Klasifikasi Bandotan
Klasifikasi Bandotan
Klasifikasi Bandotan
CONTACT US
SITEMAP
PRIVACY POLICY
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai gudangnya tanaman obat sehingga mendapat
julukan live laboratory. Sekitar 30.000 jenis tanaman obat dimiliki Indonesia.
Dengan kekayaan flora tersebut, tentu Indonesia memiliki potensi untuk
mengembangkan produk herbal yang kualitasnya setara dengan obat modern.
Akan tetapi, sumber daya alam tersebut belum dimanfaatkan secara optimal
bagi kepentingan masyarakat. Baru sekitar 1200 species tanaman obat yang
dimanfaatkan dan diteliti sebagai obat tradisional. Beberapa spesies tanaman
obat yang berasal dari hutan tropis Indonesia justru digunakan oleh negara
lain. Sebagai contoh adalah para peneliti Jepang yang telah mematenkan
sekitar 40 senyawa aktif dari tanaman yang berasal dari Indonesia. Bahkan
beberapa obat- obatan yang bahan bakunya dapat ditemukan di Indonesia
telah dipatenkan dan diproduksi secara besar-besaran di negara lain sehingga
memberi keuntungan yang besar bagi negara tersebut.
Wedusan atau bandotan yang dalam bahasa latin disebut Ageratum
Conizoides L. merupakan salah satu dari sekian banyak jenis tanaman obat
yang ada di Indonesia. Tanaman obat ini adalah sejenis gulma pertanian
anggota suku Asteraceae. Terna semusim ini berasal dari Amerika tropis,
khususnya Brazil, akan tetapi telah lama masuk dan meliar di
wilayah Nusantara. Disebut juga sebagai babandotan atau babadotan (Sd.);
wedusan (Jw.); dus-bedusan (Md.); serta Billygoat-weed, Goatweed, Chick
weed, atau Whiteweed dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini mendapatkan
namanya karena bau yang dikeluarkannya menyerupai baukambing
( http://id.wikipedia.org/wiki/Bandotan ).
A. Kajian Teori
Pengobatan secara tradisional tertua yang tercatat dalam sejarah yaitu
pada Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai
penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates ( tahun 466 sebelum masehi )
membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam
De Materia Medica. Orang- orang Yunani kuno juga telah melakukan
pengobatan herbal. Zaman Mesir kuno ( tahun 2500 sebelum masehi ) yang
ditulis dalam Papyrus Ehers meyebutkan Sejumlah besar resep penggunaan
produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit
dan diagnosanya, Pada saat itu, para pendeta Mesir kuno telah melakukan
dan mempraktekkan pengobatan Herbal.
SKN (Sistem Kesehatan Nasional) juga menyatakan bahwa pengobatan
tradisional yang terbukti berhasil guna dan berdayaguna terus dilakukan
pembinaan dan bimbingan serta dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan
masyarakat. UU kesehatan No. 23 Tahun 1992 pasal 47 menyatakan
pengobatan tradisional yang mencakup cara, obat dan pengobatan atau
perawatan cara lainnya dapat dipertanggung jawabkan maknanya. Sumber
pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait, (Young, 1980)
Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor, yaitu pengobatan rumah
tangga/ pengobatan sendiri menggunakan obat, obat tradisional, atau cara
tradisional, pengobatan medis yang dilakukan oleh oleh perawat, dokter,
puskesmas, atau rumah sakit, serta pengobat tradisional. Dalam pemilihan
sumber pengobatan di susunlah suatu criteria tentang sumber pengobatan
tersebut. (Young, 1980), Kriteria yang digunakan untuk memilih sumber
pengobatan adalah pengetahuan tentang sakit dan pengobatannya, keyakinan
terhadap obat/ pengobatan, keparahan sakit, dan keterjangkauan biaya dan
jarak. Dari empat kriteria tersebut, keparahan sakit menduduki tempat yang
dominan. Sebagaimana diketahui bahwa pola penyakit di Indonesia (bahkan di
dunia) telah mengalami pergeseran dari penyakit infeksi (yang terjadi sekitar
tahun 1970 ke bawah) ke penyakit-penyakit metabolik degeneratif (sesudah
tahun 1970 hingga sekarang).
Hal ini seiring dengan laju perkembangan tingkat ekonomi dan peradaban
manusia yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi
dengan berbagai penemuan baru yang bermanfaat dalam pengobatan dan
peningkatan kesejahteraan umat manusia. Dalam data statistik tentang
kematian akibat efek samping obat-obatan yang diperoleh, Isa (2009:1)
mengatakan, Untuk mengatasi penyakit mereka mengutamakan cepat sembuh
walaupun cuma sesaat. Pola hidup ini harus di bayar mahal. Di Amerika saja,
efek samping obat obatan bertanggung jawab atas kematian 100.000 pasien
setiap hari.
sendok
teh
garam.
Cara meracik: Daun dan batang bandotan dicuci hingga bersih lalu ditumbuk
bersama nasi dan garam. Buatlah adonan seperti bubur kental.
Cara pemakaian: Tempelkan ramuan tersebut pada bagian sendi yang bengkak
lalu dibalut. Biarkan selama 1-2 jam, lalu balutan tersebut dilepaskan.
Pengobatan ini dilakukan 2-3 kali sehari sampai sembuh.
5. Pendarahan rahim, sariawan, dan bengkak karena memar
Bahan
yang
diperlukan:
10-15
gr
herba
bandotan.
Cara meracik: Bahan tersebut dicuci hingga bersih, lalu direbus dalam 2 gelas
air sampai mendidih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, kemudian disaring.
Cara pemakaian: Air saringannya diminum sekaligus dan lakukan 2-3 kali
sehari.
6. Tumor rahim
Bahan
yang
diperlukan:
15-30
gr
herba
bandotan
kering.
Cara meracik: Bahan tersebut direbus dalam 3 gelas air sampai mendidih
hingga tersisa 1 gelas.
Cara pemakaian: Air rebusan diminum setiap hari sebanyak 1 gelas.
7. Sakit tenggorokan
Bahan
yang
diperlukan:
30-60
gr
daun
bandotan
segar.
Cara meracik: Daun bandotan tersebut dicuci hingga bersih lalu ditumbuk
sampai halus. Selanjutnya diperas dan disaring. Tambahkan larutan gula batu
ke dalam air perasan secukupnya dan diaduk sampai merata.
Cara pemakaian: Ramuan tersebut diminum 3 kali sehari sampai sembuh.
8. Malaria dan influenza
Bahan
yang
diperlukan:
15-30
herba
bandotan
kering.
Cara meracik: Bahan tersebut direbus dalam 2 gelas air sampai mendidih
hingga
tersisa
1
gelas.
Setelah
dingin
lalu
disaring.
Cara pemakaian: Air saringannya diminum 2 kali sehari sampai sembuh.
9. Perut kembung, mulas dan muntah
Bahan yang diperlukan: 1 tanaman bandotan ukuran sedang lalu dipotongpotong seperlunya.
Cara meracik: Bahan tersebut dicuci hingga bersih, lalu direbus dalam 3 gelas
air sampai mendidih hingga tersisa 1 gelas. Dinginkan dan disaring.
Cara pemakaian: Air saringannya diminum 2-3 kali sehari dan dilakukan
sampai sembuh
(http://tokodeli.com/obat-herbal/bandotan-ageratum-conyzoides/)
D. Kegunaan dan kerugian tanaman obat tradisional
a. Manfaat tanaman obat tradisional
1. Tidak Menimbulkan Efek Samping
Obat herbal benar-benar merupakan produk alami yang telah tersedia di alam.
Pengolahan obat ini pun dilakukan secara alami, bahkan tradisional, tanpa
pencampuran bahan kimia atau sintetis. Oleh sebab itulah, dapat dipastikan
bahwa obat-obatan herbal sama sekali tidak memiliki efek samping sehingga
sangat aman digunakan.
2. Bebas Racun
Obat-obatan kimia atau obat farmasi merupakan racun sehingga tidak boleh
dikonsumsi secara sembarang. Namun, ada yang berbeda dari obat herbal.
Yaitu, bebas racun. Dengan demikian, obat herbal sangat aman dikonsumsi
oleh siapa pun. Bahkan, obat herbal dapat dijadikan sebagai peluruh racun di
dalam tubuh atau detoksifikasi.
3. Menghilangkan Akar Penyakit
Umumnya, obat-obatan kimia hanya bekerja untuk menyembuhkan gejala
penyakit. Namun, tidak demikian dengan obat-obatan herbal. Selain
menyembuhkan gejala penyakitnya, obat-obatan herbal bekerja hingga
menghilangkan akar penyakitnya.
Cara kerja yang berbeda ini disebabkan efek obat herbal yang bersifat
menyeluruh (holistik). Akhirnya, pengobatan tidak hanya terfokus pada
penghilangan penyakit, tetapi juga pada peningkatan sistem kekebalan tubuh
sebagai cara untuk melawan penyakit
4. Mengandung Banyak Khasiat
Misalnya, jintan hitam atau yang lebih terkenal dengan sebutan
habbatussauda yang dapat menyembuhkan asam urat, migren, diabetes,
hepatitis, bahkan kanker. Contoh lain, bawang putih yang bersifat anti
virus serta mampu menguatkan jantung dan menurunkan kolesterol.
b. Kerugian tanaman obat tradisional
Disamping berbagai keuntungan, bahan obat alam juga memiliki beberapa
kelemahan yang juga merupakan kendala dalam pengembangan obat
tradisional (termasuk dalam upaya agar bisa diterima pada pelayanan
kesehatan formal). Adapun beberapa kelemahan tersebut antara lain : efek
farmakologisnya yang lemah, bahan baku belum terstandar dan bersifat
higroskopis serta volumines, belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar
berbagai jenis mikroorganisme. Menyadari akan hal ini maka pada upaya
pengembangan OT ditempuh berbagai cara dengan pendekatan-pendekatan
tertentu, sehingga ditemukan bentuk OT yang telah teruji khasiat dan
keamanannya, bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah serta memenuhi
indikasi medis; yaitu kelompok obat fitoterapi atau fitofarmaka Akan tetapi
untuk melaju sampai ke produk fitofarmaka, tentu melalui beberapa tahap (uji
farmakologi, toksisitas dan uji klinik) hingga bisa menjawab dan mengatasi
berbagai
kelemahan
tersebut.
Efek farmakologis yang lemah dan lambat karena rendahnya kadar senyawa
aktif dalam bahan obat alam serta kompleknya zat balast/senyawa banar yang
umum terdapat pada tanaman. Hal ini bisa diupayakan dengan ekstrak
terpurifikasi, yaitu suatu hasil ekstraksi selektif yang hanya menyari senyawasenyawa yang berguna dan membatasi sekecil mungkin zat balast yang ikut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB 5. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kuliah lapang yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
bahwa banyak tumbuhan disekitar kita yang terlihat hanya seperti rumput
biasa, ternyata memiliki manfaat sebagai tanaman obat yang dapat sangat
membantu, salah satunya adalah wolio atau Ageratum conizoides L.
Ageratum conizoides L. hidup di dataran dengan ketinggian 1-2000m dari
permukaan laut, dan memiliki cirri-ciri morfologi
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
B. Saran
dengan
Demi terlaksananya kegiatan kuliah lapang yang lebih baik di masa yang
akan datang, kami sebagai mahasiswa sangat mengharapkan dukungan
penuh daari pihak kampus. Kami juga berharap kegiatan seperti ini bukan
hanya menjadi inisiatif dari dosen yang bersangkutan, namu juga bisa menjadi
program yang memang sudah ada dalam proses embelajaran.
Tanaman obat merupakan alternative yang murah serta mudah untuk
diperoleh, kami sangat mengharapkan adanya kerjasama antara masyarakat
dan pemerintah setempat untuk membudidayakan tanaman obat agar dapat
lebih dimanfaatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Azwar. 1992. Antropologi Kesehatan Indonesia, Pengobatan
Tradisional. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Badan Pusat Statistik. 2001. Statistik Kesejahteraan Rakyat (Welfare
Statistics) 2000.Jakarta: 46-73
Hariana, H. Arief. (2006). Tumbuhan Obat & Khasiatnya 3. Jakarta:Swadaya.
http://ellynk.damayanti.staff.ipb.ac.id/files/2010/12/E03495038.pdf
http://emprorerfaisal.blogspot.com/2012/03/karya-ilmiah-tentang-pengaruhtanaman.html#ixzz1q2i1YLRB
http://floranegeriku.blogspot.com/2011/06/bandotan-ageratum-conyzoidesl.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_obat_keluarga
http://kompas.co.id/kompas- cetak/0305/11/Fokus/ 306422.htm - 42k ,
edisi 31 Mei 2003, diakses 29 april 2015.
http://marktambunan.blogspot.com/2011/11/herbarium-bandotanageratum-conyzoides.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3700/1/fkm-zulkifli5.pdf
http://tutorjunior.blogspot.com/2009/10/babadotan-ageratumconyzoides.html
http://www.anneahira.com
http://www.depkes.go.id
http://www.plantamor.com/index.php?plant=44
http://www.rain-tree.com/ageratum.htm
Isa. 2009. Gaya Hidup Sehat Alami. Jakarta: Tiens
Kompas, BPOM Pekanbaru Tarik 9.708 Kotak Obat Tradisional dari
Peredaran,
About Me
Adi Bramasta
View my complete profile
Blog Archive
2016 (18)
o July (7)
o June (11)
Metabolit Sekunder
Makalah Terpenoid
Sistem otot
My Blog List
Translate
Diberdayakan oleh
Terjemahan
Total Pageviews
1068
Popular Posts
Jumlah tenaga
Sistem otot
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri at...
Makalah TBC
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyakit penyebab kematian
utama yang disebabkan oleh infeksi, adalah Tuberkulos...
Metabolit Sekunder
Metabolit sekunder Kopi mengandung metabolit sekunder berupa kafein . Metabolit
sekunder adalah senyawa metabolit ...
Makalah Terpenoid
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terpenoid terdiri atas beberapa macam
senyawa, mulai dari komponen minyak atsiri, yaitu monot...