Referat GGN Waham Menetap Prof - Dr.jusuf Simbolon, SP - KJ (K)
Referat GGN Waham Menetap Prof - Dr.jusuf Simbolon, SP - KJ (K)
Referat GGN Waham Menetap Prof - Dr.jusuf Simbolon, SP - KJ (K)
DISUSUN OLEH :
MIA MAYA AZIZA
15360038
PEMBIMBING :
Prof. Dr. Jusuf Simbolon, Sp.K.J (K)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulisan makalah Gangguan Waham Menetap ini dapat
diselesaikan. Makalah ini diajukan untuk melengkapi tugas kepanitraan klinik
senior Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa FK Universitas Malahayati.
Di dalam makalah ini dipaparkan informasi mengenai pengertian gangguan
waham menertap sampai bagaimana menangani seseorang yang menderita
gangguan waham menetap tersebut sebagai materi khusus di bagian Ilmu
Kesehatan Jiwa FK Universitas Malahayati.
Akhir kata, apabila penulisan makalah ini banyak terdapat kesalahan,
penulis memohon maaf. Untuk itu, kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
menyempurnakan makalah ini.
(Penulis)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
waham menetap, wahamnya mungkin tidak dapat dipercaya, namun dapat terjadi
dikehidupan ini.5
1.2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Gangguan waham menetap adalah suatu gangguan psikiatrik dimana gejala
yang utama adalah waham.4
2.2 Epidemiologi
Pemeriksaan akurat tentang epidemiologi gangguan waham menetap
dihalangi oleh relatif jarangnya gangguan ini. Selain itu juga karena pasien
dengan gangguan waham menetap jarang mencari gangguan psikiater kecuali
bila dipaksa oleh keluarganya. Walaupun adanya keterbatasan tersebut,
literatur mendukung pendapat bahwa gangguan waham menetap, walaupun
merupakan suatu gangguan yang jarangm namun memang ada dalam populasi
dengan angka yang tidak tetap.4
Prevalensi terjadinya gangguan waham menetap di Amerika Serikat
berdasarkan DSM-IV-TR adalah sekitar 0,03%, dimana angka ini jauh
dibawah angka kejadian skizofrenia (1%) dan gangguan mood (5%).1,4
Insidensi tahunan gangguan waham menetap adalah 1 sampai 3 kasus baru
per 100.000 populasi, yaitu kira-kira 4% dari semua perawatan pertama
pasien psikiatrik. Usia rata-rata adalah kira-kira 40 tahun, tetapi rentang usia
untuk onsetnya adalah berkisar antara 18 tahun sampai 90 tahun. 4 Namun,
studi lain yang dilakukan di Spanyol pada tahun 2008 berdasarkan rekam
medis di suatu rumah sakit, mendapati 370 pasien yang dirawat, didiagnosa
dengan gangguan waham menetap, dimana ditemukan rata-rata usia pesien-
Etiologi
Etiologi dari gangguan waham menetap masih belum dikathui secara
pasti.4 Terdapat beberapa sangkaan mengenai terjadinya gangguan waham
menetap. Data yang paling mendukung berasal dari keluarga yang
melaporkan suatu peningkatan prevalensi terjadinya gangguan waham
menetap (4,8%), dimana gangguan waham menetap lebih sering terjadi pada
seseorang dengan riwayat keluarga menderita penyakit yang sama atau
menderita skizofrenia. Selain itu juga terdapat teori biologikal yang
menghubungkan kejadian gangguan wahan menetap akibat adanya
ketidakseimbangan neurotransmitter di otak.7,2
2.4
Gambaran Klinis
1. Status Mental
a.
Deskripsi Umum
Pasien biasanya berdandan dengan baik dan berpakian baik, tanpa
bukti adanya disintegritas nyata pada kepribadian atau aktifitas harian.
Tetapi pasien mungkin terlihat aneh, pencuriga atau bermusuhan.4
b.
c.
Gangguan Persepsi
Pikiran
Gangguan isi pikiran berupa waham merupakan gejala utama dari
gangguan ini. Waham biasanya bersifat sistematis dan karakteristiknya
adalah dimungkinkan.4
Kejujuran
Pasien dengan gangguan waham menetap biasanya dapat dipercaya
dalam informasinya.4
2.5 Tipe-Tipe
Terdapat beberapa tipe pada gangguan waham menetap, yaitu :
a.
b.
e.
bentuk yang tidak sesuai pada hidung, payudara), waham tentang bau
badan yang berasal dari kulit, mulut atau vagina, atau waham bahwa
bagian tubuh tertentu seperti usus besar, tidak berfungsi. Dapat terjadi
halusinasi taktil yang behubungan dengan tema waham, misalnya pasien
merasa ada merayap dibawah kulitnya.4
f.
g.
Unspecified Type
Pasien menunjukkan tema waham yang tidak memenuhi salah satu waham
diatas. Sebagai contoh misidentifikasi sindroma, seperti sindroma Capgras,
yaitu keadaan yang dikarakteristikan dimana pasien percaya bahwa
anggota keluarganya telah di gantikan dengan seorang penipu ulung.1,7
2.6
Diagnosis
Untuk mendiagnosa suatu gangguan waham menetap, dapat digunakan
kriteria berdasarkan DSM-IV-TR, yaitu4 :
A : Waham yang tidak aneh (yaitu melibatkan situasi yang terjadi didalam
kehidupan nyata, seperti sedang diikuti, diracuni, ditulari virus, dicintai
dari jarak jauh atau dikhianati oleh pasangan atau kekasih atau menderita
suatu penyakit) selama sekurangnya 1 bulan.
B : Kriteria A untuk skizofrenia tidak terpenuhi (pasein tidak menunjukkan
gejala halusinasi yang dominan, bicara terdisorganisasi, gejala negatif
seperti afek datar). Catatan : halusinasi taktil dan cium mungkin ditemukan
pada gangguan delusional jika berhubungan dengan waham.
C : Terlepas dari gangguan waham atau percabangannya, fungsi adalah
tidak terganggu dengan jelas dan perilaku tidak jelas aneh atau kacau.
D : Jika episode mood telah terjadi secara bersama-sama dengan waham,
lama totalnya adalah relatif singkat dibandingkan lama periode waham.
E : Gangguan adalah bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat
(misalnya obat yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu kondisi
medis umum.
From American Psychiatric Association : Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disodred, 4th Ed. Washington, DC : American
Psychiatric Association; 1994, with permission.
2.
Sebagai tambahan :
a.
2.8
Penatalaksanaan
Terdapat beberapa penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita
gangguan waham menetap, yaitu :
a.
mungkin
secara
bermakna
telah
memperngaruhi
Farmakoterapi
Antipsikotik telah digunakan sejak tahun 1970 sebagai pengobatan
gangguan waham menetap. Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa
Pimozide(Orap) mungkin efektif pada gangguan waham menetap tipe
somatik.4 Terapi kombinasi sering dilakukan, termasuk mengkombinasi
obat antipsikotik dengan antidepresan. Secara keseluruhan, penderita
gangguan waham menetap sangat berespon terhadap pengobatan
(antipsikosit) yang diberikan, dimana 50% dilaporkan sembuh dari
gejalanya, 90% menunjukkan adanya perubahan dari klinisnya.1
c.
Psikoterapi
Memberikan informasi dan edukasi yang benar mengenai penyakit
pasien, sehingga diharapkan keluarga dapat menerima
pasien dan
Prognosis
Gangguan waham menetap diperkirakan merupakan diagnosis yang cukup
stabil. Kurang dari 25% dari semua pasien gangguan waham menetap menjadi
skizofrenia. Kira-kira 50% psien pulih pada follow up jangka panjang, 20%
lainnya mengalami penurunan gejalanya dan 30% lainnya tidak mengalami
perubahan pada gejalanya.4
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
prognosa yang bisa dikatakan baik, karena jurang dari 50% penderitanya
dapat sembuh dengan follow up jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Grover, Sandeep, Nitin Gupta dan Suhendra Kumar Matto. 2005. Delusional
Disorder : An Overview. Diunduh dari : www.gjpsy.uni-goettingen.de.
Dibuka pada tanggal 1 Januari 2015
4.
5.
6.
Maslim, Rusli. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PPDGJ III. Jakarta : PT.Nuh Raya
7.
Sadock, Benjamin J, Virginia A. Sadock dan Pedro Ruiz. 2009. Kaplan &
Sadocks : Comprehensive Textbook of Psychiatry Volume 1 Ninth Edition.
Philadelphia : Lippincot Williams & Wilkins