0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
198 tayangan12 halaman

Pengukuran Konduktivitas Isolasi Cair

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 12

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS ISOLASI CAIR

ANTO CARMANTO, S.T, M.T

PENYUSUN

MUSTOMI
2016010103

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS PAMULANG

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pengukuran Konduktivitas Isolasi Cair”.

Selama penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis


alami. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah
ini tidak lain berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka dari itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari akan adanya kekurangan yang
disebabkan keterbatasan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sebagai
koreksi demi perbaikan di masa yang akan datang agar terciptanya penambahan
pengalaman dan pengetahuan yang dapat berguna kelak. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca sekalian.

Tangerang, 21 April 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Bahan listrik sangat banyak ragamnya. Bahan listrik sangat diperlukan pada
kehidupan sehai-hari, bahan listrik merupakan suatu bahan yang digunakandalam
peralatan listrik. Isolasi memiliki peranan yang sangat pentingdalam system tenaga
listrik. Isolasi sangat diperlukanuntuk memisahkan dua atau
lebih penghantar listrik yang bertegangan sehingga antara penghantar-
penghantar tersebut tidak terjadi lompatan listrik atau percikan. Bahan isolasi akan
mengalami pelepasan muatan yang merupakan bentuk kegagalan listrika pabila
tegangan yang diterapkan melampaui kekuatan isolasinya.
Isolasi cair mempunyai dua fungsi sebagai bahan isolasi sekaligus sebagai
bahan pendingin. Titik berat pembahasan adalah minyak trafo yang mengikuti:
macam, sifat, cara permurnian, dan pengujiannya. Bahan isolasi digunakan untuk
memisahkan bagian-bagian yang bertegangan atau bagian-bagian yang aktif. Untuk
itu sifat kelistrikkanya memegang peran sangat penting. Namun demikian sifat
mekanis, sifat termal, ketahanan terhadap bahan kimia serta sifat-sifat lainnya.

1) LATAR BELAKANG

Bahan-bahan listrik sangat banyak ragamnya pada pabrikasi peralatan


istrik.Untuk itu, pengetahuan tentang bahan-bahan listrik sangay diperlukan bagi
seorang ahli listrik, baik pada industri maupun dibidang jasa kelistrikan. Aplikasi dari
peralatan listrik tidak saja digunakan oleh para ahli tetapi masyarakat luas yang tidak
selalu memahami kelistrikan . Hal ini menyangkut keamanan peralatan maupun
pemakaiannya, sehubung dengan ketetapan pemilihan bahan.
Kegagalan yang terjadi pada saat p e r a l a t a n s e d a n g b e r o p e r a s i
b i s a m e n ye b a b k a n k e r u s a k a n a l a t s e h i n g g a kontinuitas sistem terganggu.
Bahan listrik sudah digunakan oleh masyarakat luas untuk berbagai macam aplikasi
peralatan listrik dan tentunya peralatan tersebut didukung oleh keamanan peralatan
serta keamanan konsumen atau pengguna. Untuk itu harus pengguna harus
mengetahui bahan isolasi yang ada dan diperhatikan dalam ketepatan pemilihan
bahan oleh para pengguna.
Pada kemajuan teknologi tegangan tinggi, isolasi listrik memegang peranan
yang sangat penting dalam teknik tegangan tinggi, Isolasi listrik sangat diperlukan
untuk menunjang keandala di dalam penyaluran tegangan listrik. Untuk itu
diperlukan suatu informasi bagi pengguna agar dapa menentukan bahan-bahan isolasi
yang digunakan pada peralatan listrik khususnya bahan isolasi cair yang merupakan
bahan pengisi pada peralatan listrik seperti transformator, pemutus beban, rheostat.

B. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :


1) Mengetahui pengertian dan fungsi bahan isolasi cair.
2) Mengetahui cara pengukuran konduktivitas isolasi cair.

C. RUMUSAN

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan


yaitu :
1) Bagaimanapengertian dan fungsi bahan isolasi cair?
2) Bagaimana proses pengukuran konduktivitas bahan isolasi cair?.

D. PERMASALAHAN

Mengingat permasalahan yang terlalu luas dalam penyusunan


makalah ini, m a k a d i b a t a s i p a d a p e n e k a n a n m a s a l a h B a h a n I s o l a s i
C a i r sebagai bahan pengisolasi dan pendingin.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Isolator cair adalah isolator yang berbahan dasar minyak, dan terbagi
berdasarkan bahan pembuatannya. Minyak isolasi berasal dari olahan minyak bumi,
yang saat ini banyak digunakan dan diteliti adalah minyak isolasi yang berasal dari
tumbuhan atau biasa disebut dengan minyak “Nabati” (Minyak Organik). Isolator ini
biasaya digunakan pada peralatan Tranformator, pemutus tenaga. Bahan isolator cair
memiliki 2 fungsi sebagai pemisah antara bagian yang bertegangan dan sebagai
pendingin. Isolator ini harus memiliki tegangan tembus yang tinggi sebagai salah satu
syaratnya.

B. SIFAT-SIFAT LISTRIK CAIRAN ISOLASI

1. Withstand Breakdown kemampuan untuk tidak mengalami kegagalan dalam


kondisi tekanan lsitrik (electric stress) yang tinggi.
2. Kapasitas Listrik per unit volume yang menentukan permitivitas relatifnya.
3. Faktor Daya dissipasi daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik dan tinggi
akan menentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi berbeban terdapat
sejumlah rugi dielektrik. Minyak transformator murni memiliki faktor dissipasi
bervarisi antaranya 10-4 pada 20oC dan 10-3 pada 90oC.
4. Resistivitas suatu cairan dapat digolongkan isolasi cair jika resistivitasnya lebih
besar dari 109 W-m. Yang diperlukan untuk material isolasi adalah 1016 W-m atau
lebih.
C. MINYAK TRANSFORMATOR

Minyak Transformator adalah minyak mentah yang diolah menjadi minyak


mineral. Minyak dari bahan organik juga dapat diolah menjadi minyak transformator,
misalnya minyak trafo piranol, silicon. Agar dapat dijadikan sebagai isolasi, minyak
ini harus memiliki tegangan tembus yang tinggi. Terutama bagi trafo yang tenaganya
berkapasitas besar, karena minyak trafo mempunyai sifat sebagai media pemindah
panas dan bersifat sebagai isolasi, sehingga minyak tersebut dapat berfungsi sebagai
media pendingin dan isolasi.

Untuk minyak Transformator harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


1. Tegangan tembus yang tinggi.
Tegangan tembus minyak transformator perlu diukur karena menyangkut
kesanggupan minyak untuk menahan electric stress, tanpa kerusakan.

2. Faktor kebocoran dielektrik yang rendah.


Daya yang hilang dalam suatu transformator disebabkan kehilangan energi
menjadi panas, akibat pemecahan molekul molekul.

3. Viskositas yang rendah.


Viskositas merupakan tahanan dari cairan untuk mengalir kontinu dan merata,
tanpa adanya turbulensi dan gaya gaya lain.

Tabel 1.1. Kelas Minyak Transformator Standar IEC

No. Temperatur oC Kelas I Kelas II


IEC IEC
1 20 40 25
2 -15 800 -
3 -30 1800
4. Titik nyala yang tinggi.
Ini menunjukkan bahwa minyak dapat dipanaskan sampai suhu tertentu sebelum
uap yang timbul menjadi api yang berbahaya.

5. Massa jenis yang rendah.


Massa jenis adalah perbandingan massa suatu volume cairan pada 15,56 oC dengan
massa air pada volume dan suhu yang sama.

6. Kestabilan kimia dan penyerapan gas yang baik.


Kestabilan ini penting terutama terhadap oksidasi, sehingga dapat dievaluasi
kecenderungan minyak membentuk asam dan kotoran zat padat.

7. Angka kenetralan.
Angka kenetralan dinyatakan dalam mg KOH yang dibutuhkan pada titrasi satu
gram minyak.

8. Korasi belerang.
Minyak transformator dalam pemakaiannya, secara kontinu atau terus menerus
kontak atau terhubung langsung dengan bahan bahan logam seperti tembaga, besi
yang dapat mengalami korosi.

9. Resistivitas.
Resistivitas erat hubungannya dengan partikel zat yang bersifat penghantar.
Resistivitas yang rendah menunjukkan bahwa minyak tersebut sudah mengalami
kontaminasi oleh bahan/zat yang bersifat konduktif, seperti air, asam, dan partikel
bermuatan lainnya.
a. Pengujian Minyak Transformator

Minyak Transformator harus di uji kemampuannya secara periodik (normalnya


setiap 6 bulan), dan berlaku untuk minyak baru ataupun minyak yang sudah/sedang
dipakai, terutama pada kekuatan tegangan tembusnya. Pengujian dilakukan dengan
cara mencelupkan dua elektroda kedalam minyak yang akan di uji, biasanya berupa
pelat datar, selain itu juga dapat dilakukan tes keasaman.

Cara mengambil minyak dari peralatan yang sedang/sudah beroperasi:

 Minyak diambil dari katup pengurasan.


 Minyak dapat diambil memakai 2 macam botol, pertama botol leher kecil dan
lainnya dengan botol/gelas yang tertutup (dengan karton) agar tidak tembus
cahaya.
 Botol harus dicuci dengan hydrocarbon solvent, kemudian, cuci dengan busa
sabun yang keras, bilas dengan air murni, keringkan dalam oven sampai
temperatur 105o/110oC, setelah pengeringan botol harus ditutup rapat, simpan
dalam ruangan tertutup, kering dan bebas debu.
 Bersihkan katup pengurasan dengan hati-hati, dan biarkan minyak mengalir
secukupnya, agar benda-benda yang mengedap di dasar tangki transformator
dapat terbuang.
 Minyak dimasukkan de dalam botol sebagai pembersih kemudian botol diisi
dengan minyak dan sediakan sedikit ruang untuk memungkinkan terjadinya
pengembangan cairan.
 Pengambilan ulang harus diperhatikan batas ketinggian dari minyak trafo, jika
kurang maka perlu penambahan minyak baru.
b. Pengujian Tegangan Tembus
Pengujian tegangan tembus terhadap minyak transformator dapat menggunakan
peralatan pada gambar 1.1 dan 1.2.

Keterangan: AT = Autotrafo; TU = Trafo Uji; PT = Trafo Ukur; V = Volmeter AC;


EB = Elektroda Bola.
Gambar 1.1 Peralatan Pengujian Tembus Minyak

Gambar 1.2 Bejana Uji Tegangan Tembus Isolasi Cair

Jarak elektroda dibuat 2,5 mm, sedangkan tegangannya dapat diatur dengan
menggunakan auto transformator, sehingga dapat diketahui tegangan pada saat
terjadinya tembus listrik. Tegangan tembus listrik akan terlihat jika ada loncatan
bunga api pada sela elektroda.
Beberapa faktor yang diperkirakan akan mempengaruhi tegangan tembus
minyak transformator pada saat pengujian:

a) Luas permukaan elektroda.


b) Jarak celah (gap spacing).
c) Pendinginan.
d) Perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan minyak).
e) Kekuatan dielektrik dari minyak transfomator yang diuji.

Selain untuk bahan isolasi minyak transformator juga berfungsi sebagai media
pendingin antara kumparan kawat atau inti besi dengan sirip pendingin. Agar minyak
tansformator berfungsi sebagai media pendingin yang baik, maka kekentalannya tidak
boleh terlalu tinggi agar mudah bersikulasi di dalam tangki sehingga dapat
mendinginkan transformator dengan baik.

c. Tes keasaman (Acidity Test)

Selain pengujian tegangan tembus, minyak trafo juga harus mengikuti tes
keasaman, ini merupakan adanya oksidasi dalam minyak. Dikarenakan kebanyakan
hasil tes oksidasi disebabkan oleh asam asli, jadi tujuan dari tes ini yaitu agar tingkat
keasaman dari minyak tersebut dapat terdeteksi.

Pengendapan lumpur adalah bahan utama dari oksidasi. Endapan tersbut akan
terbentuk setelah semua hasil oksidasi mengendap di dalam minyak tersebut. Dengan
tes ini kita bisa melihat sejauh mana oksidasi berkembang.

Cara mudahnya yaitu dengan menggunakan metode titrasi dengan indikator


warna, yang dimana akan menghasilkan tes dalam miligram potasium hidroksida
(KOH) per gram minyak.
Biasanya cara yang di lakukan adalah sebagai berikut:

 Ambil sampel minyak + 10 cc.


 Tambahkan larutan penetralisirnya sampai volume menjadi 50 cc.Jumlah
Netralisasi = mg KOH/g minyak
 Tambahkan larutan KOH ke dalam campuran tadi.
 Dikocok kira kira 30 detik, apabila hasil yang didapat warna merah muda (pink)
dan terang tandanya minyak tersebut dalam keadaan baik, tapi apabila hasil yang
didapat berwarna lain dan agak keruh, tandanya tegangan tembus minyak tersebut
sudah berkurang, sehingga minyak harus sirkulasi/filter kembali, agar kemampuan
isolasinya dapat ditingkatkan.

D. ALASAN MENGGUNAKAN ISOLASI CAIR

1. Isolasi cair mempunyai kerapatan tingkat tinggi, dibandingkan dengan udara,


kerapatan isolasi cair 1000 kali lebih baik.
2. Isolasi cair juga dapat mengisi ruang kosong/celah yang nantinya akan di isolasi
dan sekaligus akan menyerap dan menghilangkan panas yang timbul akibat rugi-
rugi energi melalui proses konveksi.
3. Isolasi ini juga cenderung memiliki kelebihan yaitu, bisa memperbaiki diri sendiri
(self healing) pada saat terjadi pelepasan muatan (discharge).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Isolasi adalah sifat atau bahan yang dapat memisahkan secara elektris dua buah
penghantar agar tidak terjadi tembus yang tidak diinginkan. Menurut macam bahan
yang dipakai, bahan isolasi dapat dibagi menjadi tiga golongan : yaitu isolasi padat,
cair dan gas. Kemampuan isolasi dalam menahan tegangan tembus mempunyai batas-
batas tertentu sesuai dengan material penyusun dan lingkungan sekitarnya. Apabila
tegangan yang diterapkan melebihi kuat medan isolasi maka akan terjadi tembus atau
breakdown yang menyebabkan terjadinya aliran arus antara peralatan tegangan tinggi.
Tegangan tembus pada isolasi cair dipengaruhi beberapa hal antara lain
temperatur, bentuk elektroda, sela elektroda, tingkat ketidakmurnian dan pergerakan
dalam isolasi cair. Adanya ketidakmurnian sangat mempengaruhi kekuatan isolasi
dalam mencegah terjadinya tembus antar dua peralatan tegangan tinggi yang diisolasi.
Pengujian dilakukan dengan cara mencelupkan dua elektroda kedalam minyak yang
akan di uji, biasanya berupa pelat datar, selain itu juga dapat dilakukan tes keasaman.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat dikemukakan bagi para pembaca dan peminat dalam
bidang kelistrikan, khususnya mengenai isolasi cair dan kegagalan isolasi cair dapat
terus melakukan berbagai penelitian dan pengujian tegangan tembus pada media
isolasi cair. Baik itu pengujian mengenai bahan isolasi maupun metode pengujian
kegagalan isolasi dengan menggunakan jenis bahan isolasi yang berbeda, jenis
elektroda, macam tegangan yang berbeda pula.

Anda mungkin juga menyukai