3D Analyze-Digital Elevation Model Digit PDF
3D Analyze-Digital Elevation Model Digit PDF
3D Analyze-Digital Elevation Model Digit PDF
Acara IV
Disusun Oleh :
NIM : 130721616013
JURUSAN GEOGRAFI
APRIL 2016
ACARA IV
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami fungsi 3D analysis dan Spatial Analyst Tools yang
berbasis interpolation dan berbasis surface menggunakan ArcMap 10.1.
2. Mahasiswa dapat melakukan fungsi spatial interpolation termasuk didalamnya
adalah Kriging, IDW, Natural Neighbor, Spline, dan Trend pada titik tinggi kota
malang menggunakan ArcMap 10.1.
3. Mahasiswa dapat melakukan fungsi spatial surface termasuk didalamnya Slope,
Aspect, Hillshade, dan Viewshed pada titik tinggi kota malang menggunakan
ArcMap 10.1.
4. Mahasiswa dapat melakukan fungsi Data Management termasuk didalamnya
pembuatan data TIN menggunakan data titik tinggi kota malang melalui fungsi
dalam ArcMap 10.1.
5. Mahasiswa dapat menghasilkan grafik profil (profile graphs) dan line of sight pada
titik tinggi kota malang dan data TIN menggunakan ArcMap 10.1.
6. Mahasiswa mampu melakukan dan memahami fungsi kenampakan 3D pada data
TIN hasil management data titik tinggi kota malang menggunakan ArcScene 10.1.
II. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1) Laptop HP Pavilion G4 AMD A4-3305M APU with Radeon HD Graphics.
2) ArcGIS ArcMap 10.1
3) ArcGIS ArcScene 10.1
4) Microsoft Word 2016
B. BAHAN
1) Titik Tinggi Kota Malang (berdasarkan turunan digitasi citra ataupun data
lainnya yang mendukung elevasi)
2) Titik Pengamatan Kota Malang
3) Data TIN
III. DASAR TEORI
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang
selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang
digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff,
Laporan Praktikum Sistem Informasi Geografi – Muhammad Raad Assidiqy 2
1989). BAKOSURTANAL menjabarkan SIG sebagai kumpulan yang terorganisir dari
perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi, dan personel yang didesain
untuk memperoleh, menyimpan,memperbaiki, memanipulasi, menganalisis, dan
menampilkan semua bentuk informasi yang berefernsi geografi. Sedangkan menurut
ESRI, SIG Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data
geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk
menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi,
mengintegrasikan, meng analisis, dan menampilkan data dalam suatu informasi
berbasis geografis (ESRI, 1990).
SIG merupakan perangkat yang selalu diasosiasikan dengan sistem yang berbasis
komputer, meskipun pada praktiknya SIG akan dikerjakan secara manual (seperti halnya
proses digitasi maupun databases), SIG yang berbasis komputer akan sangat membantu
ketika data geografis merupakan data yang besar (dalam jumlah dan ukuran) dan terdiri
dari banyak tema yang saling berkaitan (GIS konsorsium Aceh Nias, 2007:7).
Sedangkan SIG berbasis manual cenderung digunakan sebagai input fungsi koreksi
terhadap output yang dihasilkan oleh SIG berbasi computer.
SIG mempunyai kemampuan untuk menghubungkan dan menggabungkan
berbagai jenis dan kualitas data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya,
menganalisa dan akhirnya memetakan hasilnya. Data yang akan diolah pada SIG
merupakan data spasial yaitu sebuah data yang berorientasi geografis dan merupakan
lokasi yang memiliki sistem koordinat tertentu, sebagai dasar referensinya. Terdapat dua
bentuk komponen data spasial yang penting kaitannya dengan SIG, yaitu:
Informasi lokasi atau informasi spasial. Contoh yang umum adalah informasi lintang
dan bujur, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. Contoh lain dari
informasi spasial yang bisa digunakan untuk mengidentifikasikan lokasi misalnya adalah
Kode Pos.
Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial. Suatu lokalitas bisa
mempunyai beberapa atribut atau properti yang berkaitan dengannya; contohnya jenis
vegetasi, populasi, pendapatan per tahun (Purwantara, 2010:5). Sehingga aplikasi SIG
dimungkinkan untuk dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti; lokasi, kondisi, trend,
pola dan pemodelan. Kemampuan inilah yang membedakan SIG dari sistem informasi
lainnya.
Salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk membantu dalam pengolahan
data spasial dalam sistem informasi geografis adalah ArcGIS. ArcGIS adalah salah satu
software yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institute)
Trend
Trend adalah analisis interpolasi yang menggunakan basis seperti penggunaan
kelompok tertentu, karena memang dalam analisis ini menggunakan array of point
berdasarkan ketinggiannya masing masing dalam analisisnya. Apabila dalam analisis
lainnya ditekankan pada masing-masing data yang dimiliki, namun dalam analisis trend,
data kembali digolongkan secara semi vertical dalam interval elevasi yang sudah
ditekankan dan bukan bukan secara alur mengikuti pola dimana titik point yang
memiliki data ketinggian, namun diakumulasikan secara merata seperti interpolasi data
homogeny.
Sesuai dengan peningkatan polynomial, permukaan menjadi cocok secara
progresif dan lebih kompleks. Polynomial yang lebih tinggi tidak selalu akan
memberikan keakuratan pada surfacenya, namun tergantung pada datanya. Beberapa
input dataset mempunyai beberapa kesamaan koordinat X dan Y. Jika nilai dari point
memiliki kesamaan lokasi, maka keduanya atau ketiganya digolongkan sebagai duplikasi
dan tidak memiliki dampak terhadap hasil luarannya. Jika nilainya memiliki perbedaan,
maka dianggap sebagai data yang kebetulan sama. Variasi tools interpolasi akan
menyebabkan perbedaan kondisi luaran data yang akan dihasilkan, sebagai contohnya,
data yang kebetulan sama atribut point nya memerlukan kalkulasi tertentu, sedangkan
dalam analisis lainnya penggunaan point paling akhir sangat dimungkinkan. Hal tersebut
akan dapat menyebabkan beberapa lokasi pada data raster keluaran memiliki nilai yang
berbeda daripada yang dapat kita prediksi. Solusinya adalah dengan menyiapkan data
dengan cara menghapus data yang kebetulan sama tadi.
Analisis Surface (Digital Surface Model-DSM)
Analisis surface dalam praktikum kali ini tercakup beberapa aspek utama, yaitu
slope, aspect, hillshade, dan viewshed. Keempatnya memiliki perbedaan dalam hal hasil
luarannya, dan proses pembuatannya. Dibawah ini akan dijabarkan secara detail
mengenai keempat aspek tersebut, baik mengenai hasil maupun hal-hal yang spesifik
ditemukan dalam praktikum keempat.
Slope
Slope pada umumnya dalam system informasi geografi banyak dikaitkan
sebagai analisis Slope and Orientation Indicators. Slope and Orientation Indicators
Secara basis, antara analisis bayangan dengan radiasi dalam penggambaran dan
permodelannya. Untuk radiasi proses permodelan mencakup fase bias dari bentukan
yang terkena penyinaran atau sorotan. Sehingga daerah tercover jauh lebih besar
dibandingkan dengan analisis shading atau hillshade. Untuk hillshade, karena hanya
mempertimbangkan aspek bayangannya saja, maka tidak mengakumulasi bias. Namun
secara umum kedua analisis ini digunakan dalam prediksi insolasi dan cakupan
penyinaran matahari.
Titik pandang hillshade dalam praktikum kali ini terbagi atas 3 titik utama, yaitu
sudut kanan bawah, tengah dan sudut kiri atas data DEMnya. Hal ini ditunjukkan
sebagai bayangannya atau shade cenderung sedikit menyebar kearah sudut kiri bawah
Maka dapat dilihat pada gambar diatas bahwa dari satu titik pandang tertentu, maka
terdapat bagian yang tidak dapat dijangkau melalui view point yang sudah ditentukan,
yaitu pada bagian belakang bentukan atau permukaan yang tinggi. Sehingga dapat
diasumsikan bahwa apabila kita menentukan titik yang sangat tinggi, maka yang terjadi
adalah jumlah visibility yang dapat nampak adalah akan jauh lebih besar, namun
cenderung terkelompok, namun juga jumlah non visibility akan mengelompok.
Meskipun jumlah visibility lebih besar, sebarannya cenderung rendah, dan pada bagian
shadenya tetap tidak dapat terjangkau, kecuali view pointnya pada ketinggian yang
ekstrim (extremely high cone), maka prespektif akan dapat secara penuh terakumulasi.
Sedangkan apabila kita menentukan titik tidak terlampau tinggi, maka jumlah visibility
akan lebih sedikit, namun sebarannya cenderung lebih banyak karena banyak titik yang
cenderung miss atau tidak nampak.