Pengertian Idhafah
Pengertian Idhafah
Pengertian Idhafah
Terhadap Nun yang mengiringi huruf tanda irob atau terhadap Tanwin dari pada
kalimah yg dijadikan Mudhaf, maka buanglah! demikian seperti contoh: THUURI
SIINAA = Gunung Sinai.
Jar-kanlah! lafazh yg kedua (Mudhof Ilaih). Dan mengiralah! makna MIN atau FIY
bilamana tidak pantas kecuali dengan mengira demikian. Dan mengiralah! makna LAM
<ke bait selanjutnya>.
pada selain keduanya (selain mengira makna Min atau Fiy). Hukumi Takhshish bagi
lafazh yg pertama (Mudhaf) atau berilah ia hukum Tarif sebab lafazh yg mengiringinya
(Mudhaf Ilaih).
Setelah Bab Majrur sebab Huruf, selanjutnya Mushannif membahas tentang Majrur sebab Idhofah.
Pengertian Idhafah/Susunan Mudhaf dan Mudhof Ilaih adalah: Penisbatan secara Taqyidiyah
(pembatasan) di antara dua lafazh yang mengakibatkan lafazh terakhir selalu di-jar-kan.
Contoh kita mengatakan:
KITABUN* = Kitab/Buku
*Lafazh KITAABUN di sini masih bersifat Mutlak/umum belum ada Taqyid/pembatasan.
Contoh apabila kita berkata:
Apabila dikehendaki Isim mudhaf pada Isim lain, maka perhatikan hukum-hukum yg berkenaan
dengan Idafah, sebagai berikut:
Hukum Idhafah Pertama:
Wajib membuang Tanwin pada akhir kalimah isim yg menjadi Mudaf. apabila sebelum dijadikan Mudof
ia mempunyai Tanwin.
Contoh sebelum susunan Idofah:
ROKIBTU SAYYAAROTAN JADIIDATAN* = aku mengendarai Mobil Baru
Contoh menjadi Mudhaf tanwinnya dibuang:
ROKIBTU SAYYAAROTA ZAIDIN* = aku mengendarai Mobilnya Zaid.
Juga wajib membuang NUN pada akhir Isim Mutsanna, Jamak Mudzakkar Salim, dan Mulhaqmulhaqnya, apa dimudhofkan. yaitu huruf NUN yg mengiringi huruf Tanda Irob (yakni Nun yg ada
setelah Wawu/Ya pada Jamak Mudzakkar Salim, atau Alif/Ya pada Isim Tatsniyah). contoh:
YASIIRUN-NAASA ALAA JAANIBAYISY-SYAARI* = orang-orang berjalan di dua sisi pinggir
jalan raya.
HAAMILUL-ILMI MUHTAROMUUN* = orang yg punya ilmu mereka dihormati.
Jika Huruf NUNnya bukan Nun Tatsniyah atau Nun Jamak yakni bukan Nun yg mengiringi Huruf tanda
Irob, maka tidak boleh membuangnya. contoh:
AL-MUHAAFAZHOTU ALASH-SHOLAATI UNWAANUL-ISTIQOOMAH* = menjaga sholat
adalah pertanda istiqomah.
Hukum Idofah Kedua:
Irob Jar bagi Mudhaf Ilaih. Adapun amil Jar-nya adalah lafazh yg menjadi Mudhaf -demikian menurut
Qoul yg shahih- alasannya: Lafazh Dhamir yg menjadi Mudhaf Ilaih dapat bersambung langsung
dengan lafazh yg menjadi Mudhaf, yang mana dhamir tsb tidak akan bersambung kecuali kepada
Amilnya, contohnya:
KITAABUKA JADIIDUN = Kitabmu baru.
Hukum Idhafah ketiga:
Wajib menyimpan Huruf Jar Asli yg ditempatkan antara Mudhaf dan Mudhaf Ilaih. Untuk memperjelas
hubungan pertalian makna antara Mudaf dan Mudhaf Ilaeh-nya. Huruf-huruf simpanan tersebut
berupa MIN, FIY dan LAM.
1. Idhafah menyimpan makna huruf MIN Lil-Bayan apabila Mudhaf Ilaih-nya berupa jenis dari
Mudhaf. contoh:
KHOOTAMU DZAHABIN = cincin dari emas
Takdirannya adalah KHOOTAMUN MIN DZAHABIN
2. Idhafah menyimpan makna huruf FIY Liz-Zharfi apabila Mudhaf Ilaih-nya berupa Zhorof bagi
lafazh Mudhof. contoh:
UTSMAANU SYAHIIDUD-DAARI = Utsman Ra. adalah seorang yg mati Syahid di rumah.
Takdirannya adalah UTSMAANU SYAAHIDUN FID-DAARI.
Atau berupa Zharaf Zaman.
Contoh ayat dalam Al-Quran:
HADZAA KITAABU ZAIDIN = ini kitab milik Zaid
Takdirannya: HADZAA KITAABUN LI ZAIDIN.
LAM berfungsi sebagai Lil-Mulk/Lil-Ikhtishosh Kepemilikan/Kewenangan.
Demikian Hukum-hukum yg berhubungan dengan Idhafah maknawi belum Idhofah Lafzhi yg akan
dijelaskan pada bait-bait selanjutnya, berikut hukum-hukum Idhofah yg belum disebut disini.