Referat Besar Gejala-Gejala Negatif Pada Skizofrenia
Referat Besar Gejala-Gejala Negatif Pada Skizofrenia
Referat Besar I
RSUP.Dr.HASAN SADIKIN
BANDUNG
2015
2
ABSTRAK
disabilitas pada dewasa muda terbanyak di seluruh dunia. Dimensi gejala yang
perilaku yang secara normal ada, namun menghilang atau berkurang pada
yang paling penting pada skizofrenia karena beratnya gejala-gejala negatif dapat
skizofrenia meliputi avolisi, anhedonia, afek tumpul, penarikan sosial, dan alogia.
BAB I
PENDAHULUAN
dapat hidup mandiri, fungsi sosial, fungsi pekerjaan, bersekolah dan pencapaian
perilaku-perilaku yang secara normal ada namun menghilang atau berkurang pada
digunakan secara lebih umum misal pada gangguan depresi atau demensia.2
fungsi sosial yang paling signifikan. Gejala-gejala negatif lebih stabil dalam
gejala-gejala negatif ini masih kurang dikenali dan kurang diperhitungkan sebagai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Skizofrenia
tidak tetap, tetapi sangat mengganggu, yang melibatkan pikiran, persepsi, emosi,
sebelum umur 25 tahun, berlangsung seumur hidup, dan mempengaruhi orang dari
skizofrenia, makin dekat hubungan keluarga dengan penderita, makin besar risiko
seperti gangguan kepribadian skizotipal, skizoid dan paranoid juga lebih sering
psikososial yang dialami penderita, selain juga bawaan psikologis masing masing
penderita.5
DSM 5. 6
A. Gejala karakteristik: dua (atau lebih) poin berikut, masing masing terjadi
dalam porsi waktu yang signifikan selama periode 1 bulan (atau kurang bila telah
berhasil diobati):
(1) waham
(2) halusinasi
(5) gejala negatif, yaitu afektif mendatar, alogika, atau kehilangan minat
B. Disfungsi sosial / okupasi: selama suatu porsi waktu yang signifikan sejak
awitan gangguan, terdapat satu atau lebih area fungsi utama, seperti pekerjaan,
7
hubungan interpersonal, atau perawatan diri, yang berada jauh di bawah tingkatan
yang telah dicapai sebelum awitan (atau apabila awitan terjadi pada masa kanak-
gejala-gejala (atau kurang bila telah berhasil diobati) yang memenuhi kriteria A
(yaitu gejala fase aktif) dan dapat mencakup periode gejala prodromal atau
residual. Selama periode gejala prodmoral atau residual ini, tanda-tanda dari
gangguan dapat bermanifestasi sebagai gejala negatif saja atau dua atau lebih
gejala yang tercantum dalam kriteria A yang muncul dalam bentuk yang lebih
gangguan mood dengan ciri psikotik telah disingkirkan baik karena (1) tidak ada
episode depresif, manik, atau campuran mayor yang terjadi bersamaan dgn gejala
fase aktif; maupun (2) jika episode mood terjadi selama fase aktif, durasi totalnya
tidak disebabkan efek fisiologis langsung suatu zat (contoh obat yang
gangguan autistik atau gangguan komunikasi lainnya dengan onset pada masa
waham atau halusinasi yang prominen selama setidaknya satu bulan (atau kurang
negatif (misal penarikan sosial, afek tumpul dan hilangnya minat/kesenangan) dan
baru ini menemukan bahwa dimensi gejala skizofrenia terdiri dari gejala-gejala
yang lebih dominan. Dalam karyanya yang berjudul Dementia Praecox and
hilangnya empati yang sering didapati klinisi ketika berhadapan dengan pasien
gejala halusinasi dan waham sebagai tujuan utama pengobatan skizofrenia, telah
mengarah pada kurang dikenalinya dan kurangnya tata laksana untuk gejala-gejala
gejala positif. Satu-satunya pengenalan gejala negatif yaitu dalam bentuk suatu
afek tumpul atau datar. Akumulasi dari penelitian John Strauss, William
Carpenter, T.J.Crow, Nancy Andreasen dkk selama tahun 1970 dan 1980
mengarah pada pengenalan peran gejala-gejala negatif pada skizofrenia, dan afek
yang datar ditambahkan ke dalam kriteria diagnostik skizofrenia pada DSM III-R.
Pada DSM IV-TR gejala-gejala negatif yang tampak dalam bentuk pendataran
afek, alogia dan anhedonia menjadi bagian dari gejala-gejala khas yang harus ada
skizofrenia. Hal ini mencerminkan bahwa gejala-gejala negatif telah ada namun
hipoaktivitas glutamatergik.7
negatif primer dan sekunder. Gejala-gejala negatif primer merupakan gejala inti
seperti efek samping obat, kekerasan, deprivasi sosial akibat hospitalisasi atau
psikotik.8
afek tumpul. Kurangnya stimulasi pada lingkungan yang miskin dapat mengarah
sosial.1
11
paling sedikit, sehingga seorang pasien skizofrenia dengan gejala negatif primer
negatif yang multipel dan anamnesis yang teliti membuktikan bahwa gejala-gejala
ini bertahan lama dan tidak disebabkan oleh penyebab sekunder maka suatu
primer, yaitu :
terjadi hanya dalam kaitannya dengan gejala-gejala positif dan terbatas hanya
pada periode sekitar eksaserbasi gejala psikotik dari suatu gangguan skizofrenia.
terjadi setelah episode psikotik dan hal itu merefleksikan deteriorasi dan
avolisi, anhedonia, afek tumpul, penarikan sosial, dan alogia. Gejala-gejala negatif
a. Avolisi
pada kenyataannya hal ini merupakan suatu patologi yang berbeda. Avolisi mirip
suatu defisit dalam kemampuan untuk bertindak dan apati merupakan hilangnya
perhatian terhadap sebuah ide atau tugas. Definisi avolisi dalam glosari DSM IV-
dan perawatan diri, serta secara serius mengganggu kemajuan pendidikan dan
b. Anhedonia
terdapat pada gangguan depresi. Cerita mengenai pesta makan junk food atau
14
merokok terus-menerus seharian karena hanya itu hal yang saya sukai untuk
c. Afek Tumpul
emosi. Afek tumpul merupakan prediktor penting dari gangguan fungsi pada
bahasa tubuh, prosodi, serta memahami sinyal-sinyal sosial ini juga terganggu.
Dalam glosari DSM IV-TR diistilahkan pendataran afek ( affect flattening ) dan
didefinisikan yaitu wajah orang tersebut tampak tidak bergerak dan tidak
responsif, disertai kontak mata yang kurang dan berkurangnya bahasa tubuh. Hal
ini lebih sering pada laki-laki, pada seseorang dengan onset penyakit yang dini,
pada seseorang dengan fungsi premorbid yang buruk, dan dapat memprediksi nilai
d. Penarikan Sosial
dorongan untuk bersosialisasi. Hal ini meliputi menurunnya hasrat untuk menjalin
relasi yang terbatas dengan keluarga dan teman, dan ketidakmampuan untuk
15
defisit dalam theory of mind, yang berarti kemampuan untuk memahami apa
yang mungkin orang lain pikirkan ketika sama-sama menyadari situasi yang ada.
e. Alogia
Alogia adalah penurunan dalam komunikasi verbal dan hal ini ditemukan
pada lebih dari 25 % pasien skizofrenia. Istilah alogia dipertimbangkan baik pada
hilangnya produksi verbal maupun pada defisit isi dengan volume kata-kata yang
normal, namun hanya hilangnya produksi verbal yang disebut sebagai gejala
terhadap respon, respon verbal yang pendek, dan jeda atau hilang sepenuhnya
produksi verbal yang spontan. Dalam DSM IV-TR alogia bermanifestasi sebagai
perhatian yang kurang dianggap suatu gejala negatif, namun hal ini tampaknya
menyatakan bahwa pasien tidak terlibat dalam kehidupan keluarga, namun mereka
negatif kecuali mereka cukup memiliki waktu untuk mengamati dan menanyakan
gejala negatif.
diambil dari 18 butir BPRS dan 12 butir Psychopatology Rating Schedule. PANSS
definisi rinci dari setiap butir gejala dan skala penilaian dari tidak ada hingga
sangat berat. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan adalah 35-50 menit
mengumpulkan informasi dari wawancara pasien dan umpan balik dari keluarga
atau petugas layanan kesehatan primer. PANSS terdiri dari 7 butir subskala
Subskala negatif secara spesifik memeriksa afek tumpul, penarikan emosi dan
dengan gambaran umum dan setiap domain dibagi ke dalam perilaku yang dapat
diamati (misalnya kurangnya perubahan intonasi, anergi) dan diukur dalam skala
6 poin (mulai dari tidak ada hingga berat). SANS merupakan instrumen yang
valid dan reliabel untuk membantu klinisi dalam memeriksa dan memisahkan
pasien skizofrenia.
gejala negatif : (1) komunikasi (2) emosi/afek (3) keterlibatan sosial (4) motivasi
dan (5) retardasi. Faktor-faktor ini, yang diperiksa melalui suatu wawancara
dalam waktu 15 hingga 20 menit. Axelrod dan Alphs menemukan bahwa penilai
level ahli setelah satu kali sesi pelatihan yang berdurasi 30 menit.
atau dengan mengurangi dosis antipsikotik yang digunakan hingga kadar yang
gejala negatif, diperlukan bukti lebih lanjut dari penelitian prospektif dengan skala
yang lebih besar sebelum kesimpulan definitif dapat diambil terkait manfaat dari
penyebab sekunder dari gejala-gejala negatif telah gagal maka pilihan terapi
farmakologi menjadi terbatas. Obat-obat antipsikotik yang ada saat ini tampaknya
inti. Namun demikian terdapat bukti bahwa pasien-pasien yang diobati dengan
19
sedang diteliti dalam percobaan klinis dengan skala besar. Beberapa obat yang
ditambahkan pada pengobatan dengan antipsikotik yang ada saat ini memperbaiki
dengan antipsikotik plus plasebo. Lebih jauh lagi suatu kecenderungan kuat untuk
perbaikan fungsi, seperti yang diukur dengan Personal and Social Performance
Scale, terlihat pada grup bitopertin. Sayangnya percobaan fase 3 dari bitopertin
memperbaiki baik gejala-gejala kognitif maupun negatif. Selain itu suatu ko-
fase 2 dan 3. Asam folat dan vitamin B12 memperbaiki gejala-gejala negatif,
namun respon pengobatan tergantung pada variasi genetik dalam absorpsi folat.
farmakoterapi saja. Pada beberapa percobaan acak dan rater-blind terdapat bukti
mengarah pada perbaikan faktor motivasi pada NSA. Perbaikan pada faktor ini
berpartisipasi dalam dunia di sekitarnya, merawat diri lebih teratur, dan lebih
mungkin untuk mencapai tujuan. Hal ini berarti bahwa perbaikan gejala-gejala
motivasi yang kurang, afek yang datar, dan kurangnya keterlibatan dalam aktivitas
karakter dari individu maka hal ini dapat mengurangi kemungkinan keluarga akan
BAB III
skizofrenia karena merupakan prediktor fungsi sosial yang paling signifikan. Oleh
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Seorang laki-laki (Tn.R), berusia 27 tahun, belum menikah, anak pertama dari 3
bersaudara, pendidikan terakhir SMP, suku Sunda, agama Islam, alamat Kab.
Bandung, tinggal dengan kedua orang tua beserta kedua orang adiknya, saat ini
tidak bekerja, datang ke IGD RSHS pada tanggal 28 Agustus 2014, dirawat di
No.RM 0001390508)
Lima bulan yang lalu pasien diputuskan oleh tunangannya secara sepihak
lewat telepon. Semenjak itu pasien tidak mau bekerja lagi sebagai kuli bangunan.
dirinya sendiri, tidak mau mandi, jarang bicara dan tidak mau makan. Pasien tidak
dibawa berobat.
Satu minggu yang lalu perilaku pasien semakin bertambah aneh. Pasien
menendang ayahnya tanpa alasan yang jelas. Pasien semakin sering bicara sendiri
dan marah-marah tanpa alasan yang jelas, hingga pasien mengamuk, membanting
berpostur kurus, berpakaian kotor, rambut panjang gimbal, kuku panjang dan
hitam, tampak sesuai umur; sikap terhadap pemeriksa tidak kooperatif; retardasi
Diagnosis Multiaksial:
Axis I : Skizofrenia YTT
Axis II : Belum ada diagnosis
Axis III : Tidak ada diagnosis
Axis IV : Masalah Relasi (dengan tunangan)
Axis V : GAF Scale saat masuk 50-41
GAF Scale 1 tahun terakhir 70-61
Rencana Terapi :
Umum : - Rawat inap di ruang Adenium
- Diet nasi biasa
Psikoterapi : - Psikoterapi suportif individu
Farmakoterapi : - Injeksi Olanzapin 10 mg 1x i.m selama 3 hari dilanjutkan
dengan Olanzapin tablet 10 mg 0-0-1 p.o
Follow-up :
Selama perawatan pasien menampilkan gejala-gejala negatif:
- afek tumpul (ditandai dengan kurangnya ekspresi wajah),
- kurangnya minat ( tampak dari terbatasnya pembicaraan dan perawatan diri yang
buruk),
- rapport yang buruk,
- penarikan sosial,
- kurangnya spontanitas dalam bicara (pasien hanya bicara ketika ditanya dan
jawaban pasien pendek-pendek)
25
PEMBAHASAN
Dari heteroanamnesis pada pasien ini didapatkan suaatu gejala-gejala
negatif pada fase prodromal, yaitu penarikan sosial (ditandai dengan mengurung
diri di kamar), avolisi dan apati (ditandai dengan perawatan diri yang buruk),
alogia (ditandai dengan jarang bicara). Pada fase aktif terdapat gejala positif yaitu
perilaku halusinasi (bicara sendiri, menendang ayahnya tanpa alasan yang jelas).
Selama perawatan di rs didapatkan gejala-gejala negatif yang lebih
menonjol berupa afek tumpul, kurangnya minat, rapport yang buruk, penarikan
sosial, kurangnya spontanitas dalam bicara.
Penatalaksanaan secara farmakologis pada pasien ini sudah tepat, yaitu
dengan pemberian antipsikotik atipikal olanzapin. Pada awal perawatan diberikan
injeksi olanzapin dengan pertimbangan adanya gejala-gejala agresifitas sebelum
pasien dibawa ke rs. Olanzapin termasuk antipsikotik atipikal yang memiliki kerja
baik untuk gejala-gejala positif maupun negatif.
.
26
DAFTAR PUSTAKA
http://www.minddisorders.com/Kau-Nu/Negative-
symptoms.html#ixzz3NqPUBXCp.
Benjamin SVA RP, editor. Kaplan & Sadock Comprehensive Text Book
6.
Association, 2013.
Research 2005;79:95-105.
Available from:
https://depressiontribunegrel.wordpress.com/2013/06/15/tools-to-assess-
negative-symptoms-in-schizophrenia/.