0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
536 tayangan16 halaman

Pembumian Pada Gardu Induk

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 16

Sistem Pembumian Tenaga Listrik

Sistem Pentanahan Pada Distribusi

Di susun oleh:

Felix Jefri Sinambela

5153131014

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro


Universitas Negeri Medan

Kata pengantar
Pertama, puji syukur kita panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
dimana atas berkat dan anugerah penyertaannya sehingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan.

Judul dari tugas akhir

ini adalah sistem pentanahan pada

distribusi. Penulisan tugas akhir ini dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas


sistem pembumian tenaga listrik.
Penulis

tidak

lupa berterima kasih pada semua pihak yang telah

mendukung penulis dalam menyusun makalah ini, terutama kepada Dosen mata
kuliah sistem pembumian tenaga listrik,maupun bagi teman-teman sekalian yang
ikut ambil bagian dalam penyusunan tugas akhir ini.
Penulis menyadari sebagaimana sebagai manusia, penulis juga pasti
mempunyai kekurangan dan kelemahan dalam hal penyusunan makalah ini baik
dalam isi yang tersirat maupun dalam hal kesalahan dalam pengetikan sehingga
kritik dan saran pembaa sangat dibutuhkan dalam memerbaiki tugas akhir ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan Terima Kasih.
Medan ,

Desember 2016

Daftar isi
Kata pengantar.......................................................................................................2
Daftar isi..................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan.................................................................................................4
1.1 latar belakang.................................................................................................4
1.2 rumusan masalah............................................................................................4
1.3 tujuan..............................................................................................................4
Bab II pembahsan..................................................................................................5
2.1 Pembumian pada distribusi............................................................................5
2.2 Fungsi Pentanahan.........................................................................................5
2.3 Tipe Pentanahan.............................................................................................6
2.3.1 Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding)...............................6
2.3.2 Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding).....................................7
2.3.3 Pentanahan efektif (effective grounding)................................................8
2.3.4 Pentanahan tanpa impedansi/langsung (solid grounding).......................8
2.3.5 Sistem Netral Tidak Diketanahkan.........................................................9
2.3.6 Pentanahan Petersen Coil......................................................................10
2.4 Metode Pentanahan......................................................................................11
Bab III penutup....................................................................................................15
3.1 kesimpulan...................................................................................................15
3.2 saran.............................................................................................................15
Daftar Pustaka......................................................................................................16

Bab I Pendahuluan
1.1 latar belakang
Secara umum pentanahan adalah melakukan koneksi sirkuit atau peralatan
ke bumi. Sistem pentanahan yang kurang baik dapat menyebabkan penurunan
kualitas tenaga listrik. Ilmu pertanahan sering kali dianggap remeh, padahal
pentanahan yang baik sangatlah penting.
Pada system tenaga listrik, 70% s/d 80% yang terkena gangguan adalah
pada sistem transmisi. Salah satunya adalah gangguan ke tanah selain gangguangangguan lain seperti , surja petir, kesalahan mekanis akibat retak-retak pada
isolator, burung atau daun-daun yang terbang dekat isolator gantung, debu-debu
yang menempel pada isolator, tegangan lebih dan gangguan hubung singkat.
Jika arus gangguan lebih dari 5 A maka timbul busur listrik pada kontakkontak antara kawat yang terganggu dan tanah yang tidak dapat padam sendiri.
Dan jika terdapat busur tanah yang menetap, padam dan menyala, hal ini dapat
membahayakan. Hal ini disebabkan karena busur tanah tersebut merupakan
gelombang berjalan yang memiliki muka gelombang yang curam yang dapat
membahayakan isolasi dari alat-alat instalasi meskipun letaknya jauh dari titik
gangguan.

1.2 rumusan masalah

Bagaimana sistem pentanahan pada distribusi


Apa-apa saja alat yang di gunakan dalam pentanahan distribusi
Bagaimana prinsip kerja pentanahan pada distribusi

1.3 tujuan

Mengetahui sistem pentanahan pada distribusi


Mengetahui komponen yang di gunakan dalam pentanahan pada distribusi
Mengetahui prinsip kerja sistem pentanahan pada distribusi

Bab II pembahsan
2.1 Pembumian pada distribusi
Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman
langsung terhadap peralatan dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau
kebocoran arus akibat kegagalan isolasi dan tegangan lebih pada peralatan
jaringan distribusi. Petir dapat menghasilkan arus gangguan dan juga tegangan
lebih dimana gangguan tersebut dapat dialirkan ke tanah dengan menggunakan
sistem
pentanahan.
Sistem pentanahan adalah suatu tindakan pengamanan dalam jaringan
distribusi yang langsung rangkaiannya ditanahkan dengan cara mentanahkan
badan peralatan instalasi yang diamankan, sehingga bila terjadi kegagalan isolasi,
terhambatlah atau bertahannya tegangan sistem karena terputusnya arus oleh alatalat pengaman tersebut. Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif,
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Membuat jalur impedansi rendah ketanah untuk pengamanan peralatan


menggunakan rangkaian yang efektif.
Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat surja
hubung (surge current)
Menggunakan bahan tahan terhadap korosi terhadap berbagai kondisi
kimiawi tanah.
Untuk meyakinkan kontiniutas penampilan sepanjang umur peralatan yang
dilindungi.
Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah dalam
pelayanannya.

2.2 Fungsi Pentanahan


Secara umum fungsi dari sistem pentanahan dan grounding pengaman
adalah sebagai berikut :

Mencegah terjadinya perbedaan potensial antara bagian tertentu dari


instalasi secara aman.
Mengalirkan arus gangguan ke tanah sehingga aman bagi manusia dan
peralatan.
Mencegah timbul bahaya sentuh tidak langsung yang menyebabkan
tegangan kejut.
Melindungi peralatan / saluran dari bahaya kerusakan yang diakibatkan
oleh adanya ganguan fasa ke tanah

Melindungi peralatan / saluran dari bahaya kerusakan isolasi yang


diakibatkan oleh tegangan lebih
Untuk keperluan proteksi jaringan
Melindungi makhluk hidup terhadap tegangan langkah (step voltage)
Melindungi mahluk hidup dari tegangan sentuh
Melindungi peralatan dari tegangan lebih

2.3 Tipe Pentanahan


Pemilihan tipe pentanahan tergantung dari : segi praktis, menjaga
kontunitas
sistem, memperkecil gangguan yang lebih besar, dan kompromi keseimbangan
antara arus dan tegangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan tipe
pentanahan. harus diperhatikan dalam pemilihan tipe pentanahan dari suatu sistem
tenaga, ialah :
Selektivitas dan sensitivitas dari rele gangguan tanah.
Pembatasan besar arus gangguan tanah.
Tingkat pengamanan terhadap tegangan surja dengan arester.
Pembatasan tegangan lebih transien.
Faktor di atas mempunyai pengaruh yang besar terhadap ke ekonomisan
sistem, perencanaan serta tata letak dari sistem dan kontinuitas pelayanan.
Tipe pentanahan netral dari sistem-sistem tenaga adalah :
Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding)
Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding)
Pentanahan tanpa impedansi/langsung (solid grounding)
Pentanahan efektif (effective grounding),
2.3.1 Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding)
Sistem pengetanahan melalui tahanan pernah diterapkan pada sistem 230
kV. Sistem ini mempunyai tegangan lebih transien yang disebabkan oleh
pemutusan relatif rendah. Maksud pengetanahan ini adalah untuk membatasi arus
gangguan ke tanah antara 10% sampai 25% dari arus gangguan 3 fasa.
Batas yang paling bawah adalah batas minimum untuk dapat bekerjanya
rele gangguan tanah, sedangkan batas atas adalah untuk membatasi banyaknya
panas yang hilang pada waktu terjadi gangguan. Sistem pengetanahan melalui
tahanan ini sekarang jarang digunakan pada jaringan transmisi tetapi dipakai pada
sistem distribusi, sebagai gantinya adalah penggunaan reactor.
Untuk membatasi arus gangguan tanah, alat pembatas arus dipasang antara
titik netral dengan tanah. Salah satu dari pembatas arus ini adalah tahanan dan
tahanan ada dua yaitu metalik dan cair (liquid).

Besar dan hubungan fasa arus gangguan Iftg tergantung pada-pada harga
reaktansi urutan nol dari sumber daya dan harga tahanan dan pentanahan.
Arus gangguan dapat dipecah menjadi dua komponen yaitu yang safasa dengan
tengangan ke netral dari fasa terganggu yang lain ke tinggalan 900
Komponen yang ketinggalan dari arus gangguan Iftg dalam, fasanya akan
berlawanan arah dengan arus kapasitip Ictg pada lokasi gangguan.
Dengan pemelihan harga tahanan pentanahan yang sesuai, komponen yang
logging dari arua gangguan dapat dibuat sama atau lebih besar dari arus kapasitif
sehingga tidak ada oscilasi transien karena dapat terjadi busur api.

Gambar 1. Fasa Tegangan Tanah pada Pentanahan Netral dengan Tahanan


Jika harga tahanan pentanahan tinggi sehingga komponen logging dari
arus gangguan kurang dari arus kasitif, maka kondisi sistem akan mendekati
sistem netral yang tidak ditanahkan dengan resiko terjadinya tegangan lebih.
Pentanahan titik netral melalui tahanan (resistance grounding) mempunyai
keuntungan dan kerugian yaitu :
Keuntungan :
Besar arus gangguan tanah dapat diperkecil
Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus gangguan tanah kecil.
Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat arus gangguan yang melaluinya.
Kerugian :
Timbulnya rugi-rugi daya pada tahanan pentanahan selama terjadinya gangguan
fasa ke tanah.
Karena arus gangguan ke tanah relatif kecil, kepekaan rele pengaman menjadi
berkurang dan lokasi gangguan tidak cepat diketahui.
2.3.2 Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding)
Reaktor pengetanahan ini digunakan bila trafo daya tidak cukup
membatasi arus gangguan tanah. Pengetanahan ini digunakan untuk memenuhi
persyaratan dari sistem yang diketanahkan dengan pengetanahan ini, besarnya
arus gangguan ketanah di atas 25% dari arus gangguan 3 fasa.

Keuntungannya dengan mengetanahkan trafo daya adalah untuk menekan


tegangan lebih transien, sehingga trafo daya dapat menggunakan isolasi dan tipe
arrester yang lebih kecil dan mengurangi penggunaan metode pengetanahan
dengan reaktor, terutama untuk sistem-sistem di atas 115 kV.Suatu sistem dapat
dikatakan ditanahkan reatansi bila suatu impendansi yang lebih induktif, disiipkan
dalam titik netral trafo (generator) dengan tanah.
Metode ini mempunyai keuntungan dari pentanahan tahanan :
a.Untuk arus gangguan tanah maksimum peralatan reaktor lebih kecil dari resistor.
b.Energi yang disisipkan dalam reaktor lebih kecil.
Dengan ketiga tegangan fasa yang dipasang seimbang arus dari masingmasing impedansi akan menjadi sama dan saling berbeda fasa 1200 satu sama
lainnya. Secara konsekuen tidak ada perbedaan pontensial antara titik netral dari
suplai trafo tenaga.
2.3.3 Pentanahan efektif (effective grounding)
Pentanahan netral yang sederhana dimana hubungan langsung dibuat
antara netral dengan tanah

Gambar 2. Gangguan fasa T ke tanah pada pentanahan netral langsung


Jika tegangan seimbang, juga kapasitasi fasa ke tanah sama, maka arusarus kapasitansi fasa tanah akanmenjadi sama dan saling berbeda fasa 1200satu
sama lainnya. Titik netral dari impedansi adalah pada potensial tanah dan tidak
ada arus yang mengalir antara netral impedansi terhadap netral trafo tenaga.
2.3.4 Pentanahan tanpa impedansi/langsung (solid grounding)
Pentanahan tanpa Impedansi atau langsung. Pentanahan ini ialah apabila
titik netral trafo kita hubungkan langsung ketanah, pada system ini bila terjadi
gangguan kawat ketanah akan mengakibatkan terganggunya kawat dan gangguan
ini harus diisolasi dengan memutus Pemutus daya ( PMT / CB ). Tujuannya untuk
mentanahkan titik netral secara langsung dan membatasi kenaikan tegangan dari
fasa yang tidak terganggu. digunakan pada sistem dengan tegangan 20 kV. Sistem
ini mengandalkan nilai besarnya tahanan pentanahan (makin kecil tahanan

pentanahan makin baik) yang dipengaruhi oleh bahan dari elektroda


pentanahannya

Gambar 3. Pentanahan Netral Langsung (Solid)


Kemudian selain keempat system pentanahan tersebut ada pula system pentanahan
lain yaitu:
2.3.5 Sistem Netral Tidak Diketanahkan

Gambar 4. Sistem netral tidak dketanahkan


Arus Ictg yang mengalir dari fasa yang tergangu ketanah, yang mana
mendahului tegangan fasa aslinya kenetral dengan sudut 900.
Akan terjadi busur api (arcing) pada titik ganguan karena induktansi dan
kapasitansi dari system Tengangan fasa yang sehat akan naik menjadi tegangan
line (fasa-fasa) atau 3 kali tegangan fasa bahkan sampai 3 kali tegangan fasa.
Pada sistem ini bila terjadi gangguan phasa ke tanah akan selalu mengakibatkan
terganggunya saluran (line outage), yaitu gangguan harus di isolir dengan
membuka pemutus daya. Salah satu tujuan pentanahan titik netral secara langsung
adalah untuk membatasi tegangan dari fasa-fasa yang tidak terganggu bila terjadi
gangguan fasa ke tanah.
Keuntungan :
-Tegangan lebih pada phasa-phasa yang tidak terganggu relatif kecil
-Kerja pemutus daya untuk melokalisir lokasi gangguan dapat dipermudah,
sehingga letak gangguan cepat diketahui
-Sederhana dan murah dari segi pemasangan

Kerugian :
-Setiap gangguan phasa ke tanah selalu mengakibatkan terputusnya daya
-Arus gangguan ke tanah besar, sehingga akan dapat membahayakan makhluk
hidup didekatnya dan kerusakan peralatan listrik yang dilaluinya
2.3.6 Pentanahan Petersen Coil.
Kumparan petersen biasanya digunakan dalam sistem pentanahan 3 phasa
untuk membatasi arus busur selama terjadinya gangguan tanah. Kumparan ini
pertama dikembangkan oleh W.Petersen pada tahun 1916. Ketika terjadi sebuah
gangguan 1 phasa ke tanah pada sistem 3 phasa yang tidak ditanahkan, tegangan
dari phasa yang terganggu berkurang sampai tegangan tanah (0V). Gangguan ini
menyebabkan 2 phasa sehat tegangannya meningkat menjadi 3 kali tegangan
semula. Peningkatan tegangan ini menyebabkan suatu aliran arus Ic
melaluikapasitansi phasa ke tanah. Arus Ic yang meningkat 3 kali arus kapasitif
normal dan mengalir pada rangkaiannya.
Ini menyebabkan pukulan pada lokasi gangguan yangdikenal dengan busur
tanah (arching ground ). Hal ini juga menyebabkan tegangan berlebih pada sistem.
Pada hakekatnya tujuan dari pentanahan dengan kumparan Petersen adalah untuk
melindungi sistem dari gangguan hubung singkat fasa ke tanah yang sementara
sifatnya (temporary fault), yaitu dengan membuat arus gangguan yang sekecilkecilnya dan pemadaman busur api dapat terjadi dengan sendirinya. Kumparan
Petersen berfungsi untuk memberi arus induksi (IL) yang mengkonpensir arus
gangguan, sehingga arus gangguan itu kecil sekali dan tidak membahayakan
peralatan listrik yang dilaluinya. Arus gangguan ke tanah yang mengalir pada
sistem sedemikian kecilnya sehingga tidak langsung mengerjakan rele gangguan
tanah untuk membuka pemutusnya (PMT) dari bagian yang terganggu. Dengan
demikian kontinuitas penyaluran tenaga listrik tetap berlangsung untuk beberapa
waktu lamanya walaupun sistem dalam keadaan gangguan hubung singkat satu
fasa ke tanah, yang berarti pula dapat memperpanjang umur dari pemutus tenaga
(PMT).
Sebaliknya sistem pentanahan dengan kumparan Petersen ini mempunyai
kelemahan, yaitu sulit melokalisir gangguan satu fasa ke tanah yang bersifat
permanen dan biasanya memakan waktu yang lama.
Gangguan hubung singkat yang permanen itu dapat mengganggu bagian
sistem yang lainnnya. Oleh karena itu hubung singkat tersebut tetap harus
dilokalisir dengan menggunakan rele hubung singkat ke tanah (Ground fault
relay).
Pentanahan titik netral melalui kumparan Petersen mempunyai keuntungan dan
kerugian yaitu :
Keuntungan :
-Arus gangguan dapat dibuat kecil sehingga tidak berbahaya bagi mahluk hidup.

-Kerusakan peralatan sistem dimana arus gangguan mengalir dapat dihindari.


-Sistem dapat terus beroperasi meskipun terjadi gangguan fasa ke tanah.
-Gejala busur api dapat dihilangkan.
Kerugian :
-Rele gangguan tanah (ground fault relay) sukar dilaksanakan karena arus
gangguan tanah relatif kecil.
-Tidak dapat menghilangkan gangguan fasa ke tanah yang menetap (permanen)
pada sistem.
-Operasi kumparan Petersen harus selalu diawasi karena bila ada perubahan pada
sistem, kumparan Petersen harus disetel (tuning) kembali.
Lokasi penerapan tipe pentanahan peterson coil di PT PLN (Persero P3B
Region Jawa Barat Plengan-Lamajan

2.4 Metode Pentanahan


Pada sistem Tegangan Menengah sampai dengan 20 kV harus selalu
diketanahkan karena menjaga kemungkinan kegagalan sangat besar oleh
tegangan lebih ransienttinggi yang disebabkan oleh busur tanah (arching ground
atau restriking ground faults).
Untuk itu pentanahan yang sesuai dengan kreteria adalah :
Tahanan Rendah, terutama untuk system yang dipakai mensuplai mesin-mesin
berputar, khususnya pemakaian dalam industri.
Tahanan Tinggi, dengan tahanan tinggi kerusakan karena arus sangat berkurang.
Pentanahan ini dipilih dengan tujuan :
mencegah pemutusan yang tidak direncanakan
apabila system sebelumnya dioperasikan tanpa pengetanahan dan tidak ada rele
tanah yang dipasang.
apabila pembatasan kerusakan karena arus dan tegangan lebih diinginkan tetapi
tidak dibutuhkan rele tanah yang selektif.
Pentanahan Langsung mempunyai biaya paling rendah dari semua metode
Pentanahan, untuk sistem distribusi saluran udara ( SUTM ) dan sistem yang
disuplai dengan trafo dengan pengaman lebur pada sisi primer perlu memberikan
arus gangguan yang cukup untuk melebur pengaman leburnya. Dalam standart
SPLN no.2 tahun 1978 ditetapkan pengetanahan Jaringan Tegangan Menengah
adalah pengetanahan netral sistem 20 kV beserta pengamannya dengan tahanan
Ditinjau dari besarnya tahanan pentanahan, sistem pengetanahan jaringan
menengah dapat diklasifikasikan seperti berikut :
1.Pentanahan Tahanan rendah 12 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap
fasa 1000 A yang dipakai pada saluran kabel atau kabel tanah ( SKTM ) tegangan
menengah 20 kV untuk sistem 3 phasa 3 kawat.

Pengetanahan sistem ini dilakukan pada gardu-gardu distribusi dan sambungan


kabel Dipakai PLN wilayah kerja DKI Jaya dan Jabar

Gambar 5. Pentanahan di DKI Jaya dan Jabar


2. Pentanahan Tahanan rendah 40 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap
phasa 300A. yang dipakai pada saluran udara tegangan menengah ( SUTM ) 20
kV untuk sistem 3 phasa 3 kawat.

Pentanahan sistem ini dilakukan pada tiap-tiap tiang dengan tahanan maksimum
20 Ohm. Dipakai PLN wilayah kerja DKI dan Jawa Barat.

Gambar 6. Pentanahan di DKI Jaya dan Jabar


3. Pentanahan Tahanan tinggi 500 Ohm dan arus gangguan tanah maksimum tiap
phasa 25A. yang dipakai pada saluran udara tegangan menengah 20 kV untuk
system 3 phasa 3 kawat.

Dipakai PLN wilayah kerja Jawa Timur.

Gambar 7. Pentanahan di Jatim


Keunikan dari sistem ini, karena gangguan tanah sangat kecil maksimum
25 A sehingga bila terjadi persentuhan kawat Tegangan menengah pada jaringan
atau instalasi Tegangan rendah, bila tahanan tanah pada instalasi mak 1 Ohm
( tegangan sentuhnya 1 x 25A = 25 Voll, tidak melebihi tegangan sentuh 50 volt
yang diijinkan). Mengingat rendahnya arus hubung singkat phasa tanah, maka
sebagian besar gangguan yang sifatnya temporer dapat bebas dengan sendirinya
4. Khusus untuk sistem 3 phasa 4 kawat, pentanahan langsung tanpa impedansi
dengan menggabungkan antara kawat netral dengan grounding pada banyak titik
sepanjang jaringan ( multi grounded common netral ). Dipakai PLN wilayah kerja
Jawa Tengah dan DI Jogjakarta.

Gambar 8. Pentanahan di Jateng dan DIY


Pentanahan pada saluran kabel tegangan menengah dilakukan pada gardugardu distribusi dan sambungan-sambungan kabel dan untuk saluran udara
dilakukan pada tiap-tiap tiang dengan tahanan pentanahan maksimum. 20 ohm.
Pentanahan gardu distribusi dan sambungan sambungan berfungsi sebagai
pengaman saja dan terpisah dari jaringan secara elektrik.
Kreteria pemasangan sistem pengetanahan jaringan distribusi Jaringan
Tegangan Menengah di Indonesia disesuaikan dengan kepadatan beban terpasang
pada masing masing wilayah sesuai dengan Tabel dibawah. Sedang untuk
pentanahan Jaringan Tegangan Rendah, pada saluran udara tegangan rendah pada
setiap jarak tertentu seperti pada gambar berikut :

Gambar 9. Jaringan Tegangan Rendah

Gambar 10. Tabel Sistem pengetanahan jaringan distribusi di Indonesia

Bab III penutup


3.1 kesimpulan
Sistem pentanahan adalah suatu tindakan pengamanan dalam jaringan
distribusi yang langsung rangkaiannya ditanahkan dengan cara mentanahkan
badan peralatan instalasi yang diamankan, sehingga bila terjadi kegagalan isolasi,
terhambatlah atau bertahannya tegangan sistem karena terputusnya arus oleh alatalat pengaman tersebut. Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif,
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Membuat jalur impedansi rendah ketanah untuk pengamanan peralatan


menggunakan rangkaian yang efektif.
Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang dan arus akibat surja
hubung (surge current)
Menggunakan bahan tahan terhadap korosi terhadap berbagai kondisi
kimiawi tanah.
Untuk meyakinkan kontiniutas penampilan sepanjang umur peralatan yang
dilindungi.
Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah dalam
pelayanannya.

3.2 saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain
akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.

Daftar Pustaka
Anonymous, BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI. (materi10-sistem-pentanahan-jaringan-distribusi.pdf)
Moediyono, GROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20
KV, Program Diploma III Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro. (1469-3314-1-SM.pdf)
http://id.scribd.com/doc/41956817/Petersen-Coil-Dalam-Sistem-an
http://www.academia.edu/4045314/Sistem_Pentanahan_Distribusi_Tegangan_Me
nengah

Anda mungkin juga menyukai