Askep Gigantisme Dan Akromegali
Askep Gigantisme Dan Akromegali
Askep Gigantisme Dan Akromegali
KUMPULAN ASUHAN
KEPERAWATAN
(Askep Gigantisme dan
Akromegali)
2012
WWW.SAKTYAIRLANGGA.WORDPRESS.COM
terlalu
berlebihan
atau
justru
kekurangan
www.saktyairlangga.wordpress.com
dapat
Page 2
hormone
somatotrof
(hormon
pertumbuhan)
dapat
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 3
Definisi Gigantisme
Gigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan,
dengan tinggi dan besar yang diatas normal. Gigantisme disebabkan oleh
kelebihan jumlah hormon pertumbuhan. Pada penderta gigantisme
pertumbuhan tubuhnya abnormal. Pertumbuhan badan secara longitudinal
terjadi sangat cepat, tinggi badannya bisa mencapai 2 meter.
Pada orang muda dengan epifisis yang masih terbuka, saat produksi
GH yang berlebihan mengakibatkan gigantisme. (Arvin, 2000).
Gigantisme mulai
terjadi
sebelum
penutupan
epifiseal
dan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 4
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 5
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 6
sehingga banyak glukosa yang beredar di pembuluh darah. Dan sel-sel beta
pulau Langerhans pancreas menjadi terlalu aktif.
Pada sebagian
besar
penderita
gigantisme,
akan
menderita
(MRI)
menampakkan
tumor.
Ikatan
falangs
dan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 7
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 8
WOC gigantisme
hiperaktif sel
asidofilik
tumor sel-sel
somatrotop
tumor hipofisis
Peningkatan
chiasma optikum
MK : Resiko
cidera
Antagonis
insulin
sekresi GH
lempeng epifisis
belum menutup
Pemakaian
glukosa
GIGANTISME
glukosa
darah
kulit
tebal,
llicin.
MK : Resti
kerusakan
integritas
kulit
kelelahan
MK :
Intoleransi
Aktivitas
perawakan
tinggi
lingkar
kepala
lidah
membe
sar
PK:
Hiperglikemi
keterlamb
atan
maturasi
seks
hidung
lebar
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 9
Definisi Acromegali
Hipersekresi hormone pertumbuhan bisa disebabkan oleh disfungsi
hipotalamus atau yang lebih sering adalah adenoma hipofisis. Adenoma
hipofisis ditemukan pada pasien akromegali.akromegali bisa terjadi pada
pria dan wanita. Umur rata rata gangguan ini adalah 40 tahun, dan
penyakitnya
berlangsung
antara
5-10
tahun.
Keluarnya
hormone
Etiologi Acromegali
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 10
yang
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 11
Atropati : nyeri dan terasa kaku disekitar sendi akibat degenerasi sendi
k.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 12
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 13
4. Pemeriksaan IGF-1.
Penatalaksanaan Acromegali
a. Medikasi
Untuk gangguan prolaktinoma, obat yang sering dipakai adalah
bromocryptine. Bromocriptine dapat mengembalikan kadar hormone ke
normal, memulihkan fertilitas, dan memperkecil tumor. Somatostatin
(sandostatin ) juga berhasil memperbaiki akromegali Karen abisa
menekan hormone pertumbuhan. Obat ini diberikan subkutan 3-4 kali
sehari (Beradero, etc 2005).
b. Pembedahan
Pembedahan dan radiasi merupakan dua macam pengobatan yang juga
bisa menjadi pilihan pasien. Radiasi dipakai apabila tumor sudah besar
dan tidak bisa semua diangkat dengan pembedahan. Radiasi diberikan
selama 4-6 minggu. Pengobatan pilihan untuk adenomapenyekresi
hormone pertumbuhan adalah reseksi transfenoidal. Kraniotomi frontal
dilakukan apabila tumor sudah besar.komplikasi pembedahan adalah
transien diabetes insipidus dari beberapa hari sampa dua minggu ),
meningitis,
infeksi,
rinoria
serebrospinal,
dan
hipopituitarisme
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 14
WOC Acromegali
lesi neoplastik
di hipofisis
trauma
kepala
pasca operasi
di hipofisis
Tumor
hipofisis
Penekana
n chiasma
opticum
sekresi GH
Antagonis insulin
Penggunaan glukosa
Glukosa darah
Merangsang
pancreas
membuat
insulin
di hati mensekresi
insulin growth
factor 1(IGF-1)
produksi
somato
medin
MK:
nyeri
MK: resiko
cidera
tingkat IGF-1
abnormal
Tulang
menebal
MK: ansietas
akromegali
Kurang
pengetahuan
Lama-lama
rusak
PK: DM
Pembesa
ran
jantung
tangan dan
kaki
membesar
dengan cepat
PK : gagal
jantung
perubahan
bentuk
badan
kelem
ahan
otot
proksimal
lemah
MK : intoleransi
aktivitas
kulit
berminyak
MK :
kerusakan
integritas
kulit
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 15
ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan pada Pasein Gigantisme
Pengkajian
A. Anamnesis
1. Identitas
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur,
agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin,
status perkawinan, dan penanggung biaya. Gigantisme biasanya
menyerang pada anak-anak umur 6-15 tahun.
2. Riwayat masuk
Amati bentuk wajah, khas pada hipersekresi GH seperti pertumbuhan
tubuh secara longitudinal yang sangat cepat dan abnormal, tinggi badan
mencapai
meter.
Pada
gigantisme
klienbiasanya
abnormal,
untukanak-anakpertumbuhannya
2x
tinggi
:-
DO
:-
B2 (Sistem kardiovaskuler)
DS
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 16
B4 (Sistem Perkemihan)
DS : DO : urine encer juga kuning.
B5 (Sistem Pencernaan)
DS : sering terjadi kehilangan nafsu makan.
DO : kulit tebal, turgor jelek, basah dan berminyak.
B6 (Sistem muskuloskeletal)
DS : lemah, cepat lelah, Kelelehan dan kelemahan
DO : lemah
C. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan glukosa darah
Gigantisme (+) : glukosa darah meningkat
b. Pemeriksaan Growth Hormone darah atau SM-C (IGF 1):
Gigantisme (+) : peningkatan GH darah atau SM-C (IGF 1)
c. Pemeriksaan Somatostatin
Gigantisme (+) : somatostatin meningkat
d. Pemeriksaan radiologi
e. CT-Scan
f. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Roentgenogram tengkorak dapat menunjukkan pembesaran sella
tursika dan sinus paranasalis ; sken tomografi komputasi atau foto
resonansi nmagnetik (MRI) menampakkan tumor. Ikatan falangs
dan bertambahnya penebalan bantal tumit adalah biasa. Maturasi
tulang adalah normal
Analisa Data
Data
Etiologi
Masalah Keperawatan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 17
DO : pasien mengaku
malu
akan
tubuhnya,
Sekresi GH
lingkungan.
menutup
Tidak
karena
merasa
malu
akan
bentuk
tubuhnya
Gigantisme
Gigantisme
kulit
berminyak
Resti
gangguan
integritas kulit
Kulit tebal dan berminyak
dan licin
Resti gangguan integritas
kulit
DS :lemah, cepat lelah
Sekresi GH
Intoleransi aktivitas
DO :letargi/ disorientasi
Lempeng epifisis belum
menutup
Gigantisme
Kelelahan
Intoleransi aktivitas
DS : pasien merintih,
Adenoma hipofisis
Nyeri
mengeluh nyeri
DO : wajah menyeringai,
skala nyeri
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 18
DS : penglihatan kabur
Tumor hipofisis
Resiko Cidera
DO : penurunan visus
penekanan siasma optikum
Gangguan penglihatan
Resiko Cidera
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya pertumbuhan
organ-organ yang berlebihan.
2. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kulit
basah, tebal, dan berminyak yang disebabkan oleh hiperlipidemia.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
4. Nyeri berhubungan dengan tumor hipofisis
5. Resiko cidera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori
penglihatan.
Intervensi Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya pertumbuhan
organ-organ yang berlebihan.
Tujuan
Dorong
keterbatasan.
Rasional
mengungkapkan Mendorong
penyakit
mengungkapkan
tentang
dan
proses
memberikan
kesempatan
untuk
sertakan
pasien
memenentukan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 19
3.
Bantu
dengan
kebutuhan Membantu
kebutuhan
perawatan
yang
untuk
diperlukan
mempertahankan
penampilan
yang
dapat
perlu agar
terhadap
diri
Kolaborasikan
untuk Untuk
mengurangi
atau
produksi
maka
Terapi
tidak
tumor
di
penyinaran
mempengaruhi
pembentukkan
hormone
hipofisa lainnya.
6.
Kolaborasikan
pemberian
okreotid
untuk Untuk
atau pembentukan
bromokriptin.
menghalangi
hormon
pertumbuhan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 20
kerusakan kulit
Kaji
Rasional
turgor
kulit Mengkaji
(keelastisannya).
2.
Observasi
turgor
kulit
(keelastisannya).
keadaan
(kelembapan)
3.
Anjurkan
pasien
4.
Bersihkan
kulit
dan
keringkan Membersihkan
khususnya
dan
me-
yang
bersih
dan
cenderung
kering
mengalami
kerusakan.
5.
Kolaborasi
dalam
mem- Berkolaborasi
dalam
mem-
yang adekuat.
Kaji
kemampuan
Rasional
pasien Untuk mengetahui sejauh mana
mempermudah
www.saktyairlangga.wordpress.com
pasien
Page 21
dalam jangkauannya
3.
Rencana Tindakan
Kaji
Rasional
karakteristik
lokasi, frekfensi
evaluasi
untuk
intervensi
selanjutnya
2
penyebab
mengetahui
nyeri
faktor
menentukan
Kolaborasi
rasa nyeri
dengan
dokter Analgetik
efektif
untuk
mengatasi nyeri
Rasional
memberikan peningkatan,
kenyamanan, dan kekeluargaan,
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 22
di areanya.
Menurunkan kemungkinan
adanya trauma jika pasien
bergerak.
2.
Letakkan
barang
lebih
muda
dan
3.
Lakukan
tindakan
45
tahun
pada
perempuan
saatterdiagnosis
2. Riwayat masuk
pasien datang dengan keluhan pertumbuhan tubuh yang abnormal serta
pembesaran yang abnormal pada wajah, kedua kaki dan tangan. Pada
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 23
Klien
mengatakanmemerlukan
cincin,sarung
tangan, sepatu dan topi dengan ukuran yang lebih besar. Pada akromegali
keluhan utama umumnya memperlihatkan pembesaran tangan dan kaki
B. Pemeriksaan fisik
B1 (Sistem Pernafasan)
biasanya pada pasien akromegalidan gigantisme tidak terjadi
perubahan polanapas, bunyi napas normal. Gangguan napas
biasanya terjadi akibat adanya proses pembesaran tumor hipofisis.
B2 (Sistem kardiovaskuler)
akromegali jantung biasanya membesar danfungsinya sangat
terganggu sehingga terjadi gagal jantung.
B3 (Sistem Persyarafan)
Terjadi nyeri kepala bitemporal, gangguan penglihatan disertai hemianopsia bitemporal akibat penyebaran supraselar tumor dan penekanan
kiasma optikum
B4 (Sistem Perkemihan)
Pada akromegali terdapat penurunan libido,impotensi, oligomenorea,
infertilitas, nyeri senggama pada wanita, batu ginjal.
B5 (Sistem Pencernaan)
Pembesaran hati dan kelenjar ludah
B6 (Sistem muskuloskeletal)
Pasien cepat lelah, otot proximal lemah, kulit tebal dan
berminyak,
turgor
kulit
buruk
serta
nyeri
sendi,
kulit
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 24
C. Pemeriksaan Diagnostik
a. MRI
b. Pemeriksaan kadar GH.
c. Pemeriksaan IGF-1.
d. Pengukuran kadar somatemedin C
Analisa Data
Data
DO
lemah,
Etiologi
otot
Sekresi GH
Masalah Keperawatan
Intoleransi aktivitas
DS : pasien men-gatakan
lemas.
Akromegali
Kelemahan
Intoleransi Aktivitas
DO : kulit tebal dan
Akromegali
berminyak, mengeluarkan
keringat berlebih, turgor
Resiko
kerusakan
integritas kulit
Kulit berminyak
kulit buruk.
DS : -
Akromegali
perubahan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 25
lain.
Kaki cepat
bentuk
wajah
malu
atas
bentuk
a
DO : penurunan visus
penglihatan.
Resiko Cidera
Penekanan chiasma
DS : pasien mengeluh
tajam
Tumor hipofisis
optikum
penghilahatan
berkurang
Gangguan penglihatan
Resiko cidera
DO : DO :
P=faktor
tumor hipofisis
Nyeri
yang
menyebabkan nyeri
Nyeri
Q=kualitas nyeri
R=letak nyeri
S=skala nyeri
T=lama terjadinya nyeri
DS : Pasien mengeluh
nyeri di kepala
DO :pasien terlihat cemas
Acromegali
dan gelisah
Kurang pengetahuan
penyakitnya.
yang
berhubungan
DS : pasien mengatakan
dan
Cemas
akan
cemas
dengan
kurang
pengetahuan
tentang
prognosis
penyakit
dan
perubahan kesehatan
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 26
Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
2. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kulit berminyak
dan tebal.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perawakan yang abnormal.
4. Resiko
cidera
berhubungan
dengan
kerusakan
fungsi
sensori
penglihatan.
5. Nyeri berhubungan dengan tumor hipofisis.
6. Cemas yang berhubungan dengan kurang penegtahuan tentang
prognosis penyakit dan perubahan kesehatan
Intervensi Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : pasien mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri
Kriteria hasil :
6. Kebutuhan personal terpenuhi
7. Dapat melakukan gerakkan yang bermanfaat bagi tubuh dan
memenuhi AKS dengan teknik penghematan.
No. Intervensi
1.
Rasional
kelurga
melakukan
Kaji
kemampuan
4.
mempermudah
pasien
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 27
dekubitus.
kerusakan kulit
Kaji
Rasional
turgor
kulit Mengkaji
(keelastisannya).
2.
Observasi
turgor
kulit
(keelastisannya).
keadaan
(kelembapan)
3.
Anjurkan
pasien
4.
Bersihkan
kulit
dan
keringkan Membersihkan
khususnya
dan
me-
yang
bersih
dan
cenderung
kering
mengalami
kerusakan.
5.
Kolaborasi
dalam
mem- Berkolaborasi
dalam
mem-
yang adekuat.
keterbatasan.
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 28
No. Intervensi
1.
Dorong
Rasional
mengungkapkan Mendorong
mengungkapkan
penyakit
tentang
dan
proses
memberikan
kesempatan
untuk
sertakan
pasien
memenentukan
3.
Bantu
dengan
kebutuhan Membantu
perawatan
untuk
kebutuhan
yang
diperlukan
mempertahankan
penampilan
yang
dapat
perlu agar
terhadap
diri
cidera
berhubungan
dengan
kerusakan
fungsi
sensori
penglihatan.
Tujuan
Kriteria Hasil
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 29
dalam lingkungan.
No
Intervensi
Rasional
1.
mengorientasikan
2.
3.
Menurunkan kemungkinan
adanya trauma jika pasien
bergerak.
memungkinkan pasien melihat
lebih
muda
dan
4.
Lakukan
tindakan
untuk menurunkan
bahaya,
penglihatan, dengan
atur
berhubungan
perubahan
perabot/ pandang
atau
dan
lapang
kehilangan
akomodasi
terhadap
sinar
lingkungan.
Intervensi
Rasional
Observasi
adanya
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 30
tanda
nyeri
seperti:
non
ekspresi
nyaman
posisi
yang
Anjurkan
pasien
Berikan
kompres
Anjurkan
melaporkan
pasien
nyeri
nyeri
dengan
Kriteria Hasil
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 31
Intervensi
Rasional
dan gelisah
perilaku merusak
Mulai melakukan tindakan untuk
Mengurangi rangsangan
Dapat menghilangkan
mengungkapkan kecemasannya
ketegangan terhadap
kekhawatiran yang tidak
diekspresikan
orang terdekat
mengekspresikan perasaan
menghilangkan cemas dan
perilaku adaptasi. Adanya
keluarga dan teman yang dipilih
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 32
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 33
PENUTUP
Kesimpulan
Gigantisme merupakan peningkatan hormone protein dalam banyak
jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan adipose dan kadar
glukosa darah. Gigantisme mulai terjadi sebelum penutupan epifiseal dan
menyebabkan pertumbuhan proporsional berlebihan disemua jaringan tubuh.
Akromegali adalah gangguan di mana abnormal pelepasan hormone
pertumbuhan dari kelenjar hipofisis di otak menyebabkan peningkatan
pertumbuhan tulang dan jaringan lunak, serta berbagai gangguan yang lain di
seluruh
tubuh.
Acromegali
terjadi
setelah
kelainan
tulang
berhenti
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 34
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,
Harold.
2011.
Akromegali
dan
Gigantisme
(Antropobiologi).
www.saktyairlangga.wordpress.com
Page 35