21 - Yulia Tugas 7
21 - Yulia Tugas 7
21 - Yulia Tugas 7
Dalam menjalankan pemeriksaannya (general audit) KAP harus berpedoman kepada SPAP,
khususnya standard auditing, standard pengendalian mutu, kode etik profesi akuntan Ikantan
Akuntansi Inddonesia dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Semua prosedur Audit yang
dilakukan dan temuan-temuan pemeriksaan harus didokumenyasikan dalam kertas kerja
pemeriksaan.
Audit Working Papers (Kertas Kerja Pemeriksaan) adalah semua berkas-berkas yang
dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan, yang berasal dari:
e. Rincian Liabilities
a. Berita Acara Kas Opname (Cash Count Sheet), yaitu berita acara yang dibuat auditor saat
pemeriksaan kas.
e. Working Balance Sheet (WBL), yaitu kertas kerja atas neraca saldo.
f. Working Profit and Loss (WPL), yaitu kertas kerja atas laporan laba rugi.
g. Top Schedule
h. Supporting Schedule
j. Management Letter
Jawaban konfirmasi:
• Piutang
• Liabilities
• Dari Bank
2. Sebagai bukti bahwa auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan Standar
Profesional Akuntan Publik.
• Pihak Pajak
• Pihak Bank
• Pihak Klien
4. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten (seluruh tim audit) untuk evaluasi mengenai
kinerja asisten sampai dengan partner, setelah selesai suatu penugasan.
Berisi kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk tahun berjalan, misalnya:
• Neraca Saldo
• Rekonsiliasi Bank
• Rincian Piutang
• Rincian Persediaan
• Rincian Liabilities
Berisi kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk beberapa tahun, misalnya:
• Akta Pendirian
• Kontrak-Kontrak
• Notulen Rapat
Berisi korespomdensi dengan klien, berupa surat menyurat, facsimile, email, dan lain-lain.
2. Harus dicegah menulis kembali kertas kerja pemeriksaan sebab banyak kerugian, antara
lain:
• Membuang waktu
3. Dalam kertas kerja harus dijelaskan prosedur audit apa yang dilakukan dengan
menggunakan audit tick mark.
4. Kertas kerja pemeriksaan harus di index/cross index. Ada beberapa cara penggunaan
index antara lain:
• Aplhabetis = A-Z
5. Kertas kerja harus diparaf oleh orang yang membuat dan me-review working papers
sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab.
6. Setiap pertanyaan yang timbul pada review notes harus dijawab, tidak boleh ada “open
question” (pertanyaan yang belum terjawab).
8. Hal-hal tambahan:
• Jangan hanya memphoto copy dari klien tanpa diberi suatu penjelasan.
9. Di bagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan Daftas Isi dan index
kertas kerja pemeriksaan dan contoh paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat dalam penugasan
audit tersebut.
1. Kertas kerja pemeriksaan adalah milik akuntan publik. Hak auditor sebagai pemilik
kertas kerja pemeriksaan terikat pada batasan-batasan moral yang dibuat untuk mencegah
kebocoran-kebocoran yang tidak semestinya mengenai kerahasiaan (confediantiality) data klien.
2. Walaupun sebagian kertas kerja akuntan publik dapat digunakan sebagai sumber referensi
bagi kliennya, namun kertas kerja pemeriksaan tersebut tidak dapat dianggap sebagai bagian atau
pengganti dari catatan akuntansi klien tersebut.
3. Bila ada pihak lain yang ingin meminjam atau me-review kertas kerja pemeriksaan, baru
bisa diberikan atas persetujuan tertulis dari klien yang bersangkutan, sebaiknya hanya bagian
yang diperlukan saja yang dipinjamkan atau diperlihatkan.
4. Akuntan publik harus mengambil langkah-langkah yang tepat untuk keamanan kertas
kerja pemeriksaannya dan menyimpan kertas kerja tersebut sesuai dengan peraturan pemerintah
yang berlaku (minimal lima tahun).
Working Balance Sheet Dan Working Profit And Loss berisi angka-angka per-book (bersumber
dari Trial Balance Klien), Audit Adjusment, Saldo Per Audit, yang nantinya akan merupakan
angka-angka di Laporan Posisi Keuangan (Neraca) dan Laba Rugi yang sudah diaudit, serta
saldo tahun lalu (bersumber dari audit report ata kertas kerja pemeriksaan tahun lalu).
Setiap angka yang tercantum di WBS dan WPI akan didukung oleh angka-angka dalam Top
Schedule, untuk itu antara WBS, WPL dengan Top Scgedule harus dilakukan cross index.
WBS biasanya terbagi atas WBS, (untuk pos-pos asset) dan WBS (umtuk pos-pos pasiva),
sedangkan WPL berisi pos-pos Laba Rugi.
Angka-angka dalam top schedule akan didukung oleh angka-angka dalam supporting schedule,
untuk itu antara Top Schedule dan Supporting Schedule harus dilakukan Cross index. Top
Schedule akan memperlihatkan saldo Per Book (bersumber dari Trial Balance Klien), audit
adjustment, saldo per audit, serta saldo tahun lalu (bersumber dari kertas kerja pemeriksaan
tahun lalu).
Dalam Top Schedule biasanya dicantumkan kesimpulan atas pos yang bersangkutan. Sifat
perkiraan, prosedur audit yang dilakukan beserta tick mark, audit adjustment yang diusulkan
auditor dan diterima klien, harus tercantum di Supporting Schedule. Disemua Top Schedule dan
Supporting Schedule harus dicantumkan index working paper.