Penetapan Rumus Molekul Senyawa Kompleks
Penetapan Rumus Molekul Senyawa Kompleks
Penetapan Rumus Molekul Senyawa Kompleks
(652009012)
(652009005)
REAKSI
CARA KERJA
1. 4 gram (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O dilarutkan dengan 12,5 ml akuades kemudian ditambahkan
0,25 ml H2SO4 2 M (larutan 1).
2. 2,5 gram H2C2O4.2H2O dilarutkan dengan 15 ml akuades (larutan 2).
3. Larutan 2 dicampurkan ke dalam larutan 1 kemudian dipanaskan.
4. Setelah dingin, endapan kuning yang terbentuk disaring lalu dicuci dengan akuades panas
lalu dengan aseton.
5. Kristal yang terbentuk dikeringkan (dioven) selama 1 malam kemudian ditimbang massa
kristal dan dihitung % rendemennya.
6. Dilakukan standarisasi KMnO4 0,02 M dengan cara 0,05 gram asam oksalat ditambah 10
ml H2O dan 10 ml H2SO4 2 M dipanaskan sampai suam-suam kuku lalu dititrasi dengan
KMnO4 kemudian dicatat volume titrasinya (triplo).
7. 0,1 gram kristal dalam 10 ml H 2SO4 2 M dipanaskan sampai suam-suam kuku kemudian
dititrasi dengan KMnO4 standar (duplo).
8. 1 gram serbuk seng ditambahkan pada larutan hasil titrasi kemudian dipanaskan selama
10 menit.
9. Larutan diuji dengan menambahkan 1 tetes thiosianat, jika tidak berwarna merah maka
pemanasan dihentikan.
10. Endapan disaring kemudian residunya dicuci dengan sedikit H2SO4 encer.
11. Filtrat dititrasi dengan KMnO4 standar (duplo).
= 44,49 gram
= 46,31 gram
Massa kristal
= 1,85 gram
Perhitungan :
Massa (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O = 4 gram (Mr = 392,14 g/mol)
4 gram
massa H 2 C 2 O4 .2 H 2 O
2,5 gram
0,0198 mol
Mr
126,02 g / mol
m:
0,0102
0,0198
r:
-0,0102
-0,0102
0,0102
s:
0,0096
0,0102
Mol FeC2O4.2H2O
= 0,0102 mol.
Mr FeC2O4.2H2O
= 180 g /mol
Rendemen =
1,85
massa kristal
100% = 1,8360 100% 100,76 %
massa teoritis
I
0
8,2
8,2
II
8,2
16,3
8,1
Perhitungan :
5H2C2O4 + 2MnO4- + 6 H+ 2Mn2+ + 10 CO2 + 8 H2O
mol H2C2O4 =
massa H 2 C 2 O4 .2 H 2 O
0,05 gram
3,97.10 4 mol
Mr
126,02 gram / mol
mol KMnO4 =
M KMnO4 =
2
2
mol H2C2O4 = 3,97.10 4 1,59.10 4 mol
5
5
0,0195M
Vol .KMnO4
8,15.10 3 l
II
30,4
32,4
2
5
2,122.10-4 mol = 5,305.10-4 mol
2
= 5 mol MnO4-
II
16,4
21,3
4,9
0,0281 gram
100% 28,1% w w
0,1 gram
0,0467 gram
100% 46,7 % w w
0,1 gram
0,0252
100% 25,2% w w
0,1
: 0,0014
=1
: 2,79
1,06
Angka perbandingan ini sangat sukar untuk diubah menjadi bilangan bulat sehingga perlu
dibuat suatu asumsi bahwa perbandingan mol Fe2+: C2O42-: H2O adalah 1 : 1 : 3.
Dengan demikian, rumus empiris senyawa kompleks yang dihasilkan adalah FeC2O4.3H2O
PEMBAHASAN
Percobaan ini dimulai dengan melakukan standarisasi KMnO 4, yang bertujuan untuk
menetapkan konsentrasi KMnO4 yang sebenarnya, mengingat bahwa KMnO4 merupakan
senyawa yang tidak stabil sebab sifatnya sebagai oksidator. Standarisasi KMnO 4 dilakukan
dengan menggunakan asam oksalat sebagai standar primer.
Pada percobaan pembuatan senyawa kompleks besi (II) oksalat akan dilakukan dengan
mereaksikan antara amoniumferosulfat dengan asam oksalat. Amoniumferosulfat merupakan
garam ionik yang larut dalam air. Oleh karena itu, ketika amoniumferosulfat ditambah akuades
maka akan terbentuk ion NH4+, Fe2+, dan SO42-. Penambahan asam sulfat bertujuan untuk
memperbesar kelarutan garam tersebut. Ketika asam oksalat ditambahkan ke dalam larutan
amoniumferosulfat maka anion oksalat akan segera berformasi di dalam struktur Fe 2+ melalui
mendonorkan 2 pasang elektron dari dua atom oksigennya. Dengan demikian, anion oksalat
berperan sebagai ligan bidentat.
Dari hasil percobaan diperoleh massa kristal besi (II) oksalat sebesar 1,85 gram
sedangkan massa kristal secara teoritis sebesar 1,836 gram sehingga % rendemen yang didapat
sebesar 100,7 %. Hasil kristal yang diperoleh sangat banyak sehingga % rendemen di atas 100
%. Ini berarti hasil kristal talah terkontaminasi oleh pengotor-pengotor yang menyebabkan
massanya bertambah. Kesalahan ini dapat disebabkan karena kekurangtelitian dalam
penimbangan bahan-bahan yang digunakan dan kurang tepat dalam mengambil larutan
sehingga menimbulkan kesalahan dalam hasil akhir.
Setelah melakukan standarisasi KMnO4 maka dilanjutkan dengan melakukan titrasi 0,1
g kristal dalam 10 ml H2SO4 2 M dan dipanaskan sampai suam-suam kuku lalu dititrasi dengan
KMnO4 standar. Dari titrasi kedua ini diperoleh volume titrasi sebesar
titrasi dilanjutkan dengan menambahkan 1 g serbuk Zn pada larutan dan diperoleh volume
titrasi sebesar 1,95 ml. Penambahan serbuk Zn berguna untuk mereduksi ion Fe 3+ menjadi ion
Fe2+. Setelah penambahan serbuk Zn dilakukan uji thiosianat untuk mengetahui apakah larutan
masih mengandung Fe3+. Warna merah menunjukkan bahwa larutan masih mengandung ion
Fe3+, tetapi dalam percobaan tidak didapati warna merah sehingga pemanasan dapat dihentikan
dan larutan dapat langsung ditambah dengan 10 ml H2SO4 dan dititrasi dengan KMnO4 standar
sampai merah muda.
JAWAB PERTANYAAN
1. Senyawa ligan adalah spesies yang memiliki atom yang dapat menyumbangkan sepasang
atau lebih elektron kepada ion logam pusat pada tempat tertentu dalam lengkung
koordinasi. Senyawa ligan dapat berupa anion atau molekul netral yang dapat menjadi
donor elektron. Contoh: F- (fluoro), Cl- (kloro), Br- (bromo), CN- (siano), NH3 (amin), H2O
(akuo), NO (nitrosil), oksalato (C2O42-), EDTA, dsb.
2. Syarat suatu senyawa dapat berperan sebagai senyawa ligan adalah
Memiliki pasangan elektron bebas (memiliki orbital jenuh) yang dapat didonorkan
kepada ion logam pusat. Pasangan elektron bebas yang didonorkan ini disebut dentat.
KESIMPULAN
1. Rendemen yang diperoleh adalah 107,47 %.
2. Perbandingan mol Fe2+ : C2O42- : H2O ialah 1 : 1 : 3.
3. Kristal yang dihasilkan pada percobaan memiliki rumus empirik FeC2O4.3H2O. Seharusnya
senyawa yang dihasilkan ialah FeC2O4.2H2O atau FeC2O4.4H2O sebab Fe2+ memiliki
bilangan koordinasi 4 atau 6 sehingga ada dua kemungkinan tersebut.
4. Senyawa kompleks dapat terbentuk karena adanya transfer elektron dari ligan (anion atau
molekul netral) kepada ion logam pusat.
5. Kristal ditambah H2SO4 bertujuan untuk melarutkan kristal sehingga terbentuk Fe2+ dan
H2C2O4 (asam oksalat merupakan asam lemah, tidak ditulis dalam bentuk ion).
6. Reaksi yang terjadi pada titrasi 0,1 g kristal dengan KMnO4 ialah oksidasi Fe2+ menjadi
Fe3+ dan H2C2O4 menjadi CO2 sehingga jumlah mol MnO4- hasil titrasi merupakan jumlah
MnO4- yang digunakan untuk mengoksidasi Fe2+ ditambah jumlah mol MnO4- yang
digunakan untuk mengoksidasi H2C2O4.
7. Serbuk seng berfungsi untuk mereduksi ion Fe3+ menjadi Fe2+ sehingga dapat ditentukan
mol ataupun kadar Fe2+ dari senyawa yang diperoleh.
8. Kadar besi yang diperoleh sebesar 28,1 % w/w, kadar oksalat sebesar 46,7 % w/w dan kadar
air sebesar 25,2 % w/w.
9. Dalam percobaan ini, dimungkinkan terbentuknya campuran senyawa FeC2O4.2H2O dan
FeC2O4.4H2O karena keadaan besi(II) dalam senyawa kompleks dengan bilangan
koordinasi 5, FeC2O4.3H2O, merupakan suatu keadaan yang tidak biasa.
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph. 1989. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
Laporan sementara