Laporan Praktikum Sig
Laporan Praktikum Sig
Laporan Praktikum Sig
OLEH:
ALEXANDER LATUHERU
: 2012 63 024
GLORY HUTAGALUNG
: 2012 63 060
ADAR BEBARI
: 2012 63 047
GERSON KALASUAT
INDRY NEBORE
IRENE SIHOMBING
: 2012 63
: 2012 63
: 2012 63 063
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Mata Kuliah Sistem Informasi
Geografis
Pada Program Studi S1 Teknik Pertambangan
Jurusan Teknik
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Papua
Tahun Akademik 2013/2014
Tanggal :
RONNY K. MANDIBONDIBO
Mengetahui,
Tim Dosen Pengampuh
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Sistem Informasi Geografis.
Maksud dan tujuan dari praktikum ini salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah
Sistem Informasi Geografis. Dan dapat mengetahui bagaimana cara mengaplikasikan
arcgis.
Terimakasih diucapkan kepada Dosen Pengampuh dan Asisten dosen yang telah
mengajar dan membimbing kami sehingga dapat menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu kami membutuhkan kritik
dan saran untuk mngembangkan laporan ini.
KELOMPOK VII
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN
1.3 RUANG LINGKUP
BAB II. ISI
2.1 ALAT DAN BAHAN
2.2 PROSEDUR KERJA
2.3 TABEL KERJA
2.4 PENGOLAHAN DATA
2.5 PEMBAHASAN
BAB III. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
LAMPIRAN
1. PETA TOPOGRAFI
2. PETA LERENG
3. DAFTAR KONSULTASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum tahun 1940-an analisis geografis dilakukan dengan melakukan tumpung
tindih (overlay) beberapa jenis peta pada area tertentu. Namun sejak tahun 1950-an
dikembangkan sistem digital untuk melakukan analisis dalam memecahkan
permasalahan keruangan. Hingga kini berbagai peranan Sistem Informasi Geografis
telah berkembang yang dapat digunakan untuk mengatasi berbagai aspek
permasalahan yang berkaitan dengan ruang (Zulkifli, 2007).
Pemetaan serta analisis tentang keruangan yang berbasis komputerisasi dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan yang signifikan di berbagai bidang, Salah-satunya
adalah dalam pengelolaan sumberdaya alam. Tekhnologi yang berbasis sistem
informasi geografis (SIG) ini telah menjadi alat bantu atau sarana yang digunakan
untuk mendukung proses pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan dalam
pengelolaan sumber daya alam.
ArcView GIS, merupakan salah satu pelopor perangkat lunak untuk desktop GIS dan
pemetaan. ArcView memberikan kemampuan untuk menggambarkan, menyelidiki,
menanyakan, dan analisa data geografi. Dengan tidak ada waktu untuk bekerja
dengan cara lain untuk melengkapi data, melihat pola sebelumnya, untuk mengertikan
hubungan geografi yang sebelumnya hilang, memperoleh wawasan, pemecahan
masalah, dan mencapai keberhasilan baru untuk pengetahuan atau dalam bidang
perusahaan.
Manusia menggunakan peta untuk seribu tahun lalu sampai sekarang dan
menganalisa informasi geografi. ArcView melestarikan tradisi kuno ini. ArcView
datang dengan banyak manfaat dari data siap pakai yang dapat digunakan segera
untuk membuat seratus peta yang berbeda. Tambahan data yang tersedia dari ESRI,
dari perusahaan yang berbeda, dan dari internet. Anda dapat menggunakan ArcView
untuk mengambil data dan menyimpannya dalam format file shape anda sendiri,
format ARC/INFO, dan banyak lagi format yang lain. Anda dapat juga menggunakan
ArcView untuk membuat data geografi anda sendiri. 2
Input Data
Manipulasi Data
Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu dimanipulasi agar
sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Oleh karena itu SIG mampu melakukan
fungsi edit baik untuk data spasial maupun non-spasial.
Manajemen Data
Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah pengolahan data
non-spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi penggunaan DBMS untuk
menyimpan data yang memiliki ukuran besar.
Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental SIG
dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu:
o Analisis Proximity
Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer.
SIG menggunakan proses buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer
dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian yang
ada.
o Analisis Overlay
Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda. Secara
sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu
layer untuk digabungkan secara fisik.
Visualisasi
Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir terbaik diwujudkan dalam peta atau
grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memberikan informasi geografis.
BAB II ISI
2.1 ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
GPS
Alat tulis
Pita ukur
Kompoter
2.2 PROSEDUR KERJA
Peta Kontur
A. Pembuatan Peta Kontur Menggunakan Data Digital Elevasi Model(DEM)
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa berbagai cara untuk membuat kontur.
Sekarang membuat kontur di tools spatial Analyst. Siapkan data raster ASTER
DEM atau SRTM. Langkah-langkah adalah sebagai berikut:
1. klik Arc Tools Box (kotak merah) > Spatial Analyst Tools > Surface >
contour. ingat menu Spatial Analyst Tools harus di aktifkan dulu di Menu
Tools > exction. Didalam Box contour.
2. Input surface ; masukan data ASTER DEM atau SRTM akan diolah menjadi
contur.
3. Contour interval ; ketik selang atau interval kontur berapa mis ; 12,5 25 untuk
base contour dan Z faktor biarkan saja.
4. Ouput feature ; save data hasil pengolahan
5. Save data tersebut
B. Pembuatan Peta Kontur Menggunakan Data Lapangan
Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan peta kontur apabila data yang
digunakan berasal dari pengukuran lapangan yaitu data X,Y,Z . Bagi seorang
surveyor pengukuran tanah tentunya akan di hadapkan berbagai permintaan
baik itu pengukuran 2D dan 3D. Berikut langkah demi langkah yang harus
kita lakukan dalam pembuatan peta kontur dengan data x,y,z dengan arcgis.
1. Ploting data x,y,z format exel pada menu file/add data/add x y data
2. Pada window add xy data pilih file exel dan atur x fielt, y field dan z field.
3. Atur sistim proyeksi pada tombol edit
4. Klik ok untuk memulai proses ploting
5. Seharusnya poin di arcMap sudah tampil.
6. Masuk pada arcToolboox kemudian pilih 3D Analyst tools/raster
Interpolation/IDW (pada raster interpolasi ada beberapa cara bisa di pake
IDW atau spline)
7. Pada window IDW tentukan input point features dengan file point di atas
8. Kolom Z valiu field isinkan kolom Z
9. Output raster isikan lokasi file hasil conversi dan untuk yang lainnya untuk
sementara biarkan saja
10. Klik Ok untuk memulai proses
11. Seharusnya proses tersebut menampilkan data raster hasil proses IDW
12. Untuk membuat kontur masuk pada arctoolbox/3D analyst tools/raster
surface/kontur
13. Pada window kontur pilih input raster isikan dengan hasil proses dengan IDW
di atas
14. Output polyline features isikan lokasi file kontur akan di simpan
15. Countour interval isikan nilai interval yang di inginkan, contoh untuk kontur
1m isikan nilai 1
16. Klik OK untuk memulai membuat kontur
PETA LERENG
A. Membuat Peta Lereng Dari Data Kontur
Peta lereng banyak digunakan sebagai parameter dalam penelitian. Misalnya
dalam penelitian dalam bencana longsor, diperlukan data lereng, dalam arahan
penggunaan lahan di perlukan data lereng, dsb. Pada saat kita memerlukan data
tersebut, padahal yang kita memiliki hanya data kontur maka kita dapat
membuatnya sendiri. Bahan yang diperlukan adalah;
1. Data kontur (shp format)
2. Klassifikasi lereng
3. Jika tool yang kita gunakan tidak dapat di jalankan pastikan ekstensi 3D
analyst telah kita chek.
Caranya adalah sebagai berikut;
1. Buka data kontur pada arcMap, pastikan proyeksi sudah terdefine (projections
dengan format UTM lebih baik karena ketelitian akan lebih tinggi).
2. Buka tool topo to raster pada toolbox, convert data kontur vektor menjadi data
raster.
3. Data raster yang telah dibuat kemudian kita olah lagi menjadi data lereng
dengan menjalankan tool slope pada 3D analyst
4. Kelas yang terbentuk pada peta slope kemudian di kelaskan kembali dengan
tool reclassify, masukan kelas yang sudah siapkan sebelumnya
5. Hasil dari reclassify merupan peta lereng yang telah jadi dengan format raster,
akan tetapi kebanyakan kita menggunakan data vektor, jadi langkah terakhir
adalah mengubahnya menjadi data vektor dengan tool raster to polygon
6. Data lereng sudah siap digunakan untuk analisis
Jika langakah di atas belum dapat dilakukan maka dapat dilakukan dengan cara di
bawah ini;
1. Menampilkan data kontur.
Setelah data kontur dibuka selanjutnya kita akan merubah data kontur menjadi
data DEM. Caranya buka arcToolbox-3D analyst-raster interpolation- topo to
raster. Masukan data kontur pada input, kemudian cell size yang di inginkan
semakin kecil cell size, data semakin teliti setelah dijalankan maka akan
muncul window seperti di bawah ini.
1
2
3
4
5
6
7
8
Koordinat Sumur
Bujur Timur
Deti
k
Derajat Menit
50,
2
134
3
46,
6
134
3
50,
8
134
3
46,
2
134
3
37,
2
134
3
43,
8
134
3
50,
4
134
3
0,3
134
4
134
10
11
134
134
3
4
12
134
3,2
56,
6
5,9
53,
5
Lintang Selatan
Deraj
at
Meni
t
Data Sumur
Keterangan
Kedalaman
Sumur
Muka
Air
22
belakang gereja
54
21
12
depan gereja
1,9
12,
1
23
13
germepti
24
12
sanggeng dalam
7,5
24,
8
38
18
sanggeng dalam
22
sanggeng dalam
3,7
29
22,
6
22
24
4
3
1
1
sanggeng dalam
gereja sion
23
BLK
9,3
3,1
54,
4
24
17
15
17
2
2
13
BLK
angkatan laut
pasar
sanggeng
51
Deti
k
55,
3
51
52
52
52
52
0
0
52
52
52
0
0
52
52
51
Eleva
si
(m
dpl)
2. 134 +
3
60
46,6
3600
= 134,0629444
3. 134 +
3
60
50,8
3600
= 134,0641111
4. 134 +
3
60
46,2
3600
= 134,0628333
5. 134 +
3
60
37,2
3600
= 134,0603333
6. 134 +
3
60
43,8
3600
= 134,0621667
7. 134 +
3
60
50,4
3600
= 134,064
8. 134 +
4
60
0,3
3600
= 134,06675
9. 134 +
4
60
3,2
3600
= 134,0675556
10. 134 +
3
60
56,6
3600 = 134,0657222
11. 134 +
4
60
5,9
3600 = 134,0683056
12. 134 +
3
60
53,5
3600 = 134,0648611
51
60
55,3
3600
= 0,865361111
2. 0 +
51
60
54
3600
= 0,865
3. 0 +
52
60
1,9
3600
= 0,867194444
4. 0 +
52
60
12,1
3600
= 0,870027778
5. 0 +
52
60
7,5
3600
= 0,86875
6. 0 +
52
60
24,8
3600
= 0,873555556
7. 0 +
52
60
3,7
3600
= 0,867694444
8. 0 +
52
60
29
3600
= 0,874722222
52
9. 0 + 60
22,6
3600
= 0,872944444
10. 0 +
52
60
9,3
3600
= 0,86925
11. 0 +
52
60
3,1
3600
= 0,867527778
12. 0 +
51
60
54,4
3600
= 0,865111111
2.5 PEMBAHASAN
Data yang di perolah didapat dari lapangan. Yang berada pada lokasi sanggeng. Data
yang diambil mengggunakan GPS, dengan melahat bujur timur,lintang selatan,
elevasi dan kedalaman sumur. Data tersebut diolah dengan menggunakan rumus:
menit
det ik
X= derajat +
+ 3600
60
Untuk mengubah data menjadi desimal menggunakan rumus tersebut. Sesudah data di
ubah kemudian data di olah lagi pada perangkat lunak softwer arcgis, untuk
mengetahui peta topografi.