Askep Kala 3 Dan 4
Askep Kala 3 Dan 4
Askep Kala 3 Dan 4
Kelp.
Ny. Ani usia 22 tahun, sedang di injeksi sintosinon di ruang bersalin. Fundus uterinya
tampak membulat dan teraba keras, his kuat. Setelah dilakukan firasat Kustner ternyata tali
pusat sudah menjulur keluar tanpa ada tahanan dari dalam. Teraba vesica urinaria penuh,
tensi 110/70 mmHg, nadi 80x/menit, RR 18x/ menit, suhu 37derajat Celcius. Ny. Wiyama
meminta petugas partus untuk melakukan IMD.
1. Pengkajian
Pengkajian dasar data klien
Data Fokus
Data Subjektif
Data Objektif
Klien mengatakan :
meminta
petugas
1. TTV
partus
untuk
S = 37 c
N = 90x/ menit
melakukan IMD.
RR=18x/menit
TD=110/70 mmHg
Data tambahan
Klien
mengatakan
nyeri
pada
Klien
mengatakan
nyeri
seperti
mules
Analisa Data
Data Fokus
Maslah
Data Subjektif
Perubahan
trauma
pola
perineum
eleminasi
dan
BAK
saluran
(disuria)
kemih.
Klien mengatakan :
Data tambahan
Etiologi
Dta Objektif
1. TTV
S = 37 c
N = 90x/ menit
RR=18x/menit
TD=110/70 mmHg
2. keadaan umum baik,
kesadaran Compos mentis
3. Fundus uterinya tampak membulat dan teraba keras,
his kuat.
4. Setelah dilakukan firasat Kustner ternyata tali pusat
sudah menjulur keluar tanpa ada tahanan dari dalam.
5. Teraba vesica urinaria penuh,lunak.
Data Subjektif
Klien mengatakan :
Data tambahan
Resiko
peningkatan
kekurangan
kehilangan
volume
cairan
cairan
tidak
laserasi
lahir.
secara
disadari,
jalan
Data Objektif
1. TTV
S = 37 c
N = 90x/ menit
RR=18x/menit
TD=110/70 mmHg
2. keadaan umum baik,
kesadaran Compos mentis
3. Fundus uterinya tampak membulat dan teraba keras,
his kuat.
4. Setelah dilakukan firasat Kustner ternyata tali pusat
sudah menjulur keluar tanpa ada tahanan dari dalam.
5. Teraba vesica urinaria penuh,lunak.
DS :
Nyeri
Klien mengatakan :
trauma
jaringan,
respon
fisiologis
Data tambahan
setelah
melahirkan.
DO :
1) TTV
S = 37 c
N = 90x/ menit
RR=18x/menit
TD=110/70 mmHg
2) keadaan umum baik,
kesadaran Compos mentis
3) Fundus uterinya tampak membulat dan teraba keras,
his kuat.
4) Setelah dilakukan firasat Kustner ternyata tali pusat
sudah menjulur keluar tanpa ada tahanan dari
dalam.
5) Teraba vesica urinaria penuh,lunak.
Resiko
posisi
selama
DS :
Klien mengatakan :
maternal
pemindahan,
kesulitan
dengan
Data tambahan
pelepasan
plasenta, profil
darah
abnormal.
DO :
1) TTV
S = 37 c
N = 90x/ menit
RR=18x/menit
TD=110/70 mmHg
2) keadaan umum baik,
kurang
DS
pengetahuan/ informasi
Klien mengatakan :
kebutuhan
atau kesalahan
belajar
interpretasi
informasi
Data tambahan
DO :
1) TTV
S = 37 c
N = 90x/ menit
RR=18x/menit
TD=110/70 mmHg
2) keadaan umum baik,
kesadaran Compos mentis
3) Fundus uterinya tampak membulat dan teraba keras,
his kuat.
4) Setelah dilakukan firasat Kustner ternyata tali pusat
sudah menjulur keluar tanpa ada tahanan dari dalam
dan
2. Diagnosa Keperawatan
No.
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
berhubungan
Tgl Ditemukan
dengan
Tgl teratasi
Ttd
peningkatan
Nyeri
berhubungan
dengan
trauma
respon
fisiologis
setelah
tinggi
cedera
jaringan,
melahirkan.
4.
Resiko
berhubungan
melahirkan
dengan
/
posisi
pemindahan,
maternal
selama
kesulitan
keluarga),
krisis
situasi
3. Rencana Keperawatan
1. Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan saluran kemih.
Kriteria hasil: eleminasi BAK lancar, disuria tidak ada, bladder kosong, keluhan
kencing tidak ada.
Intervensi :
Tujuan dan kriteria hasil: pasien terhindar dari resiko kekurangan volume cairan
setelah mendapatkan tindakan keperawatan selama tiga hari dengan kriteria hasil
tekanan darah dan nadi pasien normal (TD: 110/70- 119/79mmHg ; N:60-90x/menit),
mendemonstrasikan kontraksi adekuat dari uterus dengan kehilangan darah dalam
batas normal.
Intervensi :
R : Hemoragi dihubungkan dengan kehilangan cairan lebih besar dari 500 ml dapat
dimanifestasikan oleh peningkatan nadi, penurunan TD, sianosis, disorientasi, peka
rangsangan, dan penurunan kesadaran.
4) Tempatkan bayi di payudara klien bila ia merencanakanuntuk memberi ASI.
R : Penghisapan merangsang pelepasan oksitoksin dari hipofisis posterior,
meningkatkan kontraksi miometrik dan menurunkan kehilangan darah.
5) Catat waktu dan mekanisme pelepasan plasenta ; misalnya mekanisme Duncan versus
mekanisme Schulze.
R : Lebih banyak waktu diperlukan bagi plasenta untuk lepas, dan lebih banyak waktu
di mana miometrium tetap rileks, lebih banyak darah hilang.
6) Dapatkan dan catat informasi yang berhubungan dengan inspeksi uterus dan plasenta
untuk fragmen plasenta yang tertahan.
7) R : Jaringan plasenta yang tertahan dapat menimbulkan infeksi pascapartum dan
hemoragi segera atau lambat.
8) Hindari menarik tali pusat secara berkebihan.
9) R : Kekuatan dapat menimbulkan putusnya tali pusat dan retensi fragmen plasenta,
meningkatkan kehilangan darah.
10) Berikan cairan melalui rute parenteral.
R : Bila kehilangan cairan berlebihan, penggantian secara parenteral membantu
memperbaiki volume sirkulasi dan oksigenasi dari organ vital.
11) Berikan oksitoksin melalui rute IM atau IV drip diencerkan dakam karutan elektrolit,
sesuai indikasi.
R : Meningkatkan efek vasokonstriksi dalam uterus untuk mengontrol perdarahan
pascapartum setelah pengeluaran plasenta.
12) Bantu sesuai kebutuhan dengan pengangkatan plasenta secara manual di bawah
anestesi umum dan kondisi steril.
R : Intervensi manual perlu untuk memudahkan pengeluaran placenta dan
menghentikan hemoragi.
Tujuan dan kriteria hasil nyeri hilang atau berkurang dengan kriteria klien
mengatakan nyeri hilang atau berkuang, ttd klien normal,dll
Intervensi
Intervensi
Intervensi
1) Fasilitasi interaksi antara klien/pasangan dan bayi baru lahir sesegera mungkin setelah
melahirkan.
R : Ibu dan bayi mempunyai periode yang sangat sensitif pada waktu di mana
kemampuan interaksi ditingkatkan.
2) Berikan klien dan ayah kesempatan untuk menggendong bayi dengan segera setelah
kelahiran bila kondisi bayi stabil.
R : Kontak fisik dini membantu mengembangkan kedekatan.
3) Tunda penetesan salep profilaksis mata(mengandung eritromisin atau tetrasiklin)
sampai klien atau pasangan dan bayi telah berinteraksi.
R : Memungkinkan bayi untuk membuat kontak mata dengan orangtua dan secara
aktif berpartisipasi dalam interaksi, bebas dari penglihatan kabur yang disebabkan
oleh obat.
6. Kurang pengetahuan/ kebutuhan belajar berhubungan dengan kurang informasi dan atau
kesalahan interpretasi informasi.
Intervensi
1) Diskusikan / tinjau ulang proses normal dari persalinan tahap III.
R : Memberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan/ memperjelas kesalahan
konsep, meningkatkan kerjasama dengan aturan.
2) Jelaskan alasan untuk respons perilaku tertentu seperti menggigil dan tremor kaki.
R : Pemahaman membantu klien menerima perubahan tersebut tanpa ansietas atau
perhatian yang tidak perlu.
3) Diskusikan rutinitas periode pemulihan selama 4jam pertama setelah melahirkan.
R : Memberikan kesempatan perawatan dan penenangan, meningkatkan kerjasama.