Sejarah Akuntansi Syariah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

Sejarah Akuntansi Syariah

Diajukan untuk memenuhi Tugas Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah


Dosen: Bapak Bambang Waluyo, S.E., Ak., M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok 2

Anisa Rahmah Pratiwi 4415020003


Gledis Angrayni Mustari 4415020029
Meiftino Femiliana 4415020035

Kelas BS 4B
Program Studi Keuangan dan Perbankan Syariah
Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Jakarta


Jl. Siwabessy, Kampus UI Depok, Jawa Barat, Indonesia
Telepon: 021-7270036, 021-7270044
Angkatan 2015/2016

Sejarah Akuntansi Syariah | 1


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan karunia ilmu yang
telah dianugerahkan, sehingga tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Sejarah Akuntansi Syariah dengan baik. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah, yaitu
membuat makalah sederhana mengenai sejarah perkembangan akuntansi syariah dan
sejarah perkembangan akuntansi syariah di Indonesia.

Dalam penulisan makalah ini, tidak akan berhasil tanpa adanya campur tangan
dari berbagai pihak, oleh karena itu tim penulis hendak mengucapkan terimakasih
kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa,

2. Orang tua tim penulis yang telah memberikan dukungan doa,

3. Bapak Bambang Waluyo, S.E., Ak., M.Si., selaku dosen pembimbing Akuntansi
Lembaga Keuangan Syariah kelas BS 4B, dan

4 Seluruh teman Politeknik Negeri Jakarta, yang tak kenal lelah memberi
semangat dan motivasi, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tim penulis dalam menyusun laporan penelitian ini menyadari bahwa, Tak ada
gading yang tak retak, begitupun dalam menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu
tim penulis menerima masukan dan saran dari para pembaca sebagai bahan
pembelajaran untuk kesempurnaan makalah ini.

Depok, 26 Februari 2017

Tim Penulis

Sejarah Akuntansi Syariah | I


Sejarah Akuntansi Syariah | 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar . I

Daftar Isi .. II

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah .. 1

1.3 Tujuan Penulisan .... 2

BAB II ISI . 3

2.1 Dasar Hukum Akuntansi Syariah ...... 3

2.2 Sejarah Munculnya Akuntansi Syariah ..... 3

2.3 Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah pada


Zaman Islam ... 5

2.4 Jenis Laporan Keuangan Akuntansi Syariah ... 9

2.5 Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia .. 11

BAB III PENUTUP . 14

3.1 Kesimpulan . 14

Daftar Pustaka ... 15

Sejarah
Sejarah Akuntansi
Akuntansi Syariah
Syariah | 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti yaitu bagian dari ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hukum alam dan perhitungan yang
bersifat memiliki kebenaran absolut. Sebagai ilmu yang bersifat akumulatif, maka setiap
penemuan metode baru dalam akuntansi akan menambah dan memperkaya ilmu
tersebut. Penemuan metode terbaru dalam akuntansi senantiasa mengalami penyesuian
dengan kondisi setempat, sehingga dalam perkembangan selanjutnya, ilmu akuntansi
cenderung menjadi bagian dari ilmu social (social science), yaitu bagian dari ilmu yang
mempelajari fenomena keadaan masyarakat dengan lingkungan yang bersifat lebih
relatif.

Akuntansi dalam islam merupakan alat (tool) untuk melaksanakan perintah


Allah SWT. dalam QS. Al Baqarah ayat 282, yakni melaksanakan pencatatan dalam
melakukan transaksi usaha. Implikasi lebih jauh adalah keperluan terhadap suatu sistem
pencatatan tentang suatu hak dan kewajiban, pelaporan yang terpadu dan komprehensif.
Islam memandang akuntansi tidak sekedar ilmu yang bebas nilai untuk melakukan
pencatatan dan pelaporan saja, tetapi juga sebagai alat untuk menjalankan nilai-nilai
islam sesuai ketentuan syariah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat
diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa dasar hukum dari akuntansi syariah?


2. Bagaimana sejarah munculnya akuntansi syariah?
3. Bagaimana sejarah perkembangan akuntansi syariah pada zaman islam?
4. Apa saja jenis laporan keuangan akuntansi syariah?
5. Bagaimana sejarah perkembangan akuntansi syariah di Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan

Sejarah Akuntansi Syariah | 1


Dari rumusan masalah yang disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan yang
ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah dapat menjelaskan tentang:

1. Dasar hukum dari akuntansi syariah.


2. Sejarah munculnya akuntansi syariah.
3. Sejarah perkembangan akuntansi syariah pada zaman islam.
4. Jenis laporan keuangan akuntansi syariah, dan
5. Sejarah perkembangan akuntansi syariah di Indonesia.

Sejarah Akuntansi Syariah | 2


BAB II
ISI

2.1 Dasar Hukum Akuntansi Syariah

Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al


Quran, Sunnah Nabawiyyah, Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas
(persamaan suatu peristiwa tertentu), dan Uruf (adat kebiasaan)
yang tidak bertentangan dengan Syariat Islam. Kaidah-kaidah
Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik khusus yang membedakan
dari kaidah Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah
sesuai dengan norma-norma masyarakat islami, dan termasuk disiplin
ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat
penerapan Akuntansi tersebut.[1]

2.2Sejarah Munculnya Akuntansi Syariah

Akuntansi merupakan salah satu profesi tertua di dunia. Ketika masyarakat


sudah mengenal perdagangan, maka mereka juga mengenal konsep nilai dan system
moneter. Akuntansi sudah dikenal sejak jaman prasejarah, yaitu mulai kerajaan
Babilonia (4500 SM), Firaun Mesir dank ode-kode Hammurabi (2250 SM) dengan
ditemukannya kepingan pencatatan akuntansi di Syria Utara.

Bapak akuntansi modern adalah Luca Paciolli. Beliau menemukan persamaan


akuntansi pertama kalinya pada tahun 1494 dalam bukunya Summa de Arithmetica
Geometria et Proportionalita (A Review of Arithmetic, Geometry, and Proportions). Di
dalam buku tersebut beliau menjelaskan tentang double entry book keeping sebagai
dasar perhitungan akuntansi modern, termasuk pencatatan, penjurnalan, dan semua
kegiatan akuntansi yang dikenal sekarang ini. Bapak Luca Paciolli mengakui bahwa apa
yang ditulisnya dalam buku tersebut merupakan apa yang sudah terjadi di Venice sejak
satu abad sebelumnya. Jadi, Luca Paciolli bukan sebagai penemu double entry book

Sejarah Akuntansi Syariah | 3


keeping karena pertama kali yang melakukan pencatatan double entry book keeping
adalah Bendahara kota Massri pada tahun 1340.

Sistem double entry book keeping pertama kali ditulis oleh Benedetto Cotrugli
yang pada saat itu berprofesi sebagai seorang pedagang dalam sebuah buku berjudul
Della Mercatua e del Mercate Perfetto pada tahun 1458 namun diterbitkan pada
1573. Menurut Hendriksen dalam bukunya Accounting Theory, dia beranggapan
bahwa tulisan Arab sangat berperan dalam perkembangan ilmu akuntansi. Hal itu berarti
bahwa di Arab sudah mengenal metode pencatatan akuntansi.

Seiring dengan majunya peradaban sosial Arab pada waktu itu, turut mewarnai
perkembanganya ilmu pengetahuan lainnya seperti ilmu matematika, ilmu kedokteran,
ilmu kimia dan sebagainya yang lahir dari ilmuwan-ilmuwan muslim. Pada masa itu
terbentuklah juga sebuah informasi yang baik dengan para pedagang muslim yang
merupakan hasil pemikiran dari imuwan-ilmuwan muslim. Penyebaran informasi
mengenai IPTEK yang terjadi di Arab menarik perhatian ilmuwan Eropa untuk
melakukan perjalanan ke Timur Tengah untuk belajar disana.

Pada abad ke 9 hingga 10 SM, ditemukan bahwa para ilmuwan-ilmuwan muslim


telah menyusun apa yang telah ditulis oleh Luca Paciolli. Kemiripan tersebut antara lain
adalah sebagai berikut:

Tahun Luca Paciolli Islam


In the Name of God Bismillah (dengan nama Allah)
Client Mawla
Cheque Sakk
Separate Sheet Waraka Khidma
Closing Book Yutbak
622 M Journal Jaridah
750 M Receivable-Subsidiary Ledger Al Awraj
750 M General Journal Daftar Al Yawmiah
750 M Journal Voucher Ash Shahad
Abad 8 M Collectible Debt Arraej Menal Mal
Uncollecetible Debt Munkaser Menal Mal
Doubful, difficult, complicated Al Mutaakhher wal Mutahyyer
debt

Sejarah Akuntansi Syariah | 4


Auditing Hisab
Chart of Account Sabh Al asha

(Sumber: Siswantoro, 2003)

2.3 Perkembangan Akuntansi Syariah

A. Zaman Awal Perkembangan Islam


Pendeklarasian negara islam di Madinah (tahun 622 M atau bertepatan
dengan tahun 1 H) didasari oleh konsep bahwa seluruh muslim adalah
bersaudara tanpa memandang ras, suku, warna kulit dan golongan, sehingga
seluruh kegiatan kenegaraan dilakukan secara bersama dan gotong-royong di
kalangan para muslimin. Hal ini dimungkinkan karena negara yang baru saja
berdiri tersebut hampir tidak memiliki pemasukan ataupun pengeluaran.
Muhammad Rasulullah SAW bertindak sebagai seorang Kepala Negara yang
juga merangkap sebagai Ketua Mahkamah Agung, Mufti Besar, dan
Panglima Perang Tertinggi juga penanggung jawab administrasi negara.
Bentuk sekretariat negara masih sangat sederhana dan baru didirikan pada
akhir tahun ke 6 Hijriyah.

Telah menjadi tradisi bahwa bangsa Arab melakukan dua kali


perjalanan kafilah perdagangan, yaitu musim dingin dengan tujuan
perdagangan ke Yaman dan musim panas dengan tujuan ke Asy-Syam
(sekarang Syria, Lebanon, Jordania, Palestina dan Esrael). Perdagangan
tersebut pada akhirnya berkembang hingga ke Eropa terutama setelah
penaklukan Mekah.

Dalam perkembangan selanjutnya, ketika ada kewajiban zakat dan


ushr (pajak pertanian dari muslim), dan perluasan wilayah sehingga dikenal
adanya jizyah (pajak perlindungan dari non muslim) dan kharaj (pajak
pertanian dari non muslim), maka Rasul mendirikan Baitul Maal pada awal
abad ke-7. Konsep ini cukup maju pada zaman tersebut dimana seluruh
penerimaan dikumpulkansecara terpisah dengan peminpin negara dan baru

Sejarah Akuntansi Syariah | 5


akan dikeluarkan untuk kepentingan negara. Walaupun disebutkan
pengelolaan Baitul Maal masih sederhana, tetapi nabi telah menunjuk
petugas qadi, ditambah para sekretaris dan pencatat administrasi
pemerintahan. Mereka ini berjumlah 42 orang dan dibagi dalam empat
bagian yaitu: sekretaris pernyataan, sekretaris hubungan dan pencatatan
tanah, sekretaris perjanjian, dan sekretaris peperangan.

B. Zaman Empat Khalifah


Pada pemerintahan Abu Bakar, pengelolaan baitul maal masih sangat
sederhana dimana penerimaan dan pengeluaran dilakukan secara seimbang
sehingga hampir tidak pernah ada sisa.
Perubahan sistem administrasi yang cukup signifikan dilakukan di era
kepemimpinan Khalifah Umar bin Khatthab dengan memperkenalkan istilah
Diwan oleh Saad bin Abi Waqqas (636 M). Asal kata Diwan dari bahasa
Arab yang merupakan bentuk kata benda dari kata Dawwana yang berarti
penulisan. Diwan dapat diartikan sebagai tempat di mana pelaksana duduk,
bekerja dan di mana akuntansi dicatat dan disimpan. Diwan ini berfungsi
untuk mengurusi pembayaran gaji.
Khalifah Umar menunjuk beberapa orang pengelola dan pencatat dari
Persia untuk mengawasi pembukuan baitul maal. Pendirian Diwan ini
berasal dari usulan Homozon-seorang tahanan Persia dan menerima islam-
dengan menjelaskan tentang sistem administrasi yang dilakukan oleh Raja
Sanian (Siswanto, 2003). Ini terjadi setelah peperangan Al-Qadisiyyah-
Persia dengan panglima perang Saad bin Abi Waqqas yang juga sahabat
nabi, Al-Walid bin Mughirah yang mengusulkan agar ada pencatatan untuk
pemasukan dan pengeluaran negara.
Hal ini kembali menunjukkan bahwa akuntansi berkembang dari suatu
lokasi ke lokasi lain sebagai akibat dari hubungan anatar masyarakat. Selain
itu, baitul maal juga sudah tidak terpusat lagi di Madinah tatapi juga di
daerah-daerah taklukan islam. Pada Diwan yang dibentuk oleh Khalifah
Umar terdapat 14 departemen dan 17 kelompok, di mana pembagian
departemen tersebut menunjukkan adanya pembagian tugas dalam sistem
keuangan dan pelapora keuangan yang baik. Pada masa itu istilah awal

Sejarah Akuntansi Syariah | 6


pembukuan dikenal dengan jarridah atau menjadi istilah journal dalam
bahasa inggris yang berarti berita. Di Venice istilah ini dikeal dengan sebutan
zournal.
Fungsi akuntansi telah dilakukan oleh berbagai pihak dalam islam seperti:
Al-Amel, Mubashor, Al-Kateb, namun yang paling terkenal adalah Al-Kateb
yang menunjukkan orang yang bertanggung jawab untuk menuliskan dan
mencatat informasi baik keuangan maupun non keuangan. Sedangkan untuk
khusus akuntan dikenal juga dengan nama Muhasabah/Muhtasib yang
menunjukkan orang yang bertanggung jawab melakukan perhitungan.
Muhtasib adalah orang yang bertaggung jawab atas lembaga Al-Hisba.
Muhtasib bisa juga menyangkut pengawasan pasar yang bertanggung jawab
tidak hanya masalah ibadah. Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa Muhtasib
adalah kewajiban publik. Muhtasib bertugas menjelaskan berbagai tindakan
yang tidak pantas dalam berbagai kehidupan.
Muhtasib memiliki kekuasaan yang luas, termasuk pengawasan harta,
kepentingan sosial, pelaksanaan ibadah pribadi, pemeriksaan transaksi
bisnis. Akram Khan memberikan 3 kewajiban Muhtasib, yaitu:
1. Pelaksanaan hak Allah termsuk kegiatan ibadah: shalat, pemeliharaan
masjid.
2. Pelaksanaan hak-hak Masyarakat: perilaku di pasar, kejujuran bisnis.
3. Pelaksanaan yang berkaitan dengan keduanya: menjaga kebersihan jalan
dll.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa akuntansi islam adalah menyangkut


semua aspek kehidupan yang lebih luas tidak hanya menyangkut praktek
ekonomi dan bisnis sebagaimana dalam sistem kapitalis. Akuntansi islam
sebenarnya lebih luas dari hanya perhitungan angka, informasi keuangan
atau pertanggungjawaban. Dia menyangkut semua penegakan hukum
sehingga tidak ada pelanggaran hukum baik hukum sipil maupun hukum
yang berkaitan dengan ibadah.

Pengembangan lebih konprehensif mengenai baitul maal dilanjutkan


pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib. Pada masa pemerintahan beliau,
sistem administrasi baitul maal baik ditingkat pusat dan lokaltelah berjalan
baik serta terjadi surplus pada pada baitul maal dan dibagikan secara

Sejarah Akuntansi Syariah | 7


proporsionalsesuai tuntutan Rasulullah. Adanya surplus ini menunjukkan
bahwa proses pencatatan dan pelaporan telah berlangsung dengan baik.

Istilah dalam sistem pembukuan pada laporan keuangan syariah pada saat itu:

1 Al-jaridah, merupakan buku untuk mencatat transaksi yang dalam bahasa Arab
berarti Koran atau jurnal. Al-jaridah dibagi menjadi 4, yaitu :
a Jaridah Al-kharj, digunakan untuk berbagai jenis zakat.
b Jaridah Annafakat, digunakan untuk mencatat jurnal pengeluaran.
c Jaridah Al-maal, digunakan untuk mencatat jurnal pendanaan yang berasal dari
penerimaan dan pengeluaran zakat.
d Jaridah Al-musadereen, digunakan untuk mencatat jurnal pendanaan khusus
berupa perolehan dana dari individu yang tidak harus
taat dengan hukum Islam seperti orang nonmuslim.
2 Daftar Al Yaumiah, digunakan sebagai dasar untuk pembuatan Ash-Shahed (voucher
jurnal). Al Yaumiah dibagi menjadi dua, yaitu :
a Daftar Attawjihat, buku untuk mencatat anggaran pembelanjaan.
b Daftar attahwilat, buku untuk mencatat keluar masuknya dana antara wilayah
dan pusat pemerintahan.

Beberapa jenis laporan keuangan di antaranya adalah :

1 Al Khitmah, merupakan laporan yang dibuat setiap akhir bulan yang menunjukkan
total penerimmaan dan pengeluaran. Selain digunakan untuk laporan bulanan
pemerintahan, juga bisa digunakan untuk pedagang muslim guna mengetahui
keuntungan sebagai dasar perhitungan zakat.
2 Al Khitmah Al Jameeah, merupakan laporan yang disiapkan oleh Al Khateb (orang
yang bertanggung jawab untuk mencatat informasi baik keuangan maupun
nonkeuangan) tahunan dan diberikan kepada atasannya.
3 Bentuk perhitungan dan laporan zakat akan dikelompokkan pada lapoaran
keuangan terbagi dalam 3 kelompok, yaitu :
a Ar-Raj Minal Mal (yang dapat tertagih)
b Ar-Munkasir Minal Mal (piutang tidak dapat tertagih)
c Al Mutaadhir Wal Mutahayyer wal Mutaakkid (piutang yang sulit dan piutang
bermasalah sehingga tidak tertagih)

2.4 Jenis Laporan Keuangan Akuntansi Syariah

1 Al - Khitmah

Sejarah Akuntansi Syariah | 8


Merupakan laporan yang dibuat setiap akhir bulan yang menunjukkan
total penerimaan dan pengeluaran.Al Khitmah juga dlam Bahasa arab berarti :
lengkap atau akhir,dan dapat juga disiapkan pada akhir tahun.Al Khitmah
walaupun biasa digunakan untuk laporan bulanan pemerintah juga biasa
digunakan oleh para pedagang muslim dengan tujuan untuk mengetahui
besarnya keuntungan sebagai dasar penghitungan zakat
2 Al - Khitmah Al Jameeah
Merupakan laporan yang disiapkan oleh Al Khateb tahunan dan
diberikan kepada atasannya (Al Mawafaka - Penerima) berisi: Pendapatan,
beban, dan surplus/deficit setiap akhir tahun .Al Khitmah Al Jameeah dalam
Bahasa arab berarti laporan akhir yang lengkap.

Sejarah Akuntansi Syariah | 9


Bentuk Al Khitmah Al Jameeah (Lasheen,1973) adalah sebagai berikut :

` Al Khitmah Al Jameeah
Untuk Penerimaan dan Pengeluaran
Selama periode Muharram s.d. Dzulhijjah Tahun H
Disiapkan oleh Dibantu oleh Diperiksa oleh Disetujui
Sumber Dana oleh.
a. Pendapatan pada Periode Berjalan
b. Pajak dari sejak tanggal..
xxxx
c. Pendapatan Lain xxxx
Sub total xxxx

Ditambah
a. Sisa dari periode yang lalu
xxxx
b. Penjualan xxxx
c. Rekonsiliasi dan denda xxxx
d. Pinjaman xxxx
e. Pemindahan dana
xxxx
f. Tagihan yang tidak dapat tertagih
xxxx
Al Fadalakah (total)
xxxx

Penggunaan Dana
a. Transfer ke Dewan lain xxxx

Bentuk perhtungan dan laporan zakat akan dikelompokkan pada laporan


keuangan terbagi dalam 3 kelompok ,yaitu :

Ar Raj Minal Mal (yang dapat tertagih)


Ar Munkasir Minal Mal (Piutang tak dapat tertagih)
Al Mutaadhir Wal Mutahayyer wal Mutakkid (piutang yang sulit dan
piutang bermasalah sehingga tak dapat tertagih)

Pada perhitungan zakat ,utang diklasifikasikan menjadi tiga berdasarkan


kemampuan bayar,yaitu:

1 Arrej Minal Maal (collectible debts)


2 Al Munkase Minal Mal (uncollectable debts)

Sejarah Akuntansi Syariah | 10


3 Al Mutaadher wal Mutahayyer (complicated atau doubtful debts)

2.5 Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia

Perkembangan akuntansi syariah di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari proses


pendirian Bank Syariah. Pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan
landasan awal diterapkannya ajaran Islam menjadi pedoman bermuamalah. Pendirian ini
dimulai dengan serangkaian proses perjuangan sekelompok masyarakat dan para
pemikir Islam dalam upaya mengajak masyarakat Indonesia bermuamalah yang sesuai
dengan ajaran agama. Kelompok ini diprakarsai oleh beberapa orang tokoh Islam,
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), serta Majelis Ulama Indonesia (MUI)
yang pada waktu itu, sekitar tahun 1990.

Setelah didirikannya bank syariah, terdapat keganjilan ketika bank membuat


laporan keuangan. Dimana pada waktu itu proses akuntansi belumlah mengacu pada
akuntansi yang dilandasi syariah Islam. Maka selanjutnya munculah kebutuhan akan
akuntansi syariah Islam. Dan dalam proses kemunculannya tersebut juga mengalami
proses panjang.

Berdirinya bank syariah tentunya membutuhkan seperangkat aturan yang tidak


terpisahkan, antara lain, yaitu peraturan perbankan, kebutuhan pengawasan, auditing,
kebutuhan pemahaman terhadap produk-produk syariah dan Iain-Iain. Dengan demikian
banyak peneliti yang meyakini bahwa kemunculan kebutuhan, pengembangan teori dan
praktik akuntansi syariah adalah karena berdirinya bank syariah. Pendirian bank syariah
adalah merupakan salah satu bentuk implementasi ekonomi Islam.

Dengan demikian, berdasarkan data dokumen, dapat diinterpretasikan bahwa


keberadaan sejarah pemikiran tentang akuntansi syariah adalah setelah adanya standar
akuntansi perbankan syariah, setelah terbentuknya pemahaman yang lebih konkrit
tentang apa dan bagaimana akuntansi syariah, dan terbentuknya lembaga-lembaga yang
berkonsentrasi pada akuntansi syariah. jadi secara historis, sejak tahun 2002 barulah
muncul ide pemikiran dan keberadaan akuntansi syariah, baik secara pengetahuan
umum maupun secara teknis. Sebagai catatan, IAI baru membentuk Komite Akuntansi
Syariah di Indonesia.

Sejarah Akuntansi Syariah | 11


PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH DI INDONESIA
(Wiroso. 2011)

1. Periode sebelum tahun 2002


Walaupun Bank Muamalat sudah beroperasi sejak tahun 1992
namun sampai dengan tahun 2002 belum ada PSAK (Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan) yang mengatur, sehingga pada
periode ini masih mengacu pada PSAK 31 tentang Akuntansi
Perbankan walaupun tidak dapat dipergunakan sepenuhnya
terutama paragraf paragraf yang bertentangan dengan prinsip
syariah seperti perlakuan akuntansi untuk kredit. Selain itu juga
mengacu pada Accounting Auditing Standard for Islamic Financial
Institition yang disusun oleh Accounting and Auditing Organization
for Islamic Financial Institution, suatu badan otonom yang didirikan
27 maret 1991 di Bahrain.

2. Periode tahun 2002 - 2007


Pada periode ini, sudah ada PSAK 59. Tentang Akuntansi Perbankan
Syariah. Yang dapat digunakan sebagai acuan akuntansi untuk
Bank Umum Syariah, Bank Perkreditran Rakyat Syariah dan kantor
cabang syariah sebagaimana tercantum dalam ruang lingkup PSAK
tersebut.

3. Tahun 2007- sekarang


Pada periode ini DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan)
mengeluarkan PSAK syariah yang merupakan perubahan dari PSAK
59. KDPPLSK (Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah ) dan PSAK syariah, digunakan baik oleh entitas
syariah maupun entitas konvensional yang melakukan transaksi
syariah baik sektor publik maupun sektor swasta.
Dengan demikian, saat ini di Indonesia selain memiliki PSAK
Syariah juga ada Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) konvergensi
IFRS, SAK ETAP (Entitas Tanpa Akuntansi Publik) yang diluncurkan

Sejarah Akuntansi Syariah | 12


secara resmi pada tanggal 17 juli 2009dan Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa adanya
akuntansi syariah memiliki 2 alasan utama, yaitu : suatu tuntutan
atas pelaksanaan syariah dan adanya kebutuhan akibat pesatnya
pertumbuhan perkembangan transaksi syariah.

Sejarah Akuntansi Syariah | 13


BAB III
KESIMPULAN

Sejarah Akuntansi Syariah | 14


DAFTAR PUSTAKA

Sejarah Akuntansi Syariah | 15

Anda mungkin juga menyukai