RMK TA Manajemen Laba
RMK TA Manajemen Laba
RMK TA Manajemen Laba
A. Review Jurnal
1. Judul Jurnal
Judul dari penelitian ini adalah ANALISIS PENGARUH UKURAN
PERUSAHAAN DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2006-2008) yang diteliti oleh
Restie Ningsaptiti.
2. Latar Belakang Masalah
Manajemen laba muncul sebagai dampak masalah keagenan yang terjadi
karena adanya ketidakselarasan kepentingan antara pemegang saham (principal) dan
manajemen perusahaan (agent). Sebagaimana diungkapkan oleh Veronica dan
Bachtiar (2004) corporate governance adalah salah satu cara untuk mengendalikan
tindakan oportunistik yang dilakukan manajemen. Ada empat mekanisme corporate
governance yang dapat digunakan untuk mengatasi konflik keagenan, yaitu
meningkatkan kepemilikan manajerial, meningkatkan kepemilikan institusional,
komisaris independen dan komite audit (Andri dan Hanung, 2007).
Penerapan corporate governance secara konsisten yang berprinsip pada
keadilan, transparansi, akuntanbilitas, dan pertanggungjawaban terbukti dapat
meningkatkan kualitas laporan keuangan. Dengan adanya prinsip good corporate
governance tersebut diharapkan dapat menjadi penghambat aktivitas rekayasa kinerja
yang mengakibatkan laporan keuangan tidak mengambarkan nilai fundamental
perusahaan.
Penelitian ini berusaha menyelidiki adanya praktik manajemen laba serta
menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti konsentrasi
kepemilikan, ukuran perusahaan, dan mekanisme corporate governance. Selain itu,
penelitian ini juga menambahkan variabel komite audit sebagai proksi mekanisme
corporate governance karena dalam penelitian Wilopo (2004) variabel ini ditemukan
berhubungan secara signifikan dengan manajemen laba.
3. Rumusan Masalah
Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba?
Apakah mekanisme corporate governance (konsentrasi kepemilikan, komposisi dewan
komisaris, spesialisasi industri KAP dan komposisi komite audit) berpengaruh terhadap
manajemen laba?
4. Landasan Teori
Teori Keagenan (Agency Theory)
Perspektif agency theory merupakan dasar yang digunakan untuk memahami corporate
governance. Menurut Jensen dan Meckling (1976) agency theory adalah sebuah kontrak
antara manajer (agent) dengan pemilik (principal). Agar hubungan kontraktual ini dapat
berjalan dengan lancar, pemilik akan mendelegasikan otoritas pembuatan keputusan kepada
manajer. Perencanaan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan manajer dan
pemilik dalam hal konflik kepentingan inilah yang merupakan inti dari agency theory.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi-
transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan ini
dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya oleh pemilik perusahaan serta sebagai laporan kepada pihak-
pihak diluar perusahaan.
Laba
Chariri dan Ghozali (2003) menyatakan bahwa laba adalah laba akuntansi yang merupakan
selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Menurut Statement of Financial Accounting
Concept (SFAC) No. 1, informasi laba memiliki manfaat dalam menilai kinerja manajemen,
membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang,
memprediksi laba dan menaksir risiko dalam investasi.
Corporate Governance
Good corporate governance adalah sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti
sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi
tercapainya tujuan perusahaan. Sedangkan tujuan dari good corporate governance adalah
untuk menciptakan nilai tambah (value added) bagi semua pihak yang berkepentingan
(stakeholders).
Manajemen Laba
Pengertian manajemen laba oleh Scoot (2000) adalah sebagai pemilihan kebijakan akuntansi
oleh manajer. Scoot mengungkapkan terdapat dua cara untuk memahami manajemen laba.
Pertama, sebagai perilaku oportunistik manajemen untuk memaksimumkan utilitasnya dalam
menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan biaya politik. Kedua, memandang
manajemen laba dari perspektif kontrak efisien, dimana manajemen laba memberi manajer
suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi
kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam
kontrak.
5. Metode Penelitian
6. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini
disebabkan karena perusahaan besar biasanya memiliki peran sebagai pemegang
kepentingan yang luas sehingga lebih diperhatikan oleh masyarakat. Akibatnya,
perusahaan akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan untuk
menghasilkan laporan yang akurat.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa konsentrasi kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Ini
artinya kepemilikan institusional maupun manajerial tidak mampu mengurangi
aktivitas manajemen laba.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa komposisi dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba, berarti banyaknya jumlah anggota komisaris independen dalam perusahaan
belum berhasil mengurangi manajemen laba yang terjadi.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa spesialisasi
industri auditor berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba karena KAP
yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama, akan memiliki pemahaman
yang lebih dalam tentang resiko audit khusus yang mewakili industri tersebut.
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa komposisi dewan
komite tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini berarti komite
audit yang diukur dari persentase jumlah anggota komite audit yang berasal dari luar
perusahaan belum dapat mengurangi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak
manajemen dalam suatu perusahaan.