Makalah Seminar Akuntansi Forensik
Makalah Seminar Akuntansi Forensik
Makalah Seminar Akuntansi Forensik
Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat, petunjuk dan bimbingan-Nya, serta memberikan kekuatan,
ketekunan, kemampuan, kesempatan, dan pemikiran kepada
penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul Akuntansi Forensik dan Kecurangan.
Dalam rangka penyusunan makalah ini, penyusun
mengakui karena adanya kemampuan yang sangat terbatas,
untuk itu penyusun banyak menemui kesulitan dan hambatan
dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu sudah sepantasnyalah
pada kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan, arahan dan bimbingan.
Penyusun
menyadari
sebagai
manusia
biasa
bahwa
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.....................................................................................Latar
Belakang.......................................................................1
1.2.....................................................................................Rumu
san Masalah..................................................................2
1.3.....................................................................................Tujua
n...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.....................................................................................Peng
ertian Akuntansi Forensik dan Fraud............................3
2.2 Sejarah Perkembangan Akuntansi Forensik dan Fraud
.......................................................................................................
5
2.3 Tugas dan Jenis-jenis Pelayanan Akuntansi Forensik dan Fraud
.......................................................................................................
7
2.4 Ruang
Lingkup
Akuntansi
Forensik
.......................................................................................................
9
2.5 Keahlian
Akuntansi
Forensik
.......................................................................................................
10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................13
Daftar Pustaka.......................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntan sebagai orang yang dipercaya para stakeholder untuk
memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan tentu harus tanggap akan
kondisi dan keadaan ekonomi yang sedang terjadi. Akuntan juga harus tahu cara
berpikir orang-orang yang mungkin dengan sengaja ingin menyesatkan para
pengguna laporan keuangan. Sehingga usaha-usaha licik mereka dapat terbaca dan
memberikan opini atas laporan keuangan dengan tepat pula. Akuntan harus
menjadi garda terdepan dalam pemberantasan korupsi di negeri ini, sejajar dengan
Kepolisian, Kejaksaan, maupun KPK.
Untuk dapat mengimbangi kepandaian para koruptor dalam memainkan
muslihat mereka, kemampuan audit untuk menilai kewajaran keuangan saja tidak
cukup. Diperlukan suatu keahlian khusus yang dapat membaca atau
menginvestigasi adanya praktik-praktik kotor tersebut. Akuntansi Forensik atau
beberapa ada yang menyebutnya Audit Investigatif dapat menjadi alat untuk
mendeteksi korupsi atau bahkan sebagai pendukung pemberantasan korupsi di
Indonesia.
Akuntan Forensik di Indonesia masih relatif baru, bahkan di Amerika pun
baru menjadi perhatian setelah kasus-kasus yang menimpa keuangan publik yang
mendorong disahkannya Sarbanes Oxley Act atau SOX sejak tahun 2002. Kasus
yang serupa, yaitu penipuan dan penggelapan uang para investor banyak terjadi di
Indonesia, tetapi peran Akuntan Forensik masih belum terlalu dikenal oleh
masyarakat. Oleh karena itu, diyakini profesi ini akan mengalami pertumbuhan
yang cepat di masa mendatang dan dalam waktu dekat ini, karena kepercayaan
semakin menjadi sesuatu yang langka di dunia.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya maka dirumusakan tujuan
sebagai berikut:
1. Memahami pengertian akuntansi forensik dan fraud.
2. Mengetahui sejarah perkembangan akuntansi forensik dan fraud.
3. Memahami tugas dan jenis-jenis pelayanan akuntnsi forensik dan
fraud.
4. Memahami ruang lingkup akuntansi forensik.
5. Memahami keahlian akuntansi forensik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akuntansi Forensik dan Fraud
2.1.1 Pengetian Akuntansi Forensik
Forensik, menurut Merriam Websters Collegiate Dictionary (edisi ke 10)
dapat diartikan berkenaan dengan pengadialan atau berkenaan dengan
penerapan pengetahuan ilmiah pada masalah hukum. Oleh karena itu akuntasi
forensik dapat diartikan penggunaaan ilmu akuntansi untuk kepentingan hukum.
Menurut D. Larry Crumbley, editor-in-chief dari Journal of Forensic
Accounting (JFA), mengatakan secara sederhana, akuntansi forensik adalah
akuntansi yang akurat (cocok) untuk tujuan hukum. Artinya, akuntansi yang dapat
bertahan dalam kancah perseteruan selama proses pengadilan, atau dalam proses
peninjauan judicial atau administratif.
Bologna dan Liquist (1995) mendefinisikan akuntansi forensik sebagai
aplikasi kecakapan finansial dan sebuah mentalitas penyelidikan terhadap isu-isu
yang tak terpecahkan, yang dijalankan di dalam konteks rules of evidence.
Sedangkan Hopwood, Leiner, & Young (2008) mendefinisikan Akuntansi
Forensik adalah aplikasi keterampilan investigasi dan analitik yang bertujuan
untuk memecahkan masalah-masalah keuangan melalui cara-cara yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh pengadilan atau hukum. Dengan demikian
investigasi dan analisis yang dilakukan harus sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh pengadilan atau hukum yang memiliki yurisdiksi yang kuat.
Hopwood, Leiner, & Young (2008), menyatakan bahwa Akuntan Forensik
adalah Akuntan yang menjalankan kegiatan evaluasi dan penyelidikan, dari hasil
tersebut dapat digunakan di dalam pengadilan hukum. Meskipun demikian
Akuntan forensik juga mempraktekkan keahlian khusus dalam bidang akuntansi,
auditing, keuangan, metode-metode kuantitatif, bidang-bidang tertentu dalam
Pengertian Fraud
Fraud atau yang sering dikenal dengan istilah kecurangan merupakan hal
kecurangan
mencakup
tiga
langkah
yaitu
(1)
tindakan/the
act.,
(2)
pada pembukuan perbankan. ADPP tersebut tidak lain dari penerapan akuntansi
forensik atau audit investigatif.
Istilah
akuntansi
forensic
kembali
mencuat
setelah
keberhasilan
Pricewaterhouse Coopers (PwC) sebuah kantor Akuntan Besar dunia (The Big
Four) dalam membongkar kasus Bank Bali pada tahun 1999. PwC dengan
software khususnya mampu menunjukkan arus dana yang rumit berbentuk seperi
diagram cahaya yang mencuat dari matahari (sunburst). Kemudian PwC
meringkasnya menjadi arus dana dari orang-orang tertentu.. 5 Metode yang
digunakan dalam audit tersebut adalah follow the money atau mengikuti aliran
uang hasil korupsi Bank Bali dan in depth interview yang kemudian mengarahkan
kepada para pejabat dan pengusaha yang terlibat dalam kasus ini. Pada tahun
2009, kasus PT Bank Century, Tbk menemukan kejelasan dari Laporan Hasil
Pemeriksaan Investigasi Bank Century oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ,
hasil kinerja para akuntan forensic dan audit investigasi badan tersebut.
Akuntansi forensik mulai digunakan di Indonesia setelah terjadi krisis
keuangan pada tahun 1997, hingga saat ini pendekatan akuntansi forensik banyak
digunakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Pemberantasan Korupsi,
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan, Bank Dunia, dan Kantor-kantor Akuntan Publik di Indonesia.
Perkembangan akuntansi forensik di Indonesia cukup maju, namun jika
dibandingkan dengan beberapa Negara lain maka Indonesia masih dibilang
tertinggal. Australia saat ini sedang menyusun Standar Akuntansi Forensik,
sementara Kanada dan Amerika Serikat sudah memiliki standar yang baku,
sedangkan Indonesia sama sekali belum memiliki standar yang memadai. Sejauh
ini belum banyak kasus-kasus korupsi yang terkuak berkat kemampuan akuntan
forensik, namun akuntansi forensik merupakan suatu pengembangan disiplin ilmu
akuntansi yang masih tergolong muda dan memiliki prospek yang sangat bagus
dalam pemecahan tindak pidana korupsi di Indonesia.
Dari segi peminat, menurut Ketua Umum Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
Ahmadi (dalam wawancara 5 maret 2013 untuk hukumonline.com), masih jarang
akuntan Indonesia yang mendalami bidang yang satu ini. Tak semua kantor
akuntan publik membidangi forensik. Yang perlu disayangkan, asosiasi profesi
akuntan ini belum melirik forensic sebagai bagian penting dari akuntansi. Dia
belum melihat ini sebagai isu yang mendesak untuk diberi perhatian khusus.
Bahkan, Ahmadi sendiri kurang berminat mengambil spesialisasi ini. Alasannya,
apa lagi kalau bukan ceruk pasar yang masih minim. Saya sendiri tak punya
kemampuan di situ. Dan saat ini saya tidak punya keinginan untuk mempelajari
bidang ini. Belum banyak pasarnya, celetuknya terus terang. Ahmadi sehari-hari
buka praktek di Kantor Akuntan Publik KPMG Hadibroto. Sebenarnya bidang
yang masih minim diminati di kalangan akuntan itu sendiri dapat menerbitkan
peluang tersendiri. Setidaknya hal itulah yang dibidik oleh KAP Pricewaterhouse
Cooper Indonesia (PwC). Kami saat ini punya 15 akuntan forensik serta 50
akuntan lainnya yang sedang kami bekali berbagai keahlian, termasuk akuntansi
forensik, tutur Direktur PwC Widiana Winawati. Widiana juga mengakui bahwa
belum banyak akuntan yang melirik profesi unik ini. Hal itu lantaran spesialisas
akuntansi forensic di Indonesia tergolong baru, masih banyak akuntan yang belum
sadar akan adanya profesi ini.
2.3 Tugas dan Jenis-jenis Pelayanan Akuntansi Forensik dan Fraud
Tugas akuntan forensik untuk memberikan pendapat hukum dalam
pengadilan (litigation) ada juga peran akuntan forensik dalam bidang hukum
diluar pengadilan (non litigation) misalnya dalam membantu merumuskan
alternatif penyelesaian perkara dalam sengekta, perumusan perhitungan ganti rugi
dan upaya menghitung dampak pemutusan/pelanggaran kontrak.
Akuntan forensik berfungsi mengamati dan memahami gejala fraud secara
makro pada tingkat perekonomian negara. Fraud jika dikaitkan dengan lemahnya
corporate governance, bisa terjadi baik di sektor publik maupun di sektor privat.
Dampaknya jika fraud terjadi disektor korporasi yaitu harga saham dari korporasi
yang bersangkutan lebih rendah dari harga pasar. Hal tersebut akan
mempengaruhi penilaian investor pada saat menentukan keputusan. Tidak jarang
para investor mau membayar saham dengan harga premium jika perusahaan
diindikasikan mau memperbaiki kelemahan corporate governance-nya. Sedangkan
dampak yang terjadi di sector pemerintahan apabila terdapat fraud adalah
terganggunya pelaksanaan penyelanggaraan negara. Apalagi bila tidak ditunjang
dengan penegakan bidang hukum yang kuat, standar akuntansi maupun lain-lain
maka tingkat korupsi dan kelemahan dalam penyelanggaraan negara akan
meningkat.
Akuntansi forensik dibagi ke dalam dua bagian: jasa penyelidikan
(investigative services) dan jasa litigasi (litigation services). Jenis layanan pertama
mengarahkan pemeriksa penipuan atau auditor penipuan, yang mana mereka
menguasai
pengetahuan
mengendalikan
penipuan,
tentang
dan
akuntansi
mendeteksi,
misinterpretasi.
Jenis
mencegah,
layanan
dan
kedua
(2010:
84)
menekankan
beberapa
istilah
dalam
deduktif:
kemampuan
untuk
menganalisis
kejanggalan
yang terjadi dalam laporan keuangan, yakni kejadian yang tidak sesuai
dengan kondisi yang wajar.
2. Pemikiran yang kritis : kemampuan untuk membedakan antara opini dan
fakta
10
multitalenta.
Seorang
pemeriksa
kecurangan
(fraud)
dapat
11
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akuntan Forensik adalah Akuntan yang menjalankan kegiatan evaluasi
dan penyelidikan, dari hasil tersebut dapat digunakan di dalam pengadilan hukum.
Meskipun demikian Akuntan forensik juga mempraktekkan keahlian khusus
dalam bidang akuntansi, auditing, keuangan, metode-metode kuantitatif, bidangbidang tertentu dalam hukum, penelitian, dan keterampilan investigatif dalam
mengumpulkan bukti, menganalisis, dan mengevaluasi materi bukti dan
menginterpretasi
serta
mengkomunikasikan
hasil
dari
temuan
tersebut.
13
Daftar Pustaka
http://buluksangadh.blogspot.com/2011_11_01_archive.html
http://dokumen.tips/documents/forensic-accounting-55b079c047b6c.html
http://imagama.feb.ugm.ac.id/home/akuntansi-forensik/
14