Pelaporan Keuangan Tanpa Regulasi
Pelaporan Keuangan Tanpa Regulasi
Pelaporan Keuangan Tanpa Regulasi
Oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
1
Teori legitimasi, stakeholder teori dan teori kelembagaan berasal dari
teori ekonomi politik. Ekonomi politik adalah kerangka social, politik dan
ekonomi dimana kehidupan manusia berlangsung (gray, owen & adams 1996,
hal.47) masalah ekonomi tidak dapat diselidiki tanpa adanya mempertimbangkan
kerangka politik. Social dan kelembagaan dimana kegiatan ekonomi berlangsung.
Laporan perusahaan tidak dianggap netral dan tidak bias, tetapi produk dari
pertukaran antara perusahaan dan lingkungannya.
Gray mendefinisikan ekonomi politik sebagai kerangka pikir yang
mengkaitkan masalah sosial, politik dan ekonomi. Masalah ekonomi tidak dapat
dipisahkan tanpa memperhatikan masalah sosial. Dengan menggunakan ekonomi
politik seorang peneliti dapat memperhatikan isu-isu (sosial) yang lebih luas yang
berdampak pada perusahaan, dan informasi apa yang harus diungkapkan.
Pengungkapan mempunyai kapasitas untuk menyalurkan makna-makna sosial,
politik, dan ekonomi bagi pembaca laporan yang plural. Terdapat 2 aliran teori
ekonomi politik, yaitu :
1. Teori ekonomi politik klasik
Berkaitan dengan karya-karya marx yang mempertimbangkan kepentingan
kelas, konflik structural, ketidakadilan dan peran negara. Laporan akuntansi
dan pengungkapan adalah suatu cara mempertahankan posisi disukai orang-
orang yang mengendalikan sumber daya yang langkah. Teori ini focus pada
konflik structural dalam masyarakat.
2. Teori ekonomi politik bourgeois
Tidak secara explicit mempertimbangkan konflik structural dan perjuangan
kelas namun prihatin dengan interaksi antara kelompok-kelompok didunia
yang pada dasarnya pluralistic. Legistimasi teori dan stakeholder teori berasal
dari cabang ini. Teori ini tidak mempertanyakan atau mempelajarin struktur
kelas dalam masyarakat.
2
pengungkapan memiliki kapasitas untuk mengirimkan makna social, politik dan
ekonomi untuk satu set penerima laporan yang pluralistik.
3
bergeser dengan memperhitungkan factor-faktor social (social dimentions)
terhadap stakeholder, baik internal maupun external. Stakeholder adalah semua
pihak baik internal maupun external yang memiliki hubungan baik bersifat
mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung
oleh perusahaan. Dengan demikian, stakeholder merupakan pihak internal
maupun external, seperti : pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat sekitar,
lingkungan internasional, lembaga di luar perusahaan (LSM dan sejenisnya ),
lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja lingkungan perusahaan, kaum
minoritas dan lain sebagainya yang keberadaannya sangat menpengaruhi dan
dipengaruhi perusahaan.
Batasan stakeholder tersebut di atas mengisiaratkan bahwa perusahaan
hendaknya memperhatikan stakeholder, karna mereka adalah pihak yang
mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung atas
aktivitas serta kebijakan yang diambil dan dilakukan perusahaan. Jika perusahaan
tidak memperhatikan stakeholder bukan tidak mungkin akan menuai protes dan
dapat mengeliminasi legitimasi stakeholder. Berdasarkan pada asumsi dasar
stakeholder theory tersebut, perusahaan tidak dapat melepaskan diri dengan
lingkungan social (social setting) sekitarnya. Perusahaan perlu menjaga legitimasi
stakeholder serta mendudukkannya dalam kerangka kebijakan dan pengambilan
keputusan, sehingga dapat mendukung dalam pencapaian tujuan perusahaan, yaitu
usaha dan jaminan going concern.
1.3. Institutional Theory
Institutional Theory atau Teori Institusional memberikan penjelasan
tentang mengapa organisasi cenderung untuk mengambil karakteristik dan bentuk
yang sama. Bentuk organisasi cenderung kearah beberapa bentuk homogenitas
menyimpang. Akan memiliki masalah mendapatkan atau mempertahankan
legitimasi. Memberikan perspektif garis untuk kedua teori legistimasi dan teori
stakeholder.
Terdapat 2 dimensi utama dari teori institusional, yaitu :
1. Isomorphism
Tiga perbedaan dalam proses isomorphism diantaranya:
Isomorfisme koersif (Paksaan)
4
Muncul di mana organisasi mengubah praktik kelembagaan
mereka karena tekanan dari para stakeholder di mana organisasi
bergantung. Terkait dengan cabang manajerial teori stakeholder
karena stakeholder yang kuat mungkin memiliki harapan yang
sama organisasi lain, akan cenderung sesuai dalam praktek di
seluruh organisasi.
Isomorfisme Mimetic ( yang meniru-niru)
Organisasi sering menyalin praktek organisasi lain untuk
keunggulan kompetitif dan untuk mengurangi ketidakpastian.
Organisasi dalam sector tertentu mengadopsi praktek-praktek yang
serupa dengan yang diadopsi oleh organisasi terkemuka
meningkatkan persepsi para pemangku kepentingan eksternal dari
legitimasi organisasi. Tanpa tekanan koersif dari para stakeholder,
itu akan menjadi tidak mungkin bahwa aka nada tekanan untuk
meniru orang lain.
Isomorfisme Normatif
Merupakan tekanan dari kelompok norma untuk mengadopsi
praktek-praktek kelembagaan tertentu. Kelompok-kelompok
tertentu dengan pelatihan tertentu akan cenderung untuk
mengadopsi praktek-praktek serupa ketidakpatuhan dapat
mengakibatkan sanksi yang dikenakan oleh kelompok.
Hasil dari isomorfisma, diantaranya :
Kecenderungan struktur perusahaan yang sama dan proses.
Proses isomorfik tidak lantas membuat organisasi lebih efisien.
Dalam prakteknya tidak mudah untuk membedakan antara tiga
jenis isomorfisma.
Strategi mungkin lebih lanjut tentang show atau bentuk, bukan
tentang substansi.
2. Decoupling
Meskipun manajer mungkin akan melihat perlu dilihat untuk mengadopsi
struktur dan praktek-praktek tertentu. Praktik organisasi yang sebenarnya
bisa sangat berbeda dari sanksi formal dan diucapkan secara terbuka
proses dan praktek.