Pembumian Pada Gardu Induk
Pembumian Pada Gardu Induk
Pembumian Pada Gardu Induk
Di susun oleh:
5153131014
Kata pengantar
Pertama, puji syukur kita panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Kuasa
dimana atas berkat dan anugerah penyertaannya sehingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
tidak
mendukung penulis dalam menyusun makalah ini, terutama kepada Dosen mata
kuliah sistem pembumian tenaga listrik,maupun bagi teman-teman sekalian yang
ikut ambil bagian dalam penyusunan tugas akhir ini.
Penulis menyadari sebagaimana sebagai manusia, penulis juga pasti
mempunyai kekurangan dan kelemahan dalam hal penyusunan makalah ini baik
dalam isi yang tersirat maupun dalam hal kesalahan dalam pengetikan sehingga
kritik dan saran pembaa sangat dibutuhkan dalam memerbaiki tugas akhir ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan Terima Kasih.
Medan ,
Desember 2016
Daftar isi
Kata pengantar.......................................................................................................2
Daftar isi..................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan.................................................................................................4
1.1 latar belakang.................................................................................................4
1.2 rumusan masalah............................................................................................4
1.3 tujuan..............................................................................................................4
Bab II pembahsan..................................................................................................5
2.1 Pembumian pada distribusi............................................................................5
2.2 Fungsi Pentanahan.........................................................................................5
2.3 Tipe Pentanahan.............................................................................................6
2.3.1 Pentanahan melalui tahanan (resistance grounding)...............................6
2.3.2 Pentanahan melalui reaktor (reactor grounding).....................................7
2.3.3 Pentanahan efektif (effective grounding)................................................8
2.3.4 Pentanahan tanpa impedansi/langsung (solid grounding).......................8
2.3.5 Sistem Netral Tidak Diketanahkan.........................................................9
2.3.6 Pentanahan Petersen Coil......................................................................10
2.4 Metode Pentanahan......................................................................................11
Bab III penutup....................................................................................................15
3.1 kesimpulan...................................................................................................15
3.2 saran.............................................................................................................15
Daftar Pustaka......................................................................................................16
Bab I Pendahuluan
1.1 latar belakang
Secara umum pentanahan adalah melakukan koneksi sirkuit atau peralatan
ke bumi. Sistem pentanahan yang kurang baik dapat menyebabkan penurunan
kualitas tenaga listrik. Ilmu pertanahan sering kali dianggap remeh, padahal
pentanahan yang baik sangatlah penting.
Pada system tenaga listrik, 70% s/d 80% yang terkena gangguan adalah
pada sistem transmisi. Salah satunya adalah gangguan ke tanah selain gangguangangguan lain seperti , surja petir, kesalahan mekanis akibat retak-retak pada
isolator, burung atau daun-daun yang terbang dekat isolator gantung, debu-debu
yang menempel pada isolator, tegangan lebih dan gangguan hubung singkat.
Jika arus gangguan lebih dari 5 A maka timbul busur listrik pada kontakkontak antara kawat yang terganggu dan tanah yang tidak dapat padam sendiri.
Dan jika terdapat busur tanah yang menetap, padam dan menyala, hal ini dapat
membahayakan. Hal ini disebabkan karena busur tanah tersebut merupakan
gelombang berjalan yang memiliki muka gelombang yang curam yang dapat
membahayakan isolasi dari alat-alat instalasi meskipun letaknya jauh dari titik
gangguan.
1.3 tujuan
Bab II pembahsan
2.1 Pembumian pada distribusi
Sistem pentanahan pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman
langsung terhadap peralatan dan manusia bila terjadinya gangguan tanah atau
kebocoran arus akibat kegagalan isolasi dan tegangan lebih pada peralatan
jaringan distribusi. Petir dapat menghasilkan arus gangguan dan juga tegangan
lebih dimana gangguan tersebut dapat dialirkan ke tanah dengan menggunakan
sistem
pentanahan.
Sistem pentanahan adalah suatu tindakan pengamanan dalam jaringan
distribusi yang langsung rangkaiannya ditanahkan dengan cara mentanahkan
badan peralatan instalasi yang diamankan, sehingga bila terjadi kegagalan isolasi,
terhambatlah atau bertahannya tegangan sistem karena terputusnya arus oleh alatalat pengaman tersebut. Agar sistem pentanahan dapat bekerja secara efektif,
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Besar dan hubungan fasa arus gangguan Iftg tergantung pada-pada harga
reaktansi urutan nol dari sumber daya dan harga tahanan dan pentanahan.
Arus gangguan dapat dipecah menjadi dua komponen yaitu yang safasa dengan
tengangan ke netral dari fasa terganggu yang lain ke tinggalan 900
Komponen yang ketinggalan dari arus gangguan Iftg dalam, fasanya akan
berlawanan arah dengan arus kapasitip Ictg pada lokasi gangguan.
Dengan pemelihan harga tahanan pentanahan yang sesuai, komponen yang
logging dari arua gangguan dapat dibuat sama atau lebih besar dari arus kapasitif
sehingga tidak ada oscilasi transien karena dapat terjadi busur api.
Kerugian :
-Setiap gangguan phasa ke tanah selalu mengakibatkan terputusnya daya
-Arus gangguan ke tanah besar, sehingga akan dapat membahayakan makhluk
hidup didekatnya dan kerusakan peralatan listrik yang dilaluinya
2.3.6 Pentanahan Petersen Coil.
Kumparan petersen biasanya digunakan dalam sistem pentanahan 3 phasa
untuk membatasi arus busur selama terjadinya gangguan tanah. Kumparan ini
pertama dikembangkan oleh W.Petersen pada tahun 1916. Ketika terjadi sebuah
gangguan 1 phasa ke tanah pada sistem 3 phasa yang tidak ditanahkan, tegangan
dari phasa yang terganggu berkurang sampai tegangan tanah (0V). Gangguan ini
menyebabkan 2 phasa sehat tegangannya meningkat menjadi 3 kali tegangan
semula. Peningkatan tegangan ini menyebabkan suatu aliran arus Ic
melaluikapasitansi phasa ke tanah. Arus Ic yang meningkat 3 kali arus kapasitif
normal dan mengalir pada rangkaiannya.
Ini menyebabkan pukulan pada lokasi gangguan yangdikenal dengan busur
tanah (arching ground ). Hal ini juga menyebabkan tegangan berlebih pada sistem.
Pada hakekatnya tujuan dari pentanahan dengan kumparan Petersen adalah untuk
melindungi sistem dari gangguan hubung singkat fasa ke tanah yang sementara
sifatnya (temporary fault), yaitu dengan membuat arus gangguan yang sekecilkecilnya dan pemadaman busur api dapat terjadi dengan sendirinya. Kumparan
Petersen berfungsi untuk memberi arus induksi (IL) yang mengkonpensir arus
gangguan, sehingga arus gangguan itu kecil sekali dan tidak membahayakan
peralatan listrik yang dilaluinya. Arus gangguan ke tanah yang mengalir pada
sistem sedemikian kecilnya sehingga tidak langsung mengerjakan rele gangguan
tanah untuk membuka pemutusnya (PMT) dari bagian yang terganggu. Dengan
demikian kontinuitas penyaluran tenaga listrik tetap berlangsung untuk beberapa
waktu lamanya walaupun sistem dalam keadaan gangguan hubung singkat satu
fasa ke tanah, yang berarti pula dapat memperpanjang umur dari pemutus tenaga
(PMT).
Sebaliknya sistem pentanahan dengan kumparan Petersen ini mempunyai
kelemahan, yaitu sulit melokalisir gangguan satu fasa ke tanah yang bersifat
permanen dan biasanya memakan waktu yang lama.
Gangguan hubung singkat yang permanen itu dapat mengganggu bagian
sistem yang lainnnya. Oleh karena itu hubung singkat tersebut tetap harus
dilokalisir dengan menggunakan rele hubung singkat ke tanah (Ground fault
relay).
Pentanahan titik netral melalui kumparan Petersen mempunyai keuntungan dan
kerugian yaitu :
Keuntungan :
-Arus gangguan dapat dibuat kecil sehingga tidak berbahaya bagi mahluk hidup.
Pentanahan sistem ini dilakukan pada tiap-tiap tiang dengan tahanan maksimum
20 Ohm. Dipakai PLN wilayah kerja DKI dan Jawa Barat.
3.2 saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain
akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
Daftar Pustaka
Anonymous, BAB 10 SISTEM PENTANAHAN JARINGAN DISTRIBUSI. (materi10-sistem-pentanahan-jaringan-distribusi.pdf)
Moediyono, GROUNDING SISTEM DALAM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 20
KV, Program Diploma III Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro. (1469-3314-1-SM.pdf)
http://id.scribd.com/doc/41956817/Petersen-Coil-Dalam-Sistem-an
http://www.academia.edu/4045314/Sistem_Pentanahan_Distribusi_Tegangan_Me
nengah