan kebiasaan tidur malam.

Lama : 8Jam
2. Pola Tidur Saat Ini

: Ny. R mengatakan malam tidur 5 - 7 jam, kadang-

kadang siang tidur 1 jam, tetapi hal ini tidak menjadi masalah
3. Keluhan ketidaknyamanan

: ya

lokasi : tidak nyaman dan nyeri pada daerah

perineum dan vagina


4. Masalah Khusus

: nyeri pada daerah vagina, klien mengatakan skala

nyeri 3/5, klien terlihat meringis kesakitan.


Mobilisasi dan latihan
1. Kemampuan mobilisasi

: klien sudah mampu untuk berjalan

2. Keterbatasan mobilisasi

: tidak

3. Masalah khusus

: saat beraktivitas Ny. R masih meringis kesakitan,

setelah memandikan bayi, Ny. R membedaki bayinya tanpa memijatnya

Nutrisi dan Cairan


1. Kebiasaan makan

: Frekuensi 3x sehari, jenis nasi, lauk pauk, sayur,

nafsu makan sedang, pantangan tidak ada


2. Asupan cairan

: Jumlah perhari 6 gelas/hari, jenis air putih,

3. Masalah khusus

: tidak ada

Keadaan mental
1. Adaptasi psikologis

: Klien mengatakan bahagia anak sudah lahir

dengan selamat, dan ini merupakan anak keduanya .


2. Kehamilan yang direncanakan

: ya

3. Masalah khusus

: tidak ada

Kemampuan menyusui
Obat yang diminum saat nifas ini :
1. Amoxicillin tablet 3 x 500 mg
2. Asam mefenamat tablet 3 x 500 mg

: Klien sudah mulai menyusui bayinya

ANALISA DATA
No
1

Data

Etiologi

DS :

Ketidakmampuan

Klien mengatakan vagina

manajemen nyeri

Masalah
Nyeri perineum

masih terasa sakit kadangkadang terutama pada luka


jahitan
Klien mengatakan skala nyeri :
3/ 5
Klien mengatakan nyeri dan
takut saat akan bak terutama
untuk mengedan bila bab
DO :
-

Klien tampak meringis


kesakitan bila beraktivitas
Ada luka jahitan sudah
mengering di perineum
Vagina masih tampak
bengkak

DS :

Ketidaktahuan

Klien mengatakan nyeri pada

perawatan

kedua payudara

payudara

Klien mengatakan belum tahu


dan mengerti secara jelas cara
merawat payudara walaupun
sudah pernah diajarkan bidan
DO :
Klien tampak membersihkan
putingnya dengan kapas
ketika akan menyusui
Kedua payudara tampak
bengkak

Nyeri payudara

DS :

Ketidaktahuan

Resiko inefektif

Klien mengatakan belum

perawatan bayi

tumbuh kembang

pernah melakukan pijat bayi


yang teratur pada anak
DO :
Setelah memandikan klien
hanya membedaki bayi nya
tanpa memijatnya

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri perineum pada Ny. R b.d ketidakmampuan Ny. R dalam manajemen
nyeri
2. Nyeri payudara pada Ny. R b.d ketidaktahuan mengenai perawatan payudara
3. Resiko inefektif tumbuh kembang b.d ketidaktahuan dalam perawatan bayi

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN


1. Nyeri perineum
No
1

Kriteria

Skor

Bobot

Pembenaran

Sifat masalah
Aktual

Resiko

Potensial / wellness

3x1 = 1
1

Kemungkinan masalah dapat


diubah

1x2 =1

Mudah

Sebagian

Tidak dapat

2
2

Potensial masalah untuk


dicegah

Tinggi

Cukup

2x1=2
1

Rendah
4

Menonjolnya masalah
Segera

Tidak perlu segera

Tidak dirasakan

2x1=1
1

Skor : 3 2/3

2. Nyeri payudara
No

Kriteria

Sifat masalah

Skor

Bobot

3x1 =1

Aktual

Resiko

Potensial / wellness

3
1

Kemungkinan masalah dapat

2x2=2

diubah

pembenaran

Mudah

Sebagian

Tidak dapat

Potensial masalah untuk

3x1=1

dicegah

Tinggi

Cukup

3
1

Rendah
4

Menonjolnya masalah

2x1=1

Segera

Tidak perlu segera

Tidak dirasakan

Skor : 5

2
1

3. Inefektif perawatan bayi


No

Kriteria

Sifat masalah

Skor

Bobot

3x1 =1

Aktual

Resiko

Potensial / wellness

3
1

Kemungkinan masalah dapat

2x2=2

diubah

pembenaran

Mudah

Sebagian

Tidak dapat

Potensial masalah untuk

3x1=1

dicegah

Tinggi

Cukup

3
1

Rendah
4

Menonjolnya masalah

2x1=1

Segera

Tidak perlu segera

Tidak dirasakan

Skor : 5

2
1

Prioritas masalah :
1. Nyeri payudara pada Ny. R b.d ketidaktahuan mengenai perawatan payudara
2. Resiko inefektif tumbuh kembang b.d ketidaktahuan dalam perawatan bayi
3. Nyeri perineum pada Ny. R b.d ketidakmampuan Ny. R dalam manajemen nyeri

INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri payudara pada Ny. R b.d ketidaktahuan mengenai perawatan payudara
Tujuan : rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria :

Keluhan nyeri berkurang sampai dengan hilang

Tanda- tanda vital normal

Payudara tidak bengkak

Ekspresi wajah tampak rileks

Skala nyeri pasien 1-2/ 5

INTERVENSI
Kaji ulang keluhan pasien

RASIONAL
Keluhan pasien merupakan dasar untuk
melakukan intervensi keperawatan
selanjutnya

Kaji tanda-tanda vital

Rasa nyeri dapat mempengaruhi tanda vital


pasien

Kaji tingkat pengetahuan Ny. R tentang

Tingkat pengetahuan Ny. R menjadi dasar

perawatan payudara

dalam memberikan health education


kepada Ny. R

Jelaskan mengenai pentingnya perawatan

Dengan mengetahui bahwa perawatan

payudara

payudara penting untuk melancarkan


sirkulasi darah dan ASI, dapat
meningkatkan motivasi NY. R dalam
melakukan perawatan payudara

Jelaskan mengenai akibat bila tidak

Dengan mengetahui akibat tidak

dilakukan perawatan payudara

dilakukannya perawatan payudara,


komplikasi dapat dihindari.

Jelaskan langkah-langkah perawatan

Dengan mengetahui langkah-langkah

payudara

perawatan payudara, tindakan perawatan


payudara dapat dilakukan dengan benar
dan baik

2.

Resiko inefektif tumbuh kembang b.d ketidaktahuan dalam perawatan bayi

Tujuan : Perawatan bayi dapat dilakukan dengan baik dengan kriteria Tn. F dan Ny.R
mengetahui cara pijat bayi
Intervensi

Rasional

Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang

Dengan mengetahui sejauh mana

penyakit dan cara penyebaran

pengetahuan keluarga, kita akan dapat


menentukan sejauh mana kita dapat
memberikan pengetahuan

Beri penjelasan mengenai manfaat pijat

Dengan mengetahui manfaat pijat bayi

bayi

keluarga menjadi lebih termotivasi dan mau


melakukan pijat bayi

Beri penjelasan mengenai hal-hal apa saja

Dengan mengetahui hal-hal apa saja yang

yang harus dihindari dalam melakukan

harus dihindari dalam pijat bayi, komplikasi

pijat bayi

dapat dihindari

Beri penjelasan cara memijat bayi yang

Dengan mengetahui cara memijat bayi

baik dan benar

yang benar, pijat bayi dapat dilakukan


dengan baik dan benar

3. Nyeri perineum pada Ny. R b.d ketidakmampuan Ny. R dalam manajemen nyeri
Tujuan : Ny. R dapat mengatasi nyerinya dengan kriteria keluahan nyeri berkurang
sampai hilang, skala nyeri 1-2/5
Intervensi
Mengkaji ulang keluhan nyeri pasien

rasional
Dengan mengkaji nyeri pasien, dapat
menentukan intervensi yang dilakukan

Memberikan penjelasan mengenai

Dengan memberikan penjelasan mengenai

pengertian nyeri

pengertian nyeri diharapkan pasien dapat


mengerti mengenai nyeri

Menjelaskan mengenai tujuan mengatasi

Dengan mengetahui tujuan mengatasi nyeri

nyeri

diharapkan pasien dapat mengatasi nyeri


nya dengan lebih baik

Menjelaskan mengenai cara mengatasi

Dengan mengetahui cara mengatasi nyeri

nyeri

diharapkan pasien dapat beradaptasi


dengan nyerinya

IMPLEMENTASI
Tanggal

Jam

Implementasi

29-11-2014

16.00

Memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan


berkunjung ke rumah
R/ : keluarga menerima dengan baik

16.30

Melakukan pemeriksaan fisik pada keluarga Tn. F


R/ : Tn. F,An.A,An.E tampak sehat, payudara Ny. R tampak
bengkak, Ny.R mengeluh nyeri perineum dan nyeri pada
payudara, tampak luka sudah mengering pada perineum

17.00

Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang perawatan


post partum
R/ : keluarga belum mengetahui mengenai perawatan
payudara dan pijat bayi yang baik dan benar, Ny. R belum
mengetahui mengenai manajemen nyeri

18.00

Melakukan kontrak waktu untuk kunjungan berikutnya


R/ : keluarga senang dan menantikan untuk diberikan
pengetahuan mengenai perawatan payudara dan pijat bayi

30-11-2014

16.30

Memberi salam dan memperkenalkan diri dan menjelaskan


tujuan dan tema penyuluhan
R/ : Keluarga Ny. R menerima

16. 35

Apersepsi dengan menanyakan pengetahuan Ny. R


R/ : Ny. R mengatakan mengetahui tentang perawatan
payudara tetapi belum terlalu mengerti walaupun sudah anak
kedua dan telah diajarkan bidan

16.40

Memberikan penjelasan kepada Ny. R mengenai pengertian


perawatan payudara
R/ : Ny. R mendengarkan dengan baik

16.45

Menyebutkan tujuan perawatan payudara


R/ : Ny. R mengerti

16.50

Menjelaskan waktu pelaksanaan, syarat mengenai perawatan


payudara dan akibat jika tidak melakukan perawatan payudara
R/ : Ny. R mengerti

16.50

Memberi kesempatan kepada Ny. R untuk bertanya

R/ : Ny. R bertanya tentang akibat jika tidak melakukan


perawatan payudara, sudah dijelaskan kembali dan Ny. R
mengerti
16.55

Menjelaskan langkah-langkah perawatan payudara dengan


langsung mempraktekkannya bersama dengan Ny. R
R/ : Ny. R tampak antusias dan dapat melaksanakannya
setelah diajarkan, Ny. R mengatakan dia mengerti

17.30

Menanyakan pada Ny. R mengenai pengertian dari perawatan


payudara
R/ : Ny. R dapat menyebutkan pengertian perawatan
payudara

17.35

Menanyakan pada Ny. R tujuan dan waktu perawatan


payudara dan akibat jika tidak dilakukan perawatan payudara
R/ : Ny. R dapat menyebutkan dengan baik

17.40

Menanyakan pada Ny. R langkah-langkah perawatan


payudara
R/ : Ny. R dapat menyebutkan langkah-langkah tersebut
dengan baik

18.00

Memberikan Leaflet perawatan payudara


R/ : Ny. R menerima dengan senang

1-12-2014

16.00

menjelaskan kepada keluarga Tn. F bersama Tn. F dan Ny. R


mengenai tema dan tujuan penyuluhan yaitu mengenai
manajemen nyeri dan pijat bayi
R/ : Ny. R dan Tn. F mengerti
Apersepsi dengan menanyakan pada Ny. R tentang
manajemen nyeri

17.00

R/ : Ny. R mengatakan dia beristirahat bila terasa nyeri


Menjelaskan pengertian nyeri
R/ : Ny. R dan Tn. F tampak mendengarkan dan mengerti
Menyebutkan tujuan dan menjelaskan langkah-langkah cara
mengatasi nyeri
R/ : Ny. R dan Tn. F tampak mendengarkan dan mengerti
Menanyakan pada Tn. F dan Ny. R pengertian, tujuan dan
cara mengatasi nyeri
R/ : Ny R dan Tn. F dapat menyebutkan kembali pengertian,
tujuan dan cara mengatasi nyeri dengan baik

17.15

Menjelaskan pada Tn. F dan Ny. R mengenai tema dan tujuan


penyuluhan yaitu mengenai pijat bayi
R/: Ny. R dan Tn. F mengerti
Apersepsi dengan menanyakan kebiasaan dilakukannya pijat
bayi dan cara- caranya
R/ : Ny. R dan Tn. F mengatakan belum pernah melakukan
pijat baik yang benar dan teratur selama ini, cara nya pun
mereka belum mengerti

17.20

Menjelaskan pada Tn. F dan Ny. R tentang pengertian pijat


bayi, waktu terbaik dan manfaat dari pijat bayi
R/ : Tn. F dan Ny. R tampak mengerti

17.25

Menjelaskan persiapan sebelum memijat bayi dan cara


melakukan pijat bayi dan bersama-sama melakukannya
dengan Tn. F dan NY. R
R/ : Ny. R dan Tn. F mengerti dan dapat melaksanakannya
dengan baik dengan bimbingan

18.00

Menanyakan pada keluarga waktu, manfaat, persiapan dan


cara pijat bayi
R/ : Tn. F dan Ny. R dapat menjawab pertanyaan dan dapat
Melakukan pijat bayi dengan baik dan benar secara bersamasama

18.15

Memberikan Leaflet pijat bayi dan manajemen nyeri


R/ : Keluarga Tn. F menerima dengan senang

EVALUASI
TANGGAL
30-112014

DK
I

SOAP
S : Ny. R mengatakan sudah mengerti mengenai perawatan
payudara dari pengertian, tujuan, waktu pelaksanaan, akibat dan
langkah-langkah dari perawatan payudara, skala nyeri 2
O : Ny. R dapat melakukan perawatan payudara dengan baik dan
benar, payudara tidak bengkak, Suhu : 36,5o C, nadi 80 x/ menit, TD
: 110/80 mmHg
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

1-12-2014

II

S : Ny. R dan Tn. F dapat menjelaskan kapan, manfaat, persiapan,


dan cara- cara pelaksanaan pijat bayi
O : Tn. F dan Ny. R dapat melakukan pijat bayi dengan baik dan
benar
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

1-12-2014

III

S : Ny. R dapat menjelaskan pengertian, tujuan dan cara mengatasi


nyeri
O : Ny. R tampak rileks
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

DAFTAR PUSTAKA

Benson , Ralph C. 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi . Jakarta : EGC
Bobak, Irene. M dan Jensen, Margaret D .2000. Perawatan Maternitas dan Ginekologi.
YIA-PKP. Bandung.
Bobak, Lowdermik, Jensen .2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi. 4. EGC.
Jakarta.
Ibrahim,Cristina S. 1998. Keperawatan Kebidanan jilid II. EGC, Jakarta.
Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas . Jakarta : EGC
Johnson, Ruth . Buku Ajar Kebidanan. Jakarta : EGC
Hamilton, Persis Mary .1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas Edisi. 6. EGC.
Jakarta.
Lenevo, Kenneth J. 2009. Obstetri Williams : Panduan Ringkas . Jakarta : EGC
Mansjoer,Arif . 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi I. Media Aesculapius. Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Ayu C. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta : EGC
Oxorn, Harry. 2010. Ilmu Kebidanan : Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogjakarta :
Yayasan Essentia Medika
Sastrawinata, Sulaiman. 2005. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi . Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai